Part 9

11.3K 580 0
                                    


"(namakamu) sudah kelihatan sembuh total," Rike memulai topic yang sempat satu tahun lebih di lupakan. "dan sekarang waktunya kamu jawab pertanyaan bunda waktu itu."

'Degh..' jantung Iqbaal berdegup sangat cepat, tak mampu melakukan apapun, hanya bisa menatap (namakamu) yang sedang memeluk kedua keponakannya itu.

Posisi duduk Rike berubah menjadi menghadap putranya itu. "Kamu pilih bercerai? Atau tetap bertahan?" Rike mengulang pertanyaan yang menurut Iqbaal bodoh itu.

Iqbaal berdecih, membenci pertanyaan itu, ingin rasanya memakan pertanyaan itu. Menghela nafas agar tenang sambil memejamkan matanya, lalu membuka matanya kembali, dan penglihatannya hanya mampu melihat dia, ya, di lah yang kini terukir di hatinya, hanya dia yang mampu menggetarkan jantungnya. Hanya dia yang mampu membuat pria ini mematung karna sikapnya yang manis. Dan dia lah yang ia cintai. "Bertahan.." jawab Iqbaal berbisik dan pelan, bahkan Rike tak dapat mendengar sempurna kata tersebut.

"apa?" Tanya Rike, meminta Iqbaal mengulangi jawaban itu.

Iqbaal menoleh kearah bundanya tercinta, menatapnya dengan tatapan bahagia, ditambah senyuman yang begitu khas. "Ale memilih bertahan bersama (namakamu), mencintainya seutuhnya, tak peduli badai akan menerjang kami berdua, Ale akan tetap mempertahankannya." Kata-kata indah keluar begitu saja dari mulut Iqbaal, dan sukses membuat air mata haru itu keluar dari kedua mata Rike, ia sangat bangga dengan putranya ini.

"kamu janji untuk tidak menyakitinya lagi?"Tanya Rike minta kepastian dari Iqbaal.

Iqbaal mengangguk pelan. "Ale janji, bunda, Ale janji ga bakal nyakitin wanita yang Ale cintai." Iqbaal berjanji.

Senyuman itu makin mengembang bak kue yang berada di oven. "Kalo begitu, hampiri istrimu, peluk dan cium dia, bilang sama dia kalo kamu sangat mencintainya." Suruh Rike.

"Tampa bunda minta pun Ale akan laksanakan." Rike tertawa kecil saat mendengar penuturan Iqbaal.

Lalu iqbaal langsung berlari kearah (namakamu) yang sedang asik bermain dengan kelima keponakannya, kedua anak tehh ody dan buah hati sepupu iqbaal. Dan langsung memeluk istrinya dengan amat erat.

(namakamu) bingung dengan perlakuan Iqbaal yang sangat aneh, karna tiba-tiba ia menghampirinya dan memeluknya begitu erat. Iqbaal meregangkan pelukannya, dan beralih menatap mata (namakamu). "Ada apa baal? Kok tiba-tiba gini sih?" Tanya (namakamu) masih bingung dengan semua ini. Dan tiba-tiba...

'cup..' Iqbaal merengut bibir (namakamu) dengan lembut, menggenggam tengkuk (namakamu) agar tak lepas. Semua anak-anak yang ada disana, matanya di tutup oleh orang tuanya, tak ingin dewasa sebelum waktunya.

"bukan itu maksud Bunda, le,"cibir Rike pelan. "tapi, sudah lah, dasar.."

"jadi itu pilihan Iqbaal, bund? Mempertahankannya?" Tanya tehh Ody sambil terus menutup mata Fadhil. Rike hanya mengangguk pelan, sambil terus memperhatikan sepasang suami-istri itu.

Sudah 1 menit dan Iqbaal menyudahinya. Menatap kembali mata (namakamu) dengan damai. "(namakamu) Daiyamondo Fakhriansha, aku sangat mencintai mu.." ucap Iqbaal begitu saja, terdengar lepas dan bebas, tampa ada beban di bahunya.

Mata (namakamu) membulat, seluruh mukanya memerah bak lobster matang, tak percaya dengan semua ini sekaligus dibuat terbang oleh suaminya itu. "tolong siapapun cubit aku sekarang!" saat-saat yang romantic seperti ini, masih sempatnya wanita ini bercanda, oh, tunggu! Ia tak bercanda, masih serasa mimpi mungkin ini baginya.

Iqbaal tertawa kecil, lalu mencubit kedua pipi (namakamu) dengan gemas. "ini bukan mimpi sayang, aku beneran, uuu..gemes aku sama kamu..." Ucap Iqbaal sambil terus mencubiti kedua pipi (namakamu), membuat semua orang yang berada disana tertawa.

Love Me Harder (end)Where stories live. Discover now