Part 17

845 61 4
                                    

Special Part About Rasyifa
Part 17

•°•

Rasyifa menangis dipinggir brankar rumah sakit sambil memperhatikan foto yang tertera pada layar ponselnya.

Disana terpampang jelas, rona bahagia sepasang insan manusia. Rangkulan hangat Azka, pelukan Azka, genggaman tangan Azka yang sampai sekarang masih terekam jelas dalam memori ingatan cewek itu.

"Cipa sayang Azka, tapi Azka.." Rasyifa kembali menangis.

"Gue bodoh Zka, gue bodoh karena ngarepin orang kayak lo!"

Brak!

Rasyifa membanting segala macam benda yang ada di dekatnya. Ini sudah kesekian kalinya dalam seminggu ini Rasyifa membanting barang.

Dan teringat kembali olehnya bagaimana perbincangan terakhir antara dia dan Azka di taman belakang rumah sakit.

Flashback on

Suara langkah kaki samar-samar terdengar di telinga Rasyifa.

Saat ini ia tengah duduk termenung di kursi taman yang ada di belakang rumah sakit.

"Rasyifa."

Suara itu, suara itu sangat familiar di telinga Rasyifa. Rasyifa tau itu siapa.

Dia se-segera mungkin menoleh kemudian terhenti. Azka.

"Azka? Kenapa lo ada disini?"

"Maafin gue Syif," Azka tiba-tiba menggenggam kedua tangan Rasyifa.

Ucapan Azka membuat Rasyifa kembali terhenyuk, hingga air matanya ikut tumpah seketika.

Rasyifa tak sanggup untuk melihat. Hanya bisa menunduk, menutupi sebagian wajahnya dengan rambut yang dibiarkan tergerai.

"Syifa liat gue!" perintah Azka.

"G-gak! Gue gak bisa!" balas Rasyifa sambil menghempas tangan Azka kasar.

"Gue tau lo kecewa sama gue tapi please kasih gue kesempatan. Gue gak mau kehilangan lo sebagai sahabat gue Syif. Gue mohon sama lo, gue mohon.."

Nada penyesalan itu sangat jelas terdengar.

"Apa lo pikir rasa sakit itu bisa hilang kalau gue maafin lo? Apa lo gak mikir kalau lo udah ngancurin reputasi gue sebagai perempuan? Apa menurut lo gue pantes ngemis-ngemis buat dapetin kasih sayang lo? Dan gue mau nanya satu hal lagi sama lo.
Gue sayang lo, gue rela nungguin dan berjuang mati-matian buat lo. Tapi yang dapetin cinta dari lo itu malah orang yang jelas-jelas baru lo kenal, dan dia gak pernah ngerasain gimana rasanya nunggu dan berjuang buat lo. Apa itu yang dinamakan Adil?" tanya Rasyifa bertubi-tubi.

Azka berdiri lalu menangkup wajah Rasyifa.

"Gue tau gimana perasaan lo Syif, gue ngerti. Tapi kasih gue kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan gue. Gue--"

"Udah zka gue udah gak mau lagi denger penjelasan lo. Gue sadar diri. Lo emang pantes nya buat (Namakamu) karena cuma (Namakamu) yang bikin lo bahagia. Gue cuma nyusahin hidup lo doang, ngebebanin lo.
Makasih banyak ya Zka karena selama ini lo selalu ada buat gue, baik sama gue. Gue gak bakal ganggu lo lagi."

Saat itu juga rasanya Rasyifa ingin melangkah sejauh mungkin.

Rasyifa ingin pergi.

Flashback off

Sekarang Rasyifa tersadar dari lamunannya, dia agak sedikit kecewa kepada dirinya sendiri.

Mengapa saat itu ia tak mendengar kan penjelasan Azka dulu?

Dan kenapa Tuhan tak memberinya kesempatan untuk berhenti menangisi Azka?

Apakah Rasyifa memang tak pantas untuk dicintai?

Rasyifa segera menyadari apa yang harus dia lakukan untuk memperbaiki semua ini.

Apakah itu?

°°°

See you next part..!

 Jangan lupa tinggalkan vote dan comment nya

Note: part ini telah direvisi hampir keseluruhannya

Akankah Dia? [√]Where stories live. Discover now