Part 11

877 70 0
                                    


"Boleh ya Dim gue mohon, please..." pinta (Namakamu)

"Lo mau ngapain? Kemana? Sama siapa?"

(Namakamu) mendengus lalu merengutkan wajahnya.

"(Namakamu)!" panggil Ari yang sekarang berdiri tegak di depan kelas mereka.

"Fix, gue gak peduli sama pertanyaan lo! Dimas nyebelin, wle!" (Namakamu) menjulurkan lidahnya ke arah Dimas lalu menarik lengan Ari untuk berlari keluar.

Dimas tak peduli dengan ejekan itu, tapi dia sangat peduli dengan (Namakamu). Tak ingin terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan dengan gadis itu,
Dimas segera beranjak menuju mobilnya.

DEG!

Jantung (Namakamu) kembali berderu saat Ari dan dia sudah berada di dalam mobil milik Ari.

"Udah siap?"

"Ha?"

Ari memutar bola matanya, men-starter mobilnya perlahan lalu melajukannya.

"Ri, kita mau Kemana?" Tanya (Namakamu) bingung.

"Gak usah ditanya, entar juga lo bakal tau sendiri." jawab Ari setengah kesal.


"By the way lo belum jawab pertanyaan gue kan?" Tanya Ari tiba-tiba.

"Pertanyaan apa?"

"Ish masa lo lupa sih?!"

(Namakamu) menyeringai menatap wajah Ari yang masih fokus menyetir sambil senyum mesem-mesem.

"Yang mana sih?"

"Lo nyebelin banget sumpah! Masa lo lupa?"

Perkataan Ari barusan, membuat (Namakamu) sedikit terkikik, tak menyangka jika dia dan Ari bisa terlihat akrab seperti ini.

"Oh iya gue inget!" pekik (Namakamu).

"Apaan?"

"Lo nanya alesan gue nangis kan?" (Namakamu) meyakinkan.

"Iya, terus apa alesannya?" Ari terlihat penasaran bahkan sangat.

Gadis bernama (Namakamu) ini terdiam tak bisa berucap.

Apa yang harus dia katakan pada Ari?
Haruskah dia mengungkapkan kebenarannya?

"Udah entar aja jawabnya kita udah sampai. Tapi lo utang jawaban sama gue, kalau gak lo jawab gue bakal nyium lo! Haha" peringat Ari diiringi tertawa kecil.

Ari menggenggam pergelangan tangan (Namakamu) dengan lembut membawanya ke sebuah tempat yang indah.

"Ari!" teriakan seseorang, spontan membuat langkah mereka terhenti.

(Namakamu) dan Ari menoleh bersamaan, menatap orang itu dari bawah ke atas.

Oh tidak itu Azka!

Gawat bagi Ari saat ini, takdirnya sedang terancam.

Ari tetap menggenggam pergelangan tangan (Namakamu), tapi kali ini lebih kuat dari yang tadi, membuat gadis itu sedikit meringis.

Akankah Dia? [√]Where stories live. Discover now