TURNS LOVE

Oleh Sarahanic

93.1K 4.7K 193

Siapa sangka keteledoran Shila karena datang terlambat saat MOS, membawanya pada suatu masalah, yaitu pertemu... Lebih Banyak

BAB 1 (Hai Kesialan)
BAB 2 (Kakak Ketua Osis)
BAB 3 (Bekal buat Levin)
BAB 4 (Monster)
BAB 5 (Hero)
BAB 6 (Closing MOS)
BAB 7 (Pensi)
BAB 8 (Bawang Merah, Bawang Bombai dan Bawang Putih si Cinderella)
BAB 9 (Broken)
BAB 10 (Ikut Osis)
BAB 11 (Teman Bego'maniacs)
BAB 12 (Modus)
BAB 13 (Pesan dari Monster)
BAB 14 (Gadfly)
BAB 15 (Unexpected Meeting)
BAB 16 (Salah Fokus)
BAB 17 (Sabtu Tragis)
BAB 18 (Bales Ya!)
BAB 19 (Gak di Bales)
BAB 20 (Diklat Osis)
BAB 21 (Monster Again)
BAB 22 (Frontal)
BAB 23 (gabung sama CS)
Just Info
BAB 25 (Nyasar Berdua Selamanya)
BAB 26 (Bukan Balas Dendam)
BAB 27 (Awal Kerumitan)
BAB 28 (Secret Brown?)
BAB 29 (Permintaan Levin)
BAB 30 (Threat)
BAB 31 (Levin Sakit)
BAB 32 (The Real Levin)
BAB 33
BAB 34
BAB 35 (Will you?)
BAB 36 (Taken?)
BAB 37 (Agak Sensi)
BAB 38 (Salah Paham?)
BAB 39 (Reason)
BAB 40 (6 bulan)
BAB 41 (Lost)
BAB 42 (Explore Jogja)
BAB 43 (Akhir Semuanya?)
BAB 44 (Katakan di mana!)
BAB 45 (Fakta pahit)
BAB 46 (Alasannya)
BAB 47
BAB 48 (Keputusan)
BAB 49 (END)
Extra???

BAB 24 (Lose)

1.6K 94 6
Oleh Sarahanic

***

"Bedua-bedua kak?" Tanya Dila usai Jasmin menjelaskan beberapa prosedur penjelajahan.

"Iya bedua-bedua, siapa yang nggak setuju angkat tangan. Silakan pulang aja!!" Semua peserta hanya diam dan beberpa saling pandang. Yang benar saja sudah jauh-jauh ke sini harus pulang hanya karena tidak setuju untuk menjelajah.

"Nggak ada kak" sahut calon anggota osis serempak.

"Jumlah kalian kan 30 orang, jadi pas ada 15 pasang." Tambah Jasmin lagi setelah ia yakin tak ada yang protes.

"Sepanjang rute penjelajahan, panitia udah nyebarin kupon yang bisa di tukar dengan bedge tanda pengenal Osis, kupon cuma ada 3 di sebar di 3 titik. Jadi apabila kalian berhasil menemukan satu kupon maka berlaku untuk satu kelompok, artinya kalian dan pasangan, akan bebas kegiatan mulai malam ini sampai esok hari dan di nyatakan di terima, lalu tinggal ikut upacara penerimaan aja. Tapi itu nggak mudah dan belum tentu yang berangkat duluan bisa nemuin kupon bedge itu, karena hanya orang-orang jeli dan teliti yang bisa nemuin, jadi kalian harus bersaing"

"Kak kupon nya bentuknya kaya apa" tanya salah seorang anggota.

"Entah, itu tugas kalian buat nebak-nebak. Oh iya, jangan lupa kalau misalkan ada apa-apa segera hubungi panitia pake HT yang udah kami kasih"

"Iya kaakkk"

"Udah siap menjelajah malam?"

"Siap kakkk"

Iya penjelajahan ini misi awal kegiatan diklat, dalam penjelajahan ini tidak ada pos-pos yang akan memberikan rintangan, hanya ketepatan dan keberanian anggota yang di uji dan satu tantangan yaitu mencari satu dari 3 benda tersembunyi yang berisikan kupon bedge anggota Osis. Sebenarnya area hutan ini tidak terlalu rumit, karena jalanan hutan sering di lalui orang, sehingga setelah di lakukan survey, hutan bisa di pakai untuk uji mental jelajah malam. Dengan berbekal sebuah lilin dan HT untuk setiap pasang.

"Kalo gitu sekarang kalian cari temen jelajah kalian masing-masing bebas dari kelompok mana aja"

Shila tampak celingak-celinguk mencari Jeje, namun perempuan itu sudah berdiri di samping Gavin, ah Shila lupa kalau Jeje memang sedang dekat dengan Gavin. sudah pasti mereka berdua, Shila seharusnya memahami itu.

"Shil lo sama gue aja ya!" ajak Dila sambil menepuk pundak Shila, perempuan itu menoleh ke arah Dila. sementara dahi Shila mengerut melihat wajah pucat Dila.

"oke ayo! Tapi... lo nggak papa Dil? Wajah lo kok agak pucet gitu?"

"oh... nggak papa kok, gue baik-baik aja"

"Dil kalo lo ngerasa nggak enak badan Bilang ya, ntar gue kasi tau pantia" Dila mengangguk.

***

"Gimana Jas udah pada berangkat semua?" Tanya Adam pada Jasmin usai cewek itu memberangkatkan penjelajahan malam.

"Udah kak! Barusan aja yang terakhir berangkat" lapor Jasmin dengan senyum sumringah nya.

"Semua fit kan? Nggak ada yang sakit?"

"Nggak ada kok kak, semua oke!" Jawab Jasmin lagi. Hingga suara panggilan beberapa anak mengalihkan perhatian Adam dan Jasmin

"ada yang sakit!!!!" teriak salah seorang anggota Osis kelas 11. Adam segera berlari menuju sumber suara dan mendapati seksi kesehatan sudah menggotong anak yang sakit tersebut. di sampingnya teman dari anak itu tampak kebingungan. itu KaShila, Perempuan itu tampak terkejut setelah tubuh Dila ambruk menimpa bahu kanannya secara tiba-tiba.

"Dila, lo kenapa Dil?" Tanya Shila panik seraya menyentuh-nyentuh pipi Dila. Dila hanya diam, wajahnya yang pucat membuat perempuan itu terlihat sangat lemah.

Tak lama bagian kesehatan datang beserta tandu dan membawa Dila ke sekret kesehatan.

***

"Dhe gua emang nya harus nunggu di sini sampe kapan?" Tanya Levin yang kini sedang duduk di depan meja sekertariat.

"Gatau juga Vin, emang tugas lo jaga sekret info kok sekarang, lo sih nggak mau dokumentasi"

"Gue mau cek yang pergi jelajah nih, yaudah biar gue yang dokumentasiin aja"

"yaudah deh, nih kameranya, lo dokumentasi nya di pos pulang aja, soalnya udah pada di berangkatin kok yang jelajah" Levin menerima tas berisi kamera DSLR yang di berikan Dhea. Namun tak lama ponsel di sakunya bergetar.

Drrrttt

Ponsel Levin bergetar menampilkan sebuah nama yang sangat ia kenal.

"Apa?" Suara berat Levin yang sedingin es itu kini tengah mengangkat panggilan di ponselnya dengan agak malas"

"Vin...... gue... butuh lo...." suara isak tangis Azura terdengar di ujung telpon.

"Ada apaan? Ngomong yang jelas!" Tanya nya ketus.

"----___-----"

"HAH??? sekarang lo di mana?"

"----___----"

"oke! Lo diem di situ!"

Tak lama Levin mendengar jawaban dari Azura, cowok itu segera pergi mengambil kunci mobilnya di dalam saku.

"Vin lo mau ke mana?" Tanya Dhea yang melihat tindakan tergesa-gesa Levin.

"Gue ijin bentar. Ada urusan penting" jawabnya cepat lalu pergi berlalu begitu saja.

"loh nggak jadi dokumentasi?" teriak Dhea seiring Levin berlari.

Dalam larinya Levin mencoba berhenti karena fikirannya mulai tenang, ia akui dirinya memang panik saat ini, namun ada orang yang akan lebih bisa membantu Azura selain dirinya.

***

"Tenang aja, ntar kakak liatin dari belakang ini juga ada HT, kalo ada apa-apa hubungi gue aja! Oke?" ujar Adam meyakinkan juniornya yang kini sedang ketakutan karena harus melalui penjelajahan seorang diri. Ada rasa hangat menjalari hati Shila, entah mengapa sejurus kemudian ia merasa tenang meskipun masih ada perasaan takut menyelimutinya. Iya Shila takut gelap, bagi Shila gelap itu hampa, bahkan untuk bernafaspun sulit.

"beneran di liatin kan kak! aku takut" jawab Shila getar.

"Udah lah nggak usah manja. masih untung kak Adam mau nemenin lo" sahutan ketus itu tentu saja muncul dari bibir tebal bak Kylie Jenner milik Jasmin yang sebal melihat Adam sangat perhatian pada Cewek itu.

"Jas jangan gitu!" sahut Adam, hingga membuat perempuan jutek itu semakin sebal kepada Shila.

"iya tenang aja Mil, kan udah di pasang patok-patok, nggak akan nyasar kok. ntar gue bututin lo dari belakang, tapi jalan duluan ya!"

"i..iya deh kak" Jawab Shila pasrah sambil menatap lilin yang berada di tangannya. lilin itu bisa saja pejah tertiup angin, bagaimana cara nya Shila mengahadapi kegelapan seorang diri.

"Aku jalan sekarang ya kak" pamitnya, perempuan itu kini tengah berjalan menuju ke dalam hutan.

"kakak serius mau buntutin dia?"

"iya Jas, kasihan dia cewek sendirian pula, nanti kalo ada apa-apa kita juga yang tanggung jawab, sekalian gue mau ngecek kupon-kupon bedgenya udah pada di temuin belum"

"Jadi aku jaga di sini sendirian dong?" Tanya Jasmin dengan ekspresi sebal.

"Nggak usah, lo ke sekre aja, kan peserta udah pada berangkat?"

"yaudah deh" perempuan itu menurut,ia memang ingin terlihat baik di depan Adam, matanya juga menunjukkan sorot bahagia kerap kali laki-laki itu ada di dekatnya. Hingga sampai Jasmin berlalu, Adam segera berjalan hendak mengikuti Shila yang sudah tidak terlihat. Sampai sebuah panggilan menghentikannya.

"Adam!!' itu suara Levin, Adam menoleh dan mendapati Levin dengan wajah panik menghampirinya.

"ada apa Vin?"

"lo harus nyamperin Azura sekarang! Dia lagi butuh lo!"

"nyamperin? Ke Jakarta sekarang maksud lo? " Adam berkilah

"Zura kecelakaan" jawab Levin, seketika Adam merasa tubuhnya seakan di siram air dingin.

"apa? Terus kondisi Zura gimana?"

"Zura nggak papa! Tapi ada masalah lain! mending lo dengerin sendiri penjelasan dia! Cepet lo temuin dia di jalan belakang sekokah" jalan belakang sekolah padahal adalah jalanan yang terkenal sepi.

"Kok disana?" Levin hanya menggedikkan bahunya dan Adam akhirnya memahami "oke, gue pergi dulu" pamit Adam tergesa-gesa.

"Dam!" panggil Levin. Adam membalik badannya tepat di saat Levin melemparkan kunci mobilnya dan di tangkap dengan baik oleh Adam. Levin tau Adam datang tanpa mobil, karena cowok itu ikut serta naik bus bersama anggota.

"take care" ucap Levin, di balas dengan anggukan Adam.

Jasmin menatap sebal kepergian Adam. Yang benar saja cowok itu harus pergi demi pacarnya.

"Ada tugas Adam yang perlu gue gantiin nggak?" Tanya Levin pada Jasmin.

"Tau deh! Nggak ada kali" sahutnya kesal dan berjalan meninggalkan Levin. Dari raut wajahnya cewek itu tampak kesal pada Levin. Tapi kapan sih Jasmin Tidak kesal.

"Dasar nenek lampir" cibir Levin.

***

Jalanan hutan memang cukup gelap, bahkan lilin yang di bawa Shila saja tak cukup untuk penerangan, Shila hanya bisa memanjatkan do'a dan surat yang di hafal nya. Bahkan tanpa sengaja mulutnya membaca doa tidur dan do'a makan karena sudah tidak tau harus membaca apa lagi. Sesekali ia menoleh ke belakang berharap Adam tidak terlalu jauh darinya saat ini.

Kemudian ia kembali berjalan hingga satu hembusan angin membuat lilinnya semakin meredup.

"Ya Allah... gimana ini, lilin plis jangan mati dong lin!" Tangan kirinya yang menggenggam HT sambil menutupi lilin dari terpaan angin, matanya melihat patok yang menunjukkan arah jalan, Shila segera mengikuti petunjuk itu. Benar kemudian ia terus berjalan, mengendap-endap perlahan karena tak ingin lilin itu mati, hingga cukup lama ia menemukan persimpangan dan patok berikutnya. Tunggu ada rimbun tumpukkan dedaunan kering di bawah pohon yang di pasang patok itu, kalau di lihat jenisnya daun itu bukan daun yang di gugurkan oleh pohon pinus, Shila mencoba mengais-ngais tumpukkan itu dengan sepatunya,
Dan benar saja, di dalam tumpukkan daun ada sebuah kotak persegi panjang, Shila lalu membuka penutup kotak dan menemukan kupon bedge di dalamnya, ia hampir melonjak senang kalau saja fikirannya tidak segera sadar bahwa ia kini tengah berada di hutan seorang diri dengan perasaan yakin bahwa Adam ada di belakang. Shila menyimpan kupon tersebut di saku celana Treningnya dan kembali melanjutkan perjalanan. angin yang berhembus sedikit lebih kencang membuat api lilin terus goyah, Shila sadar ia harus berjalan ekstra pelan lagi, namun ia juga sangat ingin segera sampai. Hingga tanpa sadar kakinya menyandung sesuatu dan membuat cewek itu jatuh tersungkur "aduh" keluhnya, seanteronya seketika menjadi gelap Jangan di tanya bagaimana kondisi lilin Shila, bahkan kemana lilin itu terlempar saja Shila tidak tahu. Dan parahnya lagi HT yang di bawanya bersama Lilin itu entah kemana juga larinya.

"Aduuuuh gimana ini?" Keluhnya, "kak Adaaaam tolong!" Shila berteriak, namun sia-sia hanya suara jangkrik dan katak saling bersahutan. "Kak Adam tolonggg" Di mana Adam yang mengatakan akan membuntutinya.

"Oh iya HT nya!" Shila baru menyadari benda itu pun ikut raib di telan gelap. Ia mencoba meraba seantero tanah,namun tak menemukan apapun terlebih di situ hanya ada akar pohon yang menjalar. Cewek itu akhirnya memutuskan untuk diam menunggu Adam, Shila yakin sebentar lagi Adam akan lewat, mengingat cowok itu berjanji akan membuntutinya. Namun hingga beberapa menit Adam tak juga muncul.

***

Di dalam sebuah mobil, seorang gadis tampak menangis panik di kursi kemudi. Tubuhnya gemetar, tangannya berkali-kali mengusap kepalanya, sebentar ia menoleh ke kursi penumpang di belakang, lalu kembali tangisnya pecah. Beberapa panggilan telfon ia abaikan hingga berjam-jam gadis itu duduk di dalam mobil yang ia tepikan di sekitar sekolahnya. Kondisi sekitar cukup sepi di malam hari. Hingga tak lama seseorang mengetuk pintu mobilnya. Ia agak heran, karena ia yakin tidak memberitahu orang lain selain Levin, dan dengan terkejut gadis itu membuka pintu mobil.

"Zu? Kamu nggak papa?" Tubuh jangkung Adam langsung merengkuh tubuh lemah di depannya.

"Kok... kamu yang ke sini ?" Tanya nya dengan nada getar. Bukan Adam yang di harapkan nya, melainkan orang lain. Namun ia segera sadar, Adam pacarnya.

"Zu jelasin sama aku ada apa? Kenapa kamu---?"

"Dam.... aku.... aku nabrak orang" jelasnya dengan nada bergetar.

"Apa? Tapi kamu nggak papa kan?" Adam memperhatikan tubuh pacarnya itu dari atas ke bawah.

"Aku nggak papa Dam, tapi anak itu... anak itu luka parah" jelasnya sambil terisak.

"Tenang sayang! Kamu tenang ya!" Adam menghapus air mata Zura lalu memeluk cewek itu lagi sesaat.

"Sekarang anak itu di mana? Di rumah sakit mana?" Tanya Adam lagi.

"Aku nggak berani bawa dia ke rumah sakit, aku..."Adam baru menyadari bercak darah di tangan dan baju Zura. Laki-laki itu langsung mengecek kursi penumpang mobil Zura dan benar saja seorang anak sedang terkapar dalam keadaan luka parah di sana.

"Zu... kenapa kamu nggak bawa dia ke rumah sakit?" Tanya Adam sedikit membentak.

"Aku nggak bisa Dam! Aku nggak bisa bawa dia ke rumah sakit!"

"Nggak Zu kita harus bawa dia ke rumah sakit secepatnya!" Adam membuka pintu mobil penumpang dan memeriksa denyut nadi anak laki-laki yang kira-kira berusia 9 tahun itu, masih hidup, anak itu masih hidup. Dari pakaiannya Anak itu sepertinya anak jalanan entah pengamen atau apapun.

"Kamu naik! Ayo ke rumah sakit"

"NGGAK DAM" teriak Zura.

"Zu kalo kita biarin dia, dia bisa mati"

"Kamu nggak ngerti Dam! Kalo aku bawa dia ke rumah sakit, aku pasti bakalan di panggil sama polisi, dan kamu tau artinya apa? Papa aku bakalan marah besar, bisa-bisa aku terancam gagal kuliah di London. Kamu tau kan Dam... aku pengen banget kuliah di London, aku pengen ketemu mama Daam... aku nggak mau impian aku hancur gitu aja" tangis Zura kembali pecah membuat Adam semakin dilema. Kembali di rengkuhnya tubuh mungil Azura.

"Terus kamu pikir apa yang bakal kamu lakukan kalo nggak bawa dia ke rumah sakit? Apa masalah kamu bakalan selesai? Kamu justru bakalan kena masalah yang lebih besar Zu" bujuk Adam.

"Terus... a..aku harus gimana Dam? Aku harus gimanaa?" Tangisan Zura masih tak terkontrol. Adam mencoba menenangkan gadis itu lagi.

"Kenapa kamu bisa nabrak dia Zu?" Tanya Adam setelah Azura mulai agak tenang.

"Aku yakin banget kalo aku nggak lagi mikirin apapun, tiba-tiba anak itu lari gitu aja,jalanan nya sepi dan aku nabrak dia..."

"Zu... mungkin kamu nggak salah! Ayo kita bawa dulu anak itu ke rumah sakit, nanti aku bakalan bantu kamu. Tenang aja Zu ada aku" bujuk Adam, Zura mulai luluh, gadis itu mengangguk dan menuruti Adam.

***

Levin membantu POS jaga terakhir untuk mengecek kedatangan peserta penjelajahan. Setelah 2 jam waktu tempuh penjelajahan, Semuanya masih sehat, dan tetap fit, meski beberapa peserta perempuan bercerita heboh tentang pengalaman nya saat melewati gelapnya hutan tadi. Bahkan ada yang menangis karena ternyata memang penakut . Itu lebay, sampai hampir sebagian besar peserta terkumpul, Levin masih belum menemukan sosok Shila. Kemana cewek itu, batinnya. Hingga ia melihat Jeje yang berjalan berdampingan dengan Galang, Levin lantas menghampiri kedua orang itu.

"Liat Shila nggak?"

"Beuh baru di tinggal jelajah aja udah kangen" ledek Jeje.

"Je gue lagi serius kali"

"Setahu gue sih harusnya Shila di belakang kita ya Gav ! Dia ama Dela tadi peserta terakhir setelah kita kayaknya"

"Lo yakin?"

"Ya iya... tanya aja ama kak Adam, Shila takut gelap loh Vin, semoga aja dia nggak nagis kejer-kejer, apalagi pas liat kodok" ujar jeje khawatir.

"Vin lo di panggil Kak Tia, katanya ada yang belum nyampe" ujar Dhea yang tiba-tiba saja menghampiri Levin.
Sementara Gavin dan Jeje saling tatap bingung.

"Oke" Levin melesat menuju ke pos terakhir tempat Tia dan Andreas berjaga sejak awal.

"Siapa yang belom datang?" Tanya Levin setengah ngos-ngos an, cowok itu memang berlari demi bisa mencapai lokasi pos terakhir dengan cepat. lokasi itu masih cukup dekat dengan perkemahan mereka, karena memang alur penjelajahan hanya berputar dari perkemahan memasuki hutan dan terakhir sampai di perkemahan lagi.

"Bentar Vin, Dreas masih ngecek, soalnya satu anak ternyata sakit, jadi nggak ikut jelajah, kayaknya yang ilang satu orang doang deh"

"Tia ... yang sakit yang Dela, jadi yang belom balik yang namanya Cashila" seloroh Andreas saat masih berada pada radius beberapa meter dari pos.

"Hah? Shila ilang?" Levin kaget bukan main, cowok itu segera menghampiri Andreas.

"Kita udah nunggu aturan 15 menit yang lalu dia udah nyampe"

"Kok bisa di biarin cewek jelajah sendirian ? Nggak ada panitia yang awasin di belakang? SIAPA PENANGGUNG JAWAB KEBERANGKATAN?" nada suara Levin yang semula panik menjadi semakin garang dan naik beberapa oktaf, Andreas bahkan gagu di buatnya.

"Ad.. Adam ama Jasmin Vin"

***

TBC....

klise banget ya ceritanya. Mainstream lagi pake acara ilang pas kemping... banyak sih cerita kayak gini. Tapi proses ilangnya kan beda. Huweee wkkwwk... apaan sih.

Sekarang yang penting itu gimana nasib Shila....
Dan gimana si Adam ama Zura....
Heheh... cek cek notif watty nya next time, siapa tau jawabannya ada di updatean selanjutnya bhaq (yaiyalah)...

east-�e��JD�

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

6.2K 136 4
Ini kisah tentang seorang perempuan yang berna khayla yang bertemu dengan orang cuek dan dingin bernama iqbal. Dia dipertemukan pas Mos dan ini cerit...
1.1M 7.1K 4
Dia terlahir dari keluarga Van Houten, keluarga yang sangat kaya di negeri ini. Saat umur delapan tahun dia sekeluarga pindah ke Jerman. Namun saat u...
48.4K 4K 21
Kimberlly Clarissa, gadis berusia 16 tahun yang akan dijodohkan sama temen Papi Dava. Gadis kalem namun cantik, sudah menjadi incaran bagi cowok di s...
35.1K 939 58
Cover by: annisdwi^^ Jangan dulu beranggapan. Jangan pula buru buru menyimpulkan. Ingat, setiap manusia tidak luput dari keingintahuan. Perhatikan...