TURNS LOVE

By Sarahanic

93.1K 4.7K 193

Siapa sangka keteledoran Shila karena datang terlambat saat MOS, membawanya pada suatu masalah, yaitu pertemu... More

BAB 1 (Hai Kesialan)
BAB 2 (Kakak Ketua Osis)
BAB 3 (Bekal buat Levin)
BAB 4 (Monster)
BAB 5 (Hero)
BAB 6 (Closing MOS)
BAB 7 (Pensi)
BAB 8 (Bawang Merah, Bawang Bombai dan Bawang Putih si Cinderella)
BAB 9 (Broken)
BAB 10 (Ikut Osis)
BAB 11 (Teman Bego'maniacs)
BAB 12 (Modus)
BAB 13 (Pesan dari Monster)
BAB 14 (Gadfly)
BAB 15 (Unexpected Meeting)
BAB 16 (Salah Fokus)
BAB 17 (Sabtu Tragis)
BAB 18 (Bales Ya!)
BAB 19 (Gak di Bales)
BAB 20 (Diklat Osis)
BAB 21 (Monster Again)
BAB 22 (Frontal)
BAB 23 (gabung sama CS)
BAB 24 (Lose)
Just Info
BAB 25 (Nyasar Berdua Selamanya)
BAB 26 (Bukan Balas Dendam)
BAB 27 (Awal Kerumitan)
BAB 28 (Secret Brown?)
BAB 29 (Permintaan Levin)
BAB 30 (Threat)
BAB 31 (Levin Sakit)
BAB 32 (The Real Levin)
BAB 33
BAB 35 (Will you?)
BAB 36 (Taken?)
BAB 37 (Agak Sensi)
BAB 38 (Salah Paham?)
BAB 39 (Reason)
BAB 40 (6 bulan)
BAB 41 (Lost)
BAB 42 (Explore Jogja)
BAB 43 (Akhir Semuanya?)
BAB 44 (Katakan di mana!)
BAB 45 (Fakta pahit)
BAB 46 (Alasannya)
BAB 47
BAB 48 (Keputusan)
BAB 49 (END)
Extra???

BAB 34

1.3K 83 3
By Sarahanic


"Sekali aja Vin" Zura menatap sendu laki-laki yang terbaring di depannya itu. Sementara yang di tatap hanya terdiam dan tak acuh.

"Sekali aja lo liat ke arah gue! Sekali aja lo liat gue lebih dari sahabat kayak dulu lagi? Apa susahnya Vin?"

Levin tersentak, tak percaya mendengar Zura mengatakan itu, memintanya menganggap perempuan itu lebih dari sahabat. Levin bukan tak tau kalau perasaan Zura sudah berubah , karena hal itu pernah menjadi harapan besar Levin, saat dirinya masih mengejar Zura sementara yang di kejar seperti tak peduli.

"Telat"

Satu kata yang keluar dari bibir Levin yang saat ini menggeser-geser menu di ponselnya tanpa tujuan.

"Telat?" Sementara Zura dengan seriusnya mengharapkan jawaban Levin.

"Telat kalo lo ngomong gitu sekarang!"

"Kenapa? Kenapa telat? Gue... gue udah nyakitin lo banget ya Vin?"

"Justru lo udah nyadarin gue!" Levin menatap Zura intens, membuat perempuan itu menegang.
"Lo udah nyadarin gue kalau kita emang cocoknya sahabatan Zu, gue nyoba buat beralih dari lo, dan semua itu di permudah setelah gue tau lo sama Leo, saat itu juga, secara perlahan gue bisa nerima semuanya! Kita emang lebih baik jadi sahabat"

"Vin, gue cinta sama lo, semenjak Leo bilang kalau lo suka sama gue, gue ninggalin dia semua buat lo, tapi gue nggak pernah berani buat bilang__" air mata Zura mulai turun secara perlahan.

"Dan semenjak lo sama Leo, perasaan gue udah hilang Zu, kenapa sekarang lo jadi egois gini?"

"Tapi Vin__"

"Lo juga udah manfaatin Adam, lo udah mainin dia, dulu lo ninggalin Leo dan sekarang Adam, apa alesannya karena gue? Ckhh" Levin terkekeh masam.

"Jangan benci gue Vin, gue emang terlambat... ta ta pi" Azura menangis hingga tersengal.

Levin menurunkan kakinya ke lantai menghadap Zura yang tak mampu mengendalikan kesedihannya.

"Gue nggak benci sama lo, gue pengen lo nentuin pilihan sesuai kata hati, bukan sesuai ego, gue juga nggak bermaksud nyakitin lo, karena nyatanya perasaan gue udah bukan buat lo lagi Zu"

"Gi..gim..gimana sa..ma pe..rasaa g..ue" wajah Zura sudah memerah mendengar perkataan Levin karena intensitas air matanya yang tak kunjung mereda. Belum lagi egonya yang juga tak bisa ia kendalikan.

Dengan perlahan Levin menarik tubuh perempuan itu ke pelukannya.

"Semenjak gue kenal sama lo, bokap lo bilang ke gue buat jagain lo, itu artinya, gue juga nggak boleh bikin lo nangis. Tapi sekarang gue ngerasa gagal, gue ngerasa udah nyakitin lo, karena bikin air mata lo jatuh kayak gini Zu"
Levin mengusap-usap rambut belakang perempuan yang kini menungkupkan wajah di dada Levin. Tak ada respon dari Zura selain memeluk erat pinggang Levin sambil menumpahkan kesedihan dan penyesalannya.

"Maafin gue Zu" ucap Levin lembut.

***

Shila baru saja memasuki ruang perawatan Levin beriringan dengan Adam, ada yang aneh denga hati Shila, rasanya ngilu di luar kendali mungkin alasannya karena melihat cowok yang sejujurnya sangat ia khawatirkan itu kini tengah memeluk seorang cewek. Bahkan keduanya sama sekali tak menyadari kehadiran Shila dan Adam. Bukan hanya Shila yang merasakan sakit itu, namun cowok di sebelahnyapun ikut merasakan sakit.

Cukup lama ia berdiri namun Levin dan Zura masih nyaman dengan posisinya, hingga tanpa Shila merasa bahwa dirinya akan merasa tidak nyaman kalau harus terus menjadi penonton adegan di depannya itu.

"Kak, aku nitip ini, aku mau ke toilet dulu" ujarnya pada Adam, seraya menyerahkan sekotak cheese cake rekomendasi dari Adam karena setahu Adam Levin sangat menyukai kue itu.

"Oh oke-oke" jawab Adam dengan kikuk.

Shila segera beranjak meninggalkan ruangan rawat Levin. Sementara Levin dan Zura kini sudah menyadari kehadiran dua orang itu.

"Shila mau ke mana?" Tanya Levin setelah melepaskan pelukan Azura.
"Toilet" jawabnya cuek dengan sekuat tenaga Adam menghindari tatapan mata pada Zura, karena terlalu menyakitkan untuk melihat mata perempuan itu setelah apa yang di lihatnya.

"Gimana kondisi lo?" Adam meletakkan box cheese cake di meja kemudian duduk di sofa yang memang tersedia untuk penjenguk.

"Udah baikan kok gue, eh lo sama Shila sejak kapan dateng?" Tanya Levin yang lebih tertarik akan Shila.

Sementara Azura hanya diam membeku, merasa bersalah, karena ia tahu betul perasaan Adam, tentu Zura sudah sangat menyakiti nya.

"Baru aja kok"

"Kalian dari mana dulu? Bukannya sekolah udah pulang dari tadi? Terus kenapa tangan lo luka-luka gitu" entah mengapa Adam merasa adik tirinya itu tiba-tiba menjadi 1000kali lebih kepo dari bisanya.

"oh ini jatoh tadi gara-gara ngehindar mau nabrak Shila, ya untung Shila nggak papa. Terus kalo soal kenapa kita telat karena Gue ngajak dia makan dulu" jawab Adam seraya melirik sekilas ke arah Zura. Kemudian laki-laki itu membuka layar ponselnya untuk mencoba mengalihkan perhatian.

"Lo mau nabrak Shila? Terus juga ngapain lo ngajak dia makan?" Tanya Levin sedikit nyolot

"Ya karena gue laper, gue minta dia nemenin gue makan?"

"Dan dia mau?"

"Menurut lo? Ya mau lah, makanya gue baru ke sini sekarang"

"Kenapa nggak sendiri aja makannya?"

"Kan biar sekalian, lo apaan deh Vin lebay banget? Gue nggak ada apa-apa sama Shila" jelas Adam.

Sementara Zura hanya mendengar percakapan kedua cowok itu hanya bisa bertanya-tanya dalam benaknya, mengapa Levin sangat mempedulikan Shila

***

"Gue kenapa sih? Gue kenapa?" Shila mengamati pantulan wajahnya di cermin.

"Ada apa sama gue? Kenapa rasanya gini banget sih liat Levin sama Azura" bahkan perasaan aneh ini lebih kuat dibanding saat Shila tahu kenyataan Azura pacaran dengan Adam.

"Shil... lo kenapa sih ya ampun" Shila terus merutuki dirinya sendiri.

Drrrzz

Adam : Shil lo di mana?

Satu pesan Line masuk dari Adam. Membuat Shila segera membuka serta membalas pesan itu.

Shila : iya bentar kak, ini gue mau balik.

Shila menghirup nafas dalam, lalu menghembuskan secara perlahan. Walau bagaimanapun perasaannya harus nyaman saat kembali ke kamar Levin.
Setelah membalasnya Shila segera beranjak keluar dari toilet.

***

Shila masih dengan bibir tertutup memasuki ruang rawat Levin beberapa saat setelah Azura beranjak meninggalkan ruangan VIV 4X4 itu. Keduanya tak berpapasan, hingga Shila kini mencari-cari sosok Zura yang tadi duduk di tepi tempat tidur Levin, kini hanya senyuman laki-laki bernama Levin itu yang menyambutnya. Dengan senyuman itu, Levin mengisyaratkan Shila agar mendekat kepadanya. Namun perempuan itu justru duduk di sofa bersama Adam, membuat Levin melotot heran. Jarak sofa dari tempat tidur Levin sekitar satu setengah meter.

"Lo udah baikan?" Tanya Shila pada Levin setelah duduk dengan nyaman di samping Adam.

"makanya deketan sini biar tau gue udah baikan apa belum?"

"Kayaknya lo udah baikan"

"Oh iya itu cheese cake dari Shila Vin" ujar Adam.

"Lo perhatian juga ya sama gue, tau aja gue suka cheese cake" Levin nyengir bahagia ke arah Shila.

"Itu juga karena kak Adam kok"

Ting ting ting... Ting ting ting...

Ponsel Adam berdering membuat laki-laki itu segera pamit meninggalkan Shila dan Levin untuk mengangkat ponselnya.

"Deketan sini deh Shil" pinta Levin lagi setelah Adam benar-benar pergi.

"Emang kenapa? Gue nyaman di sini aja" jawab Shila datar. Matanya tak berani menatap mata Levin, ia justru membuang tatapan

"Kalo gitu kapan gue bisa sembuh" protes Levin dengan tampang sok kecewanya.

"Nggak ngaruh kali Vin gue ke situ ama enggak sama kesembuhan lo"

"Ngaruh Shil, kehadiran lo tu kayak obat buat gue"

"Ngaco banget sih lo"

"Kalo lo nggak ke sini, gue ke situ, bentar" Levin tampak berusaha mencopot infusnya dari stand infus, walaupun sebenarnya Levin tidak bersungguh-sungguh.

"Oke oke gue ke situ, diemin deh infus lo bisa copot itu" ujar Shila khawatir, membuat Levin tersenyum puas.

"Lo mau apa kalo gue udah ke sini?" Shila berdiri di sisi tempat tidur Levin, sementara laki-laki itu masih duduk di tempat tidurnya.

"Gue pengen liatin wajah lo aja"

Shila menghirup nafas panjang.

"Udah kan, gue balik ya" Shila mencoba kembali berpaling menuju sofa namun tangan Levin menahannya.

"Lo duduk di sini!" Levin menepuk-nepuk sisi tempat tidurnya, tempat yang tadinya di duduki oleh Zura. Sementara Shila hanya menurut saja.

"Kok diem aja?" Tanya Levin melihat Shila yang tampak pendiam dari tadi. Walaupun Shila bukan seseorang yang banyak omong namun setau Levin Shila tak sependiam ini.

"Oh iya, tadi makan di mana ama Adam?"

"Di kafe"

"Kenapa makanannya nggak di bungkus aja, terus makan di sini"

"Kak Adam udah kelaperan tadi, gue kesian"

"Gue di sini juga udah pengen banget liat lo, tapi lo nggak kesian?"

"Apaan sih Vin? Lebay, orang lo nya aja asyik pelukan sama Azura"

"Eh... lo cemburu ya?" Mata Levin berbinar.

"Nggak"

"Nadanya kayak cemburu gitu"

"Apaan sih lo, gue nggak cemburu, apa hak gue buat cemburu" Shila mengerucutkan bibirnya.

Sementara Levin tersenyum penuh kemenangan melihat tingkah Shila.

***

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
AREGAN By —HIRA—

Teen Fiction

1.4K 751 37
"Tidak ada seorangpun yang bisa menggantikannya. Cintaku sudah habis olehnya" - Ami Navisha "Bersamanya aku belajar apa itu arti cinta yang sesungguh...
776K 10.7K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
31K 2.4K 42
Sebelum membaca jangan lupa follow, Dan jangan lupa vote dan beri comment buat saya lebih semangat menulisnya, hehe Minta tolong bantu vote ya reader...