Between [Completed]

By ndeigetsu

79.3K 5.9K 1.6K

ItaHina, AU, ItachixYugao, slight GaaHina. Pria itu harus memilih antara mempertahankan hidup barunya atau... More

Keluarga Uchiha
Kembalinya Yugao
Menjauh
Kisah Masa Lalu
Kenyataan Pahit
Sayonara my love
Petualangan dimulai
Ayah dan Anak
Jurang pemisah
Pencarian Hinata
Paman Gaara
Masih Mencintainya
Kata Hati
Memori musim dingin
Himawari
Penyesalan
Sayangku
Luluh?
Rindu
Kimi to Boku
Kita dan Waktu
Gelisah
Iwa dan sejuta cerita
Hinata to Yugao
Pertemuan
Rahasia
Kebahagiaan?
Kau Berubah
Dead Flower vs Roses
Kepulangan Itachi
Itachi Anakku
Wanita Baik
Gadis Manis Pilihan Hati?
Gomen
Senandung Merdu
Mikoto dan Yugao
Kesempatan Kedua?
Terimakasih
Kembalinya Kebahagiaan (Final)

Sesuatu yang Membekas di Hati

1.2K 96 10
By ndeigetsu

Himawari masih terlihat tidak tenang saat ini, Ia terus-menerus meremas ujung gaun selutut yang ia kenakan. 

"Kau kenapa?" tanya Inojin yang sengaja menghentikan sejenak aktivitas membacanya karena cemas melihat Himawari yang nampak tak nyaman.

"Ti-tidak, aku ... aku baik-baik saja," ucap Himawari mengelak. Pada awalnya Inojin tak yakin, namun Himawari bersikeras mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Tak lama kemudian Hinata datang membawa beberapa cemilan untuk mereka berdua.

"Sepertinya seru sekali ini?" ucap Hinata lalu memposisikan dirinya duduk disamping sang anak.

"Ka-kami, maksudku Inojin-kun akan meminjam buku dan belajar disini Mama," jelas Himawari dengan wajah memerah.

"Maaf jadi merepotkan," ucap Inojin sambil tersenyum kearah Hinata. Hinata menggeleng lalu berkata, bahwa dirinya senang sekali ada 'teman' yang ingin belajar bersama putrinya ini. Setelahnya Hinata pergi untuk kembali memasak bersama Yugao yang sudah menunggu diambang pintu.

"Hima, sepertinya aku..."

Inojin melihat kearah wanita berambut panjang yang menunggu Hinata. Ya, Yugao. Wajahnya familiar sekali untuk Inojin.

"Ada apa Inojin-kun?" tanya Himawari.

"Tidak, tidak jadi."


Tak terasa sudah dua jam Himawari dan Inojin belajar bersama, hari sudah semakin sore dan belum ada satupun dari mereka yang makan siang.

"Anak-anak, ayo kalian sedari tadi disitu, Mama sudah siapkan makanan untuk kalian," ucap Hinata sambil tersenyum.

"Ayo Inojin-kun."

Spontan Himawari menarik tangan Inojin dan berjalan bersama menuju ruangan makan. Inojin cukup terkejut karena baru kali ini Himawari memegang tangannya.

"H-hima?"

Himawari baru sadar apa yang telah dilakukannya. buru-buru Ia lepas genggaman itu dengan pipi yang terlihat sangat merah.

"A-Anoo, Maafkan aku... Maaf" ucap Himawari sambil tertunduk malu.

Inojin meraih kedua tangan gadis itu, "Tak apa, ayo mamamu akan kecewa jika kita tidak segera datang," ucapnya sambil tersenyum.

Himawari benar-benar dibuat sangat terharu sekaligus malu akibat perlakuan Inojin yang sangat manis ini. "I-iya Inojin-kun, kau benar."

.

.

"Dimana ya rumahnya?" wanita itu akhirnya mendapatkan taxi, namun Ia belum juga menemukan alamat yang ia cari.

"Kau tahu alamatnya bukan?" tanya wanita itu kepada sopir taxi dengan intonasi cukup tinggi.

"Jujur saja nyonya, alamat yang anda sebutkan benar-benar rumit,  bertahun-tahun saya tinggal di Iwa, baru kali ini saya mendengar alamat itu," jawab si sopir taxi.

"Tapi di navigator ini alamat ini ada? dan kenapa jalannya begitu rumit sih?" keluh wanita itu.

Si sopir taxi hanya menggeleng.

"Gaara-kun, aku ingin segera bertemu denganmu..."

.

.

"Yugao ada dirumahmu, apa kau tidak  terganggu?" tanya Gaara pada Itachi. Mereka baru saja selesai survey tempat untuk bisnis mereka dan sekarang mampir sebentar kesebuah Café untuk mengobrol.

"Aku? jujur saya Gaara, aku sangat terganggu. Kau tahu sendiri bagaimana rasanya ada diposisiku," jawab Itachi sambil menyeruput kopinya.

"Kenapa kau tidak fasilitasi apartemen atau hotel mungkin, agar dia keluar dari rumahmu," ucap Gaara lagi.

"Hinata tidak menginginkannya, dia ingin Yugao tinggal saja dirumah kami sampai 'orang-orang yang mengejarnya' sudah tak mendatanginya lagi," jawab Itachi.

"Istrimu sungguh wanita yang baik dan tegar," puji Gaara.

"Ya, kau benar Gaara. Kau sendiri, bukankah ada yang ingin kau bicarakan dengan Yugao?" tanya Itachi.

"Iya, tapi entahlah aku tidak pernah punya kesempatan untuk bicara dengannya, apalagi setelah dia tinggal dirumahmu," jawab Gaara sembari mengambil sendok dan mengaduk kopi didalam cangkirnya.

"Kenapa kau tidak bilang padaku sejak dulu? datang saja besok, aku dan Hinata akan menyiapkan segalanya," ucap Itachi sambil tersenyum.

"Terimakasih, kau baik sekali Itachi-san."

.

.

"Kaa-san, ini makananmu," ucap Sasuke seraya membuka pintu kamar yang hening sejak tadi malam.

"Itachi, taruh saja makanannya dimeja," ucap Mikoto yang lemas. Tangan dan kakinya masih terikat, wajahnya lelah dan terlihat sangat pucat. Keadaannya begitu memprihatinkan.

"Kaa-san, ini aku Sasuke," ucap Sasuke lirih.

"Sasuke siapa? Itachi jangan bercanda, kau ini Itachi. Itachi anakku satu-satunya," ucap Mikoto sambil tersenyum dan mengusap pipi Sasuke.

"Sa-satu-satunya....?"

Sasuke sebenarnya begitu terpukul ketika mendengar pernyataan Mikoto yang begitu yakin, bahwa Ia hanya memiliki satu anak, yaitu Itachi.

"Iya, satu-satunya, siapa lagi anakku selain dirimu Itachi," ucap Mikoto dengan senyuman lembutnya.

Sasuke tak kuasa membendung air matanya yang selalu ia tahan selama ini, rasa sakit hati, kecewa, kasihan, cemas , dan bingung yang selalu berkecamuk dalam hatinya kini tak bisa lagi Ia simpan sendirian.

Sasuke memeluk sang ibu dan menangis disana, lelaki juga manusia biasa, setegar apapun seorang lelaki, ada saatnya Ia mencapai titik nadirnya.

"Mana obatku Itachi," ucap Mikoto ketika melihat nampannya yang hanya ada makanan dan segelas air putih.

"O-Obat? obatmu habis Kaa-san," jawab Sasuke bohong.

.

.

"Apa? Apa kau bilang? jadi obat itu..."

Sasuke terkejut ketika seorang profesor kenalannya menjelasan kandungan dalam obat ini. "Ya Sasuke-sama, obat ini mengandung senyawa yang dapat merusak sistem jaringan otak penggunanya."

Sasuke mengepalkan tangannya, jadi obat yang dikonsumsi oleh sang ibu selama ini justru racun. "Kenapa dokter itu..." Sasuke berpikir, berusaha mengingat semua yang ia bicarakan dengan dokter itu.

"Tunggu dulu, apa jangan-jangan..."

"Kau harus segera menghentikan pemakaian obat itu, jika tidak, akan fatal akibatnya," ucap si profesor.

.

.

"Obatku habis? tidak mungkin. Waktu itu didalamnya banyak sekali," ucap Mikoto lemas.

"Tidak, kau salah Kaa-san, obatmu sudah habis, aku akan segera membelikan obatnya lagi," sangkal Sasuke. Setelah menyuapi sang ibu Ia berpamitan untuk membeli obat, namun sebenarnya Ia akan kembali mencari tahu perihal obat palsu itu.


"Kaa-san, kau harus mengingatku lagi, memori otakmu harus segera pulih..."

.

.

"Bagaimana? apa berhasil? sekarang bagaimana keadaan wanita cerewet itu?" tanya seseorang dibalik telepon.

"Kabarnya wanita tua itu telah melupakan anak bungsunya, yang ia ingat hanya ketika Ia baru mempunyai 1 anak. Ya, Uchiha Itachi, dan serangkaian kejadian saja."

"Bagus... secepatnya kabari aku lagi.."

.

.

"Sayang, bagaimana kondisimu? dan calon adik Himawari ini hm?" tanya Itachi ketika mereka sedang berada diruang keluarga hanya berdua saja.

"Aku baik-baik saja Itachi-kun, dan jagoanmu didalam sini juga baik-baik saja," jawab Hinata sambil mengusap-usap perutnya.

"Jaga baik-baik dirimu dan anak kita didalam kandunganmu," ucap Itachi seraya memberikan sebuah kecupan ringan didahi sang istri yang bersandar dibahunya.

"Kau juga jaga dirimu baik-baik, aku tidak mau kau sakit Itachi-kun," ucap Hinata.


"Eheemm"

Tiba-tiba Himawari datang dan menghadap kearah mereka berdua dengan sedikit seringai diwajahnya.

"Kalian asyik sekali disini, bertiga saja aku tidak diajak," ucap Himawari sambil menggembungkan pipinya.

Hinata tersenyum dan melebarkan lengannya dan mengajak Himawari bergabung bersama mereka. Himawari tersenyum lebar dan duduk ditengah-tengah mereka. Satu tangannya merangkul Itachi, dan tangan lainnya merangkul Hinata.

Dari kejauhan Yugao melihat kebersamaan mereka. Yugao tersenyum dengan setetes air mata yang lolos dan jatuh kepipinya.

.

.

.

TBC

Note: Minna selamat malam minggu~ semoga suka yaa, maaf pendek, mungkin lebih pendek dari 2 chapter sebelum ini, aku sedang ada sesuatu yang harus dikerjakan didunia nyata(?), ditambah sekarang ini sedang kurang sehat, jadi setiap lihat layar kompie terlalu lama pusing :" jadi maaf kalau banyak banget typo/ salah nulis nama/ sebagainya yang tidak lazim(?) didalam chapter ini, karena pas sehat aja typo bertebaran, apalagi sekarang lagi sakit heuheuheu~


Semoga kalian suka yaaa~ dan tetap setiaa~

lopelope
ndeigetsu

Continue Reading

You'll Also Like

910K 75.6K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
42.2K 2.3K 7
After The Last movie Sebuah usaha untuk menggagalkan lamaran Naruto Cerita ringan perjuangan cinta Naruto melawan calon ayah mertua Naruto disclimer ...
Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.2K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
13.1K 1K 9
Ah, Hermione-ku tersipu malu karena pujian darinya. Sayang sekali, pria itu telah menjadi milikku. Karenanya, my dearest Hermione, kemarilah...menang...