True Angel ✔️

By scarlettkid

151K 20K 3.6K

[ COMPLETED ] Min Yoongi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak dari kelas sebelah, Son Seungwan. Sej... More

02 - Bioskop
03 - Keputusan
04 - Dua Pihak
05 - Hari Libur
06 - Valentine
07 - Ulang Tahun
08 - Hilang
09 - Bandara
10 - Kembali
11 - Sakit
12 - Cemburu
13 - Turnamen
14 - Ketahuan
15 - Emosi
16 - Say Yes
17 - Perubahan
18 - Bersama
19 - Hukuman
20 - Daegu
21 - Mark
22 - Semester Baru
23 - Perjuangan
24 - Adrenalin
25 - Dukungan
26 - Pilihan
27 - Toronto
28 - Kerja Keras
29 - Argumen
30 - Selesai
31 - Bagian yang Hilang
32 - Reuni
33 - Deklarasi
34 - Terakhir
35 - From Scarlettkid

01 - Pindah Kelas

15.3K 1.1K 162
By scarlettkid

Min Yoongi bukan tipe laki-laki yang malas pergi sekolah saat semester dua baru saja dimulai. Laki-laki dengan wajah datar dan tatapan dingin itu bersikap normal seperti biasanya. Pergi ke sekolah dan belajar hanya untuk mendapat nilai di atas rata-rata. Main basket sepulang sekolah hanya untuk meningkatkan kebugaran. Mendengarkan lagu di rumah hanya untuk memenuhi hasratnya.

Pagi ini adalah hari pertama masuk sekolah di semester dua setelah liburan akhir tahun. Suasana kelas seperti biasa, tidak ada yang berubah, tidak ada yang istimewa. Min Yoongi meletakkan tas di atas mejanya dan mulai sibuk dengan ponselnya.

"Suga," sapa seseorang yang duduk di depannya, Im Jaebum. "Liburan lu ke mana aja?"

"Ke Daegu," jawab Min Yoongi cepat. Di sekolah dia biasa dipanggil Suga. "Lu ke mana?"

"Gua bantuin Mark ngurusin pindahannya ke Amerika," sahut Jaebum membuat Min Yoongi tersedak. Padahal dia sedang tidak minum apapun tapi entah kenapa dadanya terasa sesak. "Lu pasti seneng kan?"

Mark Tuan adalah anak kelas sebelah yang memang berasal dari Amerika. Min Yoongi hanya pernah melihat Mark saat sedang bermain basket. Mereka juga pernah bertanding beberapa kali tapi jarang sekali berbicara satu sama lain.

"Seneng ngapain? Kenal aja kaga sama itu orang," Min Yoongi berhenti bermain dengan ponselnya. "Tapi serius itu anak udah pindah ke Amerika?"

"Ya masa gua bohong," Jaebum tersenyum pahit.

Bel sekolah berbunyi dan wali kelas mereka masuk ke dalam kelas. Murid-murid kelas Min Yoongi sudah memasang wajah serius karena wali kelas mereka mungkin menyampaikan beberapa hal terkait semester ini di mana mereka harus lebih serius. Sebentar lagi angkatan Min Yoongi akan menjadi senior di sekolah. Ya, kurang lebih 6 bulan lagi.

"Seperti yang kalian tahu... Mark Tuan dari kelas sebelah sudah pindah ke Amerika," ujar wali kelas mereka membuat Min Yoongi kaget bukan main. Kenapa orang seperti Mark sampai dibahas di kelas mereka? "Dan sekolah kita akan kedatangan murid pindahan besok. Masalahnya murid itu ingin berada di kelas ini. Karena itu ibu butuh satu orang dari kelas ini yang mau dipindahkan ke kelas sebelah."

Murid-murid kaget bukan main. Kelas sebelah kehilangan Mark Tuan tapi justru kelas mereka yang mendapatkan murid pindahan. Dan sebagai gantinya salah satu murid dari kelas mereka harus pindah ke kelas sebelah untuk mengisi kursi kosong Mark Tuan.

"Siapa yang bersedia?" tanya wali kelas menatap wajah muridnya satu per satu. Tidak ada yang berbicara. Kelas seketika hening. Mereka juga tidak mau jika ditunjuk wali kelas untuk pindah.

"Saya bu,"

Suara itu berasal dari Min Yoongi. Ya, laki-laki itu sudah mengangkat tangan kanannya setinggi mungkin agar satu kelas bisa melihat dengan jelas bahwa Min Yoongi lah yang bersedia pindah ke kelas sebelah.

"Suga bersedia? Kalau begitu cepat kemas barangmu dan ikut ibu ke ruang guru ya, kita urus berkas kamu," ujar wali kelas diikuti anggukan Min Yoongi.

Min Yoongi dengan sigap memasukkan barang-barang di lokernya ke dalam tas. Ia juga tidak lupa membersihkan meja sebelum meninggalkan kelas.

"Ga, lu serius?" tanya Jaebum masih tidak percaya. "Gila ya lu, tega ninggalin gua di sini."

"Ntar juga ketemu di lapangan basket," jawab Min Yoongi cepat.

"Jangan bilang gara-gara Son—"

"Diem!" seru Min Yoongi membuat seisi kelas menoleh kembali padanya. Ia memutuskan untuk segera pergi dan menghampiri wali kelas yang sudah menunggunya di luar kelas.

Sesampainya di ruang guru, Min Yoongi bertemu dengan wali kelas barunya, yang mengurus murid-murid kelas sebelah. Ia juga ditanya apa keberatan jika duduk di bangku paling belakang dan Min Yoongi menjawab tidak.

Sial, Jaebum.

Alasan Min Yoongi pindah sebenarnya cukup bodoh. Ia hanya ingin berada sekelas dengan gadis yang disukainya yaitu Son Seungwan. Waktu di sekolah tinggal satu setengah tahun lagi dan sebelum lulus Min Yoongi ingin sekali melihat Son Seungwan dari jarak dekat. Pindah kelas adalah salah satu cara karena sekolah ini tidak akan merubah susunan murid kelas selama 3 tahun.

Min Yoongi pertama kali bertemu Son Seungwan saat hari pertama masuk sekolah. Gadis itu memungut ponselnya yang terjatuh dan menyerahkan ponsel itu pada Min Yoongi dengan senyuman termanisnya. Hanya itu saja Min Yoongi ingin mengenal Son Seungwan lebih jauh. Tapi selama ini tidak ada kesempatan.

"Suga, ikut saya," ujar wali kelas barunya. Min Yoongi mengangguk dan dengan patuh mengikuti wali kelas ke kelas barunya. Di luar Min Yoongi mungkin tampak cuek dan tidak peduli tetapi di dalam ia sudah panik luar biasa. Ia juga takut menyesali keputusannya untuk pindah kelas.

Pintu kelas terbuka dan murid-murid kelas XI - 2 memperhatikan wali kelas serta Min Yoongi dengan serius. Seakan-akan berkata mengapa murid kelas XI - 1 mengekori wali kelas mereka. Tapi Min Yoongi benar-benar tidak peduli dengan murid-murid lain kecuali Son Seungwan.

Bidadari bernama Son Seungwan sedang sibuk mengerjakan sesuatu di mejanya. Ia satu-satunya orang yang tidak memperhatikan wali kelas yang baru saja masuk. Ia juga seakan-akan tidak peduli dengan kehadiran Min Yoongi. Ya, minus satu poin untuk Min Yoongi karena tidak berhasil mendapat perhatian bidadarinya.

"Ini teman kalian yang baru, Min Yoongi. Mulai hari ini ia akan belajar di XI - 2. Bapak harap kalian semua bisa menerima Min Yoongi sebagai keluarga baru kalian," ujar wali kelas memecah keheningan. Lalu wali kelas memberi isyarat pada Min Yoongi untuk berbicara.

"Panggil aja Suga, yang udah kenal panggil apapun terserah," kata Min Yoongi dengan matanya yang masih tertuju pada Son Seungwan. Bahkan saat ia memperkenalkan diri pun gadis itu tidak memperhatikannya.

Swag.

Benar-benar tipe Min Yoongi.

Di kelas ada beberapa orang yang sudah mengenal Min Yoongi. Ada Kim Namjoon yang juga teman main basketnya. Ada Jackson Wang, anak dari pemilik sekolah sekaligus tetangga Min Yoongi. Kim Jongin, pujaan banyak gadis. Park Jinyoung, anggota organisasi sekolah. Oh Sehun, si kaya raya yang tidak tertandingi setelah Mark Tuan pergi ke Amerika. Beberapa perempuan yang sering dibicarakan Jaebum juga ada. Kang Seulgi, Jung Krystal, Lee Mijoo, dan masih banyak yang tidak bisa Min Yoongi ingat.

"Bangkumu di sebelah Son Seungwan,"

Min Yoongi terkejut bukan main mendengar kalimat dari wali kelasnya. Ia daritadi memperhatikan Son Seungwan tanpa menyadari bahwa bangku di sebelah gadis itu memang kosong. Kalau begitu dulu bangku itu adalah milik Mark Tuan.

Dengan santai ia berjalan menuju bangkunya. Jantungnya daritadi berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia mendapat tempat paling spesial di dunia yaitu di sebelah bidadari bernama Son Seungwan. Akhirnya ia tiba di tempat duduknya, mengeluarkan beberapa alat tulis sampai seseorang yang duduk di depannya memberinya sebuah kertas.

"Jadwal pelajaran XI - 2 buat lu," ujar laki-laki berwajah tengil itu. "Gua ketua kelas, Nam Joohyuk. Punya ID LINE kaga?"

"Thanks," jawab Min Yoongi datar. "Punya, buat apaan?"

"Gua invite ke grup kelas lah, biar cepetan kenal juga," jawab Joohyuk santai.

Mampus.

Min Yoongi juga tidak sadar jika ia masuk kelas ini itu artinya ia akan berada di grup yang sama dengan Son Seungwan. Ia juga bisa tahu akun line gadis pujaannya. Dan lebih bagusnya lagi ia bisa beberapa kali ngobrol dengan Son Seungwan lewat line.

Setelah memberikan ID LINE pada Joohyuk, Min Yoongi mengikuti pelajaran pertamanya di kelas XI - 2. Sesekali ia memperhatikan Son Seungwan. Gadis pujaannya benar-benar serius memperhatikan penjelasan guru dan mencatat dengan baik. Min Yoongi sadar Son Seungwan bisa menulis, mendengar, dan melihat secara bersamaan. Gila. Benar-benar swag.

"Wendy, tadi terakhir bapaknya bilang apaan sih?" gadis yang duduk di depan Son Seungwan membalikkan badan untuk bertanya pada Son Seungwan. Min Yoongi tahu kalau gadis itu bernama Kang Seulgi.

"Oh ini, lihat aja catatanku," ujar Son Seungwan sambil menyerahkan catatannya.

"Makasih Wendy," kata Seulgi.

What? Wendy?

Setelah menyukai Son Seungwan selama satu setengah tahun, ini pertama kalinya dia tahu bahwa bidadari miliknya biasa dipanggil dengan sebutan Wendy di kelas. Dalam hati Min Yoongi merasa lega. Dia bisa disangka aneh oleh bidadarinya kalau tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan Seungwan.

Di pelajaran selanjutnya, Min Yoongi menerima notifikasi kalau ia baru saja diundang di grup kelas XI - 2. Joohyuk rupanya bekerja sangat cepat. Kelas XI - 2 berisi 30 orang, semua lahir di tahun 1993 dan 1994. Ia merasa malas menghapal semua anggota kelas tapi ia sangat senang saat melihat nama bidadarinya berada di grup yang sama dengannya.

"Suga,"

"Hmm?" Min Yoongi menoleh ke asal suara dan ternyata yang memanggilnya adalah Son Seungwan.

"Suga," panggil Seungwan sekali lagi.

"Ya?" Min Yoongi menjawab dengan nada dingin. Kebiasaannya sejak dulu. Tapi kali ini berbeda. Di dalam hati dia sudah berteriak.

"Kita satu kelompok nih. Tugas Bahasa Inggris. Nanti istirahat kita bahas ya?" tanya Seungwan diikuti senyumannya.

Min Yoongi tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya. Senyuman bidadari pujaannya. Kalau saja di kelas ini hanya ada dirinya dan Seungwan, dia bisa saja langsung mencium bibir Seungwan. Tapi karena kelas sedang ramai dan Min Yoongi tidak bodoh, ia tetap diam.

"Iya Wendy," jawab Min Yoongi sewajar mungkin.

Duduk di bangku sebelah Son Seungwan artinya dia akan mengerjakan banyak tugas kelompok bersama Son Seungwan. Ini menjadi hari terbaik dalam hidupnya. Mengapa? Karena besok mungkin saja ia mati sebelum berangkat sekolah dan bertemu Seungwan lagi.

Istirahat pertama tiba dan Min Yoongi kembali bermain dengan ponselnya. Ia tidak punya masalah pergaulan jadi bisa dibilang ia sudah terbiasa dengan kelas barunya. Ya, kecuali tentang duduk di sebelah Son Seungwan berarti ia harus siap dipanggil oleh gadis itu kapan saja. Min Yoongi tidak tahu kapan jantungnya akan berhenti jika keadaan berlanjut seperti ini.

"Suga!" sapa Namjoon menghampirinya. "Nggak nyangka lu yang bakal ke kelas ini."

"Lu kaga suka?" tanya Min Yoongi diikuti tawa Namjoon.

"Kaga, gua suka. Selamat datang bro—"

"Suga," kata-kata Namjoon dipotong oleh suara Son Seungwan yang merdu bagaikan seruling. "Aku ke kantin dulu ya? Nanti kita bahas tugas kelompok."

Min Yoongi mengagguk cepat. Ia yakin Namjoon bisa melihat tubuhnya yang berubah kaku. Ia juga yakin Namjoon langsung mengerti situasi yang ada. Sial.

"Oh jadi... Gara-gara dia?" tanya Namjoon berusaha agar tidak membuat Min Yoongi marah. Ya, Min Yoongi termasuk orang yang gampang emosi. "Bilang dong kan gua bisa bantuin."

"Bantuin apaan?" tanya Min Yoongi datar.

"Eh pada ngumpul," yang berikutnya datang adalah Kim Jongin yang biasanya dipanggil Kai. "Bicarain cewek?"

"Lu kapan nembak Krystal?" tanya Joohyuk yang daritadi sudah berada di sana yang juga mendengar pembicaraan Min Yoongi dan Namjoon. "Lelah gua liat kalian pdkt-an mulu di kelas."

"Ntar lah kalau udah dapat izin dari kakaknya," jawab Kai santai. "Ya paling juga jawaban kakaknya 100% oke."

"Lu mau nembak Krystal apa kakaknya sih," sambung Wang Jackson. "Suga, met datang di kelas ya. Ntar grup kelas bakal bersalju nih tiap Suga muncul."

"Sialan," sahut Min Yoongi tapi ia sama sekali tidak marah.

"Jackson, bantuin Suga deketin cewek gih," ujar Namjoon semangat.

Min Yoongi ingin sekali rasanya menyuruh Namjoon diam tapi ia juga penasaran dengan jawaban Jackson. Wang Jackson adalah anak dari pemilik sekolah jadi ia bisa mendapat informasi tentang gadis pujaannya dengan mudah.

"Siapa?" tanya Jackson tidak kalah semangat.

"Wendy," jawab Namjoon dan semuanya memperhatikan Min Yoongi seakan tidak percaya.

"Serius?" tanya Jongin pada Min Yoongi. Dengan santai Min Yoongi mengangguk. "Susah deketinnya."

"Dia pilih-pilih?" tanya Min Yoongi tanpa sadar rasa penasarannya tidak bisa ditahan lagi.

"Kaga, bukan gitu maksud Kai," ujar Joohyuk. "Wendy tuh baik sama siapa aja. Mau cowok, mau cewek, dia kaga pilih-pilih temen. Di kelas dia bisa nyamperin siapa saja tanpa sungkan. Tapi dia kaga sombong. Dia juga kalau diajak pergi siapa pun mau. Dia juga pinter. Kaga pernah pelit bagi-bagi jawaban. Masalahnya ya cuma satu."

"Apaan?" tanya Min Yoongi tidak sabar.

"Dia misterius banget, Ga. Gua pernah coba deketin Wendy tapi kaga berhasil," lanjut Kai. "Kayaknya dia nganggap semua cowok itu sama kayak cewek, sama-sama enak dijadiin temen doang."

"Gua juga pernah deketin," kata Joohyuk. "Tapi ya gitu, gua bingung. Gua yakin dia peka banget. Udah coba segala macam cara buat bikin dia suka sama gua. Eh si Wendy kayaknya biasa aja."

"Gua juga pernah denger dari Hoseok. Katanya Wendy itu enak banget diajak curhat. Jadi dia pernah curhat masalah pacarnya ke Wendy. Tapi Wendy balesnya cuek gitu. Kayaknya dia kaga mau berurusan sama orang yang udah punya pacar," jelas Kai. "Udah itu cewek misterius banget di luar sekolah. Tapi dia sih orangnya baik."

"Dia juga kaga punya instagram," lanjut Joohyuk. "Snapchat, Path, Facebook, kaga punya semua. Makanya dia kaga terkenal di sekolah. Coba punya, mungkin yang ngantri buat dia bisa sepanjang tembok cina."

Min Yoongi mencerna kalimat-kalimat itu dengan seksama. Pikirannya sekarang benar-benar penuh dengan Son Seungwan. Ia tidak menemukan satu pun celah untuk mendekati gadis pujaannya.

"Tapi Wendy kan deket sama Mark?" tanya Jackson pada semuanya. "Kayaknya mereka udah sampai tahap hubungan tanpa status deh. Tinggal Mark nembak doang tapi keburu pindah ke Amerika."

"Lah? Kata lu Mark itu homo?" tanya Kai dengan nada bingung.

"Ya pokoknya gua tahunya itu. Mark suka sama Wendy, Wendy juga suka sama Mark. Tapi kaga bisa bersama. Sedih ye," jawab Jackson. "Tapi kalo lu serius mau deketin Wendy, gua bisa bantuin. Gua bisa buka komputer sekolah dan nyariin alamat, nomor telepon, nama orang tua, ulang tahun, golongan darah, dan lain-lain."

"Bolehlah," kata Min Yoongi datar tapi di dalam hati ia penuh harap.

"Ga, lu lebih ekspresif dikit napa. Datar amat. Pantes lu jomblo terus. Pada takut sama lu," ujar Namjoon sambil menepuk bahu Min Yoongi. "Kalau lu mau deketin Wendy mungkin lu bisa berhenti dulu jadi cowok manekin. Kode aja kaga bisa."

"Gua langsung bertindak, kaga pake ngomong," sahut Min Yoongi.

"Wih kalimat terpanjang Suga," kata Kai sambil tertawa. "Lagian kenapa sih lu bisa suka sama Wendy? Tapi ya gua juga dulu suka banget sama Wendy, cantik."

"Kepo," Min Yoongi tetap datar seperti biasa.

"Gara-gara seneng sama Wendy jadi rela pindah kelas. Suga, suga. Lu emang langsung bertindak ye kalau suka. Tapi kaga pernah ngajak ngomong Wendy selama satu setengah tahun," kata Jackson.

Monyet sialan.

"Suga,"

Seluruh indra Min Yoongi langsung tahu siapa yang memanggil. Beberapa meter dari tempatnya berkumpul bersama cowok-cowok kelas XI - 2, Son Seungwan berdiri memperhatikan.

Min Yoongi berjalan menuju Son Seungwan dengan wajar. Benar-benar wajar sampai ia sendiri yakin bahwa ia terlihat biasa saja. Seakan tidak menaruh hati pada Son Seungwan.

"Yuk bahas tugas kelompok. Kita disuruh review film sama guru. Kamu punya rekomendasi film yang bagus nggak? Mungkin kita bisa nonton bareng. Ah, atau kita ke bioskop aja ya? Kan enak sekalian jalan-jalan. Tapi terserah sih. Suga sukanya apa?"

Sukanya lu, Seungwan.

Min Yoongi tidak percaya Son Seungwan mengajaknya berbicara dengan sebutan aku-kamu. Terdengar indah. Min Yoongi benar-benar kecanduan. Ia juga tidak menyangka Son Seungwan benar-benar bawel. Benar-benar tipenya. Benar-benar bidadarinya.

"Bioskop," jawab Min Yoongi lalu ia sekilas bisa melihat rasa antusias di mata Seungwan.

"Beneran nonton bioskop? Aaaaaa seneng banget!" seru Seungwan ceria. "Aku lihat jadwal film dulu ya. Nanti pulang sekolah mau nggak? Kan lebih cepat lebih baik daripada tugas menumpuk hehe. Nggak nyangka ih kamu suka nonton bioskop. Suka jalan-jalan juga nggak? Soalnya habis ini kita bakal dapat banyak tugas kelompok, kan? Kita bakal sering loh sekelompok."

Min Yoongi ingin sekali mendorong Seungwan ke tembok agar mulut bawel gadis itu bungkam. Ia tidak tahan jika dibanjiri suara manis setiap detik. Jadi ini yang dimaksud teman-temannya kalau Son Seungwan adalah gadis ramah yang biasa mendekati siapa saja?

"Critical Eleven mau nggak Suga? Aku udah baca novelnya dan aku udah nunggu-nunggu film ini dari lama. Duh enak banget sekalian nonton sekalian ngerjain tugas hehe. Pulang sekolah nanti langsung nonton yuk?" tanya Seungwan lagi.

"Gua pulang sekolah ada basket," jawab Min Yoongi sewajar mungkin. Ya, sewajar mungkin. Ia sudah bisa mendengar teman-temannya sedang memperhatikan pembicaraan dirinya dan Seungwan.

"Aku tungguin deh," sahut Seungwan.

Hah?

"Lama Wen," kata Min Yoongi.

"Nggak papa yang penting kita nonton," kata Seungwan tidak mau kalah.

"Gua bakal cepet mainnya nanti," entah bagaimana Min Yoongi berjanji pada gadis pujaannya. Ia tidak mau membuatnya menunggu lama. Ia ingin sekali rasanya bolos datang ke basket tapi ini pertemuan pertama setelah libur panjang. Pembagian tim dan lain-lain.

"Iya. Tapi kita nonton ya setelah itu? Critical Eleven. Jam 5 sore. Buat tugas. Ya?" tanya Seungwan lalu tersenyum.

Min Yoongi hanya bisa mengangguk. Bel sekolah berbunyi tanda pelajaran selanjutnya akan dimulai. Ia kembali ke tempat duduk, membenamkan kepala di meja yang datar. Ia benar-benar tidak kuat. Bidadarinya begitu menggoda.

"Gimana?" tanya Joohyuk pelan.

"Capek," hanya itu yang keluar dari bibir Min Yoongi.

.

.

.

Selamat datang di True Angel, cerita tentang wendy dan suga. Yaampun ini pertama kalinya aku nulis cerita school-life dan takut banget karakternya bakal hancur semua. Di sini sifat Wendy dan Suga aku usahakan sama dengan aslinya ya. Wendy ceria, Suga dingin.

Terus mungkin yang bingung kenapa mereka bisa sekelas, pembagiannya kayak gini.

1991- 1992 liners: Kelas 3

1993 - 1994 liners: Kelas 2

1995 - 1996 liners: Kelas 1

Jadi nanti bakal banyak karakter yang keluar kok. Tenang saja hehehe. Oh ya aku juga buat cerita ini nggak dari sudut pandang Suga doang tapi nanti gantian Wendy. Aku ingin membuat cerita di mana Suga sebagai laki-laki bakal berjuang dapetin hati Wendy. Ya pokoknya gitu.

Sampai sini dulu sampai jumpa di part dua hehehe

Continue Reading

You'll Also Like

32K 3.1K 18
Hwang Sinb ingin situasi kembali seperti semula. Tapi tiba-tiba dia diharuskan tinggal di rumah Moonbin, membuatnya harus mengubur dalam-dalam perasa...
156K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
LOCO By azka

Fanfiction

779 113 32
Julian adalah seorang dokter hewan muda yang baru mulai bekerja di sebuah klinik. Sedangkan Ayu hanyalah seorang karyawan di cafe milik teman dekatnn...
506K 37.6K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.