mistakes

By mocchafrappe

6.1K 682 125

inspired by Cheritz' Mystic Messenger hasil imajinasi yang berkembang selama main game Mystic Messenger, niat... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
17
18
a little note
19
20

16

179 22 7
By mocchafrappe

Tanpa kau katakan pun aku tahu ini bukan ilusi. bukan hal yang akan hilang termakan usia atau hancur berkat kesalahan yang mungkin akan kami perbuat di masa yang akan datang.

Aku tahu, Sei, tapi-

'aku tidak bisa,' kataku akhirnya.

'beri aku alasan,' Sei terdengar kecewa.

'karena yang aku punya untukmu bukan sesuatu yang bisa kau definisikan sebagai 'cinta',' kataku lirih.

'lalu apa yang kau punya untukku?'

'kepercayaan, kesetiaan, kejujuran, prioritas –' aku terdiam.

'dan untukmu, aku ini – apa?'

Lama aku terdiam, dan Sei masih menunggu jawabanku.

'rumah,' jawabku akhirnya.

Senyum tipis mengembang di bibir Sei, 'rumah..?'

aku mengangguk pelan. sei sangat mengerti apa yang kumaksud.

'Mika.. pulanglah..' Sei merentangkan tangannya, tidak terlalu lebar, tapi aku tahu persis apa yang ia maksud.

Persis seperti waktu itu.

Saat matahari hampir terbenam, dengan langit senja yang kemerahan menaungi kami. Sei berdiri di depanku yang nyaris tidak punya cukup tenaga untuk berdiri. Keringat mengalir di wajahnya, tubuhnya, membasahi kemeja putih yang ia kenakan waktu itu.

'apa itu.. perintah..?' tanyaku lirih.

Sei menggeleng, 'bukan perintah.. permintaan..'

Akal sehatku memaksaku untuk berbalik dan pergi, tapi tubuhku diam mematung.

Apa boleh?

Apa tidak masalah?

'tentu saja, bodoh. Aku telah menunggu selama tujuh tahun untuk mengatakan semua ini padamu. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Mika..'

Kedua tangan Sei yang melingkar di punggungku, mendekapku erat. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku dan detak jantungnya di dadaku. Aku melingkarkan kedua tanganku di punggungnya.

Rasa aman dan nyaman yang entah dari mana datangnya mulai merasukiku.

Tapi.. apa tidak apa-apa..?

'tentu saja.. semuanya akan baik-baik saja..' kata Sei.

'jangan baca pikiranku,' omelku tepat di telinganya. aku menelan kembali semua pertanyaan yang menggantung di bibirku, menghilangkan semua tanda tanya yang melayang tepat di atas kepalaku.

aku pulang, kataku dalam hati, aku bisa pulang..

'katamu kau satu-satunya orang yang Mika peluk,' tanya Zen curiga.

'kali ini pengecualian,' jawab Kai asal, 'kau sudah menyatakan perasaanmu padanya, kan? lalu dia bilang apa?'

'dia menolakku. Tapi aku memintanya untuk mempertimbangkan lagi-'

'sekedar saran, lupakan saja,' celetuk Ryouta, 'sejak awal tidak ada celah di antara mereka berdua.'

'mereka berdua sudah berdamai, apa aku boleh pergi sekarang?' tanya Ken.

'aaah.. akhirnya.. dua orang bodoh itu..' kata Ryouta lega.

'aku tidak punya kemampuan tidak masuk akal seperti itu,' kata Sei. aku bisa merasakan bibirnya di keningku, 'tapi aku selalu tahu apa yang ada di kepalamu.'

Sei melepaskan dekapannya dan menatapku lekat-lekat, 'terima kasih..'ia mengambil kotak hitam lembut yang tergeletak di meja, mengeluarkan isinya dan melingkarkannya di leherku.

'tapi urusanku belum selesai,' kataku lirih.

'aku tahu. ayo,'  Sei tersenyum kecil, 'lalu kita bisa pulang..'

Aku menggeleng pelan, 'aku sudah pulang..'

Sei tersenyum dan menggenggam tanganku. Ia menghentikan langkahnya di depan Zen dan yang lain.

'Mr Ryu, mohon maaf atas ketidaksopanan saya, terutama atas ketidaksopanan saya beberapa saat yang lalu dan saya terlambat memperkenalkan diri,' Sei mengulurkan tangan kanannya pada Zen. canggung Zen menjabat tangan Sei, 'Saya Yazawa Sei, ini kartu nama saya,' Sei memberikan kartu namanya pada Zen dan membungkuk dalam di hadapan Zen, 'terima kasih banyak.'

'terima kasih – untuk apa?' tanya Zen gugup. Ia tampak tidak nyaman dan canggung, 'tolong, jangan – saya tidak – ayolah! Berterima kasih untuk apa? ini pertama kalinya kita bertemu, Mr Yazawa!'

'atas semua yang telah anda lakukan untuk Mika,' Sei menegakkan kembali tubuhnya, 'karena itu, sebagai bentuk terima kasih saya, Nagisa, tolong dokumennya.'

Hiro mengangguk. ia membuka tas berisi dokumen miliknya yang ia letakkan di pojok ruangan dan memberikan sebuah map biru dengan logo perusahaan pada Sei.

'apa ini?' tanya Zen.

'kontrak kerjasama,' jawab Sei singkat.

'tapi ini hanya kertas kosong!' protes Zen, 'er – kertas kosong dengan logo perusahaan?'

'bodoh! Itu berarti kau bebas menuliskan apapun yang kau mau! Berapapun bayaran yang kau inginkan, apapun syarat bodoh yang kau ajukan, Yazawa tidak akan menolaknya!' kata Ryouta, 'Yazawa, beri aku juga!'

'tidak akan,' tolak Sei santai.

'aku tidak bisa menerimanya,' kata Zen, 'aku tidak bisa –'

'saya mengerti. saya juga mengerti kenapa anda tidak bisa menerima tawaran iklan dari Han Jumin.'

'kau bicara dengan Jumin?' tanya Zen.

'yeah. saya juga bicara dengannya tentang project ini. saya ingin kau jadi company face kami bersama Higashi. Anda bisa menjadi pengaruh baik untuk Higashi yang tidak tahu bagaimana caranya menghargai dirinya sendiri. bagaimana? Bukan tawaran yang buruk, bukan?'

'lalu apa kata Jumin?' tanya Zen lagi.

'Menurut Mr Han, ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk anda. Tapi keputusan tetap ada di tangan anda,' jawab Sei, 'Hikaru, Izumi, terima kasih banyak..'

'apa ini penyebab kau bertingkah aneh dan sulit dihubungi selama beberapa hari terakhir? Maksudku, tentang 'liburan' Mika, tentang cincin itu, tentang semua yang kau siapkan..?' tanya Kai.

Sei mengangguk, 'kau bisa menarik kesimpulan dari tempat terakhir yang kudatangi. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.'

'setidaknya beritahu kami!' protes Ken.

'tidak. kalau kau tahu, kemungkinan besar informasi ini akan bocor pada Mika terlalu besar. Kau tidak bisa merahasiakan apapun darinya, Izumi,' tukas Sei santai, 'dan Mika bisa mendapatkan informasi apapun darimu dengan mudah. karena itu aku tidak mengatakan apapun padamu.'

'lalu kenapa mendadak kau ingin aku konser disini?' tanya Ryouta.

'karena mungkin aku akan memerlukanmu disini, Higashi. Dan sekarang aku memang memerlukan semua bantuan yang ada. Jirou dan yang lainnya dalam perjalanan kesini,' Sei menatap Zen, 'lalu bagaimana menurutmu? Tentang kontrak itu?'

'aku sudah bilang pada Han Jumin, aku tidak akan bergantung pada orang yang hanya mengandalkan uang,' tukas Zen.

'saya tahu. tapi tolong jangan salah paham, Mr Ryu. Saya tidak memberikan semua ini secara cuma-cuma. Terima kasih saya tidak akan pernah cukup karena anda telah menyelamatkan Mika dari bom di apartemen Rika. Dan kontrak ini adalah satu dari sedikit yang bisa saya tawarkan pada anda. Tolong pikirkan kembali.'

'aku melakukannya karena aku-'

'saya tahu,' potong Sei, 'tapi andai anda tidak datang hari itu, Mika mungkin tidak selamat. kalaupun Mika berhasil menyelamatkan diri, dia tidak akan kembali karena dia mengira saya yang merencanakan semua ini. singkatnya, saya mungkin tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi. selain itu, saya tahu anda memiliki potensi yang belum anda kembangkan secara maksimal.'

'apa tawaran ini hanya kau berikan padaku?' tanya Zen curiga.

Sei menggeleng, 'kalau yang anda tanyakan adalah kontrak kosong, yeah, hanya saya berikan pada anda, Mr Ryu. Mengenai isi kontrak ini, anda bisa bicarakan dengan Hiro atau Mika, atau dengan saya. Tapi kalau yang anda tanyakan adalah ucapan terima kasih, saya akan memberikannya pada tiga orang anggota RFA, anda, Mr Kim Yoosung dan Mr Choi Luciel.'

Zen tampak bimbang. Ia menatap kertas kosong di hadapannya seolah kertas itu siap menelannya hidup-hidup saat ia lengah sementara Sei melempar pandangannya pada gadis tidak kukenal yang berdiri di balik punggung Hiro.

'Mika, kenalkan, Ji Yoon Hwa, orang yang seharusnya menjadi koordinator tamu RFA,' kata Sei. canggung aku menjabat tangan gadis itu.

'Eonni, Sei Oppa bercerita banyak tentangmu. Aku sangat senang akhirnya aku bisa bertemu denganmu, Eonni,' kata gadis itu.

'panggil Mika-'

'Sakamoto,' potongku sebelum Sei menyelesaikan kalimatnya, 'Sakamoto.'

'Sakamoto Eonni,' ulang Yoon Hwa.

'Sakamoto. Tanpa tambahan apapun,' kataku lagi, 'ah, maaf tentang ponselmu. Aku membuangnya di tempat sampah dekat apartemen Rika. Pastikan 'Sei Oppa' mengganti ponselmu dengan ponsel keluaran terbaru.'

'ah, tidak, tidak perlu-'

'tidak perlu sungkan. lagipula memang salahku, aku yang membuang ponselmu. sangat wajar kalau kami mengganti ponselmu dengan ponsel yang baru,. kuharap kau tidak memiliki kenangan istimewa dengan ponsel itu dan berharap ponsel itu kembali karena aku tidak akan pergi ke apartemen itu hanya untuk mengambil ponselmu yang ada di tempat sampah,' potongku sambil melayangkan pandanganku pada Sei, 'Sei Oppa, eh?'

'apa ada sesuatu antara kau dan Ms Ji yang harus kuketahui?' tanyaku datar.

Sei menggeleng, 'tidak ada. kalaupun ada, kau pasti tahu. aku tidak bisa berbohong padamu, ingat?'

'tapi kau lupa, aku tetap akan percaya padamu walau aku tahu itu bohong..' aku tersenyum kecil pada Sei.

'Mr Yazawa,' panggil Zen, 'boleh aku bertanya?'

'silahkan, Mr Ryu,' kata Sei santai.

'kenapa anda mengirim Mika ke apartemen Rika? Bom itu.. anda tahu sesuatu tentang bom itu?' tanya Zen.

'pertanyaan bagus, Mr Ryu, tapi saya tidak punya kewajiban untuk membagi informasi tersebut pada anda, mengingat informasi ini adalah informasi sensitif dan saya tidak bisa memberikannya pada orang yang belum saya percaya,' jawab Sei tenang, 'tapi dengan senang hati saya akan menjawab pertanyaan seputar kerja sama yang akan kita jalin, Mr Ryu..'

'jangan bercanda..' geram Zen, 'bom itu nyaris meledakkanku juga! Dan semua ini tidak akan terjadi kalau kau tidak mengirim Mika ke apartemen itu!'

'apa menurut anda Ms Ji bisa bertahan, Mr Ryu? Ms Ji bisa saja terbunuh atau diculik oleh adik kembar Mr Choi..'

'lalu bagaimana dengan Mika!? Mika bisa saja terbunuh atau diculik seperti Ms Ji!'

Sei menggeleng, 'dari berbagai aspek, Mika adalah yang terbaik, Mr Ryu. kemungkinan Mika bisa bertahan hidup jauh lebih tinggi dibandingkan Ms Ji. Dan perlu anda ketahui, saya tidak mengirimnya kesini untuk mati seperti yang anda pikirkan.'

'lalu.. kenapa..?' tanya Zen lagi.

'saya tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan anda, Mr Ryu,' jawab Sei.

'jangan bercanda! setelah semua yang terjadi, hanya itu jawabanmu!?' Zen mulai kehilangan kesabaran, 'apa Mika tahu? apa semua orang yang ada disini tahu? apa hanya aku yang tidak tahu?' tanya Zen tidak sabar.

'saya tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan anda, Mr Ryu,' kata Sei lagi.

Zen tertawa kecil, 'setidaknya anda mengatakan yang sebenarnya, Mr Yazawa. Lalu.. apa kalian.. akan menikah..?' tanya Zen hati-hati.

'tidak diduga, memang.. tapi, yeah, saya dan Mika akan menikah,' jawab Sei mantap. Zen berubah pucat, 'apa ada yang perlu anda ketahui menyangkut kerja sama ini?' tanya Sei.

Zen menggelengkan kepalanya, 'tidak.. tidak ada.. terima kasih banyak atas kesempatan yang anda tawarkan, tapi saya tidak bisa menerimanya..' jawab Zen, suaranya sedikit bergetar.

'begitukah..? sungguh sangat disayangkan..' Sei mengeluarkan kartu namanya, 'hubungi saya jika suatu hari nanti anda berubah pikiran..'

'terima kasih banyak tapi saya tidak akan berubah pikiran..' Zen berbalik dan pergi begitu saja.

'bisa tolong yakinkan dia untuk tanda tangani kontraknya?' tanya Sei lirih.

'kucoba,' kataku, berjalan meninggalkan ruangan itu bersama Zen.

tanpa sepatah katapun, aku mengikuti Zen hingga ke aula yang masih penuh dengan wartawan, fans, haters dan tamu undangan. Kami berusaha tidak menarik perhatian para wartawan, fans dan haters lalu menyelinap ke balkon. Dari jauh, kami melihat Sayuri sedang mengobrol dengan Yoosung. Mereka tersenyum, tertawa, menikmati waktu yang mereka habiskan berdua.

'Zen!' panggilku.

'siapa gadis yang bersama Yoosung?' tanya Zen tanpa menoleh kearahku.

'Sayuri, temanku,' jawabku santai, 'setelah pesta berakhir, apa rencanamu, Zen?' tanyaku, sekedar mencairkan suasana.

'entahlah, sekarang aku tidak yakin. tawaran iklan yang kudapat sepertinya tidak buruk,' jawab Zen.

'tawaran Sei, apa tidak bisa kau pertimbangkan lagi? ini pertama kalinya Sei memberikan tawaran gila seperti ini.. ini kesempatan bagus untukmu, Zen..' kataku santai.

'kau benar-benar akan menikah?' tanya Zen tiba-tiba.

Aku mengangguk.

'dengan Yazawa?' tanya Zen lagi, 'dia melamarmu setelah dia gagal meledakkanmu di apartemen Rika!?' Zen tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

Aku mengangguk lagi.

'kalian hanya bicara tentang brokoli dan wortel dan sekarang semuanya baik-baik saja!? dia nyaris meledakkanmu di apartemen itu, Mika!'

Brokoli dan wortel..?

Aku tertawa kecil dan menghela nafas panjang.

'aku tahu..'

'dan sekarang kau – aku – aku tidak habis pikir! Bagaimana bisa kau menikahi orang yang nyaris membuatmu jadi abu!? dia berbahaya, Mika! Kita tidak tahu apa yang akan dia lakukan-'

Zen terdiam.

'kau tidak bisa lepas dari belenggu Yazawa,' kata Zen akhirnya, 'aku tidak tahu apa yang terjadi – apa yang ada diantara kalian berdua, tapi kau tidak akan pernah bisa lepas darinya..'

Perasaanku tidak enak.

'benar sekali,' kataku datar. Aku tidak akan memungkiri bahwa aku mungkin akan merangkak kembali ke sisinya sampai Sei sendiri yang mengatakan bahwa ia muak padaku dan ia ingin aku menghilang dari pandangannya.

'dan dia membuat semuanya tampak seperti inilah yang kau inginkan, Mika.. buka matamu!'

'bagaimana kau tahu bahwa semua ini bukan keinginanku?' tanyaku datar. Aku tidak suka arah pembicaraan ini, 'kalau kau tidak bisa mempercayainya, jangan tanda tangani kontrak itu,' kataku datar.

Zen menggeleng cepat, 'sekarang aku berubah pikiran. aku akan menandatanganinya. Aku akan membebaskanmu dari belenggu yang mengikatmu selama ini, walau itu berarti aku harus jadi anjing peliharaannya.'

'terima kasih banyak atas perhatianmu, tapi kau tidak perlu melakukannya.. belenggu itu tidak dan tidak pernah ada! berapa kali harus kukatakan padamu, Zen!?' kataku putus asa, 'aku menerimanya karena aku memang ingin menghabiskan sisa hidupku dengannya!'

Aku akan melakukan apapun untuk bisa bersamanya, meski hanya sedetik lebih lama.. aku yang memasang rantai di leherku sendiri, bukan Sei!

'bukan.. bukan itu yang kau inginkan.. itu perintah darinya, benar kan!?' Zen mendengus, 'apa yang terjadi kalau kau tidak menuruti kehendaknya!?'

'hanya ini yang ingin kau katakan?' tanyaku dingin.

'bagaimana dengan kita!? Apa sebelas hari ini-'

'koreksi, tidak pernah ada 'kita' diantara aku dan kau,' aku menarik nafas panjang, 'semua yang ada diantara kita tidak lebih dari sebuah kesalahan. salah satu kesalahan terburuk yang pernah kau buat.'

'kesalahan..?'

Aku mengangguk, 'salahku, Zen. karena aku meragukan Sei, karena aku membuka pintu untukmu,' aku menghela nafas panjang, 'seharusnya aku tidak meragukannya, seharusnya aku tetap mempercayainya.. entah bagaimana semuanya jadi seperti ini.. dan sekarang kau hanyut dalam ilusi yang kau buat sendiri..'

'apa..?'

'sekedar informasi, tidak ada belenggu yang mengikatku.. aku yang memutuskan untuk berdiri di sisinya sampai dia muak padaku dan mengusirku..' aku tertawa kecil, 'singkatnya, aku yang memasang rantai di leherku sendiri.. aku yang memberikan kuncinya pada Sei.. semua itu aku, Zen.. bukan Sei..'

'Mika-'

'Sei hanya membiarkanku berada di sisinya selama ini.. aku akan terus kembali ke sisinya sampai Sei sendiri yang mengatakan bahwa ia muak padaku dan ia ingin aku pergi..' aku tertawa kecil, berusaha menghindari kontak mata dengan Zen. aku tidak ingin wajah Zen membuatku merasa bersalah dan rasa bersalah itu akan menghantuiku seumur hidup.

Sekilas aku melihat seorang yang berdiri di dekat jendela. Lelaki yang memiliki mata yang sama dengan Zen.

'malam itu.. kenapa kau datang ke apartemenku?' tanya Zen, suaranya sedikit bergetar.

'karena Han Jumin memintaku menjengukmu dan membujukmu agar kau mau menerima tawaran iklan makanan kucing miliknya,' jawabku cepat.

'lalu kenapa kau memasak untukku? Kenapa kau-'

'memasak untuk orang yang sakit adalah hal yang biasa dilakukan oleh sebagian besar manusia di muka bumi ini. tidak ada yang spesial,' aku menghela nafas panjang, 'tentang Echo Girl, oke, kuakui aku memang bersimpati padamu karena aku pernah ada di posisi yang sama denganmu. Aku tahu persis bagaimana rasanya ada di posisimu saat itu, saat duniamu nyaris hancur berkat Echo Girl.. dan kau tidak layak mendapatkannya. Sejak awal aku memang tidak menyukai orang seperti Echo Girl. Bukan karena apa yang ia lakukan padamu, tapi aku punya alasanku sendiri.'

Lagi-lagi aku menghela nafas panjang, 'dan aku tidak punya kewajiban untuk memberitahu alasanku padamu..'

Potongan memori hari itu kembali muncul di benakku. sei ada disana. Aku menggenggam ujung kemeja Sei erat.

'sekarang, pertanyaan yang ingin kau ajukan adalah, dari semua anggota RFA, kenapa kau? Kenapa aku memilih untuk mendekatimu dan bukan yang lain?'

'yeah. Kenapa aku?' tanya Zen.

'karena kau yang paling mudah didekati,' kataku santai, 'aku tidak akan minta maaf, aku punya alasan sendiri kenapa aku melakukannya dan aku tidak menyesal. Seharusnya kau percaya padaku saat aku mengatakan bahwa 'Mika yang ada di messenger tidak nyata',' aku tertawa kecil, sekilas aku melihat seorang lelaki dengan warna mata yang sama dengan Zen berjalan mendekat, 'dan percayalah, sebentar lagi orang yang kau tunggu akan datang.. terima kasih banyak atas waktumu selama sebelas hari terakhir, Mr Ryu Hyun.'

'Hyun!' panggil seseorang.

Zen menoleh kearah sumber suara – dan aku melompat ke dalam kerumunan wartawan dan fans Zen.

'Hyung..?' sayup-sayup aku mendengar suara Zen.

Sudah berakhir, kataku dalam hati. aku mempercepat langkahku, kembali ke ruangan tempat Sei dan yang lain berada.

'Mika?' panggil Zen dari jauh, 'Mika!'

Aku tidak mempedulikannya.

Ekor mataku melihat Seven yang sedang memeluk Long Cat erat. Tanpa pikir panjang aku menghampiri Seven.

'Seven, lepaskan dia! Dia tamu!' kataku setengah berteriak.

'Mika!' panggil Zen lagi.

'tapi dia sangat lembut dan hangat, Mika..' Seven tidak mau melepaskan kucing malang itu dari pelukannya, 'tidak ada Elly.. Long Cat pun jadi..'

'ayo, sudah waktunya,' kataku akhirnya, 'lepaskan dia, Seven! Kau nyaris membuatnya mati kehabisan nafas!'

'baik.. baik..' senyum lebar mengembang di bibir Seven, 'sepertinya Zen mencarimu.'

'biarkan dia. Ayo,'

Seven melepaskan kucing malang itu dan mengikutiku kembali ke ruangan tempat Sei dan yang lain menunggu.

Saat kami kembali, Sayuri dan Yoosung juga ada disana.

'... karena itu, ini kartu namaku,' Sei memberikan kartu namanya pada Yoosung, 'tawaran magang di perusahaan saya terbuka lebar untuk anda, Mr Kim.'

'whoa..' mata Yoosung berbinar saat ia menerima kartu nama Sei, 'terima kasih Mr Yazawa! Kakak-kakak kelasku bisa bunuh diri kalau mereka tahu aku bertemu anda secara langsung! Dan aku dapat kartu nama anda!'

'apaaa? Hanya Yazawa..?' Sayuri cemberut, 'Yoosung.. ini kartu namaku,' Sayuri menggenggam tangan Yoosung dan menyelipkan kartu namanya di antara jemari Yoosung, 'telepon aku! harus!'

'apa yang kulewatkan?' tanyaku pada Yoosung.

'Mr Choi Luciel,' sapa Sei. Seven membalasnya dengan anggukan sekilas dan senyum kecil di bibirnya.

'tawaran magang, Mika Noona! Aku bebas memilih tempat magangku sendiri! IT Dept? Head Office? Health & Environment? Security & Safety? Atau Finance? Aaaah, aku tidak sabar! Aku ingin segera lulus kuliah!'

'Yoosung.. apa kau tidak tertarik magang di tempatku? Skin & Beauty akan menerimamu dengan senang hati..' nada manja Sayuri membuat wajah Yoosung seperti kepiting rebus.

'Sa – Sayuri Noo-'

'Sayuri!' protes Sayuri.

'ah, maaf, aku terlambat memperkenalkan mereka,' kata Sei, 'saya yakin anda telah mengenal Skin & Beauty Dept Head kami, Akai Sayuri,' Yoosung menatap Sayuri bingung, ia membaca kartu nama Sayuri dengan seksama dengan tanda tanya menggantung di atas kepalanya, 'lalu Safety & Security Dept Head, Izumi Kenta dan IT Dept Head, Hikaru Kaiji.'

'Hyung..?' Yoosung menatap Kai dan Ken bingung.

'tidak menyangka, eh?' Kai tertawa kecil, 'maaf, aku dan Izumi tidak membawa kartu nama kami.'

'company face kami sejak tiga tahun yang lalu, Higashi Ryouta, Legal Dept Head, Nagisa Hiroshi dan Executive Secretary, Sakamoto Mika.'

'telepon saja kalau kau tertarik,' kata Hiro saat ia memberikan kartu namanya pada Yoosung. Yoosung mengangguk gugup.

'tapi.. apa tidak apa-apa?' tanya Yoosung ragu.

'tentu saja. apabila tiga Dept Head menilai kinerja anda bagus dan anda layak dipertahankan, maka posisi pegawai tetap akan jadi milik anda. Biasanya kami melakukan evaluasi maksimal satu tahun, dalam hal ini, bisa lebih cepat, tergantung pada kemampuan anda, Mr Kim,' jawab Hiro, 'tapi apabila kami menilai anda tidak mampu, kami tidak akan segan-segan mengeluarkan anda di hari pertama anda magang.'

'kau dapat satu suara dariku, Yoosung, mungkin satu dari Mika.. kau hanya perlu meyakinkan satu orang lagi..' Sayuri tertawa kecil, 'bekerja sama denganmu, pasti menyenangkan!'

'aku bukan Dept Head, Sayuri.. suaraku tidak diperhitungkan..' kataku santai.

'tapi lelaki mengerikan itu akan melakukan apapun yang kau mau,' balas Sayuri cemberut.

'apa itu tidak seperti.. er.. jalan pintas?' tanya Yoosung lagi, 'aku yakin tidak sedikit orang yang bersedia melakukan apa saja untuk magang di perusahaan itu..'

'ah, benar sekali, bagi anda mungkin tampak seperti jalan pintas, tapi tolong jangan salah paham,' Sei menatap Yoosung lekat-lekat, 'kami telah menyeret anda ke dalam masalah kami, Mr Kim. Tidak seharusnya anda mengalami semua ini. tawaran ini hanyalah sedikit yang bisa saya lakukan sebagai ucapan terima kasih saya pada anda. silahkan pertimbangkan baik-baik, Mr Kim,' kata Sei, 'ah, hubungi saya atau Mika apabila anda berminat magang di Head Office kami. Anda bisa bergabung dengan kami segera setelah anda mendapat gelar sarjana anda. Apa cukup jelas?'

'satu pertanyaan lagi, Mr Yazawa,' kata Yoosung, 'Hades, Hephaestus.. nama-nama itu untuk apa?'

'berapa banyak yang anda tahu, Mr Kim?' Sei balik bertanya.

'Kai Hyung adalah Hephaestus dan Ken Hyung adalah Hades.. hanya itu..'

'Mr Kim.. saya akan sangat berterima kasih apabila anda tidak memberitahu orang lain – siapapun itu – tentang Hephaestus dan Hades. Sepatah kata saja dan nyawa mereka diujung tanduk – begitu juga dengan nyawa anda. Dan saya tidak bisa membantu kalian,' Sei menarik nafas panjang.

Yoosung terdiam sejenak.

'aku mengerti,' kata Yoosung, 'apa yang lain – Mika Noona, Sayuri Noona-'

'Sayuri!' protes Sayuri.

'maaf, Sayuri, juga punya nama seperti Kai Hyung dan Ken Hyung?'

'dengan mempertimbangkan keselamatan anda dan rekan-rekan saya, saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Saya harap anda mengerti.'

Yoosung mengangguk mantap, 'aku mengerti, terima kasih atas tawaran yang anda berikan, Mr Yazawa!'

'saya dan rekan-rekan saya menunggu kabar baik dari anda, Mr Kim,' Sei menjabat tangan Yoosung, 'Akai, tolong antar Mr Kim,' kata Sei.

'Mr Yazawa,' kata Yoosung sebelum ia berjalan keluar, 'apa bisa saya bergabung dengan anda secepatnya?'

'boleh saya tahu alasannya?' tanya Sei.

'er.. setelah semua yang terjadi, saya benar-benar meragukan RFA. Terlalu banyak yang ditutupi. Tentang kematian Rika Noona, tentang bom di apartemen Rika Noona, adik kembar Seven Hyung – sejujurnya saya tidak yakin Rika Noona bunuh diri.. hanya V Hyung yang tahu, dan V Hyung tidak pernah mau membicarakannya.. dan banyak rahasia lain yang V Hyung simpan sendiri.. Satu-satunya orang yang mungkin tahu tentang rahasia itu adalah Seven Hyung, tapi aku yakin Seven Hyung akan berbohong apabila V Hyung memerintahkannya untuk berbohong.. saya tidak tahan lagi..' Yoosung tertawa getir.

'Yoosung-'

Aku memberi isyarat pada Seven untuk tutup mulut sebelum ia sempat mengatakan sesuatu.

'tapi sekarang V Hyung juga menyembunyikan sesuatu dari Seven Hyung.. agensi Seven Hyung mengincar kepala Seven Hyung.. permainan macam apa ini..?' tawa getir terlontar dari bibir Yoosung.

'Mr Kim.. saya sangat mengerti bahwa yang anda inginkan adalah kejujuran dan keterbukaan. Tapi tidak seperti Mr Choi, anda memiliki banyak pilihan, Mr Kim,' jawab Sei, 'Peluang anda tidak terbatas.'

'dan anda bisa membuat saya terbang lebih tinggi dari siapapun,' kata Yoosung mantap.

Sei tertawa kecil, 'menarik. Apa yang membuat anda berpikir demikian, Mr Kim?'

'semua orang tahu, Mr Yazawa. Hampir semua orang setuju bahwa anda bukanlah seorang 'bos', tapi anda adalah 'pemimpin', 'rekan', 'teman seperjuangan' dan anda mempersiapkan semua orang untuk semua kemungkinan, baik atau buruk.'

'artikel itu anda baca di majalah bisnis yang terbit sekitar satu tahun empat bulan yang lalu,' Sei tertawa kecil, 'tapi jujur saja, artikel itu terlalu berlebihan, Mr Kim..'

'sebenarnya saya telah menerima tawaran magang di C&R,' lanjut Yoosung, 'awalnya saya merasa bangga dengan tawaran itu, tapi sekarang saya tidak ingin menerimanya. saya tidak percaya lagi pada RFA. Saya tidak ingin lagi berhubungan dengan RFA.'

'dan saya ingin membalas budi pada Kai Hyung dan Ken Hyung,' kata Yoosung mantap.

'saya suka mata itu,' kata Sei, 'sekarang, beritahu saya, Mr Kim, apa yang anda inginkan? Apa yang ingin anda wujudkan?'

'saya..' Yoosung terdiam sejenak, 'saya ingin semua orang bahagia.. seperti Rika Noona..'

Sei menunggu jawaban Yoosung, tapi Yoosung tidak mengatakan apa-apa lagi. sei hanya mengangguk pelan, 'luar biasa, Mr Kim. Pintu kami terbuka untuk anda. Saya akan menghubungi anda melalui Mika atau Akai. Kita akan lanjutkan pembicaraan ini, Mr Kim.'

'jangan panggil aku Mr Kim,' protes Yoosung, 'Yoosung saja..'

'baiklah, Yoosung..' kata Sei.

'Sei Hyung! terima kasih banyak!' kata Yoosung sebelum ia menghilang bersama Sayuri.

'lalu bagaimana dengan Mr Ryu? Kau berhasil membujuknya untuk menandatangani kontraknya?' tanya Sei.

Aku menggeleng, 'dia tidak akan menandatanganinya.'

'begitukah? sayang sekali.. biarkan dia pergi..' kata Sei santai.

'tawaran magang untuk Yoosung, kontrak untuk Zen.. sebenarnya apa yang kalian rencanakan?' tanya Seven yang sejak tadi bungkam.

'tidak ada, Mr Choi,' jawab Sei tenang, 'kami hanya ingin berterima kasih pada Mr Ryu, Mr Kim dan anda. mungkin Mika sudah bicara dengan anda mengenai hal ini, jadi, tolong tentukan sekarang, anda akan ikut atau anda akan tetap disini?'

Seven menggeleng, 'Mika belum pernah menyinggung masalah ini. sekarang aku punya hak untuk memilih?' tanya Seven sinis.

'anda selalu punya pilihan, Mr Choi,' jawab Sei.

'V mulai bergerak,' kata Kai tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang ada di hadapannya, 'dua menit yang lalu tiga mobil hitam dengan penumpang bersenjata menuju venue. Kita harus bergerak sekarang.'

'kita tidak punya banyak waktu, Mr Choi. tentukan sekarang,' desak Sei.

'aku ikut,' jawab Seven cepat.

'saya anggap anda tahu apa yang akan anda hadapi kalau anda bergabung dengan kami. selamat datang, Mr Choi,' Sei menjabat tangan Seven.

'aku bergabung karena kita punya tujuan yang sama, Mr Yazawa,' Seven menjabat tangan Sei.

Senyum tipis mengembang di wajah Sei, ia melempar sebuah kunci pada Kai, 'gunakan seperlunya.'

Wajah Kai tampak seperti anak kecil yang mendapatkan mainan favoritnya kembali. Ia bergegas membereskan laptopnya dan membawa empat buah koper silver Sei dengan kedua tangannya, 'bantu aku!' protes Kai saat Ken membiarkannya mengangkut koper-koper itu sendiri.

'aku tahu.. aku tahu..' kata Ken enggan. Ken mengikuti Kai dengan lima buah koper di tangannya, 'Hei, Hikaru! Aku mau mainan baru!' teriak Ken setelah pintu tertutup.

'cari Akai. Kita berangkat sekarang,' kata Sei pada Hiro dan Yoon Hwa.

'Sei, bagaimana dengan dia?' tanyaku.

'dia tidak tahu apa-apa. hanya beban. kita akan kembalikan dia pada RFA,'  jawab Sei sebelum ia membuka pintu dan berjalan keluar.

'Mika.. apa tidak apa-apa melibatkan mereka?' tanya Seven lirih. ia menyamakan langkahnya dengan langkahku.

'tidak apa-apa. mereka ada di pihak kita, Seven. Mereka bisa diandalkan. Lagipula kita nyaris tidak punya informasi apapun tentang Mint Eye. Risikonya terlalu tinggi kalau hanya aku dan kau..' aku menepuk bahu Seven, 'mereka memang tampak meragukan, tapi mereka profesional.. tidak perlu khawatir..'

'profesional, eh?' celetuk Seven.

'begitulah, lihat saja na-' tanpa sengaja aku menabrak bahu Sei yang berhenti tanpa sebab. Zen berdiri di depan Sei.

'kutandatangani,' kata Zen, 'kontrak itu.'

'apa yang membuat anda berubah pikiran, Mr Ryu?' tanya Sei.

'apapun itu, tidak ada bedanya, kan? sekarang aku ingin menjalin kerjasama dengan anda, Mr Yazawa,' jawab Zen.

'bagaimana menurutmu?' tanya Sei.

Aku menggeleng, 'lupakan. Dia punya maksud lain. Lebih baik kita menjadi sponsor dua atau tiga pertunjukan besar untuknya dalam satu tahun. Manfaatkan moment seperti Natal, tahun baru dan Valentine. Popularitasnya akan melejit dan tawaran akan datang padanya dengan sendirinya – kalau kau masih ingin berterima kasih padanya.'

'saya senang mendengarnya, Mr Ryu. Silahkan hubungi saya setelah pesta berakhir, ini kartu nama saya,' kata Sei tenang, 'maaf, tapi kami harus pergi sekarang..'

'pestanya belum berakhir Mr Yazawa, kenapa terburu-buru?' tanya Jumin. Ia menghampiri kami dengan segelas wine di tangan kirinya dan Jaehee dibalik punggungnya.

'Mr Han,' Sei menjabat tangan Jumin, 'seperti biasa, pesta yang luar biasa.. tapi kami harus mohon diri sebelum pesta ini berakhir..'

'bagian terbaiknya ada di akhir pesta, Mr Yazawa. Dan lelang foto-foto V baru saja akan dimulai. Apa anda yakin akan melewatkannya begitu saja?' tanya Jumin.

'sayang sekali.. kali ini saya harus melewatkan lelang foto-foto V yang luar biasa..' penyesalan yang dipaksakan terselip dalam suara Sei, 'kami permisi.'

'begitukah..? bersama Seven dan.. Yoosung?' tanya Jumin heran.

'Yoosung?' ulang Sei. Ia menoleh dan melihat Yoosung berdiri dibelakangnya, bersama Sayuri, Hiro dan Yoon Hwa.

'Ms Ji,' panggil Sei, memberi isyarat agar Yoon Hwa mendekat, 'Mr Han, perkenalkan, Ms Ji Yoon Hwa, koordinator tamu RFA.'

Raut wajah Jumin berubah, 'Ms Ji Yoon Hwa? koordinator tamu pengganti Rika yang disetujui oleh V adalah Mika, bukan Ms Ji..'

'seharusnya Ms Ji yang menempati posisi itu, Mr Han. Ms Ji adalah koordinator tamu RFA yang sebenarnya. Mika menggantikan Ms Ji atas permintaan V. Apabila ada pertanyaan yang ingin anda ajukan, silahkan tanyakan pada V selaku ketua RFA,' Sei terdiam sejenak, 'tapi setahu saya V telah mengundurkan diri dari RFA.. sungguh sangat disayangkan..'

'Ms Ji, Mr Han dan Ms Kang akan mengurus kepulangan anda,' lanjut Sei.

Yoon Hwa mengangguk ragu.

'kalau ada yang ingin anda tanyakan, jangan ragu untuk bertanya pada Mr Han dan Ms Kang' tambahnya datar, 'terima kasih atas kerja sama anda selama ini, Ms Ji.'

'kau tidak pernah menjawab pertanyaanku, Oppa, satupun,' protes Yoon Hwa.

'saya tidak punya kewajiban untuk menjawabnya, Ms Ji,' jawab Sei tenang, 'tapi saya yakin Mr Han dan Ms Kang bisa menjawab semua pertanyaan anda.'

'pertanyaan ini hanya Oppa yang bisa menjawabnya..' kata Yoon Hwa, 'selama sebelas hari ini, aku ini.. apa..?'

'singkatnya, anda adalah jaminan. jaminan bahwa Mika akan kembali dengan selamat. saya akan memulangkan anda segera setelah Mika kembali. tidak lebih dan tidak kurang.' jawab Sei.

'bagaimana kalau sesuatu terjadi pada Sakamoto Eonni - apa aku..?' Yoon Hwa tidak menyelesaikan pertanyaannya.

'percayalah, Ms Ji, anda tidak ingin mendengar jawaban saya,' jawab Sei dingin.

wajah Yoon Hwa berubah pucat.

'anda berkata seolah Ms Ji adalah barang jaminan atas keselamatan Mika,' kata Jumin.

'begitukah..?' Sei tertawa kecil, 'Ms Ji.. Mika telah kembali dengan selamat.. anda bisa pulang.. saya tidak akan menahan anda lagi.. bukankah ini yang anda inginkan?'

sedikit air mata menggenang di pelupuk mata Yoon Hwa.

'aku ini.. jaminan..!?' Yoon Hwa tertawa getir. ia menampar Sei sebelum ia menghilang, membaur dengan orang-orang yang sibuk menikmati pesta ini.

Sei menghela nafas panjang, 'Yoosung.. kenapa kau ada disini?'

'Sei Hyung,' panggil Yoosung.

'Yazawa.. maaf, aku tidak berhasil membujuk Yoosung. Dia bersikeras ingin bergabung hari ini juga..' kata Sayuri.

'tidak apa-apa, Akai. Terima kasih,' kata Sei.

'kalian akan pergi sekarang? kemana? jangan.. jangan tinggalkan aku..' tanya Yoosung.

Sei menggeleng, 'terlalu berisiko, Mr Kim.'

'katakan itu sebelum agensi Seven Hyung menangkap dan mengiterogasiku!' tolak Yoosung setengah berteriak. Pengalamannya bersama agensi Seven akan melekat kuat dalam ingatannya.

'tidak ada gunanya. Biarkan dia ikut. Lagipula semua ini ada hubungannya dengan Rika dan V. Kita tidak berhak menutupi apapun dari Yoosung,' kataku di balik punggung Sei.

'beri saya satu alasan kenapa saya harus membiarkan anda ikut, Mr Kim,' kata Sei.

Yoosung menggeleng pelan, 'saya..' Yoosung terdiam sejenak, 'saya akan menyesal kalau saya tetap disini.'

'saya tidak menyangka anda akan membujuk tiga anggota kami untuk bergabung dengan anda, Mr Yazawa,' kata Jumin.

'Mr Han-'

'Jumin Hyung,' potong Yoosung, 'aku yang ingin bergabung dengan Sei Hyung. kalau aku berada disini lebih lama lagi, mungkin aku akan mati kehabisan nafas..' kata Yoosung dingin.

'Yoosung!' panggil Zen, 'kau gila!? Mereka nyaris membunuh kita semua!'

'Zen Hyung.. aku pasti gila kalau aku tetap disini..' balas Yoosung. ia menabrak bahu Zen saat ia berjalan melewatinya. Sayuri berlari kecil menyusul Yoosung.

'kalau anda begitu yakin kamilah yang nyaris membunuh kalian, apa boleh saya tahu alasan anda untuk bergabung dengan kami, Mr Ryu?' tanya Sei.

Zen terdiam.

'anda harus mempertimbangakan kembali keputusan anda. Selamat siang, Mr Ryu, Mr Han,' Sei berjalan melewati Jumin dan Zen. Jaehee hanya menatapku dalam diam saat aku pergi begitu saja tanpa mengucapkan selamat tinggal.

'sudah waktunya kalian menerima fakta bahwa RFA tinggal kenangan,' kata Seven, menepuk bahu Jumin dan berlalu pergi.

'Yoosung, Seven dan Mika, mereka masih anggota kami,' kata Jumin di balik punggung Sei, 'kami akan tetap memastikan mereka aman.'

'katakan itu sebelum bom di apartemen Rika meledak, Mr Han,' tukas Sei tanpa menghentikan langkahnya.

------------------------------------------------------------------------------------

please have a potato ..

Continue Reading

You'll Also Like

164K 16.7K 65
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
198K 16.8K 88
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
15.5M 874K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.3K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.