Part 24

8.2K 474 12
                                    

Baru beberapa meter mereka berjalan, keduanya berhenti karna tangan Nk yang ditarik paksa menuju sela-sela dua toko. Nk yang sedang bengong menatap kaget seorang pria dihadapannya.

Pria itu menempelkan jari telunjuknya dan bibirnya, tanda agar dirinya tetap tenang.

Diana yang melihat pria itu malah tersenyum lebar. Beda halnya sang Bunda yang masih terngangang dengan perlakuan seorang...

"Iqbaale?" Bisik Nk yang disambut senyum manis oleh si pemilik nama.

•••

"Diy, aku ke WC dulu yah.." Pamit Iqbaale saat keduanya memilih sebuat restoran pizza yang sudahdi janjikan Karel tanpa sepengetahuan Nk.

"Ok. Jangan lama-lama yah." Pesan Dianty yang diangguk Iqbaale.

Perjalanan dari meja menuju pintu keluar terlihat tenang, namun saat beberapa langkah dari pintu keluar, Iqbaale mulai berlari cepat tanpa arah, mencari sesosok wanita yang ia yakini sedang bergandeng tangan dengan peri kecilnya. Tak lain dan tak bukan adalah namakamu Daiyamondo dan Diana Melody.

"Ana, bunda mohon jangan bertanya kayak begitu lagi."

Iqbaale menoleh saat suara, nada serta panggilan khas yang sungguh familiar di telinganya. Mata serta senyumannya kian melebar saat tau suara lembut itu adalah Nk.

"Kenapa?"

Suara mungil dan bernada tanda tanya itu membuat Iqbaale penasaran dengan obrolan mereka.

"Pokoknya..." Iqbaale mulai berjalan pelan kearah mereka. "Jangan, ok?" Kedua wanita yang sangat Iqbaale rindukan itu mulai berjalan lagi dengan langkah cepat, Iqbaale yakin mereka sedang mengejar Karel.

Walau jarak mereka cukup jauh, namun Iqbaale berhasil meraih tangan Nk dan memojokkannya di sela-sela dua toko.

Muka yang Nk pancarkan sungguh lucu, namun Iqbaale tau, dirinya akan ketahuan jikalau dirinya tertawa keras seperti dulu. Makanya ia menempelkan jari telunjuk ke bibirnya, bukan hanya agar wanita itu tetap tenang, isyarat juga untuk tubuhnya agar tetap kalem.

"Iqbaale?" Iqbaale tersenyum manis saat wanita itu memanggil namanya dengan lembut nan pelan.

"Ya?"

"ga usah sedeket ini bisa kan?" Ujar Nk ketus dengan muka sedatar yang ia bisa. Namun Iqbaale yakin, ia gagal menampakkan muka datarnya.

"Hah?" Iqbaale yang sok polos hanya membuka mulutnya cukup lebar.

"Jarak kita deket banget tau! Ada Diana lagi.." Tutur Nk yang membuat Diana cekikikan saat namanya disebut, ia cukup mengerti maksud sang Bunda, mungkin.

"Ah, bilang aja malu..." Bisik Iqbaale mulai menggoda Nk.

Diana yang masih setia berdiri disamping Nk kian cekikikan. Tak kuat menahan tawanya, ia pun menutup mulutnya serapat mungkin.

"Isy! Iqbaale Dhiafakhri masih ga berubah yah? Masih nyebelin.." Iqbaale hanya terkekeh mendengar penuturan Nk yang sejujur-jujurnya.

"Yayah!" Panggilan Diana langung disambut tengongkan Iqbaale dengan alis terangkat. "Endong.." Kedua tanan mungil Diana terlentang dengan jari-jari kecilnya yang bergerak-gerak, tak lupa muka memelasnya yang siapa pun yang melihatnya, tak mempu untuk menolak.

Love Me Harder (end)Where stories live. Discover now