45

6K 327 26
                                    

Aku bela-belain otak kosong dan tangan lemes demi lanjutin LMH...

Jadi, maaf maaf aja kalo banyak typo atau mungkin cerita yang lalu lalang ga jelas, atau gimana lah, aku pusing jelasinnya.

Dan sebelumnya, mulai hari senin ini sampe rabu aku off yah, mau ikut kemah soalnya. Hehehe...

Moga kalian ga nyesel baca sampe kelar,
And, yeah...
Enjoy the story...

***

"Kamu pergi disaat aku bahagia bersama kita..."

***

Setelah 6 bulan full menginap di rumah sakit Jakarta untuk menyembuhkan kankernya, dan kankernya yang sudah ada di stadium 1, akhirnya Nk diperbolehkan untuk pulang, namun tetap harus menjalani terapinya sebulan sekali. Walau pun demikian, Nk tetap tidak boleh terlalu aktiv menjalani kegiatannya seperti biasa.

"Akhirnya bisa pulang..." gumam Nk dengan rasa bahagianya.

"Welcome back!" seru Iqbaale setelah menaruh koper dan tas Nk, lalu membalikkan badannya dan merentangkan kedua tangannya.

Bukannya memasang wajah bahagianya, Nk malah memasang wajah cemberutnya. Dan itu membuat Iqbaale bingung sendiri.

"Lho? Kenapa?"

"Kok kamu ngecat rumah tanpa pemberitahuan aku sih? Ini kan rumah aku juga, bukan cuma kamu sama anak-anak, baale." Gerutu Nk sembari menatap Iqbaale dengan tatapan kekecewaannya.

"Ya maaf, soalnya kalo ga kayak gitu, bukan suprise namanya." Jelas Iqbaale, namun respon Nk masih sama; cemberut.

Ya memang, slama Nk dirawat di Jakarta, Iqbaale menyempatkan diri untuk mengecat rumah mereka, terutama di ruang tengah dan kamar tidur Iqbaale dan Nk. Ini bukan rencana Iqbaale sebenarnya, tapi karna rekomendasi dokter untuk mengganti warna baru di rumah. Jadi beginilah penampakan warna baru di rumah lama mereka; ruang keluarga benuansa orange, kamar Diana dan Adrl berwarna pink fanta, kamar Efel berwarna hijau army, kamar Iqbaale dan Nk yang bernuansa merah marun. Iqbaale sengaja memilih warma-warna itu, agar saat Nk kambuh lagi dan mengenai matanya, seperti biasa, wanitanya tetap bisa membedakan kamar mereka dengan kamar anak-anak. Ini juga termasuk rekomendasi dokter Nk.

"Tapi kamu tetap suka, kan?" Tanya Iqbaale, memastikan bahwa Nk menyukainya walau dia tak menyukai cara Iqbaale itu.

Nk berpikir sembari berjalan kesamping Iqbaale dan tidak memutar badannya, dia tetap menatap sekitar ruang keluarga. Iqbaale menengokkan kepalanya ke arah sang Istri.

Dan hening melanda mereka beberapa menit, sebelum Nk ikut menoleh kearah Iqbaale, memberi senyuman terbaiknya, lalu mengangguk pelan. Dan jawabannya, membuat perasaan bersalah Iqbaale sirna.

"I love it, but..." keduanya saling memutar badan, hingga saling berhadapan, dan entah reflek mereka, Iqbaale memegang kedua pinggang Nk, dan Nk mengalungkan kedua tangannya dileher Iqbaale. "Kasih tau dulu kalo mau di cat, oke?"

Iqbaale tersenyum sembari mengangguk, "Oke, lain kali aku bilang kalo mau ngecat rumah kita lagi,"

"Jangan masalah ngecat rumah aja, semua hal harus kamu kasih tau ke aku, biar rumah tangga kita ini tetap utuh." Sela Nk cepat sembari merapihkan rambut Iqbaale yang cukup berantakan itu.

"Oke, aku bakal kasih tau semua rahasia dan masalah aku ke kamu, sampai kamu bener-bener kenal lagu sama aku." Ujar Iqbaale dengan astusias.

Nk terkekeh kecil mendengarnya. "Aku udah kenal banget sama kamu, Baale."

Love Me Harder (end)Where stories live. Discover now