Akankah Dia? [√]

De Aisyanadine

28.9K 1.9K 59

[COMPLETED] [#992] in fanfiction (10/5/2017) [#38] in Nrazka -Ari Irham fanfiction Ujungnya, bukan dengan sia... Mai multe

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Epilog
All Cast
Attention..!
Extra Part - Bahagia

Part 14

779 67 1
De Aisyanadine

Part 14

•°•

Sudah seminggu lebih semenjak (Namakamu) dan Ari keluar dari rumah sakit. Mereka berdua sudah sembuh. Tapi, tidak dengan masalah hati yang sedang mereka hadapi.

(Namakamu) sedang duduk santai di balkon kamar, dia masih menginap di rumah Dimas. Entah kapan orangtua nya kembali, sudah tidak terlalu ia fikirkan.

Sekarang pandangan (Namakamu) tertuju kepada sosok perempuan di depan pintu kamar yang terbuka.
Sepertinya dari wajah dan postur badan dia kenal siapa perempuan itu.

(Namakamu) segera bangkit dari duduknya lalu segera berjalan menghampiri perempuan itu.

"Rasyifa?!" ucap (Namakamu) tak percaya.

"Maafin gue, waktu itu gue cuekkin lo padahal lo gak punya salah apapun ke gue," ujar Rasyifa lirih.

"Iya Syif, santai aja gue udah maafin lo.."

Ucapan (Namakamu) membuat Rasyifa ambruk tak sadarkan diri membuat (namakamu) panik.

"Rasyifa bangun syif. Lo kenapa?" (namakamu) menepuk pipi rasyifa perlahan untuk menyadarkan nya.

Semua yang terjadi pada Rasyifa membuat (Namakamu) menjerit memanggil Dimas.

Dimas datang di hadapannya dengan raut muka penuh tanda tanya.

"Dimas cepetan siapin mobil atau panggilin ambulan! Gue gak mau terjadi apa-apa sama Rasyifa, dia tiba-tiba aja pingsan, Dim."
Jelas (Namakamu) panik.

Dimas mengangguk sambil menggendong tubuh Rasyifa untuk dibawa ke rumah sakit menggunakan mobilnya.

Sesampainya di rumah sakit, Rasyifa langsung dilarikan ke UGD karena kata dokter keadaannya lumayan parah.

Sedangkan (Namakamu) dan Dimas duduk di ruang tunggu sebab tak diperkenankan untuk masuk oleh dokter dan perawat.

"Gue takut terjadi apa-apa sama Rasyifa, Dim" ucap (Namakamu) sambil menggigit bibir bawahnya.

"Lo tenang aja (Nam), doain yang terbaik buat Rasyifa. Bentar lagi orang tua Rasyifa bakal dateng."

"Dim, (Nam) gimana keadaan Rasyifa?" tanya Ari yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

Kenapa harus Ari yang keliatan lebih khawatir?

Perasaan (Namakamu) serasa kembali teriris. Dia memang kelihatan egois, menganggap Ari sebagai hak miliknya. Padahal mereka tak memiliki hubungan.

Tapi apakah harus dia yang disalahkan? Kenapa tidak hatinya saja? Karena hatinya lah yang selalu memberontak untuk selalu memiliki Ari, memikirkan Ari, menyayangi Ari, mencintai Ari.

Juga melakukan berbagai aktivitas yang beralasan tentang cara mendapatkan Ari.

Bahkan sekarang yang paling (Namakamu) benci adalah rasa cemburu berlebihan yang sering dialaminya karena alasan Ari dekat dengan perempuan lain, memberi perhatian terhadap orang lain selain dirinya.

Dan pertanyaan yang lebih menyakitkan lagi saat hatinya bertanya.

Dapatkah Ari ia miliki?

Sudahlah, (Namakamu) sudah muak dengan keadaan seperti ini, saat dia harus melamun memikirkan semua tentang Ari tanpa henti. Sampai otak nya mulai sulit mencerna hal lain selain Ari.

"Rasyifa masih ditangani dokter Ri, tadi dia tiba-tiba pingsan gitu." jawab Dimas.

"Kenapa Rasyifa bisa kayak gitu?" tanya Ari lagi.

"Kita juga gak tau, entar aja kita tanya dokter." jawab Dimas kembali.

Ari mengangguk lalu duduk tepat di sebelah (Namakamu) dengan tangan yang terlihat mengepal.

Tak lama, kedua orangtua Rasyifa datang menghampiri mereka dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
Mereka bertiga bangkit dari duduk untuk menyalami orangtua Rasyifa.

"Gimana keadaannya Rasyifa?" tanya Mama Rasyifa khawatir.

"Kita juga belum tau gimananya tante, soalnya Rasyifa masih di ruangan UGD. Tadi itu rasyifa tiba-tiba pingsan." jelas (Namakamu) runtut tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Mama Rasyifa hampir saja jatuh, untungnya papa Rasyifa dengan sigap menuntun Mama Rasyifa untuk duduk di bangku kosong yang ada di hadapan (Namakamu), Ari, dan Dimas untuk menunggu penjelasan dari dokter tentang keadaan Rasyifa.

"Lo liat Azka?" tanya Ari pada (namakamu).

"G-gue gak nge liat Azka semenjak seminggu ini, Ri" jawab (Namakamu) sambil mengusap dahinya perlahan.

Ari bangkit dari duduknya lalu melangkah pergi entah kemana.

Seorang Dokter juga sudah keluar dari ruangan Rasyifa diikuti beberapa perawat, dan menghampiri orangtua Rasyifa dengan wajah murung.

"Bapak dan ibu bisa ikut saya sebentar? Ada yang mau saya bicarakan." ucap Dokter itu.

Kedua orangtua rasyifa mengangguk lemah lalu mengikuti Dokter itu dari belakang.

Jujur (Namakamu) cemas sekaligus penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi pada Rasyifa?
Lalu kemana Ari akan pergi?

(Namakamu) merasa jika saat ini hari-hari nya selalu di penuhi dengan pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawabkan.

Dia cuma ingin tahu kebenarannya, segalanya, sekalipun itu dapat membuatnya kecewa. (Namakamu) hanya tak ingin selalu dilandasi oleh rasa penasaran yang tak pernah usai.

Dimas merangkul tubuh (Namakamu) secara lembut.
Rangkulan yang membuat (Namakamu) dapat merasa sedikit tenang.

Deg

Seketika saja detak jantung gadis itu berpacu lebih cepat, lantas dia memegangi dadanya.

Ada apa ini? Kenapa debaran ini sama seperti saat dia sedang bersama Ari? Sebenarnya apa yang terjadi dengan perasaannya?

Segala pertanyaan kembali terlontarkan di dalam hati dan fikiran (Namakamu).

"(Nam)..."

Azka muncul secara tiba-tiba di hadapan (Namakamu) dan Dimas dipenuhi luka lebam di daerah wajah dan sekitar lengan. Mata Azka juga terlihat merah seperti menahan tangis.

Meringis, (Namakamu) bangkit dari duduknya untuk bertanya apa yang telah terjadi dengan Azka. Tapi, sebelum kalimat pertanyaan itu terlepas dari mulutnya Azka langsung memeluk tubuhnya erat.

Dimas terlihat memegang dadanya lalu pergi entah kemana.

Dimas kenapa?

Batin (Namakamu) bertanya-tanya, wajar (namakamu) selalu bersikap seperti ini.

"Azka..." (Namakamu) mulai buka suara.

"Gue mohon kali ini aja, gue pengen meluk lo." ujar Azka lemah.

"Azka lo kenapa?"

Pertanyaan (Namakamu) tak begitu dipedulikan cowok itu, Azka hanya diam lalu mulai melonggarkan pelukannya.

"Gue mau lo bantu gue" ucap Azka membuat kening (Namakamu) berlipat.

"Maksud lo apa?" tanya (Namakamu).

Azka tersenyum lalu menarik tangan (Namakamu) perlahan menuju suatu tempat.

Tempat ini kelihatan sepi hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang.

Azka mendudukkan (Namakamu) di sebuah kursi dan ikut duduk di sebelahnya.

"Gue mau peluk lo lagi"

Ucapan Azka membuat (namakamu) kembali mengheran.

Azka merentangkan tangannya untuk memeluk (Namakamu), lagi. Cowok itu seakan ingin memeluk (Namakamu) lebih lama lagi.

(Namakamu) hanya bisa diam, tak berkutik. Dia bingung dengan semua ini.

kenapa jantungnya tak berderu seperti saat berada di dekat Dimas atau Ari?

Segala pertanyaan yang terlintas membuat gadis itu menaruh rasa jengkel, jengkel sebab pertanyaan yang terlintas itu tak kunjung terjawab. Hanya berlalu bagai misteri.

"Azka udah ya..." ucap (Namakamu) perlahan karena tubuhnya terasa nyeri akibat pelukan erat Azka.

"Tapi gue masih mau peluk elo--"

"Azka gue gak mau jadi sorotan semua orang disini. Lagian gue mau jenguk Rasyifa sekarang, dan gue juga harus ngobatin luka yang ada di tubuh lo." jelas (Namakamu).

"Gue gak butuh perhatian dari lo (Nam)." seru Azka.

"Maksud lo apa Zka? Gue gak ngerti."

"Lo bakal ngerti saat lo tau semua yang udah terjadi" ujar Azka lalu beranjak dari duduknya.

Sekarang (Namakamu) semakin bertanya-tanya.

Tentang apa yang telah terjadi sejak kehadirannya, tentang perasaannya, juga tentang...

(Namakamu) segera mencekal tangan Azka untuk mencegah laki-laki itu menjauh sebelum semua pertanyaannya terjawab.

Azka yang merasa tangannya dicengkram, segera menghentikan langkah kakinya saat itu juga.

"Azka gue mau tanya sama lo dan gue minta lo jawab semuanya dengan jujur. Apa yang udah terjadi sebenernya?" tanya (namakamu) penuh interogasi.

"Gue gak bisa nge jelasin ini semua ke lo. Sesuai perjanjian gue dengan seseorang, lo bakal tau semua saat waktunya tiba..." dan Azka berlalu.








See you next part..

Jangan lupa vote dan comment nya !

Continuă lectura

O să-ți placă și

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
1M 86.8K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
119K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...