Meet & Greet 2 | mgc ✔️

By louvingyou

27.4K 4.7K 775

We're really meet each other again but in a different ways. ** All Rights Reserved Copyright © 2016 by louvi... More

Prolog
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Stage | lrh
29
30
penting!
Epilog

4

809 141 1
By louvingyou

Anas: Key, nonton 5SOS gak? [22.30 PM]

Gue membuka handphone gue dan mengecheck pesan-pesan yang berada di LINE lalu, mata gue menemukan satu pesan dari Anas –salah satu internet bestfriend gue– yang menanyakan perihal apakah gue ikut nonton 5SOS nanti atau tidak.

Pingin nonton sebenernya tapi menunggu tiket gratis untuk datang ada yang bersedia gak? yea, gak deng. Ucap gue dalam hati

Keyla: enggak tau, Nas. Pinginnya sih hehe [08.01 AM]

Hari ini gue beruntung karena ternyata setelah gue lihat jadwal, gue tidak memiliki mata kuliah apa-apa hari ini dan itu berarti gue bisa bebas bermagerisasi ria.

Gue memutuskan untuk beranjak dari kasur dan membuat sarapan pagi seperti biasa untuk diri gue sendiri, ketika gue sedang memasak indomie tiba-tiba saja handphone gue berdering pertanda ada telefon masuk. Saat gue lihat ternyata nama Ryan yang muncul.

"Halo sayang" sapa Ryan dari sebrang sana. "Hai" jawab gue

"Hari ini kamu ada mata kuliah apa?" Tanya Ryan

"Gak ada dong" balas gue dengan bangga. Rada lebay dikit gak apa lah ya.

"Kalo gitu aku ke rumah kamu ya nanti habis jam 12an soalnya aku ada mata kuliah dulu. Mama pingin ketemu katanya sama kamu" ujar Ryan dan senyuman gue menyungging lebar karena pada nyatanya mamanya Ryan itu baik banget dan setiap gue ngobrol sama mamanya, gue merasa punya mama lagi.

"Oke deh! Aku juga udah kangen banget sama mama" Gue emang selalu memanggil sebutan mama Ryan dengan mama karena, mamanya sendiri yang meminta. Ryan mendengar itu langsung terkekeh dari sebrang sana. "Yaudah kalau gitu, love you"
Jawab Ryan. Seketika itu, gue langsung terdiam dan menghembuskan nafas pelan karena, sangat berat rasanya entah kenapa untuk membalas ucapan Ryan itu.

"Me too" Dan butuh waktu lama sampai akhirnya Ryan memecahkan lamunan gue lalu, gue menjawab ucapannya.

Key, 6 tahun, kenapa sesusah itu? Tanya gue sendiri membatin. Kenapa sesulit ini, Tuhan.

Gue bahkan bingung dengan diri gue sendiri. 6 tahun memang waktu yang sangat lama, apa gue salah kalau gue masih suka terbayang-bayang akan Michael yang gue anggap lebih dari sekedar idola gue?

**

Keyla: gue mau cerita, Res. Tapi, gak bisa diceritain lewat sini, ketemuan di cafe biasa ya [08.42 AM]

Resta dengan cepat membalas pesan gue sehingga gue langsung mengganti pakaian gue dan mengambil jaket lalu, mengambil mobil di garasi.

Butuh waktu 15 menit untuk tiba di tempat gue tuju itu dan untungnya saja jalanan tidak macet sehingga gue bisa cepat sampai di cafe biasa yang gue kunjungi sama Resta.

"Keyla!" Ucap Resta kencang karena sedari tadi gue celingukan seperti anak hilang. "Oi, Res" sapa gue

"Udah pesen belom?" Tanya gue lagi. "Udah. Seperti biasa, kan?" Ledek Resta menyebabkan gue tertawa mendengarnya.

"Gue mau cerita, Res" ucap gue pelan dan seketika itu, Resta langsung memasang wajah seriusnya. "Kenapa, Key?" Tanya Resta bingung karena memang tidak seperti biasanya sahabatnya yang satu itu mengajak ke cafe langganan untuk bercerita.

"lo tau masa lalu gue kan?" Tanya gue memastikan terlebih dahulu apakah Resta masih ingat tentang ceritanya dengan Michael atau tidak. Gue dapat melihat Resta mengangguk cepat menandakan 'iya'.

"Jadi, 5SOS mau konser kesini lagi. Bulan depan, tepat saat Michael ulang tahun, Res. Oke, mungkin seketika gue bisa lupain semuanya kalau tentang mereka mau datang tapi yang jadi masalahnya adalah beberapa hari yang lalu, Michael ngirimin gue pesan di iMessage kalau," gue menggantungkan kalimat gue karena, masih kepikiran akan pesan yang dikirimkan oleh Michael itu. Resta menaikkan salah satu alisnya menunggu kalimat gue dilanjutkan.

"Kalau dia mau kita ketemu selama dia kesini" ucap gue lirih sambil mengusap wajah gue dengan kasar. Resta membulatkan kedua matanya serta mulutnya terlihat terbuka lebar karena ucapan gue yang memang mampu membuat siapa saja yang mendengarnya kaget.

"Gue diemin aja itu pesan sampai malah gue bingung sama perasaan gue sendiri, Res!" Tambah gue lagi sambil mengeluarkan nafas secara perlahan agar air mata gue gak tumpah begitu saja. "Key, gue percaya apa yang lo pilih itu terbaik. That's why gue pernah bilang kalau lo yakin apa enggak sama perasaan lo sendiri. Karena gue gak mau nantinya malah lo yang tersakiti akibat pilihan yang lo pilih" jelas Resta yang mampu membuat gue langsung menatap ke arah orang-orang yang berlalu lalang dari kaca samping gue. Terlalu sulit buat ngelupainnya, apalagi ini sama idola gue sendiri. Batin gue

"Gue serahin semuanya ke diri lo sih, Key. Gue tau itu pasti yang terbaik, tapi, gue cuman ngasih saran. Jangan saampe lo nyesel. Itu aja" Resta kemudian menepuk bahu gue untuk menenangkan perasaan gue sekarang yang langsung gue balas senyuman tipis.

"Makasih banyak ya, Res. Lo bener-bener sahabat gue yang terbaik, gue jadi kangen sahabat SMA gue deh" balas gue dan Resta tersenyum lebar menanggapi ucapan gue. "Selo aja lah sama gue" ujar Resta kemudian, kita langsung mengubah topic lain menjadi menggosipi dosen-dosen kampus yang mempunyai ciri khas berbagai ragam.

**

Setelah gue dan Resta menghabiskan beberapa jam di cafe akhirnya, gue udah tiba di rumah tepat pukul 11.30 siang. Sambil menunggu Ryan menjemput gue, gue memutuskan untuk menonton tv karena rasa bosan lalu sesekali memainkan handphone dan membuka-buka semua social media yang gue punya.

Grppm sesepuh. (51)
Luna: sent a photo.
Luna: itu section sama harga buat konser bulan depan, gila jual ginjal dulu gue kyknya
Raisa: ya lord yaudahlah gue nntn di tribun aja
Tiffani: ya lord yaudahlah gue nntn di tribun aja 2

Harga tiket konser 5SOS memang selalu mahal sama seperti pertama kali gue nonton konser bertajuk sounds live feels live itu. "Ah, yang lain nonton di tribun. Gue mah nonton dari youtube juga jadi deh kalau gini caranya" ucap gue sendiri kesal karena memang harga setiap section yang sudah ditentukan oleh management sangat amat tidak masuk akal. Bagaimana bisa bagian depan alias tempat front row seharga Rp 7.500.000,- dan harga itu juga belum sama sekali termasuk pajak dan hal lainnya. Bangkrut gue kalo kayak gini caranya! Rutuk gue dalam hati

Setelah gue merutuki harga yang gue lihat itu, layar handphone gue berubah menjadi nama Ryan karena memang dia baru saja menelfon gue saat ini.

"Aku udah sampe di rumah kamu nih" ucap Ryan di telefon dan dengan cepat gue mengintip terlebih dahulu dari jendela kemudian, menemukan Ryan yang sudah berada di depan pintu rumahnya sambil menggenggam telefon yang di letakan di kuping kanannya. "Masuk dulu aja, Yan" kemudian gue langsung memutuskan telefonnya.

"Aku ganti baju dulu ya" ucap gue kepada Ryan yang saat ini ia sudah mengambil posisi duduk di sofa ruang tamu, Ryan menanggapi itu langsung mengganguk setuju.

Kemudian dengan cepat gue kembali mengganti celana gue menjadi celana jeans serta menyambar jaket kesayangan gue lalu mengambil tas berpergian gue. Setelah itu, gue langsung turun ke lantai bawah siap untuk berangkat. "Yuk, Yan" ucap gue. Ryan melihat gue langsung saja menyunggingkan senyum lebarnya dan mengambil tangan gue untuk di genggam. Rasanya beda. Batin gue tapi setelah gue tersadar apa yang baru saja gue pikirkan langsung saja gue mendelik kaget dan menepis segera pikiran-pikiran ngaco gue itu. Astaga, kenapa jadi kepikiran dia sih!

"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Ryan bingung setelah melihat tingkah gue mungkin yang tiba-tiba saja menggelengkan kepala layaknya maskot hokben. "Hah? Enggak kok, perasaan aku gak kenapa-kenapa" alasan. Gue memang udah master kalau soal mencari-cari alasan walaupun kadang lebih banyak tingkah kebodohan gue dibandingkan ke-masuk-akal-an alasan gue. Bodo amat.

"Kamu ini, ngeles mulu bisanya" Ryan langsung mengecup kening gue tapi, gue malah diam seribu bahasa setelah ia menyelesaikan aksinya. Kenapa gue ngerasa aneh dengan semua ini, ya lord siapapun jangan bikin gue bimbang! Rutuk gue dalam hati. "Key?" Tapi, gue masih saja melamun.

"Keyla?" Ryan mengelus telapak tangan gue dengan salah satu ibu jarinya yang mampu membuat gue tersadar dari lamunan serta pikiran-pikiran gue yang sudah melayang entah kemana. "Eh iya?" Ucap gue setelah tersadar. 

"Kamu nih ya, punya hobi kok ngelamun terus" ledek Ryan sehingga gue menyunggingkan senyum gue terpaksa agar ia tidak curiga. "Yaudah yuk, Yan. Keburu macet nanti" gue langsung mengajak Ryan keluar setelah gue mengunci pintu rumah.

**

Vomments !

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
493K 37K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
78.9K 7.7K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
100K 17.8K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...