Part 12

857 72 1
                                    

Part 12

•°•

Sudah 2 jam lebih (Namakamu) dan Ari terbaring di atas brankar rumah sakit dengan keadaan tak sadarkan diri, mereka ditempatkan dalam satu ruangan yang sama dengan brankar yang bersebelahan.

Kelopak mata ari perlahan terbuka, dia sudah sadarkan diri. Sedangkan disekujur tubuhnya dipenuhi oleh luka lebam.

Ari melirik sana sini menerawang di mana keberadaannya.
Sosok (Namakamu) yang masih belum sadarkan diri di samping kanan brankar nya membuat pandangan matanya terhenti cukup lama.

Laki-laki itu mengepal kedua tangannya yang masih tertancap selang infus. Menatap (Namakamu) dengan tatapan sinis

Gue tau ini semua bukan salah lo! Tapi ini terjadi karena kehadiran lo!

Ari membatin.

Klek

Gagang pintu bergerak ke arah bawah lalu terbuka dengan sendirinya, menampilkan sosok Dpimas yang berjalan santai ke arah (Namakamu).

"Lo udah sadar..." Dimas menjeda ucapannya.

"Lo Ari anak kelas 9-2 kan?"

Ari mengangguk lemah.

Dimas ikut mengangguk kemudian terfokus melihat (namakamu) mulai membuka matanya perlahan-lahan.

"Dim..." panggil (Namakamu) lemah.

"Lo udah sadar (Nam)? Nih, kata dokter lo harus makan setelah sadar biar lambung lo gak luka, lagian lo belum makan kan dari tadi siang?"

Dimas mulai menyodorkan semangkuk penuh bubur ayam.

"Gue gak mau dim." elak (Namakamu).

"Harus mau! Ga ada penolakan. Entar lo tambah sakit."

"Gak Dim, gue gak selera makan.." ucap (Namakamu) sambil memegang perutnya yang terasa nyeri.

"Lo harus makan (Nam) biar gue yang suapin"

Ucapan itu membuat (Namakamu), Ari, dan Dimas sedikit terkejut.

"Azka." ujar (Namakamu).

Azka tersenyum, mengambil alih mangkuk berisi bubur dari tangan Dimas dan mulai melayangkan satu sendok bubur ke mulut (Namakamu).

Seorang cewek masuk lalu duduk di kursi yang ada di sebelah Ari, semua tau itu Rasyifa dengan mata sembab seperti habis menangis.

"Azka gue gak mau" tolak (Namakamu) halus.

"Lo harus mau (Nam)!" Azka memaksa.

"Gue gak mau Zka!"

"Kalau lo gak mau..." Azka mengambangkan kalimat yang diucapkannya.

(Namakamu) bangkit dari tidurnya lalu mulai duduk di atas ranjangnya.

"Aww" kepala (Namakamu) terasa berdenyut luar biasa. Mungkin penyebabnya karena dia belum makan.

"Makan ya (nam)?" bujuk Dimas

"Lo harus makan (nam)! Atau gue bakal... Cium lo" bisik Azka pelan.

Deg...

Kalimat cium itu mengingatkan (Namakamu) akan suatu hal.
Gadis itu melirik Ari yang ada disebelahnya membuat jantungnya bergemuruh tanpa jeda.

"(Nam) lo kenapa?! Ayo buka mulut lo!"
Perkataan Azka membuat (Namakamu) tersentak kaget.

"Azka gue--"

Akankah Dia? [√]Where stories live. Discover now