Part 5

1.1K 86 4
                                    

Part 5

•°•

Sinar matahari begitu menyengat sore ini. Seorang cowok bertampaang tampan & keren tengah sibuk memetik senar gitarnya di balkon kamarnya.

Cowok itu Ari, yang sedang bersantai di rumahnya sebelum berangkat ke club yang jadi tempat tujuannya nge- DJ malam ini. Ya, Ari itu seorang DJ. DJ muda lebih tepatnya.

"Ri!" teriak seseorang dibalik pintu kamarnya yang tertutup.

Dia tahu suara itu, siapa lagi kalau bukan Azka sepupu sekaligus sahabat baiknya sejak kecil.

"Iya Zka masuk aja" balas Ari tak kalah kuat.

Azka masuk dengan cepat lalu berlari untuk duduk di sebelah Ari.

"Ri, gue mau curhat nih sama lo,"

Ari menegakkan posisi duduknya karena penasaran.

"Mau curhat tentang apaan?" tanya Ari sambil meletakkan gitar yang ia pegang ke samping tempat tidur.

"Gue suka sama (Namakamu), Ri"

Pernyataan Azka barusan membuat Ari terkikik geli.

"Lo kesambet apaan Zka? Baru juga kenal beberapa jam yang lalu udah maen suka-sukaan aja"

"Enak aja lo Ri, gue gak kesambet apa-apa! Gue beneran suka sama dia" jelas Azka lantang.

"Kok bisa?" Pertanyaan Ari kali ini cukup untuk membuat orang di sampingnya memasang raut wajah kesal.

"Ya mana gue tau. Pertama kali gue ngeliat dia itu rasanya beda, gue kayak grogi gimana gitu. Dia cantik, tinggi, putih dan itu idaman gue banget. Pokoknya gue harus bisa dapetin dia Ri." tekad Azka sudah bulat.

"Terserah lo dah Zka. Asal jangan ngelibatin gue buat bantuin lo!"

Azka menyengir semanis mungkin.

"Hehe lo tau aja Ri. Tapi please kali ini bantuin gue ya, ya, ya.." pinta Azka lirih.

"Sorry gue gak Bisa" Ucapan Ari berhasil membuat Azka murung.

"Lo tega Ri ngeliat gue berjuang sendirian?"

"Aneh lo! Dimana-mana kalau lo cinta sama cewek, lo harus perjuangin sendiri. Supaya tuh cewek itu tau kalau lo beneran cinta sama dia. Kalau lo ngajakin gue sekaligus berarti lo harus mau berbagi cewek yang lo suka ke gue karena gue juga ikut perjuangan dia." jelas Ari sambil nyengir.

Azka berfikir sejenak, tapi sepertinya alasan Ari untuk tidak membantunya masih kurang memuaskan untuk di terima.

"Please Ri, kali ini aja."Azka sedikit memaksa

"Gak!"

"Lo gitu banget sama gue Ri. Atau jangan-jangan lo juga suka sama (Namakamu)? Makanya lo gak mau bantu gue" ucap Azka penuh selidik.

Plak!

Ari menjitak kepala Azka dengan telak.

"Apaan sih lo zka! Gue gak mau bantu lo bukan karena gue suka sama (Namakamu) cuma gue males aja terlibat dalam kisah cinta lo" bantah Ari.

"Alesan banget sih lo Ri. Ngaku ajalah kalau lo suka juga sama (Namakamu),"

"Perlu berapa kali sih gue bilangin kalau gue itu gak suka (Namakamu). Dia aja kali yang bakal suka sama gue."

"Oh jadi lo berharap (Namakamu) suka sama lo ri?"

Azka kembali murung.

"Ya gak lah! Dia itu bukan tipe gue" elak Ari.

"Tapi kalau (Namakamu) beneran suka lo gimana?" Azka kembali bertanya.

"Udah ah Zka ngapain bahas yang gak penting gini sih. Lagian lo suka sama (Namakamu) kan? Sekarang lo harus mulai deketin dia supaya dia sukanya sama lo, bukan orang lain" Ari memutar balik topik pembicaraan.

"Gue ragu Ri,"

"Ragu kenapa lagi?"

"Gue ragu sama sikap (Namakamu) setiap di deket lo dia kelihatan gugup terus salah tingkah gitu."

Penjelasan Azka membuat Ari kembali berfikir. Dia bingung menemukan cara yang tepat untuk menghilangkan rasa ragu sepupunya terhadapnya.

"Zka lo itu sepupu gue dan gue gak bakal ngecewain lo karena lo itu penting buat gue, gue janji bakal bantu lo untuk dekat sama (Namakamu) bahkan sampai lo pacaran."

"Beneran Ri?" rasa percaya diri Azka kembali muncul.

Dia memeluk Ari erat-erat sampai Ari kesulitan bernafas.

"Iya beneran gue janji,"

Walau lo bilang lo gak bakal suka sama (Namakamu), gue bakal tetap ngawasin lo Ri. Entah kenapa feeling gue gak enak, gue gak yakin sama janji elo..

Azka melepaskan pelukannya, tersenyum pada Ari lalu beranjak keluar dari kamar Ari.

Ari meraih jam tangannya memastikan jam berapa sekarang.

Dia bergegas mengganti pakaiannya, membenarkan rambutnya lalu menggantung headset nya di leher sambil melenggang pergi ke tempat tujuannya malam ini mengendarai mobil sport nya.

Ari sampai di sebuah club malam, dia tahu tempat ini tempat yang tak pantas dikunjungi anak seusianya apalagi dia masih sekolah.

Tapi Ari melakukan ini hanya untuk mengasah hobinya, dia juga sudah mengerti hal-hal yang dilarang oleh agamanya dan berjanji untuk tidak melanggarnya agar tidak mengecewakan orang-orang disekitar nya.

Ngomong-ngomong soal janji. Sekarang dia kembali teringat tentang janji yang tadi di ucapkan nya pada Azka.

Akankah dia bisa menepati janji itu?

Bagaimana jika tuhan berencana lain?

Tidak hal itu tidak boleh terjadi lagipula dia tidak memiliki perasaan apapun terhadap (Namakamu).

Ari tau kapan dia harus menjauh.

°°°

Jangan lupa tinggalkan vote & comment nya

Akankah Dia? [√]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora