Love Me Harder (end)

By finaha201_

437K 24.7K 621

# 7 dlm rendom (05-09-'17) # 15 (14-08-'17) # 18 (09-08-'17) # 42 (25-05-'17) #Iqbaale rank 2 Memang pernikah... More

Part 1
part 2
Part 3
Part 4
Part 5
part 6
part 7
Part 9
Part 10
Part 11
part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
part 26 (a)
part 26 (b)
part 27 a
part 27 B
28
29
30 (yeyyyy!!!)
30 B
31
32
33
33 b
34
34 B
35
36
37
37 B
38
39 (a)
39 (b)
Ilustrasi....
40
41
42
43
44
45
epilog
Bonus
Thanks to you, guys...
Pengumuman!!!
pengumuman!!! (2)
Hallo!!!
Promosi
sapaan ajah

Part 8

10.8K 640 1
By finaha201_


"Rencana yang paling indah yang Ia berikan padaku.." ucap Iqbaal melepas jambakannya itu dan langssung melihat (namakamu) yang sedang tertawa.

Adiba menatap Iqbaal dari samping dengan tatapan bingung.

"Karna Allah udah menggetarkan hatiku, lewat bidadari yang paling indah sesudah Bunda dan Tehh Ody." Lanjut Iqbaal, lalu senyumannya terukir di bibirnya. Lalu ia menghampiri (namakamu), Bunda rike dan ummi pipik.

Adiba masih berusaha mencerna ucapan Iqbaal, lalu ia menyusul Iqbaal.

~~~~~~~SKIP~~~~~~~

~~~6 bulan kemudian~~~

Waktu begitu cepat berlalu, gips yang melekat di kaki (namakamu) sudah dilepas, namun jalan (namakamu) belum bisa normal seperti biasa jalannya masih perlu di tuntun, bahkan kadang saat berjalan, ia masih suka meringis, merasakan kakinya yang terasa aneh.

Makin cepat waktu berlalu, makin dekat iqbaal harus menjawab pertanyaan dari sang bunda, soal jawaban? Ia masih ragu untuk menjawabnya. (namakamu)? Dianty? (namakamu)? Dianty? (namakamu)? Dainty? Pikirannya masih dihantua oleh pilihan itu.

Jika dulu (namakamu) tidur di ruang kerja dan Iqbaal di kamar atau sebaliknya, kini saat (namakamu) ingin beranjak, slalu saja Iqbaal menarik tangannya, dan mereka slalu tidur di ruangan bahkan ranjang yang sama, tak lagi ada rasa benci dan keji di dalam hati Iqbaal, hanya ada rasa sayang, cinta, dan rindu saja, apa lagi terukir nama indah di dalam hatinya, bukan hanya 'Dianty Annisa', namun nama '(namakamu) Daiyamondo' sudah melekat di hati Iqbaal.

Kini Iqbaal sedang mengetik di penrty milik keluarga kecilnya yang belum sempurna, menunggu (namakamu) yang sedang membuat kopi kesukaannya.

"Serius amat, baal.." (namakamu) menaruh secangkir kopi iqbaal dan miliknya di meja pantry, lalu ia duduk di sebelah Iqbaal.

"iya nih, soalnya sambil nyari materinya." Kata Iqbaal dengan mata yang masih focus ke leptopnya.

"lho, emang kamu ketiggalan materi? Kok sambil nyari materi segala?" Tanya (namakamu), lalu ia menyeruput kopinya.

"tau deh, dosen yang ngajar ga becus ngajarnya, aku jadi ga ngerti deh." Ucap Iqbaal sambil meraih kopinya, lalu meminumnya.

"oh ya baal, sekarang tanggal berapa ya? Aku kayaknya ketinggalan banyak deh materi di kempus." (namakamu) bernada cemas.

Dengan gemas Iqbaal mengacak-ngacak rambut (namakamu). "tanggl 19 Desember, emang kenapa sih sampe khawatir gitu?" Tanya Iqbaal heran.

"ih, Iqbaal nih, kan kamu tau aku ga mau Dosen aku kecewa, aku udah janji sama beliau bakal lulus cepet sama cepet-cepet bikin butik, aku tuh ga enak nitip baju terus di butik dosen aku." Cibir (namakamu) membuat Iqbaal terkekeh.

"tampa kuliah pun kamu bisa kok bikin butik semewah yang kayak ada di paris.." (namakamu) tersenyum mendengar penuturan Iqbaal yang sungguh membuat hatinya senang. Lalu Iqbaal mengecup pelipis (namakamu). Tersenyum kembali kearah istrinya itu.

"Tapikan sama aja perlu belajar lebih banyak." Ucap (namakamu) sambil tersenyum tipis.

"Ya udah, kamu belajarnya satu-stu dulu ok? sekarang kamu lancarin jalannya dulu, nanti kamu lanjutin lagi kuliahnya, ok?" Iqbaal mengedipkam sebelah matanya, sungguh membuat pipi (namakamu) merah bak tomat yang baru matang.

"tapi kayaknya besok ke dokter harus dipasang perban deh.." (namakamu) menunduk dan menatap kaki kanannya, sebenarnya ia menyembunyikan pipinya, namun ia memakai akalnya agar tak dicurigai suaminya.

Iqbaal tekekeh kembali. "pipi udah merah kayak tomat aja masih di sembunyiin.." ucap iqbaal dengan senyum geli.

"aku serius baal! Kaki aku ga enak banget, ga sanggup berdiri lebih dari satu menit." Keluh (namakamu) sambil memegang paha kanannya. "terus kalo di pijit makin sakit." Lanjutnya sambil memanyunkan bibirnya.

"ya udah, besok kita konsul lagi aja, ga usah terapi, ok?" ucap iqbaal, lalu tersenyum, dan menghabisi kopinya, begitu pila (namakamu). "udah yuk kita tidur, udah jam 11 nih, masa kita belum tidur sih?" ujar iqbaal sambil mengambil dua cangkir yang sudah kosong, lalu menaruhnya di tempat cuci piring.

"emang siapa yah yang ngajak aku ngopi? Kan kamu bukan aku.." ucap (namakamu) sambil merapihkan rambutnya yang sedikit basah, karna tadi dia sempat keramas.

Iqbaal terkekeh sambil mencuci kedua cangkir tersebut. "siap-siap tidur gih!" suruh Iqbaal, seperti menyuruh anak SD yang susah di atur.

(namakamu) menggeleng dengan bibir yang ia manyunkan. "susah jalan baal.." keluhnya kembali dengan manja, akhir-akhir ini memang (namakamu) suka manja sama Iqbaal.

Selesai mengelap tangannya, Iqbaal langsung menghampiri (namakamu), dan langsung membopongnya menuju lantai atas-kamar mereka-. Setiap melangkahi anak tangga, Iqbaal slalu tersenyum kearah (namakamu) yang mengalungkan tangannya, dan menatap Iqbaal kagum.

"setiap malam kamu giniin aku, ga berat apa?" Tanya (namakamu) sambil terus memandang Iqbaal yang masih tersenyum.

"dan setiap aku gendong kamu, badan aku jadi makin kuat kok." Ujar Iqbaal yang ditambah kekehannya.

(namakamu) tersenyum. "makasih ya.."

'cup..' (namakamu) sekilas mengecup bibir Iqbaal, dan spontan membuat iqbaal menghentikan langkahnya, lalu ia tersenyum senang.

~~~tengah malam~~~

Jam sudah menunjukkan pukul 00.10, namun mata (namakamu) masih sulit untuk di pejamkan, memikirkan hari esok, hari dimana ia di lahirkan, ya, tanggal 20 Desember adalah ulangtahunnya yang ke 21, dan Fannily ada yang tau ultah gue-fina-, catet ya, hehe, kidding^^.

'wush..' terasa dingin mala mini, walau sudah di selimuti selimut yang cukup tebal, namun tetap saja dingin.

'perasaan tadi ga sedingin ini deh, err..' kata (namakamu) dalam hati, lalu ia membalik badan kearah Iqbaal,-posisinya tadi memunggungi Iqbaal-. 'lho? Iqbaal kemana?' Tanya (namakamu) dalam hati, mencari sosok suami yang sudah tak ada disampingnya, bangkit dari tidurnya, menjadi duduk, tarus mencari Iqbaal.

Lalu tiba-tiba, (namakamu) melihat dua cahaya lilin dari sudut kanan kamarnya yang amat gelap, dan firasat (namakam) ada seseorang yang memegang gitar, posisi gitar itu sudah siap untuk dimainkan. Mata wanita itu menyipitkan matanya, berusaha melihat sosok seseorang itu, dan seseorang itu memainkan gitarnya dengan merdu sekali, lalu (namakamu) menutup mulutnya dengan tangannya saat seseorang itu mulai bernyanyi, dan suara itu sangat tidak asing bagi (namua).

"Happy birthday to you..happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday too......(namakamu).." seseorang itu bernyanyi dengan amat merdu, sambil pula memainkan gitarnya dan berjalan pelan mendekati (namakamu).

(namakamu) tak percaya sama sekali, serasa ini semua mimpi, sebuah angannya yang slam ini ia bayangkan. Tatapan mata (namakamu) menatap seseorang itu, matanya indah dan membuat hati wanitu ini damai, senyumannya sungguh membuat (namakamu) salah tingkah, ya, dia IDR, alias Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan.

Tangannya melepas mulutnya, bibirnya sedikit terbuka, masih tak percaya dengan semua ini. Lalu tangannya mencubit punggung tangannya yang satu lagi. "bukan mimpi.." lirih (namakamu) pelan sambil terus menatap Iqbaal.

Iqbaal terkekeh kembali, lalu iamenaruh gitarnya disamping lemari bajunya, dan langsung mengambil lilin yang dibawahnya ada kue kesukaan (namakamu) yang berukuran mini, red velvet. Iqbaal berjalan menuju (namakamu) yang sejak tadi memperhatikannya. Duduk di tepi ranjang.

"Slamat ulang tahun istriku, (namakamu) Daiyamondo, slalu jadi yang terbaik, slalu jadi (namakamu) yang aku kenal, tambah cantik, dan makasih udah mau bertahan sama aku slama ini, makasih udah mau kuat dan tegar hadapin aku, aku ga nyangka kamu bisa setegar itu saat itu." Ucap iqbaal menatap manic (namakamu) yang sangat indah, lalu tangannya yang tak memegang kue meraih tangan (namakamu), lalu menaruh tangan istrinya di dadanya. "jujur aku udah ga benci sama kamu lagi, udah terukir sempurna nama kamu disini" ujar Iqbaal.

(namakamu) tersenyum dengan air matanya yang mengalir, terharu, lalu entah kesambet apa, (namakamu) cepat-cepat menghapus air matanya dangan tangan yang satunya, lalu menarik kasar tangan yang digenggam Iqbaal lalu cepat-cepat meniup lilin yang ada di kue itu lalu menatap iqbaal dengan tatapan aneh, tatapan yang tak dapat diartikan. "terus Dianty? Masih ada dia kan disana?" Tanya (namakamu).

Iqbaal diam tak bersuara, menatap tajam istrinya.

"sebentar lagi aku sembuh baal, dan kamu harus jawab semua pertanyaan aku!" ucap (namakamu) lembut, lalu ia memegang kue ulang tahunnya, lalu menaruhnya di meja kecil disebelah ranjangnya, lalu menggenggam erat tangan Iqbaal. "Aku? Atau Dianty?" Tanya (namakamu) serius.

"aku udah ga pernah ngomong lagi sama dia.." ucap Iqbaal begitu saja.

"Tapi kamu masih ga bisakan ngelepasin dia gitu aja?"Tanya (namakamu) lagi.

"Ya, tapi.."

"terus gimana? Kamu pilih siapa?" (namakamu) memotong kata-kata Iqbaal.

"Dengar! Itu masalah aku sama Bunda, kamu tinggal ngelaksanainnya aja, itu aja." Ucap iqbaal cepat.

"Tapi itu semua aku yang usulin, dan Bunda Cuma sampaikan aja."Iqbaal menatap (namakamu). "Dan semua itu ada hubungannya sama aku."lanjut (namakamu), lalu ia mengecup kedua punggung tangan Iqbaal yang masih mematung. "Semua di tangan kamu, dan aku terima dengan ikhlas semua pilihan mu itu." Ucap (namakamu) saat kedua tangan Iqbaal ia tempelkan di pipi kanannya yang mulai dibasahin oleh air matanya.

Merasa kedua tangannya basah, membuat Iqbaal langsung meraih dagu (namakamu) mengangkat kepala istrinya itu, dan menepis air mata (namakamu) dengan ibu jarinya, lalu senyuman itu mengembang. "Aku memang masih bingung untuk pilihan itu, dan slalu aja pilihan aku jadi bencana, seperti waktu kelas 10.." Iqbaal mulai tertawa, begitu pula (namakamu), mengingat masa-mas SMA mereka yang kadang mengundak tawa, namun kadang kala mengundang air mata, atau saat (namakamu) dan Dianty di sakiti oleh Alwan dan itu mengundang amarah Iqbaal dan lembam dikedua pipi Iqbaal dan Alwan terjadi.

Lalu seketika tawa mereka berhenti, memandang satu sama lain, "Do you love me?" tiba-tiba pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut (namakamu) dengan nafas yang tak beraturan, degup jantung yang cepat.

Iqbaal tersenyum dengan senyuman rayuannya.

Keningnya ia kerutkan, tatapannya menandakan ia tak mengerti. "kenapa?" Tanya (namakamu) bingung.

"you do not think?" Iqbaal balik bertanya.

"thinking of what?" (namakamu) semakin bingung.

Iqbaal terkekeh. "of this.."

'cup..' dengan cepat, singkat, padat dan jelas Iqbaal mengecup bibir (namakamu), spontan membuat (namakamu) mematung tak percaya.

Melihat Istri memasang muka itu, membuat Iqbaal kembali terkekeh. "Masa sih kamu ga sadar? Saat pertama kali aku menciummu saat dirumah sakit, rasa ini udah ada." Ucap iqbaal sambil memegang dadanya. "dan kayaknya tadi aku udah nyebutin deh kalo nama istriku ini sudah terukir jelas di hatiku." Iqbaal menepis rambut (namakamu) dari wajah cantiknya itu.

(namakamu) tersenyum, lalu ia berbaring kembali, mulai memejamkan matanya.

"lho? Kok udah mau tidur lagi? Kuenya ga mau di makan tuh?" Tanya Iqbaal sambil mengambil kue red velvet itu.

Matanya masih terpejam, namun dia belum tertidur. "buat besok aja ah.." ujar (namakamu) dengan senyuman gelinya itu.

Iqbaal tersenyum, lalu memberi kecupan selamat malam untuk (namakamu) di pelipisnya. "good night, my wife.." bisik Iqbaal tepat ditelinga (namakamu) dengan lembut. Dan kata-kata itu sukses membuat mata (namakamu) terbuka kembali, sangat terkejut dengan dua kata terakhir itu.

~~~~~SKIP~~~~~

3 bulan yang lalu terasa begitu singkat, dan tak terasa pula kaki (namakamu) sudah bisa berjalan dengan normal, bahkan kini, ia sedang bermain dengan kedua buah hati tehh ody dan mas eyin yang begitu menggemaskan, Fadhil dan Fadhillah atau Dilla.

Iqbaal, lelaki ini kini hanya memperhatikan sesekali terkekeh sambil melihat istrinya yang sedang bermain dengan keponakannya. Dan sesekali menikmati indahnya daerah vila keluarga Iqbaal yang berada di Lembang, Bandung.

Ya, keluarga besar Herry kini sedang berlibur di Bandung, menetap slama 2 minggu di villa yang cukup besar. Dan semuanya hadir, dari mulai om-tante Iqbaal, kedua orang tua Rike dan Herry, saudara Iqbaal dan tehh ody, keponakan iqbaal dan tehh ody semuanya lengkap.

"kenapa ga ikutan baal..?" tanya Rike sambil duduk di sebelah putranya itu, duduk di bangku taman sambil mengobrol mungkin memang asik di pagi hari ini.

Iqbaal terkekeh. "ga usah ah bund, Ale lagi capek akhir-akhir ini." Tolak Iqbaal.

"keluarga kita makin banyak yah," ujar Rike sambil melihat kesekelilingnya, taman belakang yang dikelilingi dua villa yang cukup besar dan satu villa kecil cukup untuk keluarga besar mereka.

"iya bund, dan kayaknya bakal nambah satu lagi." Iqbaal melirik salah satu sepupu wanitanya yang sedang mengandung.

"(namakamu) kapan nyusul baal?" Tanya Rike lembut. Iqbaal hanya menggeleng pelan.

"tidak tau bund, belum Allah kasih.." jawab Iqbaal pelan.


"(namakamu) sudah kelihatan sembuh total," Rike memulai topic yang sempat satu tahun lebih di lupakan. "dan sekarang waktunya kamu jawab pertanyaan bunda waktu itu."

'Degh.. '

Bersambung..


Continue Reading

You'll Also Like

My Choice [END] By -

Teen Fiction

92.5K 2.4K 11
[Baca Lengkapnya bisa di Fizzoo novel ya gais dengan judul "Pilihan Alinka" ] Taruhan antara 2 orang cowok most wanted di sekolah untuk mendapatkan c...
457 113 6
"oy, siapa yang makan chiki komo juki yang tinggal setengah!!" teriak jungkook lantang. "aduh gawat!, juki ngamok lagi!, ngomong apaan nih?" taehyung...
373K 6.8K 38
PEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐩...
62.5K 8.4K 65
Namanya Kak Ikbal. Dia ketua geng coldiest sekaligus ketua band. Orangnya datar banget lebih datar dari ubin lantai. Kata orang dia itu seorang psiko...