Part 19

7K 441 6
                                    

KITA NEXT LAGI!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak kasih sayng kalian lewat Vote and Coment..

Maaf kalo banyak Typo..

and..

Enjoy the Story...

*****

Sesampainya di café Poste, Iqbaal langsung memasuki café itu dan mencari meja nomor 24. Dan matanya membulat saat mendapati klayennya hari ini. Wanita itu! Wanita yang amat ia rindukan, wanita yang masih mengandung anaknya, ya, dial ah (namakamu) Daiyamondo yang memakai dress yang seperti di foto, rambutnya ia gerai dan ditambah jepit putih agar poninya tak menghalanginya, wadges putih dan tas kecil cream menjadi pelengkap stylenya.

(namakamu) sedang memandang kagum pemandangan luar yang amat indah, hingga tak menyadari kehadiran Iqbaal.

"ekhm.." Iqbaal berdekhem dan membuat (namakamu) menoleh kearahnya dan langsung menebarkan senyum yang sangat Iqbaal rindukan.

"hai baal.." sapa (namakamu) dengan lembut. Iqbaal hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya sesaat, lalu ia duduk di hadapan (namakamu).

"apa kabar?" Iqbaal masih memancarkan senyumannya yang membuat Jantung (namakamu) berdebar cepat.

"baik..." Senyum (namakamu). Lalu ia mengangkat buku menu yang sejak tadi sudah berada di meja. Iqbaal pun melakukan hal serupa dengan (namakamu).

Hening kembali hadir, canggung di antara mereka pun datang, canggung mereka seperti baru pertama kali kencan, padahal ini sudah kesekian kalinya mereka kencan, bahkan kencan mereka bukan ber dua, namun bertiga, yap, si jabang bayi menjadi hitungan ke-3. Namun mereka masih terlihat sangat canggung, gugup pula. 3 bulan tak bertemu jadilah seperti ini, mungkin alasannya seperti itu.

setelah memesan makanan, Iqbaal dan (namakamu) hanya bisa diam, sambil sesekali melirik yang berada di depan mereka, dan tertawa kecil saat mereka melirik di waktu yang sama.

"kok kita ketawa ya? Aneh.." heran Iqbaal saat mata mereka bertemu kembalisaat saling melirik.

"lho? Kok nanya? Aku ngikutin kamu.." ujar (namakamu). Lalu mereka tertawa kecil kembali

"hm..gimana kandungan kamu?" tanya Iqbaal sangat canggung, keringat dingin bercucuran ditangan dan kakinya.

"baik, Cuma kemarin sempet kontraksi gitu.." jelas (namakamu) membuat iqbaal sedikit terkejut.

"Cuma? Itu katamu Cuma? (namakamu), itu tandanya sebentar lagi waktunya.." panic Iqbaal.

"santai lah baal, kata dokter juga waktunya ga kurang seminggu." Ucap (namakamu) sedikit santai.

"(namakamu)! Waktu kelahiran itu bisa lebih cepat bisa lebih lambat, dan Cuma Allah yang tau kapan dia lahir, sekarang kita ke rumah sakit, ok?" Iqbaal hendak beranjak, namun dengan cepat (namakamu) menggenggam tanganya.

"ngapain sih pake ke rumah sakit segala? aku gapapa, sungguh.."kata (namakamu) dengan tatapannya yang membuat Iqbaal luluh dan menuruti kemauan (namakamu).

"tapi janji sama aku, kalo terjadi kontraksi lagi, ga ada alasan kita ke rumah sakit, ok?" (namakamu) mengangguk, lalu Iqbaal menunjukkan kelingkingnya."janji?"

"janji.." (namakamu) melilitkan kelingkingnya ke kelingking Iqbaal, lalu mereka saling tersenyum. Setelah melepas kelingkin mereka dari lilitan itu, (namakamu) langsung melihat-lihat kembali ke luar jendela, sedangkan Iqbaal, pria itu malah menatap (namakamu) dengan kagum.

Love Me Harder (end)Where stories live. Discover now