Survive (Complete)

By Denz91

3M 174K 4.1K

Warning: 18+ hanya untuk 18 tahun ke atas! *** "Sesuai apa yang sudah aku katakan kepadamu, Athan. Aku tidak... More

1. Prolog
2.Bad Condition
3. Hug Me, Please!
4. Hug Me, Please! (2)
5. Beach
6. But, Why ?
7. But, Why? (2)
8. Whether I'm Fat? Impossible.
9. Asinan Bogor
10. Ikan Gurame Bakar
11. Up to You
12. Sorry, I was Wrong
13. My Spoiled Princess
15. Stop of Your Life
16. Stop of Your Life (2)
17. My Girlfriend ?
18. I don't care
19. Don't Leave Me
20. Sofa
21. Sorry, I Will Go
22. Scared
23. Good Bye, Vanessa
24. Aachen, Germany
25. Aachener Weihnachtmarkt
26. Arghh!
27. Willst Du Mich Heiraten?
28. Mango
29. Penne Pasta Bolognese
30. Alles Gute Zum Geburtstag
31. Alles Gute zum Geburtstag (2)
32. Virgin?
33. Wedding
34. Wedding (2)
35. Cravings
36. Sorry
37. Baso
38. Auf Wiedersehen Mein Mann
39. Accident
40. Sick, Laugh, Sullen, and Love
41. Um Ehrlich Zu Sein (Jujur)
42. Quesadilla
43. Knife
44. Morgenübung (Olahraga Pagi)
45. Help Us, God!
46. Ghazy Islami Ghalibie
47. Neues Leben (Kehidupan Baru)
48. Tea
49. Happy Graduation
50. Infidelity
51. Divorced?
52.Good Bye, Vanessa
53. Tears (my Son)
54. Ich liebe dich, mein Sohn
55. Tears (my Son-2)
56. What? Pregnant?
57. Because Our Son
58. Missing You
59. Forgive Me, Vanessa
60. Please...
61. Please... (2)
62. Baby Girl and Another Man
63. Another Man
64. Worried
65. Happy Family - End
66. I'm Cat Lovers ( Extra Part )
67. Sequel Survive
- Mebarak Stories -

14. Who am I ?

47.6K 2.7K 52
By Denz91

Setelah seharian kemarin Vanessa dan Nathan menghabiskan waktu bersama di Rumah Vanessa mengisinya dengan bermanja-manja, kini Vanessa dan Nathan bisa kembali lagi ke Kantor untuk bekerja.

Seperti biasa setiap Pagi Nathan selalu menawarkan apakah Vanessa mau bercinta dengannya karena itu memang pekerjaannya.

Tapi sekali lagi Vanessa menolak dan menolak seperti akhir-akhir ini dia lakukan pada Nathan.

Sempat terbesit di Kepala Nathan jika Bos besarnya itu sudah bosan dengannya dan tidak ingin menikmati percintaan lagi dengannya.

Tapi sekali lagi juga Vanessa mengingatkan Kekasih Simpanannya itu jika semua pemikiran Nathan tidak benar.

Vanessa hanya tidak ingin bukan merasa bosan.

Tok tok tok

"Permisi Bu Vanessa." Tiara muncul dari balik Pintu luar Ruangan Vanessa.

"Ya Tiara." Vanessa nampak sedikit terganggu dengan kehadiran Tiara sebab dia sedang serius mengerjakan Project terbaru yang diberikan Nathan kepadanya.

"Maaf Bu, ada Pak Gerald ingin bertemu Ibu. Apakah Ibu mau bertemu dengan beliau?"

"Gerald?" Vanessa memastikan jika Gerald yang dimaksud oleh Sekretaris Pribadinya adalah salah satu dari deretan Kekasih yang dimiliki oleh Vanessa.

"Iya Bu, Pak Gerald Wasten."

"Baiklah. Suruh dia masuk." jawab Vanessa tegas.

Vanessa hampir melupakan salah satu Kekasihnya yang bernama Gerald itu sebab selama ini Gerald lebih sibuk mengurus bisnisnya yang ada hampir menyeluruh di dataran Asia.

Di Indonesia sendiri ada empat Kota yang menjadi tempat Bisnis Gerald berada.

"Hai, apa aku mengganggumu?" Gerald dari balik Pintu muncul dengan senyuman terbaiknya.

Lelaki berusia dua puluh delapan tahun itu begitu merindukan Kekasihnya yang sudah tiga bulan ini tidak dia temui.

"Gerald? Wow, kejutan sekali kamu muncul di Kantorku?" Wanita itu berdiri dari Kursi kebesarannya kemudian berjalan menuju ke arah Gerald.

Dipeluknya Gerald dengan erat dengan kedua Lengan yang mengalung sempurna di Leher kokoh Gerald.

"Aku merindukan kamu." Lelaki itu melingkari Pinggang Vanessa mencapai Punggungnya dengan erat pula.

Ada kerinduan yang besar dan membuncah dari dalam Batin seorang Gerald.

Ingin rasanya dia cepat mengukapkan niat suci nya kepada sang Kekasih agar selamanya mereka bisa bersama dalam keabadian.

"Aku juga." jawab Vanessa lirih.

"Please, bagi waktumu hari ini denganku. Aku ingin banyak berbicara denganmu."

"Baiklah, seluruh waktuku untukmu." ujar Vanessa membuat Gerald tersenyum bahagia.

"Bagaimana dengan Cafe?"

"Oke."

***

"Sesuai dengan apa yang sudah aku rancang, pembangunan di Busan sudah berjalan lima puluh persen. Tinggal sedikit lagi saja. Nanti kalau semua sudah selesai, aku ingin mengajak kamu kesana." dengan Hati yang riang gembira Gerald menceritakan Progress Bisnis nya yang baru dijalankan di Busan kepada Vanessa.

"Wow, kamu kerena banget. Gila, gak nyangka bisa secepat itu berkembangnya."

"Semua berkat doa kamu, Vanessa." Lelaki itu kembali tersenyum.

Bahagia sekali dia bisa bertemu Vanessa setelah sekian lama tidak bertemu.

Kini Telapa Tangan Kirinya ia letakkan di atas Punggung Tangan Kanan Vanessa.

Dia mengusap Punggung Tangan Vanessa dengan lembut seperti kebiasaan yang selalu Lelaki itu lakukan.

"Emh, tidak. Semua karena kerja kerasmu, Gerald. Kamu adalah Pebisnis muda yang luar biasa. Seharusnya aku banyak belajar kepadamu." Justru Vanessa yang lebih bangga dengan prestasi salah satu Kekasihnya itu.

"Tidak. Kamu berlebihan sayang. Kamu tetap yang lebih hebat dan aku sangat mengagumimu." Gerald menolak pernyataan Vanessa.

Lelaki itu tidak sependapat dengan Kekasihnya akrena baginya Vanessa lah yang lebih Senior dan memenangkan segalanya dari dia termasuk Hatinya.

Raut Wajah Vanessa bersemu. Ada rasa senang saat Gerald memuji kinerjanya dalam bekerja tapi terlepas dari itu dia merasakan hal yang biasa saja.

Berbeda sekali saat Nathan yang memuji, karena dengan cepat Jantungnya berdekup tidak karuan.

"Well, bagaimana dengan Orang Tua mu? Mereka masih di Tokyo?"

"Masih Vanessa. Mereka merencanakan untuk menetap disana dan aku berharap suatu saat kamu mau ku ajak kesana."

"Kenapa aku harus kesana, Gerald?"

"Karena aku ingin mengenalkan kamu kepada Orang Tua ku."

Jika Vanessa berada di depan Cermin, dia pasti bisa memastikan jika raut Wajahnya menjadi Pucat pasi saat Gerald membahas mengenai perkenalan.

Jujur saja Wanita itu tidak siap menerima sesuatu yang lebih dari seorang Gerald meski Gerald adalah salah satu Kekasihnya yang terbaik.

Karena Gerald masih muda, sukses, dan berhati emas. Tidak heran jika banyak Wanita yang mengaguminya dan merasa iri dengan posisi yang ditempati oleh Vanessa saat ini.

Padahal Vanessa sendiri merasa santai dan enjoy meski dia juga tahu banyak Wanita yang menginginkan berada di posisinya saat ini berdampingan dengan Gerald.

"Orang Tuamu?"

"Ya Vanessa. Aku ingin kita sama-sama ke Tokyo untuk menemui kedua Orang Tuaku sebab?" tiba-tiba Gerald mengeluarkan sebuah Kotak Beludru berwarna biru dari Saku Kemejanya.

Lelaki itu segera membukan Kotak tersebut kemudian menyodorkannya di depan Vanessa.

"Aku ingin kamu menjadi Istriku. Oleh karena itu, menikahlah denganku?" dengan kesungguhan yang benar-benar tulus dari dalam Hatinya, Gerald berharap Vanessa mengatkan 'Ya' atas lamaran pribadi yang sedang dilakukannya saat ini.

Vanessa tidak bisa menjawab sama sekali. Kedua Tangannya mengatup sempurna di depan Bibirnya sendiri.

Dia terkejut dan tidak percaya dengan kepulangan Gerald yang berkeinginan untuk melamarnya.

"Aku ingin kamu menjawabnya sekarang, Vanessa."

***

Nathan

Berkutat selama lima jam di depan Laptop membuat kedua Mataku menjadi perih.

Aku ingin merendam Mata ini di Air agar menjadi segar kembali tapi tidak mungkin itu ku lakukan.

Survei yang pernah ku ketahui dari Artikel mengenai pengurangan Radiasi Laptop atau Komputer pada Mata si pengguna menggunakan Kaktus kecil yang diletakkan di samping sisi kanan atau kiri sepertinya tidak begitu menolongku.

Pandangan Mata ku menjadi sedikit Rabun dan meremang.

Jika sudah begini memang sudah waktunya untuk pulang.

Hari ini sebelum aku pulang, aku ingin membelikan Vanessa Gulai Ikan yang dimintanya kemarin.

Karena Tiara mengatakan kepadaku jika Vanessa sudah pulang, makan akan ku belikan Gulai Ikan lalu mengantarkannya ke Rumah Vanessa.

Mengenai kewajibanku untuk memberinya kebutuhan batin, aku tidak akan menanyakannya lagi karena sudah sering Vanessa menolaknya dan justru menggantinya dengan aku menginap disana.

Dia mewajibkanku untuk memeluknya saat dia Tidur sampai Pagi hari sebelum berangkat bekerja.

Alhasil aku lebih sering mengosongkan Kamar Kos ku dan menginap di Rumah Vanessa.

Ku ambil Tas dan Jaket milikku lalu bergegas menuju ke Parkir Motor untuk mengambil Motorku kemudian pergi dari Kantor.

Aku masih ingat ada Warung yang khas menjual Gulai Ikan yang enak. Mungkin aku akan membelinya disana.

Dengan perasaan yang bahagia, ku lajukan Motorku menggunakan kecepatan tinggi agar aku cepat sampai di Warung Gulai itu dan pergi ke Rumah Vanessa.

Tidak beberapa lama, aku sudah sampai di warung Gulai Ikan.

Berharap sekali masih ada satu porsi meski sudah malam yang nanti pasti disukai oleh Vanessa.

"Gulai Ikan Bu, minta satu ya dibungkus."

"Iya Mas." jawab Ibu si Pemilik Warung.

Setelah mendapatkan apa yang ku mau, aku menyalakan Motorku lalu pergi menuju ke Rumah Vanessa.

Namun, saat aku sudah mendekat ke Rumah Vanessa, aku melihat sebuah Mobil berada di depan Pagar Rumah Vanessa.

Terpaksa aku berhenti sedikit jauh dari Mobil itu tapi masih bisa melihat dengan jelas apa yang ada disana.

Tidak berapa lama Pintu Mobil itu terbuka, dan aku melihat dua sosok yang satu ku kenal yang lainnya tidak.

Tentu yang ku kenal adalah Vanessa, tapi Lelaki yang bersama Vanessa tidak ku tahu.

Apakah dia Kekasih baru Vanessa?

Lelaki si pemilik Mobil mewah itu memeluk Vanessa sebentar lalu mencium Kening Vanessa sebelum dia pergi.

Entah mengapa aku merasa Vanessa bahagia dengan kehadiran Lelaki itu. Karena meskipun malam hari, aku masih bisa melihat kedua Mata Vanessa berbinar-binar.

Awalnya pandanganku hanya fokus melihat ke Matanya tapi tiba-tiba pandanganku berubah menuju ke arah Jemarinya.

Disana, di Jemari itu telah melingkar Cincin yang tidak pernah ku lihat sebelumnya.

Cincin yang sedikit ku curigai untuk menandakan sebuah peristiwa tapi entahlah aku merasa melemah hanya karena melihat Jari Manis Vanessa telah terhias dengan manis.

Kadang aku berpikir, kejadian seperti ini lah yang membuatku sadar diri siapa aku siapa dia.

Lelaki yang bersamanya mampu membawanya dengan tunggangan yang mewah, sedangkan aku hanya memiliki Motor butut yang merepotkan.

Tidak sadar aku tertawa tapi kali ini menertawai diriku sendiri.

Kalian tahu, aku tidak berharap apapun dengan Vanessa. Pengharapan tertinggi melebihi seorang Karyawan kepada Bos nya pun tidak pernah ku tonjolkan. Aku selalu berkaca dan berkaca darimana asalku. Dia seperti Bidadari yang bertempat tinggal di Kayangan dan aku hanya sebuah ilalang di hamparan luas. Tidak terlihat tidak dianggap.

Tuhan, jika kebahagiaan Vanessa bersama Lelaki itu, maka aku berharap agar engkau menyatukan mereka. Bagaimanapun, Vanessa membutuhkan Lelaki yang mampu membahagiakannya dan itu bukanlah diriku.

***

to be continue

***

Surabaya, 24 September 2016 ; 15.20 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

Continue Reading

You'll Also Like

641K 32.4K 43
*Sequel to 'Dear Mr Nerd'* Apakah Hana akan berpendirian teguh pada hatinya yang lama atau sekarang? Ketika ia perlahan mulai membuka pintu hatinya...
2.4M 18.6K 12
Kejadian pembunuhan 2 tahun silam menjadikan Zara korban kesalahpahaman dan terjebak di bawah kungkungan Aldrick, seorang pria yg tampan nan arrogant...
7.1K 560 37
Belum revisi Razel Alvaro, pangeran kampus blasteran 3 negara yang hidupnya kini di isi oleh seorang gadis berdarah Thailand bercita rasa lokal, apa...
6.3M 39.2K 9
Hidup di kota sebesar New York tidaklah mudah bagi seorang Dyana Alexa. Gadis cantik pekerja keras yang tidak tahu apa kesalahannya berakhir diatas r...