Steffi terduduk disamping Iqbaal diatas rooftop. Ini adalah hari kedua Steffi sekolah di SMA Persada, dan dengan seenak jidatnya Iqbaal menyuruhnya bolos. Tapi apa yang bisa Steffi lakukan untuk menolaknya? Steffi terlalu takut pada Iqbaal. Jadi Steffi hanya menurut. Padahal disini pun, Steffi hanya diam tanpa ada pembicaraan apapun atau mengerjakan sesuatu.
"Bal" panggil Steffi ragu
Iqbaal hanya berguman. Karna fokusnya hanya pada ponsel yang kini ia genggam.
"Gue ke kelas ya? Ini hari kedua gue sekolah disini. Masa udah bolos." Ucap Steffi memelas, berharap Iqbaal mengasihaninya.
Iqbaal berdecak, "biasa aja kali. Lo gak akan dikeluarin juga bolos pelajaran"
"Disini juga kan gue gak ngapa-ngapain" protes Steffi dengan wajah kesal.
"Ya terus? Gue kan minta elo temenin gue disini." Iqbaal menatap Steffi dengan senyum miring. Senyum yang cukup mengerikan untuk Steffi.
Steffi menunduk, enggan melihat senyum mengerikan itu.
Iqbaal berdecak kesal, "Lo kenapa sih nunduk mulu? Muka gue lebih ganteng kali dari pada sepatu lo!" Ucap Iqbaal dengan dengusan kesal.
"Gapapa" jawab Steffi pelan. Wajahnya masih menunduk, masih enggan untuk menatap wajah mengerikan Iqbaal.
Hening.
"Lo pindahan dari Pelita kan?" Tanya Iqbaal dan menyimpan ponselnya didalam saku lalu menatap Steffi dengan alis terangkat.
Steffi mengangguk, "iya."
Tubuh Steffi mulai rileks dan Steffi hanya menatap lurus kedepan. Menatap jutaan gedung yang mencakar langit disinari mentari pagi kota Jakarta.
"Lo kok tau sih?" Lanjut Steffi mulai merasa bingung.
"Pikun! Lo yang nimpuk gue pake gayung ditoilet!" Sentak Iqbaal dengan dengusan sebal.
Steffi sedikit berfikir, dan ia ingat. Iqbaal itu laki-laki yang mengetuk pintu kamar mandi wanita dan mengatai Steffi itu gila. Dan Steffi pernah memukul kepala Iqbaal dengan gayung. Pantas saja, saat pertama kali melihat Iqbaal, Steffi merasa familiar dengan wajahnya. Tapi masalahnya sekarang, apa Iqbaal akan balas dendam?
Steffi meringis, "maaf."
"Gapapa, gue lagi baik sekarang. Tapi nanti, gue akan balas dendam akan hal itu." Ucap Iqbaal santai.
Tubuh Steffi menegang seketika, lengannya meremas erat rok abu-abu yang ia kenakan.
Iqbaal terkekeh melihat Steffi yang terlihat ketakutan, "santai aja kali. Gue gak akan makan lo hidup-hidup."
Steffi hanya tersenyum tipis disaat wajahnya benar-benar pucat.
"By the way, lo kenapa nangis waktu itu?" Tanya Iqbaal.
Steffi menggeleng, "gapapa."
"Gue tebak boleh gak?"
"Terserah."
"Pasti gara-gara pacar lo suka sama cewek lain, atau karna pacar lo selingkuh?" Tebak Iqbaal.
Steffi segera menolehkan wajahnya, menatap Iqbaal dengan tatapan kaget, "lo kok tau?"
Iqbaal mengangkat bahunya sombong, "analisa gue aja."
Keadaan kembali hening. Steffi tidak banyak bicara, dan Iqbaal juga hanya menatap langit berwarna biru dengan gumpalan awan sebagai pemanisnya.
"Bal" panggil seorang laki-laki dibelakang sana.
Steffi dan Iqbaal menoleh bersamaan kebelakang, ada dua orang laki-laki yang kini melangkah mendekati keduanya.
"Widih, bahagia banget hidup lo bolos sama yang bening-bening." Ucap laki-laki bertubuh gempal.
Steffi yang merasa risih hanya menunduk, berusaha untuk tidak peduli.
"Babu baru gue nih." Ucap Iqbaal.
Steffi mendelik sebal pada Iqbaal. Sementara Iqbaal hanya mengangkat alisnya santai dengan senyum menyebalkan.
"Gila, cakep begini lo jadiin babu? Mending buat gue aja." Ucap laki-laki yang menurut Steffi cukup tampan, "nama lo siapa? Gue Aldi." Lanjutnya lagi dengan tangan terulur.
Steffi tersenyum tipis, "Steffi." Ucap Steffi tanpa membalas uluran tangannya.
Laki-laki bertubuh gempal yang melihat itu pun tertawa terbahak, "mampus lo Di, sok kegantengan sih."
Aldi tidak menanggapi ucapan sahabatnya itu, "lo anak baru ya?"
Steffi mengangguk.
"Pantesan, gue gak pernah liat lo sebelumnya. Lo pindahan dari mana?" Tanya Aldi.
"SMA Pelita."
"Wah? Kenal Salsha gak?" Tanya Aldi antusias.
Steffi mengerutkan alisnya bingung dan mengangguk, "Salsha sahabat gue."
"Oh lo yang waktu itu berantem sama Bella bukan?" Pekik Aldi lagi.
Steffi mengangguk, "lo Alvaro Maldini?" Tebak Steffi
Aldi mengangguk antusias, "lo tau darimana?"
"Salsha sering cerita tentang lo."
"Wah? Dia cerita apa aja?"
Steffi dan Aldi terus berbicara tanpa menghiraukan Iqbaal dan laki-laki bertubuh gempal yang menatap mereka dengan wajah heran.
"Steffi, lo kenal Nadine gak?" Tanya laki-laki bertubuh gempal, memotong pembicaraan Steffi dengan Aldi
Steffi menoleh dan mengangguk, "kenal, tapi kita gak deket."
Laki-laki itu mengangguk, "lo udah tau nama gue?" Tanyanya.
Steffi menggeleng
"Gue Kiki."
Steffi tersenyum dan mengangguk, "gue Steffi."
"Udah tau, gue kan gak budek waktu lo ngomong tadi."
Steffi hanya tersenyum canggung dan kembali menatap Aldi.
"Salsha sempet cerita lo pernah ngajak dia jadian." Ucap Steffi.
Aldi mengangguk, "terus?"
"Ya dia gak mau, abisnya lo nembak kayak cuma bercanda, itu juga lewat Line."
Aldi mengangguk, "iya, gue emang cuma tes dia doang, gue pengen tau respon dia kayak gimana. Kalo responnya positif, gue bakal nembak dia langsung. Tapi ternyata respon dianya kayak gitu. Gue jadi ragu."
"Salsha itu suka sama lo. Tapi dia gengsian orangnya."
Aldi tersenyum, "masa sih?"
"Dia gak pernah bilang sih kalo dia suka sama lo. Tapi gue tau, karena buat apa dia ceritain lo setiap hari, sampe kuping gue pengang rasanya."
Aldi mengangguk, "thanks ya Steff infonya. Gue jadi punya semangat lagi buat deketin Salsha."
Steffi mengangguk, "jangan sakitin sahabat gue."
"Tenang aja."
"Asik banget lo berdua." Ucap Iqbaal yang sedari tadi diam seraya bangkit, "kita kekantin Steff," lanjut Iqbaal dan menarik lengan Steffi untuk menjauh dari teman-temannya.
"Iqbaal sialan! Gue belum selesai ngomong sama Steffi." Teriak Aldi.
Iqbaal tidak menghiraukan teriakan Aldi, hanya menggenggam erat lengan Steffi.
"Cemburu lo ya?" Teriak Kiki dengan tawaan kencangnya.
Lengan Iqbaal yang bebas mengepal dan menunjukan kepalan tangannya itu pada kedua temannya dibelakang sana tanpa menoleh.
Steffi yang mendengar kata 'cemburu' itu hanya diam. Entah kenapa, jantungnya berpacu dengan cepat.
"Apaan sih Steff? Lo baru kenal sama dia. Gak mungkin lo suka sama cowok kayak dia."
Bersambut...
Vote dan komentarnya guys. Kalo suka diadd kereading list kalian, ya. Jangan lupa follow penulisnya hehe.
Baca juga cerita lain saya, cari di works ya.
Salam, Erna🌸