Cinta Beda Rasa

By yeniagustin

4.3K 193 21

Setiap cinta pasti berbeda, setiap rasa pasti bisa berubah, entah beda sifatnya, wajahnya, penampilannya bahk... More

Prolog
#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#9
#10
Another Note
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20 |Special Valentine
#21
#22
Another Note
#23

#8

110 8 0
By yeniagustin

"Rasa itu tumbuh entah sejak kapan dan tak pernah bisa kuhentikan."

(I Promise You)

♡♡♡

~Rayya~

Sabtu ini aku dapat kiriman bunga lagi dari Randy, ada selembar surat di luar rangkaian bunga mawar merahnya, berisi sebuah permohonan maaf karena hari weekend ini Randy tidak bisa mengajak aku jalan-jalan karena ada jam les tambahan di setiap hari sabtu.

"Bunga mawar lagi ?" Tanya mama. Memang Randy sering sekali memberi aku bunga mawar, entah sudah berapa banyak rangkaian bunga mawar yang aku terima sejak aku pacaran dengannya, yang jelas hampir seluruh ruangan di kamarku, di penuhi bunga mawar dari yang segar hingga yang sudah layu, terkadang aku sendiri pun binggung harus menaru dimana lagi bunga-bunga itu, terpaksa terkadang aku menaruhnya di kamar kak Verra, mama dan seluruh ruangan.

Aku sempat menceritakan hal ini ke Randy, tapi reaksi Randy hanya tertawa, dan justru dia lebih sering mengirimkan bunga mawar ke rumah aku. aneh sih, tapi Randy bilang semakin banyak bunga mawar dirumah aku, semakin besar juga rasa sayang Randy ke aku.

Aku tertawa memandang mama, "taruh mana lagi ya mah ?" Tanyaku bingung.

"Kamar bibi sana." Saran mama, aku langsung tertawa berdua bersama mama, karena bunga mawar yang Randy belikan sudah terlalu banyak hingga aku sendiri binggung menaruhnya.

lagu 5 seconds of summer berdering dari ponselku, bunda telepon. Dengan girangnya aku segera angkat.

"Hallo bunda ?" Sapaku dengan nada riang. Pasti bunda juga tahu kenapa aku seriang itu. karena aku kangen bunda.

"Hallo menantu bunda. Bunda kangen aya nih"

Aku tertawa, bagaimana bisa bunda memanggil aku dengan sebutan aya juga, pasti bunda tahu dari Randy.

"Rayya juga kangen bunda, bunda kapan pulang ke sini ?"

"Bunda belum tahu sayang, Wina saat ini lagi sakit demam jadi bunda harus mengurusnya"

"Wina sakit bun ? Randy sudah tau ? Semoga cepat sembuh bun Winanya."

"Sudah kok sayang, iya makasih cantik. Kamu hari ini nggak jalan sama Randy ?"

Aku menarik nafas panjang, berusaha harus mengerti akan kesibukan Randy saat ini, "nggak bunda, hari ini Randy sedang ada les tambahan."

Pasti bunda merasakan kesedihaanku, saat mendengar suara riangku berubah menjadi sendu.

"Itu anak belajar mulu ! ,biar nanti bunda bilangin." Nada suara bunda meninggi. Aku rasa bunda pasti mau marahin Randy.

"Bunda jangan marahin Randy, aku nggak apa-apa kok."

"Iya sayang. makasih ya aya, kamu sudah mengerti sifat Randy yang kutu buku itu, dia mirip sekali seperti ayahnya."

Aku tertawa saat bunda bicara seperti itu, "berarti bunda dulu sama seperti aku dong, selalu sabar menghadapi cowok yang kutu buku."

Bunda tertawa, aku juga tertawa. Pembicaraan ditelepon bersama bunda sangat menyenangkan. mungkin lebih baik seperti ini jika di hari libur Randy tidak mengajak aku berjalan-jalan, mungkin lebih baik aku menelepon bunda.

Selama di telepon aku banyak membicarakan soal Randy dan ayahnya, bunda bilang mereka memiliki kesamaan, dari mulai suka membaca buku yang sama, cara makan mereka sama. Randy memang aku perhatikan jika dia sedang makan, pasti makanannya dia aduk-aduk dulu, katanya sih lebih enak disantapnya. Bunda juga bilang, cara tidur Randy sama dengan ayahnya, jika Randy tidur dia selalu menggumpal-gumpalkan tisu sekecil mungkin. Aneh sekali memang, tapi itu benar-benar lucu.

Hampir setengah jam lebih aku berbincang-bincang dengan bunda, sampai tidak terasa bahwa saat ini sudah pukul sebelas siang, dan hari ini tepatnya jam sebelas ini, aku sudah mempunyai janji dengan Fadil untuk menemani dia ke toko buku. Males juga sih jika sudah begini, apa lagi aku sedang asik bicara dengan bunda walau hanya lewat telepon, tapi mau gimana lagi, aku sudah telanjur janji dengan Fadil. Dengan terpaksa aku harus mengakhiri telepon dari bunda,
"Bun sudah dulu ya teleponannya, aku ada janji hari ini. Nanti aya telepon bunda lagi."

"Oh.. iya sayang oke."

Rasanya pun sulit untuk menutup telepon, "Bundaaa." Ucapku lagi, seolah tidak ingin pembicaraan terputus.

"Kenapa sayang ?"

Aku tersenyum saat bunda berkali-kali memanggil aku, sayang.

"Kangen bunda."

"Bunda juga kangen kamu dan Randy. Sudah dulu ya sayang, byee"

Telepon pun terputus. Aku segera menuju rumah Fadil. Sepertinya dia sudah menungguku, terpancar dari wajahnya yang terlihat kesal.

"Lama..." Ujar Fadil, setelah melihatku datang menghampirinya.

"Abis dapet panggilan ibu negara, maaf." Aku tertawa. Dan aku rasa Fadil tidak mengerti apa maksudku, yang aku tahu apapun alasan aku jika sudah membuat Fadil menunggu, pasti aku di diamin sama dia selama setengah jam, dan sebaliknya aku ikut terdiam.

Memang enak sekali punya sahabat cowok, walaupun dia cuek, tapi aku tahu cueknya dia itu karena aku harus belajar menjadi orang yang tidak mudah di dapatkan. Aku sangat berharap Fadil mendapatkan pacar yang terbaik untuk dia.

♡♡♡

~Yura~

Bahagia rasanya jika dapat pesan dari seseorang yang kira sukai, walau belum berstatus pacar. tadi pagi Fadil SMS gue, dia ngajak gue kumpul di cafè bookshelf.

Gue dandan secantik mungkin, setidaknya gue berusaha untuk menjadi tipe cewek yang Fadil suka, kata Rayya, Fadil suka cewek yang feminim dan pintar, dan hari ini gue mengubah penampilan tomboy gue menjadi gadis yang feminim.

Sudah sepuluh menit gue nunggu Fadil di cafè tapi tak kunjung datang, setengah minuman yang gue pesan sudah hampir mau habis. hari ini memang sangat cerah, angin bertiup dengan kencang, gue harap cuaca hari ini seperti suasana di hati gue.

Setelah sepuluh menit lebih gue menunggu, akhirnya Fadil datang. Tapi tunggu, dia datang bersama Rayya. saat melihat Rayya sepertinya cuaca hari ini tidak seperti suasana di hati gue.

"maaf Yur lama nunggu, biasa ada yang lama gitu." Sapa Fadil. Oh jadi yang bikin gue menunggu itu karena Rayya. Gue hanya tetawa, seolah gue memaafkan keterlambatan mereka.

"lo di ajak Fadil kesini juga?, tau gitu gue nggak usah ikut." Sapa Rayya, sambil mencium pipi kiri dan kanan gue. Ingin rasanya gue jawab: yaudah lo pulang aja Ray, atau kenapa mau aja disuruh Fadil ikut.

"Gue suka gaya lo Yur." Bisik Rayya.

Saat Rayya berbisik seperti itu, gue sempat berdoa didalam hati supaya Rayya cukup berbicara bisik-bisik ke gue soal penampilan gue saat ini. Gue takut kalo Fadil mengetahui perubahan gue saat ini.

Sebenernya gue ingin Fadil sadar penampilan gue saat ini untuk dia, tapi gue juga nggak mau Fadil tahu gue melakukan ini cuma karena gue mau Fadil menyukai gue.

tapi untung saja Rayya tidak secomel yang gue kira, dia tidak bicara apa pun tenang penampilan gue saat ini.

♡♡♡

~Fadil~

Jujur hari ini gue seneng Rayya bisa nepatin janji, biasanya dia males-malesan jika di ajak kemana-mana di hari weekend, kecuali di ajak Randy.
Gue juga seneng Yura juga disini, walau hanya sebentar karena Yura tiba-tiba dapet telepon dari mamanya bahwa neneknya masuk rumah sakit, akhirnya dia memutuskan untuk pulang, tadinya gue dan Rayya pengen sekali sekalian menjenguk neneknya, tapi ternyata neneknya dirawat dirumah sakit Bandung, tempat neneknya tinggal, jadi gue dan Rayya nggak mungkin kesana karena besok sudah sekolah.

"Fad kapan lo bisa buka hati ?"
Kata-kata Rayya buat gue tersadar, gue mulai bertanya-tanya dalam hati, entah mau sampai kapan hati ini gue biarkan kosong.

"saran gue, Yura baik kok. Kenapa nggak dicoba Fad." Seru Rayya.

"Ray cinta itu bukan untuk dicoba, cinta itu harus didasarkan oleh hati, lo nggak akan bisa ngerasain cinta jika bukan karena hati." Gue udah bingung mau jawab apa lagi, yang jelas gue perlu waktu untuk ini, dan belum ada rasa sedikitpun untuk memulai jatuh cinta, yang gue pikirkan saat ini hanyalah bagaimana gue bisa dapat nilai UTS yang bagus.

♡♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 123K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.7M 276K 64
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
618K 24.4K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.1M 44.7K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...