Love Me Harder (end)

By finaha201_

436K 24.7K 621

# 7 dlm rendom (05-09-'17) # 15 (14-08-'17) # 18 (09-08-'17) # 42 (25-05-'17) #Iqbaale rank 2 Memang pernikah... More

Part 1
part 2
Part 3
Part 4
Part 5
part 6
part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 25
part 26 (a)
part 26 (b)
part 27 a
part 27 B
28
29
30 (yeyyyy!!!)
30 B
31
32
33
33 b
34
34 B
35
36
37
37 B
38
39 (a)
39 (b)
Ilustrasi....
40
41
42
43
44
45
epilog
Bonus
Thanks to you, guys...
Pengumuman!!!
pengumuman!!! (2)
Hallo!!!
Promosi
sapaan ajah

Part 24

8.2K 474 12
By finaha201_

Baru beberapa meter mereka berjalan, keduanya berhenti karna tangan Nk yang ditarik paksa menuju sela-sela dua toko. Nk yang sedang bengong menatap kaget seorang pria dihadapannya.

Pria itu menempelkan jari telunjuknya dan bibirnya, tanda agar dirinya tetap tenang.

Diana yang melihat pria itu malah tersenyum lebar. Beda halnya sang Bunda yang masih terngangang dengan perlakuan seorang...

"Iqbaale?" Bisik Nk yang disambut senyum manis oleh si pemilik nama.

•••

"Diy, aku ke WC dulu yah.." Pamit Iqbaale saat keduanya memilih sebuat restoran pizza yang sudahdi janjikan Karel tanpa sepengetahuan Nk.

"Ok. Jangan lama-lama yah." Pesan Dianty yang diangguk Iqbaale.

Perjalanan dari meja menuju pintu keluar terlihat tenang, namun saat beberapa langkah dari pintu keluar, Iqbaale mulai berlari cepat tanpa arah, mencari sesosok wanita yang ia yakini sedang bergandeng tangan dengan peri kecilnya. Tak lain dan tak bukan adalah namakamu Daiyamondo dan Diana Melody.

"Ana, bunda mohon jangan bertanya kayak begitu lagi."

Iqbaale menoleh saat suara, nada serta panggilan khas yang sungguh familiar di telinganya. Mata serta senyumannya kian melebar saat tau suara lembut itu adalah Nk.

"Kenapa?"

Suara mungil dan bernada tanda tanya itu membuat Iqbaale penasaran dengan obrolan mereka.

"Pokoknya..." Iqbaale mulai berjalan pelan kearah mereka. "Jangan, ok?" Kedua wanita yang sangat Iqbaale rindukan itu mulai berjalan lagi dengan langkah cepat, Iqbaale yakin mereka sedang mengejar Karel.

Walau jarak mereka cukup jauh, namun Iqbaale berhasil meraih tangan Nk dan memojokkannya di sela-sela dua toko.

Muka yang Nk pancarkan sungguh lucu, namun Iqbaale tau, dirinya akan ketahuan jikalau dirinya tertawa keras seperti dulu. Makanya ia menempelkan jari telunjuk ke bibirnya, bukan hanya agar wanita itu tetap tenang, isyarat juga untuk tubuhnya agar tetap kalem.

"Iqbaale?" Iqbaale tersenyum manis saat wanita itu memanggil namanya dengan lembut nan pelan.

"Ya?"

"ga usah sedeket ini bisa kan?" Ujar Nk ketus dengan muka sedatar yang ia bisa. Namun Iqbaale yakin, ia gagal menampakkan muka datarnya.

"Hah?" Iqbaale yang sok polos hanya membuka mulutnya cukup lebar.

"Jarak kita deket banget tau! Ada Diana lagi.." Tutur Nk yang membuat Diana cekikikan saat namanya disebut, ia cukup mengerti maksud sang Bunda, mungkin.

"Ah, bilang aja malu..." Bisik Iqbaale mulai menggoda Nk.

Diana yang masih setia berdiri disamping Nk kian cekikikan. Tak kuat menahan tawanya, ia pun menutup mulutnya serapat mungkin.

"Isy! Iqbaale Dhiafakhri masih ga berubah yah? Masih nyebelin.." Iqbaale hanya terkekeh mendengar penuturan Nk yang sejujur-jujurnya.

"Yayah!" Panggilan Diana langung disambut tengongkan Iqbaale dengan alis terangkat. "Endong.." Kedua tanan mungil Diana terlentang dengan jari-jari kecilnya yang bergerak-gerak, tak lupa muka memelasnya yang siapa pun yang melihatnya, tak mempu untuk menolak.

"5 menit yah, bentar aja..." Ujar Iqbaale yang di sambut manyunan serta anggukan pasrah dari peri kecilnya.

"Baale, harusnya kita..."

'Buk..' Iqbaale memotong ucapan Nk dengan memeluknya sangat erat, seakan tidak ingin melepas kannya. Lalu ia mengecup pelipis Nk dengan lembut dan waktu yang cukup lama.

•••

Nyaman, hangat, damai. Tiga kata yang membuat Nk rindu dengan pelukan serta kecupan Iqbaale ini. Rasanya seperti dulu, seperti saat kedua tali bulukan itu diikat menjadi pita yang cantik nan indah, pita yang slalu ada di setiap kotak kado di seluruh dunia, pita yang slalu tertempel di gaun setiap putri di dunia ini, pita yang tak akan terputus dan terlepas, karna apa? Karna pita itu memiliki satu rahasia yang semua orang tau namun sulit untuk didapatkan dan dipertahankan. Yaitu, 'CINTA SEJATI'. Dua kata yang membuat Nk atau pun Iqbaale sadar, seharusnya mereka tetap bersama.

"Aku udah janji bakal perjuangin kalian berdua.." Bisik Iqbaale dalam pelukan itu. Lalu perlahan meregangkannya dan menatap dalam mata Nk yang memancarkan tanda tanya besar. "Dulu saat kita beli perabotan buat rumah baru kalian, aku sempat ngobrol dengan Ana yang lagi tidur,"

Diana memasang muka yang tak jauh beda dari Nk.

"Mungkin Ana ga bakal ingat, tapi dilubuk hatiku," Iqbaale menarik tangan kanan Nk dan menempelkannya di dada kirinya yang bidang.

Tuhan, getaran itu, getara yang sama dengan apa yang kini Nk rasakan. Getaran detak jantung yang begitu cepat, nafas Iqbaale pun terasa tak beraturan, sama halnya dengan Nk.

"Masih ada rasa ingin memiliki kalian." Lanjut Iqbaale membuat jantung Nk seketika berhenti beberapa detik, lalu kembali berdetak lebih cepat lagi. Rasanya, organ yang harus dimiliki setiap makhluk ini akan copot.

"Baale..."

"Akan ku lakukan apa pun biar kita balik lagi." Tegas Iqbaale membuat Nk tak bisa berucap lagi. "I promise.."

"Dianty? Ara? Kamu gimanain?" Tanpa berpikir panjang, Nk bertanya pertanyaan yang menurutnya amat bodoh itu, dan ia langsung mengutuk dirinya sendiridalam hati.

"Aku bisa milikin kalian berdua." Ucap Iqbaale cepat.

"Dan aku tau perasaan dia kalo kita balikan." Nk lebih cepat lagi dan volume suaranya naik beberapa oktav.

"(Nam..)"

"Aku pernah kamu gituin." Iqbaale terdiam saat Nk membentaknya. "Dan ga akan ku biarkan itu terjadi lagi sama sahabatku."

"Kamu masih anggap dia sahabat setelah apa yang dia lakuin ke kamu?!" Iqbaale lebih membentak Nk. Nk yang keras kepala.

"Kita manusia. Harusnya kita saling memaafkan bukan?" Ujar Nk lembut. "Aku udah berusaha maafin dia kok."

"'Berusaha', heum?" Iqbaale memalingkan pandangannya dengan pipi bagian dalam yang ia gigit.

Hening beberapa saat, keduanya saling berpikir keras. Diana yang memperhatikan memutuskan merogoh isi tas tangan Nk dan mengambil ponsel Budanya itu, memainkan game kesukaannya menjadi pilihan bijak(?).

Nk menghembuskan nafas dengan berat, lalu menangkup pipi Iqbaale dan menariknya dengan perlahan dan lembut agar bertatapan dengab matanya. Tersenyum tipis, mata yang berbinar dan sebuah kecupan ringan Nk daratkan ke seluruh permukaan wajah Iqbaale yang masih nampak jengkel. "Aku pegang omongan kamu untuk milikin aku dan Ana lagi." Sebuah senyuman kian melebar di kedua bibir itu. "And.." Nk mencubit kedua pipi Iqbaale dengan gemas dan kekehan keluar dari mulutnya. Sedangkan Iqbaale mengeluarkan ringisan yang cukup keras. Lalu, wanita itu melepasnya dengan senyuman yang belun sedikit pun luntur, menatap pria yang ada dihadapannya--yang sedang mengusap kedua pipinya dengan kekehan kecil--dengan damai. "do not disappoint me, okey?"

Iqbaale menghentikan kedua tangannya untuk mengusap pipinya, menatap Nk dengan polos dan tersenyum lebar. "Okey..." Desisnya

"Macih lama da yah?" Suara mungil itu membuat keduanya menoleh, lalu terkekeh secara bersamaan.

"Enggak kok.." Ucap Iqbaale sembari berjongkok dihadapan Diana, mensejajarkan tinggi badannya dengan sebuah senyuman yang sama lebarnya seperti tadi. "Udah selesai malahan."

Diana tersenyum cerah saat Iqbaale mengucapkannya, lalu kembali mengangkat kedua tangannya, dan memasang mata yang begitu mengkilat bahagia. Iqbaale tertawa, dan Nk terkekeh melihatnya. Dan Iqbaale pun mengangkat tubuh mungil Diana hingga gadis itu terduduk di kedua bahunya.

"Jangan banyak gerak, lho Na." Pinta Nk dan diangguk mengerti oleh Diana.

Iqbaale terkekeh sesaat lalu berjalan pelan keluar sela-sela dua toko dan memegang kedua tangan Diana yang menjambak rambutnya agar tidak jatuh, merentangkan kedua tangan Diana yang membuat mata Nk terbelalak sempurna. "Kita terbang!!" Seru Iqbaale dan mulai berlari.

"Iqbaale!" Panggil Nk dengan garam, ia khawatir sewaktu-waktu putri cantik semata wayangnya itu jatuh.

Karna berkali-kali Nk memanggil Iqbaale dan tidak didubris, akhirnya dia mengejarnya dengan rasa kesal yang masih menggebu-gebu.

"Yee! Kita sampe!" Lagi-lagi Iqbaale berseru saat mereka sampai ketempat tujuan. Lalu menurunkan Diana yang tertawa berseri-seri bahagia.

'Plak..'

"Aduh." Iqbaale meringis sembari mengusap bahu yang dipukul keras oleh Nk yang langsung menatap dirinya dengan tajam.

"Baale! Kalo Ana jatuh gimana?!"

"Shhh... Ya maaf," gumam Iqbaale masih mengusap bahunya.

"Maaf-maaf, anak kamu celaka gimana, heum?" Nk terus mengomeli Iqbaale dengan muka merah padamnya.

"Unda nih! Tadi udah bagus, kenapa cekalang malah-malah cih?" Omel Diana dengan manyunannya yang kembali hadir.

Nk menghembuskan nafasnya, jalan pikirnya sedang buntu saat ini. Sama seperti penulisnya, buntu alur cerita nih-,-.

#forgetit

Iqbaale tersenyum saat Nk memasang muka pasrahnya kearah Diana. Lalu ini berjongkok kembali didepan Diana dengan senyuman yang sama lebarnya. Mengaak poni Diana dengan gemas dan mulai membuka mulut untuk menjelaskan sesuatu yang tak Nk pikirkan. "Bunda tuh khawatir sama Ana, makanya Bunda kamu ini, marah-marah terus sama ayah. Iya ga say?"

Nk menuduk kearah Iqbaale dengan alis terangkat bingung, ia masih mencerna kata-kata Iqbaale. Entah karna faktor kelelahan atau faktor umur, Nk menjadi lemot seperti ini.

"Oh, gitu yah, jadi kalo awatir harus marah-marah?" Tanya Diana dengab polosnya.

Iqbaale terkekeh dan mengusap kepala Diana dengan lembut. "Enggak slalu harus marah-marah kok." Jawab Iqbaale pelan nan lembut.

"Tadi apa katamu? 'Say'?" Nk bersuara karna ada tiga huruf yang membuatnya melupakan susunan kata di belakangnya.

Iqbaale mendongak kan kepalanya untuk menatap Nk yang mengerutkan dahinya dalam-dalam. Lalu bergunam dan mengangguk dengan senyumab polosnya yang sungguh membuat Nk gemas ingin menginjak muka tampan itu.

"Sekali lagi aku dengan kata itu, ga segan-segan aku bakal tenda bokong mu ini." Ancam Nk sembari menendang pelan bokong Iqbaale yang memabg dekat dengan kakinya.

"Hehe, ga janji, yah say." Cengengesan Iqbaale membuat mata Nk melotot besar. Dan, seperti yang ia bilang, ia akan menendang bokong Iqbaale kalo mendengar kata 'say' untuk dirinya, dan Nk Daiyamondo melakukannya cukup keras. Tentunya, secara otomatis, Iqbaale tertegun cukup keras. Diana yang melihat Ayahnya di tendang bokongnya oleh sang Bunda malah tertawa keras.

"Isy, si Ana nih, Ayah disiksa Bunda malah di ketawain." ujar Iqbaale memasang muka memelasnya.Nk pun ikut tertawa bersama Diana saat melihat wajah Iqbaale yang sungguh, 'SOK' itu.

Ini lah keluarga yang mereka inginkan, keluarag yang bahagia. Namun, semua itu hanya sebuah mimpi yang tak lama lagi akan hilang karna bunyi bising dari jam alarm, Nk dan Iqbaale sadar itu, namun Diana tidak, gadis cilik ini mana mungkin sadar itu, bukan?

"Baale!" panggilan itu membuat tawa Nk dan Diana mereda dan langsung menengok kesumber suara. Dianty berdiri disana dengan senyuman yang terlihat menyakitkan.

"Oh, hey diy!" Sapa Nk cerah. Namun hanya didelek oleh Dianty. Nk hanya meredupkan senyumannya dan tersisa senyuman tipis.

"Kamu lama banget sih." Gerutu Dianty dengan nada manja sembari menghampiri Iqbaale dan meraih tangan Iqbaale dengan manja. Dengan cukup kasar, Iqbaale melepasnya dengan bola mata yang memutar. "Yuk masuk."

"Ana, yuk masuk." Ulang Iqbaale sembari berjongkok pada Diana yang langsung memeluk leher sang Ayah dan langsung digendong. Iqbaale membawa Diana kedalam retoran dan melewati Dianty yang masih menatapnya cerah. Nk pun membuntuti Iqbaale dan pula melewati Dianty dengan tundukkan.

"Untuk kali ini aja loe menang." Bisik Dianty saat telinga Nk tepat di bibirnya. Nk merasa menciut, dan buru-buru menyusul Iqbaale dan Diana.

#Bersambung

Ini adalah part teraneh yang pernah--ralat, yang slalu aku post, maaf kan yah. Aku lagi dokus di 'Warm Winter'(bkn FansFiksion) dan 'Take Our 30-day Writing Challenge' dengan judul 'Miss Judes' (besok aku post) jangan lupa buat baca kedua cerita baru aku itu yah^_^

And jangan cuman di baca, di vote and di coment, serius, aku butuh kedua itu di setiap cerita aku, aku butuh inspirasi dan semangat serta keritik dan sarannya, kadang suka mentok kalo cuma ada dua kata di coment ; 'next kak'. Sebenarnya itu cukup membantu, cuman bikin aku ngerasa keburu-buru dan ngerasa jadi mentok si otak tuh. So aku butuh coment yang panjang dari kalian, kalo menurut kalian ga ada yang kurang dan fine-fine aja, yah coment aja 'bagus kak' 'rame kak bagian blabla nya' 'sumpah baper bgt bagian...' Pokoknya kalian juga ikut cerita deh di coment, ok?

Ok mungkn "SEGITU" aja yang pengen gue sampein.

See you on my next story. Byebye

XOXO
FINA

Continue Reading

You'll Also Like

464K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
47.4K 2.4K 51
*cerita masih lengkap* air yang terlihat tenang ternyata tak selalu menenangkan. begitu juga dia, yang terlihat mendamaikan ternyata tak selalu membu...
382K 9.1K 27
[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK! FOLLOW DULU BARU BISA BACA!] ================================ *Fairygraphic* LF: Lautner Family. 1 Aku bingung harus...
1.7K 246 10
Prihal 'rumah' serta lara yang melebur dalam dua jiwa bergejolak asmara, dengan dibalut suka cita, keduanya membara layaknya kobaran anala.