[ChanBaek] Half Beat

By bbbaekhyunie

391K 45.2K 12.4K

Chanyeol adalah seorang pangeran. Dengan keinginan sederhana, bisa melampaui dinding istana dan hidup diteman... More

1. Neglected Prince
2. Two Kings
3. The Sun's Half
4. One Step Closer
5. Him Instead Me
6. Declared Cold War
7. Princess?
8. Lean On
9. I'm Not The One You Love Anymore
10. I Let You Go, Be Happy
11. I Went Crazy For You
12. I Wish You're Happy
13. Reverse
14. Power
15. Sorry For Being A Liar
16. Chaos Between Us
17. We All Breaking Down
18. Separated and Connected
19. Brand New People
20. Sad Love Story
21. Backfire
22. Tangled
23. The Truth Revealed
Explaination Chapter
24. Break Free
25. Secrets
26. Downhill

Prolog

45.6K 2.8K 187
By bbbaekhyunie

AUTHOR POV

Baekhyun menunduk memandangi wajah ayahnya yang berbaring tertidur di ranjang rumah sakit. Tangannya menggenggam sebuah surat, dengan jari perlahan terkepal dan mata yang memerah. Jika ada satu hal yang ia ingin lakukan saat ini, adalah kembali ke masa lalu dan melakukan semuanya lebih baik. Jika ia bisa, ia tidak bahkan menyisihkan waktunya untuk tidur. Baekhyun menggigit kedua bibirnya dan perlahan menyelimuti ayahnya hingga bawah dagu dan memastikan satu-satunya orang yang membesarkannya itu bisa tidur dengan nyaman, meskipun sejujurnya hatinya jatuh setiap kali ayahnya terbatuk sambil memegangi dadanya.

Untuk malam itu, seperti semua malam dalam dua tahun terakhir, Baekhyun menduduki kursi disamping ranjang rawat ayahnya, terdiam sambil memandangi wajah ayahnya tanpa melakukan apapun. Tidak makan, tidak tidur, hanya memandang. Karena dengan begitu, ia merasa seperti ikut menderita bersama ayahnya.

"Baekhyun-ah..."

Baekhyun melebarkan matanya ketika ayahnya perlahan membuka mata dan mengangkat tangannya, yang segera Baekhyun gapai dengan cepat. Baekhyun mendekat, menyadari ayahnya tengah memanggilnya dengan nada kelelahan.

"Ya, ayah, ini aku."

Baekhyun terenyuh ketika ayahnya terbatuk beberapa kali, lalu tersenyum kecil. "Tak apa-apa, nak. Aku baik-baik saja." Ia meyakini putra satu-satunya itu, yang sekarang menggigit bibir bawahnya dan menunduk dalam-dalam tidak berani menatap mata ayahnya.

"Baekhyun-ah, lihat aku,"

Baekhyun menatap ayahnya dengan bulir bening dikelopak mata bawahnya.

"Aku akan pergi lagipula, jadi jangan khawatirkan aku, dan hiduplah seperti yang kau inginkan. Tutuplah toko bukuku, dan jangan bekerja keras untuk membayar biaya rumah sakitku. Ayah minta maaf karena tidak bisa menjadi tulang punggung yang layak untuk membiayai kuliahmu, tapi sejujurnya..." Ia meremas tangan lentik putranya. "Ayah sangat merindukan ibumu, nak. Aku ingin bertemu dengannya."

Saat itulah untuk pertama kalinya, Baekhyun melanggar janjinya untuk tidak menangis di depan ayahnya. Ia terisak sambil menenggelamkan wajahnya di balik tangan ayahnya, menggenggam tangan rapuh itu kuat-kuat seolah itulah satu-satunya cara agar ia bisa bertahan hidup. Sang ayah, tersenyum kecil dan berusaha mengelus rambut putranya lembut dengan tangan lainnya, begitu ingin melakukan yang terbaik bagi putranya yang begitu ia sayangi.

"Jangan pergi, ayah," Baekhyun tersendat. "Bertahanlah. Aku akan bekerja lebih banyak dan membayar semua keperluan berobat ayah. Ayah percaya padaku, kan?"

Tidak. Permasalahannya bukan pada kuliah. Baekhyun tidak masalah jika ia harus terjebak dalam toko buku kecil milik ayahnya yang sejak dulu dirintisnya. Ia tidak masalah juga kalau harus membanting tulangnya dan bekerja. Ia tidak ingin kehilangan ayahnya dan menjadi sendirian, ditinggalkan dan merasa tidak punya tempat untuk sekedar mengeluh kesah mengenai hari-harinya yang melelahkan. Jika tidak ada ayahnya, pada siapa Baekhyun akan berlabuh? Hanya laki-laki yang membawanya ke dunia itulah yang satu-satunya ia miliki sekarang.

"Aku hanya akan merepotkanmu."

"Tidak, tangan berkata seperti itu," Baekhyun menatap ayahnya memelas. "Bertahanlah demi aku. Aku akan melakukan semuanya, semuanya."

Ayahnya bertahan hidup bertahun-tahun hanya untuk membesarkannya. Jika tidak ada Baekhyun, ia mungkin sudah menyerah lantaran tenggelam dalam kesedihan karena kepergian ibu Baekhyun. Namun ia bertahan.

Jadi, kali ini, Baekhyun yang akan bertahan untuk ayahnya.

.

"Whoa! Chanho hyung! Kau sangat hebat!"

"Hahaha, kerja bagus, Chanho-ya! Seperti yang diharapkan, Putra Mahkota!"

"Chanho hyung, ajari aku!"

Chanyeol mengeratkan genggamannya pada senapan di tangannya. Sambil berusaha menarik senyuman, ia menggigit bibir bawahnya gugup. Disana, tepat dua meter dari tempatnya berdiri, seluruh anggota keluarganya sedang bergerumul mengelilingi pria yang tampak sembilan puluh sembilan persen sama dengan dirinya.

Pangeran Mahkota, Park Chanho, adalah saudara kembarnya. Kakak, lebih tepatnya.

Chanyeol bisa melihat wajah kedua adiknya, Pangeran Kai dan Pangeran Sehun, dengan mata berbinar mendekati Chanho. Begitu juga ayah dan ibunya yang terlihat bangga sekali. Bagaimana tidak? Chanho melayangkan tiga peluru ke arah boneka target, dan dua dari tiga peluru tersebut menembus bagian kepala dan dada.

Chanyeol akui, kakak dua menitnya itu terlihat begitu gagah dibalut seragam militer dengan bahunya yang tegap dan matanya yang tegas. Meski ia yakin kedua hal itu ia miliki juga. Jika kalian berfikir, Chanyeol adalah seorang saudara kembar yang ambisius merebut takhta dari kakak tersayangnya dan rela melakukan hal-hal keji, maka kalian salah. Keinginan Chanyeol... jauh, jauh lebih kecil dibandingkan itu.

Dengan pikiran kosong, ia mengangkat senapannya dan menggenggamnya dengan posisi terbalik, lalu mengarahkannya pada boneka target. Chanyeol menyita perhatian semua orang meskipun ia tidak begitu memperdulikannya, dengan satu jari menarik pelatuk nyaris terlalu cepat dan mencengangkan semua orang ketika tiga peluru meluncur berurutan dan menembus kepala boneka.

Skor sempurna.

"W-W-Woah," Kai menelan ludah, sedangkan sisa orang lainnya masih mengerjapkan mata lantaran terkejut. Sedangkan Chanyeol, dengan wajah datar dan bibir kering menurunkan senapannya, meletakkannya di meja yang disediakan lalu membenarkan pakaiannya.

"Chanyeol-ah..." Kakaknya memanggil dengan nada pelan.

"Maafkan aku, ayah, ibu, hyung, tapi aku merasa tidak enak badan. Jadi aku akan kembali ke kamar untuk sekarang. Aku akan ada di aula saat makan malam." Chanyeol merunduk dalam pada kedua orang tuanya, lalu tersenyum pada hyungnya. Setelah itu dengan langkah mantap ia berbalik dan berjalan menjauhi keluarganya dan area pelatihan militer kerajaan. Segera diikuti oleh sepuluh orang rombongannya.

Tentu saja, ia akan kembali ke kamar. Kemana lagi jika tidak? Bukankah segala hidupnya memang hanya di istana?

Chanyeol tidak pernah ingin menjauh dari keluarganya. Tapi... keluarganya yang menginginkan dirinya menjauh.

Pangeran Chanyeol yang menyedihkan, batin Chanyeol.

Hehe, hello *awkward laugh*

Anyone miss me?
So, yeah, I'm back! With a new fic, and obviously... ChanBaek!!! I still can't moved on. Oh my god. I love this coupie coupie very much, I feel like screaming.

Jadi, aku akan menjelaskan beberapa fakta(?) mengenai FF ini yang tidak akan dibahas di cerita nantinya, so please, read this.

1. This is yaoi, and that's mean boy x boy.

2. FF ini secara keseluruhan berlatar di Korea Selatan. Dengan dua sistem pemerintahan yaitu Kerajaan dan Presidensial. So, ini kerajaan modern, bukan kerajaan zaman Joseon.

3. This is not fantasy ㅠㅠ I'm so sorry!

So, that's it! I wish you guys will enjoy this. Mind to comment?

Continue Reading

You'll Also Like

65.4K 7.2K 25
" kamu ga sendirian angelina Christy " -chk
366K 25.9K 32
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
64.5K 6.5K 19
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
1.1M 97.7K 56
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...