Epilog

1.1K 56 2
                                    

Epilog

•°•

Kelas tampak sangat ricuh. Semuanya kelihatan sibuk dengan aktivitas nya masing-masing.

Dibangku barisan ketiga dari depan, terlihat Michael dan Nida masih cuek-cuekan gara-gara perlakuan nyebelin Michael tadi. Biasanya sih, kalau lagi freeclass gini, Michael sama Nida itu ngobrol-ngobrol berdua sampai jam istirahat.

Sejak Michael dan Nida duduk bareng mereka memang jadi lebih dekat, bahkan mereka lebih sering menghabiskan waktu berdua akhir-akhir ini.

Nida mulai nyaman sama Michael, begitu juga dengan Michael. Walau kadang Michael itu suka nyebelin seperti sekarang ini. Tapi kalau Nida ngambek sama Michael paling cuma bentaran doang, soalnya Michael itu punya 1001 cara buat bikin Nida bahagia lagi.

Ngomong-ngomong tentang Nida, kalian masih ingat kan soal rasa suka Nida sama Dimas?

Kayaknya perasaan itu gak ada lagi deh, rasa itu sudah tergantikan dengan rasa cinta dan nyaman. Tapi, bukan buat Dimas ya..

Ada deh, kalian pasti udah bisa nebak rasa cinta itu buat siapa.

^^^

"Dimas!" panggil (Namakamu) kuat.

Dimas menoleh dalam waktu singkat lalu fokus kembali menyalin tugas fisikanya Michael ke buku tugas nya sendiri.

"Iya, kenapa?"

"Emm... kita diajakkin ngobrol sama Azka-Rasyifa di kafe yang pernah kita datangin itu, habis pulang sekolah."

Dimas hanya ber oh ria, sebelum akhirnya meletakkan pulpennya diatas meja sebab sudah selesai mengerjakan tugas.

"Jadi, lo mau apa enggak Dim?"

"Terserah lo aja, kalau lo emang mau. Ya udah gue sih ngikut aja."

"Oke deh kalau gitu abis pulang sekolah kita langsung kesana ya Dim"

Sebuah anggukan dari Dimas cukup untuk membuat (Namakamu) puas. Sekarang tinggal menunggu beberapa jam lagi sampai bel pulang sekolah berbunyi dan segala rasa penasaran itu akan terjawabkan.

^^^

Saat ini mereka berdua ada di dalam mobil Dimas yang terparkir rapi di depan kafe yang jadi tempat perjanjian mereka buat ngobrol sama Azka dan Rasyifa.

Dimas keluar terlebih dahulu diikuti oleh (Namakamu) di belakang nya. Tangan kiri Dimas tergerak untuk menggenggam tangan (Namakamu) seperti yang dia lakukan tadi pagi saat di sekolah. Namun, suara dering handphonenya menghalangi langkah nya.

Dengan berat hati, Dimas berhenti berjalan lalu meraih handphone nya dengan malas dari dalam saku seragam sekolah nya.

Di layar handphone tertera nama 'Oma' yang membuat Dimas sesegera mungkin mengangkat panggilan itu dan mendekatkan handphone nya ke telinga kanan.

"Hallo, assalamualaikum. Ada apa Oma?"

"----"

"Emm... kayaknya gak bisa deh Oma, soalnya ini Dimas sama (Namakamu) ada janji sama temen. Jadi, kemungkinan kita pulang nya lama Oma"

''----''

"Iya, nanti kalau udah selesai kita langsung pulang kok"

"----''

"Iya Oma"

"----"

"Wa'alaikumsalam"

Dimas mengakhiri panggilan tersebut dan memasukkan kembali handphone nya ke saku seragamnya.

Akankah Dia? [√]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin