Love Me Harder (end)

By finaha201_

437K 24.7K 621

# 7 dlm rendom (05-09-'17) # 15 (14-08-'17) # 18 (09-08-'17) # 42 (25-05-'17) #Iqbaale rank 2 Memang pernikah... More

Part 1
part 2
Part 3
Part 4
Part 5
part 6
part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
part 26 (b)
part 27 a
part 27 B
28
29
30 (yeyyyy!!!)
30 B
31
32
33
33 b
34
34 B
35
36
37
37 B
38
39 (a)
39 (b)
Ilustrasi....
40
41
42
43
44
45
epilog
Bonus
Thanks to you, guys...
Pengumuman!!!
pengumuman!!! (2)
Hallo!!!
Promosi
sapaan ajah

part 26 (a)

7.4K 446 6
By finaha201_

"Kita ke paris." seru Iqbaale berseri-seru saat sampai di rumah.

"hah? Maksud kamu, sayang?" heran Diyanti saat mendengar ungkapan Iqbaale yang secara tiba-tiba.

Sebenarnya Iqbaale jijik dengan kata "sayang" dari mulut wanita itu, namun demi mendapatkan kembali hati Nk, ia rela menerima kata itu. "iya, kita ke Paris beberapa hari, terus kita lanjutin ke Jepang 4 hari. Gimana?"

Mata Diyanti nampak sangat berbinar, nanun Diara hanya menatap bingung kedua orang tuanya. "Kapan perginya?"

Iqbaale tersenyun miring yang tidak disadari Diyanti. Wanita ini, masuk jebakannya. "Secepatnya aku kabari." ujar Iqbaale dan langsung berjalan santau menuju kamar.

Mata Diyanti kian berbinar senang, akhirnya Iqbaale bisa membuka hatinya. Itu menurutnya...

Kenyataannya, Iqbaale pergi ke Paris karna ingin mengejar cintanya, bukan mempertahankan atau mempererat hubungan keduanya.

•••

"Udah ngebujuknya pak?" Sahut Nk saat Iqbaale menelponnya untuk mengabari kabar yang sudah terjadi.

"ga usah dibujuk juga dia mau tuh, (nam...)" Itu lah yang Iqbaale katakan yang disambut kekehan kecil keduanya.

"dia, curiga nggak?" Tanya Nk khawatir.

"Kayaknya enggak deh, matanya itu lho, kek berlian gitu."

"o,oh..." Gumaman Nk nampak tak enak hati.

"Kenapa memangnya?" bingung Iqbaale.

"nggak, cuma nanya doang."

"Yakin?" Nk mengangguk, walau ia tau Iqbaale tak ada dihadapannya.

"ya."

"eh ya, berangkatnya kapan?"

"minggu depan, hari selasa jam 3 sore. Jangan sampe telat yah, pak tua." Terdengar kekehan kecil diujung sana yang membuat Nk ikut terkekeh.

"baik, nyonya besar." 

"jangan ada yang ketinggalan juga, aku ga nanggung yah."

"iya bawel"

"ya udah, see ya."

"see you, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalan." Nk menutup sambungannya dengan Iqbaale, lalu melempar kearah tempat tidur berukur queen-nya. Lalu menghampiri Diana yang ada dikamarnya.

"Ana, kita beres-beres yuk, bentar lagi kan kita mau jalan-jalan." bujujan Nk disambut manyunan dari Diana.

"nanti aja ah, ndah."

"besok yah?"

Diana mengangguk dengan pasti, lalu kembali bermain dengan bonekanya. Nk pun ikut bermain. Sampai suara bell terdengar, Nk pun meninggalkan Diana sesaat untuk membuka pintu.

Didepan pintu, Nk membukanya dengan perlahan, dan terlihat boneka tedybear putih besar dengan dress tutu balet berwarna pink fanta, tak lupa tiara plastik diatas kepalanya.

Awalnya Nk bingung, siapa seseorang yang dengan iseng menutup wajahnya dengan boneka besar itu? Masih lazim memangnya? Hingga Nk teringat beberapa waktu silam, siapa yang sering membuatnya jantungan slama ini selain...

"Baale? Itu elo kan?" Tebak Nk dengan semangatnya.

Perlahan boneka itu turun, dan memperlihatkan wajah Karel dengan raut kecewanya.

"lho, Rel?" Guman Nk nampak terkejut.

"Ternyata salah yah, seseorang yang slalu ada akan menggantikan orang yang ia sayangi," ucap Karel dengan senyun kecutnya. "salah besar."

"i am so sorry, karna slama ini yang sering bikin kejutan tuh..."

"Iqbaale? Yah, udah bisa aku tebak kok." potong Karel masih dengan senyum kecutnya.

Nk memasang muka bersalahnya, sungguh, ia tak bermaksud menyakiti hati siapa pun, apa lagi Karel. Pria itu akhir-akhir ini sering mengunjungi dirinya untuk membantu menjaga Diana. Kadang kala pun, saat Nk sedang dilanda dead line, Karel lah yang membantunya dengan cara mengajaknya jalan-jalan ke alam bebas atau sekedar menunjukkan foto-foto travelingnya. Intinya, saat Iqbaale tak ada diwaktu yang sangat Nk butuhkan, pasti ada Karel yang membantunya. Dan bagaimana bisa Nk begitu tega menyakiti pria itu padahal Pria itu sudah sering membantunya? Dan detik ini juga, Nk merasa dirinya adalah antagonis dikisahnya sendiri.

"Sekali lagi, aku benar-benar..."

"udah lah, ga penting lagi kan?" lagi-lagi Karel memotong ucapan Nk. "Aku boleh masukkan?" tanya nya sambil menunjukan kearah dalam rumah.

"oh, iya, silahkan." Nk mempersilahkan Karel masuk dengan boneka teddy bear besar dipelukannya yang lalu ia taruh diatas sofa ruang tamu.

"Ana mana, BTW?" Nk menunjukkan kamar Diana sebagai sebuah jawaban dari pertanyaan Karel, ia sedang malas angkat bicara, takut menyakiti hati Karel lagi. Karel tersenyum kecil lalu berjalan cepat menuju kamar Diana, sedangkan Nk mengunci pintu dan berjalan menuju dapur, mengambil cemilan dan memakannya dipinggir kolam renang sembari merenung. Kalian tak perlu tau apa isi renungannya, karna kalian sudah pasti akan menebak semua isi kepala seorang (namakamu) Daiyamondo.

#Beberapa_hari_kemudian

Iqbaale menutup koper besarnya dan menurunkannya dari tempat tidur, lalu menyeretnya menuju tangga dan mengangkatnya saat hendak menuruni anak tangga, dan kembali menyeret kopernya menuju taxi yang ia pesan. Diyanti serta Diara sedang duduk dianak tangga taman belakang, menikmati siang hari di Ibu Kota sebelum lepas landas menuju Paris.

"Ma, Ana dan Bunda ikut kita nggak?" tanya Diara saat Diyanti bercerita tentang negri dongeng yang sering ia ceritakan saat Diara hendak tidur.

"kayaknya enggak deh sayang..." Jawab Diyanti sambil membelai rambut hitam milik anak sematawayangnya. Itu lah yang Diyanti tau soal Nk dan Diana, mereka tak ikut bersama keluarga kecilnya.

"ayok berangkat, bentar lagi jam 2 nih, kita harus chek in dulu kan?" Diyanti dan Diara mendongak kebelakang mereka saat Iqbaale menghampiri mereka dan bersuara.

"yuk." Diyanti bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan Diara menuju Taxi.

Diperjalanan, hanya Diyanti dan Diara yang bersuara di kursi belakang, sedangkan Iqbaale, asik memperhatikan jalanan ibu kota yang padat sambil bersenandung, kala pula ia mengecek ponselnya untuk mengirim pesan kepada Nk. Sesampainya di Bandara, Iqbaale membantu supir Taxi untuk menurunkan barang-barang mereka, sedangkan dua wanita dibelakang langsung turun dan duduk dikursi dekat sana sembari memperhatikan Iqbaale.

Saat asik melihat sang suami menurunkan koper, Diyanti melihat seorang wanita berambut pendek dengan warna coklat kepirangan dan jaket hitam panjang, celana jeans, sepatu sneakers putih dan tas tangan putih—menghampiri Iqbaale. Lalu berbicara sesuatu dan memberikan amplop coklar besar, dan wanita itu pergi sembari melambaikan tangan. Dan Diyanti, mulai terbakar api kecemburuan.

Setelah yakin wanita itu benar-benar menjauhi suaminya, Diyanti langsung menghampiri Iqbaale dengan langkah seakan dihentak tanpa menggandeng tangan Diara yang berlari kecil mengejar sang Ibu. Lalu menatap leser Iqbaale yang nampak santai-santai saja tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Siapa tadi?" tak segan-segan, Diyanti langsung memarahi Iqbaale.

Iqbaale tersenyum miring dan menunjukkan amplop yang tadi ia dapat dari wanita asing itu. "Agen pengirim tiket kita ke Paris." terang Iqbaale dengan padat, singkat dan jelasnya.

Belum semenit ia marah kepada Iqbaale, Diyanti langsung melebarkan senyumannya.

•••

Iqbaale merasa cukup BT saat Diyanti tak menolongnya untuk menurunkan koper-koper mereka. Namun, rasa BT nya mendadak hilang saat seseorang menepuk pelan bahunya. Spontan, Iqbaale membalikkan badannya dan mengangkat alisnya tinggi-tinggi saat melihat penampilan baru dari wanita yang sudah ia kenal sangat lama.

Rambut panjang sepunggungnya yang berwarna hitam menjadi rambut sebahu berwarna coklat kepirangan dan rona pipi yang masih membuat Iqbaale jatuh cinta padanya. Ya, wanita itu adalah (namakamu) Daiyamondo.

"kamu potong..."

"ah, iya. Pengen ganti style aja." ujar Nk sambil memegang rambutnya. "aneh ga, Baale?"

Iqbaale tersenyum kecil dan menggeleng pelan. "Malah makin cantik." Pujinya tanpa berpikir panjang.

Mendengar pujian itu, Nk langsung tersipu malu.

"Jangan terlalu tinggi terbangnya." bisik Iqbaale tanpa menunduk dan sembari memegangi jemari wanita itu.

Nk hanya tersenyum manis. "oh ya, aku hampir lupa." Nk langsung menyodorkan amplop besar coklat kepada Iqbaale.

"Apa nih?"

"Tiket dan paspor yang kemarin kamu kasih ke aku, semuanya lengkap, termasuk tiket masuk hotelnya dan nama yang bakal aku kunjungi." Jelas Nk dengan panjang.

Iqbaale menerimanya dan langsung mengecek isinya, dan benar saja, semuanya sudah sangat lengkap.

"jangan sampai hilang yah, pak tua." ujar Nk sambil tersenyum lebar.

"tidak akan.." Sahut Iqbaale masih fokus dengan isi amplop.

"ya udah, aku duluan yah, see ya." Nk langsung pergi sembari melambaikan tangan. Iqbaale hanya menunjukkan senyum manisnya, lalu kembali kepada amplopnya dan memasukkan semua isinya.

"Siapa tadi?" Pertanyaan Diyanti yang nampak sangat marah.

Bukannya merasa bersalah, Iqbaale malah tersenyum miring, entah apa yanv ada di otaknya sampai dirinya tersenyum seperti itu. Masih dengan senyun miringnya, Iqbaale mengangkat amplop dari Nk. "Agen pengirim tiket kita ke Paris." jawabnya dengan singkat, padat, jelas dan berbohongnya.

Dan tepat sasaran! Diyanti langsung luluh begitu saja dengan kebohongan sang suami. Bukti terdapat dari senyuman kecil yang wanita itu pancarkan.

"udah yuk, kita chek in." ajak Iqbaale sembari menyeret koper dan menggandeng tangan Diara kedalam bandara.

•••

"yayah mana bund?" Tanya Diana saat Nk kembali dari pengirimannya ke Iqbaale.

"sama Ara dan Mamah Diyanti sayang." Jawab Nk sambil duduk disamping Diana, tempat Rina—Asisten pribadinya duduk.

Mendengar itu, Diana memasang muka cemberutnya. Dan Nk peka terhadap perilaku peri kecilnya.

"Jangan sedih dong, kan sesampainya disana, kita bareng lagi sama Ayah, iya kan?" Usaha Nk untuk menghibur Diana cukup berhasil, yah walau tidak seratus persen.

"mbak Nk, lebih baik kita mulai chek in, mbak." Ujar Rina dengan sopan.

"kita kan masih nunggu Ica, Na. Beberapa baju buat Fashion week kan ada di dia." kata Nk dengan muka paniknya.

"mbak, itu Ica!" seru Wina sambil menunjuk seorang wanita dengan blezer hitam dan kaus putih didalamnya, dua koper besar ia seret dengan susah payahnya.

"ya udah, Win, karna koper kamu bareng sama Rina, kamu bantuin Ica gih." suruh Nk sambari bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan Diana.

"baik mbak.." Wina menurutinya saja tanoa banyak membantah, jika ia bantah, bisa bisa Nk menurunkan gajinya walau semua karyawan tau dia baik hati dan tak pernah memotong gaji siapa pun.

"Ayok na, kita berangkat." ajak Nk kepada Diana.

Dan mereka pun berangkat menuju Paris dengan lancar...

#Bersambung

Akhirnya...

Btw, Happy Anniv Soniq and HBD buat Iqbaale^^
Krn kayaknya ga ada yg koment dipost pemberitahuanku, aku langsung sikat aja deh ngenext LMH, yah walau baru sebagian. Oh ya, slama liburan tahun baru, aku pengen ngepost semua cerbungku secara berurutan slama seminggu full ini, jd kl hari ini LMH, bsk SKP, trs Pelangi, trs My Fairy Tale, lanjut ke Pelabuhan Hati dan aku bakal kelarin Soulmate dari Cerpen Iqbaale dan Nk. So, jgn sampe ketinggalan semuanya yah. Do'ain juga supaya lancar janji janji ku ini.

Jangan lupa buat vote and coment yah. Biar makin semangat, hehehe

Coment yg panjang bin bocor yah, kasih tau kurangnya yah, please...😬

Salam sayang
Fina

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 325K 14
Ketika lelaki yang ia cintai menolak pernyataan cintanya, Caca bertekad untuk menaklukkan hati lelaki itu. Lagipula, sebelum janur kuning melengkung...
437K 24.7K 61
# 7 dlm rendom (05-09-'17) # 15 (14-08-'17) # 18 (09-08-'17) # 42 (25-05-'17) #Iqbaale rank 2 Memang pernikahan ini sudah menginjak satu tahun, namun...
27.8M 1.5M 68
#1 in Teenfiction # 1 in Fiksiremaja #1 in Fiksi #1 in Love (SELESAI) FOLLOW DULU SEBELUM BACA Dia Kenneth Aldebaran Soller. The Angel sebutannya, si...
37.4M 2.3M 45
🍁 N E W V E R S I O N 🍁 **** Gimana pendapat lo kalau dengar kata 'bad boy'? Nakal? Always. Playboy? Mayoritas seperti itu. Merokok? Pasti. Suka bo...