mistakes

By mocchafrappe

6.1K 682 125

inspired by Cheritz' Mystic Messenger hasil imajinasi yang berkembang selama main game Mystic Messenger, niat... More

02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
a little note
19
20

01

1K 66 6
By mocchafrappe

Ia mengirimku kesini.

Hanya berbekal sebuah ponsel yang bukan milikku dan sebuah tas berisi pakaian. Aku membuka dompet hitam yang tergeletak di dalam tas tangan berwarna hitam yang selalu kubawa kemanapun aku pergi. Hanya ada dua buah kartu kredit, tiga buah kartu atm, kartu identitas dan surat izin mengemudi yang berlaku di seluruh dunia, serta beberapa lembar uang yang berlaku di negara ini.

Sempat terlintas di benakku, apa ia begitu ingin menyingkirkanku?
Kalau memang itu yang ia mau, yang perlu ia lakukan hanyalah menyuruhku pergi dan jangan pernah menunjukkan batang hidungku lagi di hadapannya. Aku pasti menurut. Aku tidak mungkin melanggar perintahnya. Tidak mungkin.

Aku menatap langit biru dengan deretan awan putih berarak tepat di atas kepalaku.

Ini bukan pertama kalinya aku menginjakkan kaki di negeri ini, tapi negeri ini tetap terasa asing bagiku. Kendala bahasa? Tidak juga. Makanan? Air? Udara? Entahlah. Bagaimanapun juga, rumah adalah tempat terbaik, kan?

Dan rumahku adalah disisinya.

Dia yang mengulurkan tangan padaku meski aku selalu menolaknya, memaksaku berada di sisinya, di bawah naungan sayapnya yang terlalu kokoh dan kini ia mengirimku kesini.

Aku tertawa kecil.

Ternyata sudah waktunya aku bangun dari mimpi ini, kataku dalam hati.

Sekilas aku memandangi gedung bertingkat yang menjulang tinggi sepanjang mataku memandang, dengan lalu lintas yang padat namun teratur dan jalanan penuh sesak. Hampir semua orang sibuk dengan ponselnya.

Yeah. Ponsel.

Andai ponselku ada di tanganku, pasti tidak begini ceritanya. Setidaknya aku bisa sekedar chatting dengan teman-temanku, atau menelepon mereka atau sekedar mencari foto kucing di internet.

Aku menghela nafas panjang.

Kembalikan ponselku, bodoh!

Dan ponsel yang sejak tadi duduk manis di dalam tas kini mulai bergetar.

Pesan? Telepon?

Mungkin pemilik ponsel ini mencari ponselnya.

Aku sendiri tidak tahu dari mana ia mendapatkan ponsel ini.

Hm? Sebuah aplikasi? Sejenis messenger?

Aku menyentuh simbol aplikasi itu, dan seseorang bernama 'Unknown' mengirimkan pesan untuk siapapun yang memiliki ponsel ini. Sekarang ini, akulah pemilik ponsel ini, jadi tidak ada salahnya kalau pesan ini kubuka, kan?

'...Halo...?'

Mencurigakan.

Aku menggeret koper merah yang penuh dengan pakaianku menuju sebuah bangku dari kayu yang berada di bawah pohon besar berdaun rindang yang tidak kuketahui namanya.

Siapa? Unknown?

'?' balasku bingung.

'akhirnya, syukurlah, ada yang menjawab pesanku,' balasnya lagi.

'kau siapa?' jariku bergerak begitu saja.

'akhirnya tersambung, syukurlah. Maaf, aku yakin kau pasti kaget. Tidak setiap hari kau mendapat pesan dari orang yang tidak kau kenal, kan?'

Rasanya tidak.

Selama bersamanya delapan tahun terakhir ini, tidak jarang ponselku tidak berhenti berdering, pesan dari nomor yang tidak kukenal berisi ancaman bahkan beberapa kali aku diculik dan harus bernegosiasi dengan sebuah pistol menempel di pelipisku - tapi, yeah - memang tidak setiap hari aku mendapat pesan dari orang yang tidak kukenal. Masih ada beberapa hari dalam hidupku yang aman dan damai.

'Aku bingung, aku menemukan ponsel ini di stasiun kereta bawah tanah, tapi yang ada di ponsel ini hanya aplikasi messenger ini. Aku ingin menemukan pemiliknya, tapi tidak ada daftar telepon atau contact yang tersimpan dalam ponsel ini. Aku terus mengirim pesan melalui aplikasi ini tapi tidak ada balasan. Yang ada hanya alamat dan angka-angka yang kelihatannya penting. Aku ingin pergi kesana sendiri, tapi sekarang ini aku sedang di luar negeri.'

Mencurigakan.

Barusan dia bilang menemukan ponsel di stasiun kereta bawah tanah dan sekarang dia ada di luar negeri?

Ah sudahlah.

'pertama-tama, ini siapa?' balasku singkat.

'Aku? ah, maaf, aku belum memperkenalkan diri. aku hanya.. mahasiswa yang sedang studi ke luar negeri. Rasanya aku tidak perlu memberitahu namaku, nama tidak terlalu penting, kan?'

Aku semakin curiga.

'Lagipula kau tidak akan menemukan apapun tentangku di google,' lanjutnya.

Serius?

Dia bisa sekolah di luar negeri dan namanya tidak ada di google? Ayolah, lelucon macam apa ini?

'Tapi, bisa tolong aku temukan pemilik ponsel ini?'

Hening. Aku enggan membalas pesan itu. terlalu mencurigakan dan rasanya ada yang tidak beres.

'aku tahu kau pasti kaget saat seseorang tiba-tiba muncul dan meminta bantuanmu seperti ini, tapi aku akan sangat berterima kasih andai kau mau menolongku.'

'kenapa aku harus menolongmu?' jawabku asal.

'karena kau adalah satu-satunya petunjuk yang kupunya. Aku terus berusaha menemukan pemilik ponsel ini, tapi sampai sekarang tidak ada petunjuk. Aku hanya ingin menemukan pemilik ponsel ini.'

Hening lagi. aku tidak ingin menjawabnya.

'aku akan membalas kebaikanmu saat aku kembali. Aku janji. Dan setahuku daerah yang tertulis disini adalah daerah yang sangat aman. Daerah berkembang, memang, tapi benar-benar aman. Kau boleh pergi kalau kau merasa tidak aman. Bagaimana?'

'tidak mau. Kau mengerikan.'

'mengerikan? Ah, aku tidak mengerikan,' protesnya, 'aku tahu ini aneh. Aku tahu kau menganggap aku aneh - sejujurnya, aku memang aneh - tapi tolong pertimbangkan. Dua orang yang tidak saling kenal di tempat yang berbeda - rasanya seperti takdir.'

Dan foto seorang lelaki bermata hijau dengan rambut hitam berantakan dalam balutan kaus turtle neck hitam dan kemeja merah kotak-kotak muncul di layar.

'itu fotoku. Mungkin ini akan membuat kecurigaanmu sedikit berkurang?'

Kuperhatikan foto yang muncul di layar ponsel ini. Tampak seperti mahasiswa biasa. aku tidak tertarik pada daun muda.

'aku akan segera kembali. Aku pasti akan membalas kebaikanmu. Kalau kau merasa tidak aman di sana, kau boleh pergi dan menghapus aplikasi ini. Kumohon..'

Aku menghela nafas panjang, orang aneh, kataku dalam hati.

Ia tidak memberitahuku apa yang harus kulakukan disini. Bahkan ia tidak membiarkanku membawa ponselku sendiri dan ia belum memberitahuku kapan aku bisa kembali. Rasanya benar-benar seperti dibuang.

Sudahlah, aku punya terlalu banyak waktu luang untuk kuhabiskan disini. Tidak ada salahnya aku membantu orang ini.

'kalau ada yang mencurigakan, aku pulang,' jawabku akhirnya.

'terima kasih! Ini alamatnya,' orang aneh itu mengirimkan sebuah alamat padaku. kuhubungkan alamat itu dengan aplikasi peta dan ternyata tempat itu tidak jauh dari tempatku berada sekarang. Aku memanggil taksi, cara cepat dan mudah untuk sampai ke tempat yang kutuju.
Beberapa puluh menit kemudian, taksi itu berhenti di lobby apartemen. Pintu otomatis langsung terbuka saat aku melangkah masuk. Tanpa pikir panjang aku menghampiri dua orang gadis yang duduk di meja panjang, dengan pakaian hitam ketat yang tampaknya cukup menyiksa mereka.

Kutunjukkan alamat yang kudapatkan. seorang dari mereka memintaku mengisi buku tamu dan menunjukkan lift mana yang harus kunaiki. Setelah berkeliling mencari nomor apartemen yang ia berikan, akhirnya aku berhasil menemukannya.

'aku sudah sampai,' lagi-lagi jariku bergerak begitu saja.

'ah, syukurlah. Apa pintu itu menggunakan password?' tanya orang itu.

'yeah. Ada angka-angka di gagang pintunya.'
Aku tidak bisa masuk. Sebaiknya aku kembali sekarang.

'coba ini,' ia memberikan sederetan angka yang mungkin adalah password untuk masuk ke dalam apartemen itu.

'aku tidak mungkin masuk ke dalam rumah seseorang tanpa izin!' protesku sambil menekan bel beberapa kali. Tidak ada jawaban.
'aku coba tekan bel, tapi tidak ada jawaban. Sepertinya tidak ada siapapun didalam,' lanjutku ragu.

'kalau begitu masuk saja, tolong tinggalkan kontakku agar pemilik ponsel ini bisa menghubungiku.'

'apa tidak apa-apa?'

'ayolah, kau sudah sampai disana, hanya tuliskan kontakku dan aku tidak akan mengganggumu lagi.'
Baiklah, kataku dalam hati, perlahan aku menekan angka-angka sesuai dengan urutan yang ia berikan - dan pintu itu terbuka.

'halo?' panggilku ragu, 'permisi..'

Tidak ada jawaban.

'bersenang-senanglah selagi masih bisa. Bila waktunya telah tiba, aku akan menjemputmu.'

Apa?

Dan 'Unknown' itu menghilang begitu saja sebelum aku sempat menuliskan kontaknya atau meninggalkan pesan seperti yang ia minta. Bagus sekali, sekarang aku telah masuk ke dalam rumah seseorang tanpa izin. Sekarang kau resmi seorang penyusup, Mika, omelku dalam hati.
Rasanya aku ingin pergi tapi aku lebih ingin tahu tentang orang gila mana yang mengerjaiku seperti ini. Kalau tidak salah ada komputer, ah, benar sekali.

Tanpa pikir panjang aku menyalakan komputer itu - ajaib - tidak ada kata kunci yang diperlukan untuk mengakses komputer ini. Siapapun kau yang memiliki komputer ini, aku yakin kau ada hubungannya dengan orang iseng itu. nah, tunjukkan dirimu.

Apa?

Apa ini?

Tidak ada foto, dokumen pribadi, atau apapun di komputer ini. Yang ada hanyalah profil orang lain. Apa ini? profil desainer? Penyanyi? Lalu ini adalah profil CEO Sky Group yang meninggal belum lama ini. tidak ada informasi tentang siapa pemilik apartemen ini - atau dengan orang iseng yang tadi mengerjaiku - dan ponsel itu tidak berhenti berdering.

Oke, aku mulai takut.

Sekali lagi kuambil ponsel itu dan melihat apa yang terjadi di dalamnya - orang-orang yang tidak kukenal sedang sibuk mengobrol dengan aplikasi yang tadi digunakan untuk memancingku kesini.

'Username Mika, tolong jawab pesan ini,' kata satu dari mereka - 707. Apa ini? James bond? Seingatku james bond adalah 007, bukan 707.

dan sejauh yang kuingat, aku tidak pernah mendaftar di aplikasi ini - apalagi menggunakan namaku sendiri sebagai username.

Ini aneh, ini tidak benar. Sial.
Dan kalau diakhir hari ini ada orang yang memberiku pesta kejutan, seumur hidup aku tidak akan memaafkannya.

Eh, tunggu dulu. Han Jumin? Kang Jaehee?

Ini pasti ulahnya.

Aku hendak menyapa mereka, tapi jariku terhenti saat aku teringat pesan terakhirnya sebelum ia mengirimku kesini.

'jangan tunjukkan siapa dirimu sebenarnya,' katanya datar - dengan mata sewarna langit senja yang bersinar muram dan rambut kemerahannya yang kini berantakan.

'Halo,' hanya itu yang bisa kuucapkan pada mereka yang menunggu jawabanku. Dan, yeah, mereka panik. Tapi proses adaptasi mereka terlalu cepat. Mereka tidak curiga padaku yang bisa masuk kedalam aplikasi yang tidak bisa didownload sembarangan ini dan mulai memperkenalkan diri mereka. Sempat terbersit di benakku, bagaimana kalau aku ini bukan orang yang bisa mereka percaya? Kalau aku ada disini untuk semua informasi yang ada disini, pikirku sambil melirik sebuah lemari setinggi dinding yang tertutup rapat. Aku tidak mempedulikan ponsel yang tidak berhenti bordering itu dan mulai membuka dokumen yang tersimpan di dalamnya.

RFA?

Rasanya aku ingat.

Dia mengajakku menghadiri pesta ini sekitar.. 2 tahun yang lalu? entahlah, aku tidak terlalu ingat, tapi aku tidak bisa melupakan pesta itu. Pesta paling sepi yang pernah kuhadiri. Hanya dihadiri oleh sekitar dua puluh lima sampai tiga puluh orang - suatu kejutan untukku yang tidak suka keramaian. Pesta itu dipenuhi oleh orang-orang yang memiliki potensi - dan sebagian besar dari mereka mendapatkan solusi atas masalah umum mereka di pesta itu. Seperti pesta yang menghubungkan antara penjual, distributor dan pembeli.

Ah, benar sekali.

Jumin dan Jaehee adalah anggota RFA, bersama V dan Rika. Aku tidak terlalu mengenal Rika yang mengorganisir pesta ini, tapi aku cukup menyukainya. Rika berkebalikan denganku, senyumnya selalu cerah dan mencerahkan. Tidak seperti aku yang hanya tersenyum saat ia melempar tatapan senyum-atau-kutinggal-disini.

Aku tersenyum kecil saat memori tentangnya melintas dibenakku.
Apa mungkin untuk ini ia mengirimku? Untuk mengambil informasi yang mungkin akan kami perlukan di kemudian hari di gudang informasi ini? Jantungku berdetak sangat kencang. Mungkin ini yang dirasakan James Bond atau Black Widow saat beraksi - terutama saat mereka mengumpulkan informasi.
Dan kalau semua ini adalah profil tamu yang pernah hadir di pesta itu, ada kemungkinan ini adalah apartemen milik Rika. Benar, kan?
Kemungkinan kecil, memang, tapi bukan tidak mungkin. aku meraih profil tamu dua tahun yang lalu. aku masih ingat penjual es krim nyentrik yang kami temui dua tahun lalu saat melihat profilnya. Dan kalau perkiraanku benar - ah, ternyata benar - aku menemukan profilku dan profilnya.

Ini milik Rika.

Mendadak aku merasa dingin yang aneh menjalari tubuhku. Rika, apa dia masih ada disini? Maksudku, Rika memang sudah lama meninggal, tapi mungkin rohnya masih ada disini dan saat ini ia sedang menjerit minta tolong padaku untuk menemukan pembunuhnya?

Persis seperti film horror yang kutonton tadi malam.

Cepat-cepat aku menghilangkan semua pikiran aneh itu dari benakku dan meraih ponsel yang sejak tadi tidak berhenti berbunyi.

'Aku sudah mendaftarkanmu, sekarang kau adalah anggota RFA,' kata 707.

Apa?

'wtf,' hanya tiga huruf itu yang terlintas di benakku. Jangan seenaknya mendaftarkanku jadi anggota!

'akhirnya kita bisa mengadakan pesta lagi!' lanjut Yoosung. Rasanya aku ingat pernah bertemu seseorang bernama Yoosung di pesta dua tahun yang lalu, tapi entahlah. Aku tidak terlalu yakin. Dan, Zen?

Rasanya dia pernah memaksaku menonton pertunjukannya di teater. Waktu itu Zen memang belum terkenal seperti sekarang, tapi dia punya bakat. Hanya perlu dipoles sedikit lagi. Abaikan sisi narsisnya yang selalu memuja ketampanannya sendiri dan kau bisa melihat sisi baiknya, katanya, beberapa saat sebelum Zen menyapa kami di pesta dua tahun lalu.

Yeah. Benar sekali. Abaikan sisi narsisnya dan sisi baiknya akan muncul.

Aku membaca pembicaraan mereka sebelum aku sempat berkomentar.
Apa ini? mereka ingin aku tinggal disini menggantikan Rika?
Dan aku juga harus menggantikan rika mengorganisir pesta ini?
Memilih tamu dan meyakinkan mereka untuk datang?

Pasti bercanda.

Tapi sudah terlambat untuk protes. 707 telah mendaftarkanku sebagai anggota dan mereka terlalu bersemangat karena pasta itu akan kembali digelar tahun ini. V - sang ketua - telah muncul dan menyetujui semuanya tanpa persetujuanku. Dan ia punya harapan yang sama - pesta bisa berlangsung seperti saat Rika masih ada.

Apa disini aku tidak diberi hak pilih!?

Lemas aku meletakkan ponsel yang sibuk bergetar dan berdering tanda ada chat baru yang masuk. Aku meraihnya kembali dan menekan nomor ponselnya tapi nada sambung pun tidak terhubung. Dua kali, tiga kali, empat kali, lima kali, hingga akhirnya aku putus asa. Lalu kuputar nomor telepon mereka, satu demi satu, tapi hasilnya tidak berbeda. Aku tidak bisa menghubungi siapapun.

Aku sendirian.

Fakta itu membuatku merasa sangat tidak nyaman. Apa mereka tidak memerlukanku lagi? Apa peranku sudah selesai? Apa mungkin mereka telah menemukan penggantiku? Apa mungkin mereka ingin aku membusuk dan mati disini?

Yeah, tidak mungkin ia mengirimku kesini untuk berlibur, kan?

Andai mengorganisir pesta bodoh ini adalah apa yang ingin ia ingin aku lakukan, aku tidak punya pilihan. Caranya? Entahlah. Aku harap mereka akan merekomendasikan orang yang mereka pikir layak untuk datang ke pesta itu.

Lemas aku meletakkan ponsel itu di sisi mouse dan menatap langit-langit putih dengan sebuah lampu bulat ditengahnya dan perlahan mencerna apa yang terjadi. Seorang aneh menuntunku kesini, ke apartemen milik orang yang sudah meninggal - mungkin arwahnya masih disini, mengamati setiap pergerakan kecil yang kubuat - dan aku harus menjadi penggantinya.

Lucu sekali.

aku menghela nafas panjang, setidaknya aku tidak perlu berkeliling mencari tempat tinggal atau bermalam di taman. Anggap saja mengorganisir pesta ini adalah caraku membayar tempat tinggal gratis ini, meski fakta bahwa pemilik tempat ini telah meninggal dan menghantui tempat ini masih membuatku merinding.

Continue Reading

You'll Also Like

164K 16.7K 65
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
2M 326K 66
Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- •BACK TO GAME•...
8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
1.4M 19.6K 48
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...