mistakes

By mocchafrappe

6.1K 682 125

inspired by Cheritz' Mystic Messenger hasil imajinasi yang berkembang selama main game Mystic Messenger, niat... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
a little note
19
20

18

180 20 7
By mocchafrappe

Please welcome, Special guest in this chapter

*drum roll please*

Rheina a.k.a 606 from Hikarimai 's 'Don't Mind Me'

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

'kenapa dia ada disini..?' tanya Vanderwood, matanya bingung melihat V ada di depan kami.

'aku senang, undangan kami ternyata sampai padamu,' kataku santai, 'lama tidak bertemu, V..'

'undangan!? Undangan apa!?' tanya Vanderwood lagi.

'V! ternyata dia ada dibalik semua ini!' teriakan Yoosung memekakkan telingaku.

'Yoosung.. tenang..' kata Sayuri.

'aku harus kesana! Aku-'

Suara Yoosung menghilang.

'Luciel..? Mika..?' panggil V, 'kalian baik-baik saja?'

Apa dia tidak bisa melihat darah Seven membasahi dressku?

'V, matamu-'

'mataku bukan masalah, Luciel,' potong V.

'jangan panggil aku Luciel!' bentak Seven, 'aku tidak akan pernah menggunakan nama yang kau berikan padaku! bukan Luciel, bukan 707!'

'Saeyoung..' kata Seven akhirnya.

'sayang sekali kau terlambat, V.. pertunjukan pembukanya baru saja selesai..'

Senyum tipis mengembang di bibir V, 'begitukah? Sayang sekali..'

Saeyoung mendengus, 'kenapa kau ada disini!? Tidak mungkin kau datang untuk menjemput kami!'

'kebalikannya, Saeyoung.. aku datang untuk menjemput kalian..' tukas V.

'menjemput..?' aku tertawa kecil, 'mereka ada disini untuk memastikan kami ikut denganmu meski harus menggunakan kekerasan, benar begitu?'

'aku tidak ingin menggunakan kekerasan, Mika,' kata V, 'tapi mereka akan menggunakannya apabila kalian tidak mau bekerja sama..'

'empat belas orang, termasuk V. Yazawa?' suara Kai kembali terdengar.

Jangan!

Aku melempar tatapan membunuh kearah tahi lalat yang menempel di daun telinga Saeyoung.

'kau yakin, Mika?' tanya Sei. aku hanya mengejapkan mataku perlahan, 'pastikan mainanmu siap kapanpun mereka dibutuhkan, Hikaru..'

'sang Penyelamat ingin bertemu kalian, terutama kau, koordinator tamu RFA..' lanjut V.

'begitukah..? suatu kehormatan..' kataku datar, sekilas melihat tangan Saeyoung, pendarahannya belum berhenti.

'kami tidak akan menyakiti kalian..' tambah V.

Aku mengangguk, 'aku mengerti..' aku menjatuhkan kedua pistol yang melingkar di kakiku, 'tidak akan begini ceritanya kalau si bodoh ini tidak terluka..'

'Mika! Yang benar saja!' protes Saeyoung.

Aku menjatuhkan tas mainan yang melingkar di bahu Seven, 'kita tidak punya pilihan, bodoh! Jangankan melawan mereka, berdiri saja kau nyaris tidak bisa!' balasku cepat.

'pilihan yang sangat bijaksana, Mika..' kata V, 'sang Penyelamat pasti senang bertemu denganmu, dengan Saeyoung..'

'hei, apa sekarang aku tidak terlihat!?' protes Vanderwood.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Mereka mengikat tangan kami, menutupi wajah kami dengan kantung hitam bau dan memaksa kami masuk ke dalam kendaraan yang pendingin udaranya tidak berfungsi dengan baik. Yang bisa kudengar hanyalah suara mesin dan perdebatan yang hanya bisa didengar oleh aku dan Saeyoung.

Orang-orang ini – dan V, tentunya – tidak mengatakan sepatah kata pun sepanjang perjalanan. Yang bisa kudengar hanyalah suara mesin yang menderu dan perdebatan yang hanya bisa didengar oleh aku dan Saeyoung.

'... kalian biarkan mereka membawa Mika Noona dan Seven Hyung!?' protes Yoosung.

'Yoosung..' panggil Sayuri di balik kemudi, 'bukankah ini yang kau inginkan? Kau ingin tahu apa yang mereka sembunyikan, bukan begitu? Sebentar lagi kau akan mendapatkannya..'

'kita tidak tahu apa yang akan V Hyung lakukan pada mereka!' protes Yoosung lagi, 'kenapa kalian bisa begitu tenang!?'

'Yoosung..' panggil Sei, 'Mika ingin mendapatkan semua informasi yang bisa ia dapatkan.. apapun caranya, berapapun harganya.. sekarang ia dalam perjalanan menuju kotak harta yang ia cari.. kalau aku yang ada di posisinya, aku yakin aku akan membiarkan mereka menangkapku dengan senang hati.. lebih mudah masuk dengan membiarkan mereka menangkapmu daripada harus menerobos masuk ke markas mereka.. lagipula 'Sang Penyelamat ingin bertemu'.. mereka tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh pada Saeyoung dan Mika sebelum mereka bertemu dengan sang Penyelamat..' Sei tertawa kecil, 'Izumi dan Nagisa berada tepat di belakang mereka dan mainan Hikaru berada tepat di atas kepala mereka..'

'Hyung.. kau gugup..?' tanya Yoosung.

'calon istriku ada disana, kalau kau jadi aku, apa kau bisa tenang?' Sei balik bertanya.

Calon istri..?

Aku berusaha keras menahan diri untuk tidak tersenyum. Semoga mereka tidak curiga. Semoga mereka tidak curiga.

Wajahku panas.

Mendadak terbersit di benakku, calon istri Sei? berarti namaku akan berubah menjadi Yazawa Mika.. boleh juga, kataku dalam hati.

'... dimana?' suara Saeran.

'kita dalam perjalanan kembali ke Magenta,' jawab V, 'sang Penyelamat ingin bertemu dengan mereka berdua.'

'sepertinya aku benar-benar tidak terlihat, sekarang,' celetuk Vanderwood.

'Diam!' bentak suara yang tidak kukenal.

'Sang Penyelamat? Ingin bertemu Luciel?' Saeran tidak mempercayai apa yang ia dengar.

'ini perintah dari sang Penyelamat,' timpal V.

Entah kenapa aku merasa Saeran tidak puas dengan jawaban yang V berikan.

'V dan adik kembar Saeyoung.. mereka saling kenal,' suara Sei terdengar di telingaku.

'Sang Penyelamat? Entahlah, rasanya seperti.. aliran sesat..?' timpal Kai.

'atau mungkin 'Sang Penyelamat' adalah arwah ketua RFA yang bunuh diri tempo hari,' celetuk Ken.

'Senpai.. tidak lucu..' protes Hiro.

'yeah, tidak lucu, bodoh! Yoosung.. kau tidak apa-apa?' tanya Sayuri.

'tidak apa-apa, Sayuri..' jawab Yoosung, suaranya sedikit berbeda dari Yoosung yang biasa.

Lama kemudian, aku mendengar suara pintu yang terbuka. Suara mesin yang menderu sejak tadi telah tiada. Mereka memaksaku, Seven dan Vanderwood keluar dari kendaraan. Angin yang dingin menerpa wajahku. daerah pegunungan..?

'Jalan!' bentak seseorang. ia mendorongku, memaksaku melangkahkan kaki. Satu dari mereka menggenggam lenganku, menjadi penunjuk jalan untukku.

Entah berapa banyak anak tangga, lorong dan berapa kali aku berbelok – aku pasti akan tersesat di tempat ini – hingga akhirnya mereka mendorongku hingga aku tersungkur di lantai. Hm? Karpet? Lembut.. nylon? Wool?

Mereka melepaskan penutup mataku.

Silau.

Perlahan mataku beradaptasi dengan banyaknya cahaya yang menyinari tempat ini. Saeyoung dan Vanderwood terduduk di sisiku.

'Sang Penyelamat,' panggil Saeran.

'tidak.. mungkin..' suara Saeyoung bergetar. Matanya terpaku pada seorang yang duduk di tengah ruangan, di kursi kebesarannya.

'Rika Noona!?' Yoosung setengah berteriak di telingaku.

Rika..?

Transparan?

Rika yang tidak transparan. apa mungkin dia adalah arwah tingkat tinggi yang wujudnya benar-benar menyerupai 'Rika' yang asli karena dendam dan amarah yang ia pendam begitu kuat!?

Spontan aku membenamkan wajahku di lengan Saeyoung, 'Saeyoung.. dia pasti marah.. dia pasti marah karena aku tinggal di apartemennya tanpa izin.. dia pasti marah karena aku membuang lotion yang sudah kadaluarsa di meja riasnya.. dia pasti marah karena aku meminum botol air terakhir yang ada di apartemennya.. dia pasti marah karena aku menyentuh dokumen yang tidak seharusnya kusentuh.. dia pasti marah karena aku melubangi dinding di kamarnya – karena kita meledakkan tempat tinggalnya! Sekarang dia tidak punya tempat untuk pulang, dia menghantui tempat ini, Saeyoung.. lihat saja raut wajahnya yang penuh amarah itu, Saeyoung.. waktu aku bilang ada hantu di apartemen Rika, kau tidak percaya! Sekarang lihat! Aku benar, kan!? arwah Rika tidak tenang!'

'Mika, yang benar saja!' protes Saeyoung, 'hantu itu tidak ada!' Saeyoung berusaha menjauhkanku dari lengannya.

'lalu yang ada di depanmu itu apa!? Aku tidak mau lihat kesana, tidak mau!' kataku cepat, 'dia marah, Saeyoung! Bagaimana kalau dia meminta tumbal!? Bagaimana kalau dia butuh darah segar yang mengalir dari jantung-'

'Mika! Tenang dulu! Kau terlalu banyak menonton film horor!' omel Saeyoung, 'Minggir, lenganku sakit!'

'Saeyoung..' kataku memelas. Aku bergeser perlahan hingga Saeyoung berada di depanku, menyembunyikanku di balik bahunya yang lebar.

'Chibi! Periksa kakinya!' kata Ken, 'pastikan kakinya tidak melayang! aku tidak mau berurusan dengan orang yang kakinya tidak menempel di tanah!'

'apa sekarang.. kameraku bisa mendokumentasikan dunia gaib..?' tanya Kai lirih, 'maksudku.. dia sudah mati, dia bunuh diri, benar kan!? jadi yang ada disana – hantu? Arwah? Atau kita semua dibohongi?'

'Yoosung!' panggil Sei.

'Hyung! Aku harus kesana! Rika Noona ada disana! Hyung! Lepas!' protes Yoosung.

'kau ingin Mika dan Saeyoung terbunuh, eh?' tanya Kai.

'tapi – Noona.. aku harus kesana! Aku harus bicara dengan Rika Noona!' suara Yoosung menghilang, 'Hyung..? Sei Hyung..?' cicit Yoosung.

Aku menelan ludah. Sedikit banyak aku tahu apa yang Sei lakukan sekarang. Mungkin menempelkan pistol di pelipis Yoosung atau sesuatu yang lebih buruk dari itu.

'duduk, Yoosung,' kata Sei dingin.

Entah kenapa di telingaku Sei terdengar seperti sedang melatih anak anjing yang nakal.

'Mika, jangan sembunyi! Aku perlu gambar yang lebih jelas!' kata Kai.

Kenapa tidak minta Saeyoung saja!?

Sedikit takut, aku mengintip dari balik bahu Saeyoung.

'Izumi, kakinya masih menapak tanah. Sekarang kita hanya bisa berharap dia peluru kita bisa mengenainya.. entah apa yang harus kita lakukan kalau peluru-peluru kita menembus tubuhnya,' lanjut Kai.

'sesuai permintaan, aku bawa mereka kesini, Rika,' kata V.

'Rika Noona.. kau masih hidup..? apa yang – kenapa Saeran memanggilmu Penyelamat? Kenapa kau ada disana? Orang-orang ini..?' tanya Saeyoung.

'jangan main-main, V! siapa gadis itu!? dia bukan koordinator tamu RFA!' hardik Rika.

'Saeyoung.. dia bicara, Saeyoung.. Rika murka, Saeyoung..' kataku ngeri di balik punggung Saeyoung.

'dia koordinator tamu RFA, Rika. Dia yang memilih dan mengundang seluruh tamu di pesta hari ini..' jawab V, 'dan berkat dia, pestanya sukses. Lebih dari harapan kita.'

'bukan dia orangnya!' bentak Rika.

Mungkin Yoon Hwa adalah orang yang mereka maksud, kataku dalam hati. tapi Yoon Hwa tidak ada hubungannya dan tidak tahu apa-apa tentang pesta itu, tentang tamu-tamu RFA..

'kau tahu persis siapa yang kumaksud, V! tidak berguna! Kau bahkan tidak tahu seseorang telah menukar koordinator tamu RFA dengan orang lain!' Rika kehilangan kesabarannya, 'kalian! Singkirkan gadis itu! aku tidak mau melihatnya lagi!'

'Rika, aku mengatakan yang sebenarnya! gadis ini adalah koordinator tamu RFA! Dia orang yang tinggal di apartemenmu selama beberapa hari terakhir, membalas semua e-mail dari tamu potensial dan meyakinkan mereka untuk datang ke pesta – semua itu dia, Rika! Dan pesta kali ini sukses berkat Mika!' kata V.

'dia bukan orang yang kupilih, V,' tukas Rika.

'dia jauh lebih baik dari orang yang kau pilih, Rika,' tambah V.

'Sial!' geram Sei, 'sejak awal memang Mika yang mereka inginkan.'

Terserah, kataku dalam hati, yang penting bagiku adalah Rika yang ada di sana bukan arwah atau roh jahat atau apapun yang memiliki arti serupa. Tapi.. bukankan roh tingkat tinggi bisa berkomunikasi dengan mereka yang masih hidup? Tapi bagaimana kalau 'Rika' sedang mencari tubuh baru untuk – entahlah – hidup kembali dan kembali menjadi koordinator tamu RFA?

Konyol! Tidak mungkin!

Rika masih hidup. Rika masih hidup. Yang ada didepanku adalah manusia. Rika masih hidup. Kakinya menapak tanah dan tubuhnya tidak transparan, kataku pada diriku sendiri, Rika masih hidup!

'dia lebih baik dari orang yang kupilih..?' gumam Rika.

'lebih baik dari gadis yang kau bawa tempo hari,' lanjut V.

'begitukah..?' tampaknya Rika mulai tertarik dengan pembicaraan ini, 'bawa dia kesini,' kata Rika – dua orang pengikutnya berjalan keluar tanpa pikir panjang.

'V!' teriak Saeyoung. ia berusaha melepaskan diri dari tali yang mengikat kedua tangannya.

'Saeyoung!' aku menahannya sebelum ia sempat melakukan sesuatu, 'jangan banyak bergerak. Pendarahanmu belum berhenti..'

'kudengar ada yang melacak dan mengikuti kita. Saeran! Apa yang terjadi!?' tanya Rika.

'agensi tempat Luciel dan asistennya bekerja mengejar kita. Tapi sudah kita bereskan,' jawab Saeran bangga.

Apa!? yang membereskan mereka itu kami! Kau hanya tidur di bahu Vanderwood!

Tapi tidak sepatah kata pun meluncur dari bibirku.

'Apa!? apa yang kalian lakukan pada mereka!?' Vanderwood setengah berteriak.

'bukan urusanmu,' tukas Saeran.

'Rika Noona.. kenapa kau harus menyembunyikan fakta bahwa kau masih hidup..? kenapa kau harus bersembunyi di tempat ini!?' tanya Saeyoung lagi, 'padahal aku, Yoosung, Jumin, semuanya! Kami percaya padamu, Noona! Kami juga percaya padamu, V!'

Rika dan V tidak mempedulikan pertanyaan Saeyoung.

'lukamu berdarah lagi, Saeyoung..' aku mulai panik, 'Rika, kau memerlukan Saeyoung hidup-hidup! Dengan luka itu, dia tidak akan bertahan lama! Setidaknya beri dia pertolongan pertama!'

'syukurlah Rika Noona masih hidup.. syukurlah.. syukurlah semua ini hanya bohong..' suara Yoosung terdengar lega di telingaku, 'Hyung.. kita akan membawa Rika Noona keluar dari tempat itu, kan? kita akan menyelamatkan Rika Noona, kan?'

'ada yang aneh, Yoosung..' kata Kai.

'Rika..?' panggil V, 'Rika..?'

'Nagisa, Izumi, masuk,' kata Sei.

Ken dan Hiro tidak menjawab. Tapi aku yakin mereka mengikuti apa yang Sei katakan.

'dia tidak bisa melihat Rika yang ada di depannya..?' tanyaku pada Saeyoung.

'yeah, penglihatannya semakin lama semakin memburuk. Kalau dibiarkan dia tidak akan bisa melihat lagi,' jawab Saeyoung.

'kau masih disini.. aku tahu.. walau aku tidak bisa melihatmu,' kata V.

'sekarang seluruh indramu menjadi lebih sensitif karena matamu nyaris tidak bisa melihat?' tanya Rika.

'begitukah caramu melihat seorang yang..' aku diam sejenak, mencari kata yang tepat, 'menyelamatkanmu..?'

'menyelamatkanku!? Orang ini!?' hardik Rika.

'dia orang yang selalu ada untukmu, bersedia melakukan apapun untukmu,' perlahan aku berdiri, menegakkan kakiku di balik punggung Saeyoung, 'orang yang mencintaimu – dan dulu kau cinta..'

'dia tidak lebih dari tikus yang menyelinap masuk ke dalam rumahku! Dia memata-mataiku dan berlagak peduli padaku!' tukas Rika, 'dia bilang dia akan tetap mencintaiku meski aku mencekiknya, membutakan matanya atau menarik keluar setiap inci pembuluh darah yang ada di tubuhnya! Tapi lihat apa yang dia lakukan!'

'dia sakit..' bisikku di telinga Saeyoung.

'dia bukan Rika yang kukenal..' timpal Saeyoung.

'lalu siapa dia? Apa roh jahat merasukinya dan membuatnya jadi seperti ini? apa kita perlu memanggil pengusir roh jahat? Apa pengusir setan tempo hari bisa kau hubungi?' bisikku lagi.

'Mika.. sudah kubilang, hantu, roh jahat, semua itu tidak ada!' omel Saeyoung.

'kalau bukan roh jahat, kau sebut apa wanita sadis yang berdiri di depanmu!?' balasku sebal.

'memang.. berkat lelaki itu, akhirnya aku bisa membuka mataku,' lanjut Rika, 'membuka mata pada sesuatu yang baru! Dunia baru! Dunia dimana semua orang bahagia! Dunia yang kuimpikan.. bebas dari rasa takut, khawatir dan rasa sakit.. aku akan membebaskan semuanya!'

'aliran sesat macam apa ini!?' sergah Ken, 'dunia yang sempurna!? Membosankan..'

'bebas dari rasa takut? Bebas dari rasa sakit..? membosankan!' aku menirukan intonasi Ken, 'putri tidur, sudah waktunya kau bangun! Dunia yang kau impikan tidak akan pernah ada! dan kau nyaris membutakan pangeran yang akan membangunkanmu dari tidur panjangmu!'

'tidak.. tidak.. kau yang akan bangun dari tidur panjangmu.. dan saat kau bangun, tidak akan ada lagi rasa sakit, takut, semua yang mengganggumu telah sirna! Kebahagiaan abadi ada di depan matamu! Kau hanya perlu membuka mata dan menerimanya!'

'Mika! Hentikan!' kata Sei.

Aku menggeleng pelan, 'itu alasanmu mendirikan organisasi ini..? Mint Eye..?'

'Mika-' Saeyoung berusaha berdiri. Aku menginjak tali yang mengikat kedua tangannya dengan ujung runcing sepatu yang kukenakan, 'sakit!'

'aku ingin membebaskan semua orang dari rasa sakit.. dari rasa lapar.. dari rasa takut.. aku akan membebaskan semuanya! Aku akan menyelamatkan semuanya!'

'bagaimana..?' tanyaku lirih.

'kau akan tahu saat kau menjalani upacara pertamamu! Dan kau akan menjadi bagian dari kami! Bagian dari pesta tanpa akhir! Tidak ada lagi kesedihan! Tidak ada lagi rasa sakit!' jawab Rika bangga.

'apa itu berarti aku akan memiliki kantung mata berlapis seperti dia?' tanyaku lagi sambil menunjuk Saeran, 'dan aku tidak perlu pakai eye liner lagi seumur hidup?'

Saeran menatapku tajam.

'maaf,' kataku cepat.

'Rika!' V setengah berteriak, 'Cukup, Rika..'

'sekarang lihat siapa yang bicara! pengkhianat! Pembohong!' Rika memandang V dengan amarah di matanya, 'kau berpura-pura menyiapkan pesta, tapi kau ada disini kan!? bukti yang kupunya sudah lebih dari cukup!'

'Rika..'

'kau mengkhianatiku.. demi RFA! Bagimu, RFA lebih berarti dariku! Aku tahu kau ada disini untuk melindungi mereka!' Rika tertawa kecil, 'cinta!? Yeah. Benar sekali. Cinta.. lelaki yang mengatakan bahwa ia akan tetap mencintaiku meskipun aku mencekiknya, membutakan matanya dan meremukkan tulang-tulangnya telah tiada! Yang tersisa darinya hanya bibir yang tidak berhenti berbohong!'

Aku terdiam.

'Saeyoung.. Rika.. Rika cemburu pada RFA..?' bisikku tepat di telinganya, 'Rika ingin menghancurkan RFA karena dia tidak tahan melihat V lebih peduli pada anggota RFA daripada Rika..? karena V tidak ingin Rika menyakiti anggota RFA..?'

Lelucon macam apa ini? apa aku terlibat dalam syuting drama tanpa kuketahui? Apa ada kamera tersembunyi yang merekam semua ini!?

Aku tidak akan memaafkan siapapun yang berteriak 'KEJUTAN!' saat semua ini berakhir! Tidak akan!

'aku yang membuatmu jadi seperti ini, Rika.. aku akan menebus kesalahanku.. cukup aku yang terluka.. kalau kau ingin menyebutku pengkhianat, tidak masalah, tapi berhentilah memutar balikkan fakta..' kata V.

'aku akan melakukan apa yang ingin kulakukan! Luciel-mu yang sangat berharga, gadis itu – nasib mereka ada di tanganku! Mereka akan membayar apa yang telah kau lakukan!'

'Saeyoung.. ini pertanda buruk, kan..?' bisikku lagi.

'tentu saja buruk! Buruk sekali!' timpal Vanderwood, 'seharusnya tawaran gencatan senjata itu tidak kuterima! Bodoh!'

'Saeyoung..?' panggilku lagi. Saeyoung menyandarkan tubuhnya di kakiku, 'Saeyoung..!? Hei, Saeyoung..!'

Sekilas aku melihat wajahnya seputih kertas. Sial.

'Sei.. chop chop..' kataku selirih mungkin, berusaha agar suaraku terdengar seperti geraman aneh.

'aku akan siapkan helikopter sekarang,' sahut Sei.

'Saeyoung..?' panggilku lagi. Saeyoung tidak menjawab, aku mengguncang tubuhnya dengan lututku, hingga akhirnya ia merespon.

'Mika..?' panggilnya lirih, 'Mary..?'

'jangan tidur, bodoh!' kataku kesal.

'lima menit, Mika..' bisik Saeyoung, ia kembali memejamkan matanya.

'Saeyoung!' panggilku setengah berteriak.

'Rika.. kumohon.. hentikan..  buka matamu!' pinta V.

'mataku telah terbuka, V.. aku bisa melihat segalanya dengan lebih baik.. sekarang aku lebih kuat.. demi semua orang yang harus kuselamatkan! Aku bisa melakukannya sendiri! Tanpa bantuanmu!' meski tersenyum, Rika tampak gusar.

'kau bisa melakukannya karena kau memanfaatkan Saeran.. kumohon.. jangan libatkan orang-orang yang tidak berdosa.. semua ini tidak ada artinya, Rika..' lanjut V. suaranya terdengar putus asa, 'Rika.. hentikan..' kata V lagi.

'bagaimana bisa kau mengatakan bahwa aku salah!? Kau tidak tahu apa-apa!' bentak Rika. Perlahan senyum bangga terukir di wajahnya, 'sekarang Saeran telah terbebas dari rasa sakit.. aku sangat bangga dan bahagia.. jangan kira kau tahu segalanya, V! gadis yang dulu menangis karena takut sendirian itu telah tiada! Kau tidak berguna lagi, V! Setelah Saeran, setelah Saeyoung dan gadis itu, selanjutnya adalah semua anggota RFA! Aku akan membebaskan mereka! Lalu aku akan membebaskan dunia ini!'

'membebaskan.. kami..?' sayup-sayup aku mendengar suara Yoosung, 'dunia yang bahagia..? tanpa rasa sakit..? hanya ada kebahagiaan..? Rika Noona.. Rika Noona masih berusaha mewujudkan mimpinya..'

'Yoosung..?' suara Sayuri terdengar jauh.

'aku ingin membantu Noona mewujudkan mimpinya..' kata Yoosung lagi.

'orang gila mana yang membiarkan wanita ini mengelola organisasi penggalangan dana..?' kata Kai, 'apa? Dia sakit, Yoosung! Kau lihat sendiri!'

'Rika Noona tidak sakit!' protes Yoosung, 'Noona hanya perlu – Noona hanya perlu pertolongan! Noona hanya ingin mewujudkan mimpinya!'

'apa bedanya!?' Kai terdengar putus asa, 'Yoosung! Yoosung!'

'aku saja,' kata Sayuri.

'Izumi, Nagisa, Yoosung menuju pintu masuk,' kata Sei, 'SOS.'

'SOS?' sahut Ken, 'Shoot on Sight? Yoosung?'

'yeah,' Sei terdengar gusar, 'Hikaru, siap?'

'siap sejak tadi,' kata Kai santai.

'terbangkan tiga unit,' lanjut Sei.

'baiklaah..' sahut Kai.

'kumohon, lepaskan RFA.. apa kehancuranku tidak cukup untuk membuatmu bahagia..?' kali ini V benar-benar putus asa.

Rika menggeleng pelan, 'kehancuranmu? membuatku bahagia? jangan bercanda!'

'serius, V, kau tidak meminta roh jahat yang menguasai tubuh Rika untuk membutakan matamu, kan!? kau tidak mempersembahkan penglihatanmu padanya, kan!?' tanyaku sedikit panik.

'Mika.. aku hanya berusaha menebus kesalahanku..' jawab V tenang, 'aku yang membuat Rika menjadi seperti ini.. akulah yang harus membayar semuanya.. bukan kau, bukan Saeyoung.. bukan RFA..'

'untukmu, RFA memang lebih berharga..' Rika tertawa kecil. entah kenapa tawanya membuatku sedikit merinding, 'karena itu aku akan menghancurkanmu perlahan.. sedikit demi sedikit.. lalu menghancurkan RFA yang begitu berharga bagimu di depan matamu.. mereka semua akan membayar apa yang telah kau lakukan padaku..'

'Saeyoung..! Saeyoung..!' panggilku putus asa, 'Saeyoung!'

kumohon! jangan mati sekarang!

kau boleh mati kapanpun dan dimanapun, kau boleh pilih tempat yang nyaman untuk mati, tapi tidak disini!

Saeyoung membuka matanya, menatapku tajam, 'aku dengar! Aku hanya ingin tidur sebentar! Berisik!'

'ini bukan waktunya tidur!' balasku sebal.

Saat pintu terbuka, dua orang yang tadi meninggalkan ruangan kembali dengan menyeret seorang gadis dengan rambut hitam sebatas bahu. Gadis itu setengah sadar. Tubuhnya yang kurus dan kotor tersungkur di lantai. Perlahan ia menegakkan tubuhnya, menunjukkan wajahnya yang sempat tertutupi rambut hitamnya.

Ia menatapku dengan matanya yang kosong.

'Rheina.. Wong..?' panggilku tidak percaya.

-----------------------------------------------------------------------------------------

this cute little thing belongs to DanteRM @ DeviantArt

Continue Reading

You'll Also Like

30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
9.7M 881K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
179K 16.6K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...