PRIA ARAB MAJIKANKU

By Tuamenggoda

562K 16.3K 1.8K

🥇NO.1 di #Ceritagay (18 Februari 2024) Ibrahim merantau ke Arab Saudi untuk menjadi seorang TKI disana, beke... More

Ch.1 Intro dan Perkenalan
Ch.2 Pria Misterius Dalam Pesawat
Ch.3 Bertemu Abuya Gagah
Ch.4 Pak Damar Tak Malu Malu
Ch.5 Legit gak Pak ?
Ch.6 Bulu Lebat Abuya
Ch.7 Berkenalan Dengan Bogem Emir
Ch.8 Tragedi Keluarga Abuya
Ch.9 Jatah Bulanan Pak Damar
Cast/Karakter Utama
Ch.10 Traktiran Emir
Ch.11 Abuya Hussein Sakit
Ch.12 Membasuh
Ch.13 Membasuh part 2
Ch.14 Tuan Emirhhhhh
Ch.15 Panas Di Dalam Mobil
Ch.16 Setelah Insiden
Ch.17 Sebuah Kegagalan Yang Serba Nanggung
Ch.18 Terbayarkan Pak Damar
Ch.19 Hadiah Dari Abuya
Ch.20 Nakalnya Emir
Ch.21 Abuya Mulai Menggoda
Ch.22 Hadiah Dari Emir
Ch.23 Abuya VS Emir
Ch.24 Abuya Tak Se-Kasar Emir
Ch.25 Sebuah Perjanjian
Ch.26 Berbalas Kecup
Ch.27 Siapa Lagi Kalau Bukan Bapak Lokal
Ch.28 Cemburu Kah Aku?
Ch.29 Perawan Lagi Karena Abuya
Ch.30 Abuya Yang Nakal Dan Manis
Ch.31 Abuya Aftermath
Ch.32 Para Security
Ch.33 He Knows
Ch.34 Abuya Juga Tahu?
Ch.35 Abuya Minta Pijat
Ch.36 Coklat
Ch.37 Ice Cream
Ch.39 Permulaan Honeymoon
Ch.40 Honeymoon I
Ch.41 Honeymoon II
Ch.42 Damai?
Ch.43 Hari Yang Santai
Ch.44 Ternyata Malapetaka
Ch.45 Call The Lawyer
Ch.46 Langkah Selanjutnya ?
Ch.47 Sedikit Lupa
Ch.48 Ada Tamu
Ch.49 Bimbang
Ch.50 Permintaan Undangan
Ch.51 Hanya Sebuah 'Katanya'
Ch.52 Setelah Sekian Lama
Ch.53 Calon Keluarga Baru
Ch.54 Keputusan Dan Saudara Emir
Ch.55 Perkenalan Yang Mengagetkan
Ch.56 Hari H
Ch.57 Pria Dingin Dan Galak
Ch.58 Siapa Yang Menikah, Siapa Yang Bulan Madu
Ch.59 Sepi Yang Mulai Terasa
Ch.60 Sebuah Keputusan
Ch.61 Isi Kotak
Ch.62 Kita Ini Apa?
Ch.63 Untuk Sementara Saja (TAMAT)
BONUS FOTO CAST

Ch.38 Kejutan Dari Abuya

6K 226 45
By Tuamenggoda

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.38

*Memasuki bulan ke 9* 

Benar, hari ini tepat 9 bulan aku bekerja dirumah Abuya, hanya tinggal sekitar tiga bulan lagi sampai kontrakku habis dan pulang ke kampung, tidak menyangka aku akan sebetah ini ditempat asing, bertemu dengan Abuya dan Emir adalah suatu keberuntungan yang besar, mereka menyayangiku, lebih dari sekedar menyayangi sebetulnya haha, tapi ya tetap saja, jika bukan karena kebaikan mereka, mana mungkin aku akan betah tinggal disini, dihari pertama saja aku sudah hampir pingsan ketika bekerja diluar rumah dengan temperatur Saudi yang panas nya luar biasa disiang hari, untungnya Abuya mengerti dan menyuruhku bekerja didalam menjadi tukang cuci pakaian mereka.

Seperti biasanya, siang ini aku sedang mengangkat jemuran pakaian dibelakang, Abuya dan Emir sedang berada dikantor, tidak ada siapa siapa dirumah, hanya aku dan Amihan juga Nala, mereka juga sudah selesai menyiapkan bahan untuk memasak, tinggal menunggu sore untuk mulai memasak, rumah juga sudah bersih, aku mengangkat jemuran kemudian membawanya ke ruang setrika, merapikan pakaian Abuya dan Emir kemudian memasukan pakaian mereka kedalam lemari masing masing.

“Permisi!.” Terdengar suara seorang pria, aku keluar dari ruang cuci, terlihat didepan pintu, Ali, security rumah Abuya, sedang tersenyum ke arahku.

“Iya?.” Tanyaku.

“Saya mau minta snack untuk camilan, mumpung Abuya dan tuan Emir belum pulang, adakah?.” Tanya Ali.

“Snack ya? Sepertinya ada beberapa dikulkas, sebentar saya ambilkan.” Ucapku sambil masuk ke dapur dan membawa beberapa camilan sekalian dengan minuman dingin untuk para security.

“Ini, memangnya kenapa jika ada Abuya atau tuan Emir? Mereka tidak mungkin tidak memberikan snack, mereka juga sepertinya tidak terlalu mempermasalahkan apa yang diambil atau diberikan, apalagi cuman makanan.” Ucapku sambil memberikan snack kepada Ali.

“Justru itu, jika ada Abuya atau tuan Emir, saya malu, karena pernah, saya meminta snack ketika ada Abuya dirumah, dan kebetulan sedang tidak ada makanan ringan dirumah, Abuya malah menyuruh kami untuk membelinya, dia memberikanku uang banyak sekali untuk membeli makanan, jadi aku merasa tidak enak.” Jawab Ali.

“Begitu ya, yasudah nanti aku jika berbelanja sekalian akan meminta untuk dilebihkan makanan ringan untuk kalian.” 

“Terimakasih Ibrahim!.” Ucap Ali, lalu berbalik kembali ke pos security.

____

Sore hari Abuya pulang dari kantor, seperti hari hari sebelumnya, aku melayani Abuya, dari awal datang, sepatu, minuman, pakaian, setelah itu Abuya memanggilku untuk ke kamarnya, tentu saja aku turuti.

“Ada apa Abuya?.” Tanyaku.

“Masuk dulu.” Aku berjalan mendekati Abuya setelah menutup pintu kamarnya.

“Hmm?.” Tanyaku.

“Bersiaplah, nanti jam tujuh malam kita akan berangkat.” 

“Berangkat?, Kemana?, Ke mall kah?.” Tanyaku.

“Bukan, ini surprise Brahim, pokoknya kamu bersiap saja, bawa tas, bawa pakaian, pokoknya kebutuhan harianmu dibawa saja.” Jawab Abuya.

“Hmm, baiklah Abuya.” Jawabku.

“Berapa lama kontrakmu Brahim?.” 

“Kontrak kerja ?.” Tanyaku, Abuya mengangguk.

“Hanya sekitar tiga bulan lagi Abuya.” Jawabku, Abuya menatapku, kemudian mengangguk.

“Sudah tidak ada lagi Abuya? Saya izin kembali ke dapur.” 

“Bawakan saya minuman dingin Brahim, udara sedang sangat gerah hari ini.” 

“Baik Abuya, air putih dengan ice atau ingin minuman berperisa?.” 

“Yang berperisa saja, sepertinya segar.” Aku mengangguk kemudian membawakan Abuya minuman manis yang dingin.

“Saya izin kembali ke kamar langsung saja Abuya, agar langsung bersiap, jam tujuh tinggal setengah jam lagi.” 

“Hmm, silahkan silahkan, benar sebentar lagi, saya juga mau merokok dulu.” 

Dikamar aku memasukan beberapa baju dan celana, peelengkapan mandi, minyak wangi dan beberapa kebutuhan harianku kedalan sebuah ransel kecil lalu membawanya keruang tengah, disana sudah ada Abuya, mengenakan thob/gamis putih lengkap dengan aksesoris kepalanya, yaitu sorban.

“Sudah siap?.” Tanya Abuya, aku mengangguk, Abuya kemudian keluar dari pintu depan menunu garasi, mobil SUV baru yang kemarin dibeli Abuya kemudian keluar dari garasi dan berhenti tepat di depanku, Abuya turun dari mobil kemudian membuka pintu bagasi belakang, aku mengikutinya lalu menaruh tas ranselku disana, didalan bagasi sudah ada beberapa barang, termasuk tas milik Abuya, ternyata Abuaya sudah packing dan mempersiapkan semua ini.

“Sudah packing ternyata.” Ucapku.

“Tentu saja, bagi kamu ini mendadak, tapi bagi saya ini sudah terplanning, saya tidak suka hal mendadak, semua harus terencana dan tertata dengan alurnya, agar tidak ada ke kacauan.” Jawab Abuya.

“Kita mau kemana Abuya sebenarnya?.” Tanyaku makin penasaran.

“Surprise Brahim, tidak akan seru jika kamu mengetahui kita akan kemana sejak awal, just, sit and being pretty saja.” Ucap Abuya sambil menyuruhku untuk masuk kedalam mobil, Abuya memasangkan seatbeltku kemudian mengecup pipiku lembut.

“Nanti security lihat Abuya.” 

“Tenang, kaca mobil sudah diganti, dari luar akan terlihat gelap, tidak akan see through.” Jawab Abuya sambil mengusap pipiku, aku tersenyum ke Abuya, benar ternyata, pria ini memang selalu mempunyai alurnya sendiri, penuh kalkulasi, dan selalu berencana, aku mengusap tangan Abuya yang berada dipipiku, Abuya kemudian mulai menyetir, membunyikan klakson tepat didepan pos security, kemudian gerbang terbuka, kami keluar dari rumah.

Abuya menyetir sekitar dua jam berawal dari jalan raya yang cukup ramai hingga kami memasuki sebuah jalan dengan padan pasir disetiap sisi jalan, lalu kami memasuki sebuah gapura besar dengan tulisan ‘Camping Ground Area' , shit, aku kira kita akan menginap dihotel mewah, ternyata Abuya membawaku ke camping ground, aku sedikit kecewa, tapi tidak mengubah rasa senangku, sebenarnya kemana saja asal bersama Abuya tidak akan menjadi hal yang mengecewakan sih, haha.

Setelah melewati gapura besar Abuya membelokkan mobil ke arah kiri, sebuah bangunan kecil terlihat dengan gerbang didepannya, Abuya berhenti disamping bangunan kecil itu, seorang pria Arab memakai seragam berwarna coklat datang menghampiri mobil kami, Abuya membuka kaca mobilnya, berbincang dengan bahasa arab yang cepat dengan aksen, hanya beberapa kata yang bisa kutangkap, Abuya menyerahkan sebuah kertas yang dia ambil dari dashboard mobil, pria itu membuka kertas dan membacanya, ia kemudian menyerahkan kertas itu kembali kepada Abuya lalu mempersilahkan mobil Abuya untuk melewati gerbang besar didepan kami, mobil Abuya masuk ke area camping ground, hamparan padang pasir yang luas, terang dengan lampu lampu besar disetiap sekitar lima puluh meter, sepi, mungkin bukan musim berkemah dan tidak kelihatan ada tenda untuk camping, Abuya terus berkendara sekitar satu kilometer dari gerbang, hingga kemudian kulihat ada sebuah yang besar, lebih besar dari yang ada digerbang tadi, Abuya mendekati bangunan itu.


(Kurang lebih kayak gini lah ya, tapi tiap tenda nggak pada deketan, ada jarak yang jauh tiap tenda.)

Setelah sampai, Abuya berhenti tepat disamping bangunan itu, baru dari sedekat ini aku sadar kalau ini bukan bangunan, melainkan sebuah tenda besar berwarna putih, ada sekitar dua buah tenda yang saling terhubung, Abuya parkir disamping tenda ini, besar sekali tendanya, didepannya ada tempat untuk menyalakan api unggun, lengkap dengan peratalan untuk memasak dengan gelas gelas kecil, ada sebuah nampan berisi minuman saset untuk diseduh, aku melihat kesekitar, ternyata bukan dua buah tenda, tapi tiga, ada sebuah tenda kecil tertutup sekitar sepuluh meter dari api unggun, dengan sebuah tiang listrik disamping tenda besar, cahaya lampu tiang itu begitu terang membuat malam hari di sekitar tendaku seperti bukan malam hari, Abuya membuka bagasi kemudian mengambil tas ranselku, serta menjinjing tas miliknya, aku menghampiri Abuya kemudian mengambil ranselku, awalnya Abuya keberatan, tapi kemudian aku memaksa Abuya, ia hanya bisa pasrah, Abuya merangkulkan tangannya dibahuku kemudian menuntunku masuk kedalam tenda besar.


(Interior tenda pertama)

Jika kalian bisa melihat reaksiku melihat interior didalam tenda besar ini, mulutku terbuka, mataku berbinar, kagum melihat kemewahan didalam tenda besar ini, karpet besar dengan motif indah menghampar menutupi bagian bawah tenda ini, menjadi alas, sebuah sofa panjang namun rendah khas native arab, hanya sekitar dua puluh centi meter dari karpet, membentang panjang disekitar tenda, didepannya sebuah meja yang sejajar rendahnya, dengan bantal bantal kecil, ada sebuah lubang dangkal dengan kayu kayu, sepertinya untuk membuat api juga didalam tenda, lampu lampu didalan tenda menggantung ditiap sisi tenda, motif bagian atas tenda juga begitu indah, Abuya membuka sepatunya, aku juga mengikutinya, ia kemudian mengajakku untuk berjalan dan masuk ke area tenda sebelah, dan kembali aku dibuat kagum, isi tenda ini lebih mewah dari hotel hotel mewah meskipun sebelumnya aku belum pernah menginap dihotel, dan hanya melihatnya di tv, sebuah kasur berukuran king size, dengan lampu kuning temaram menjadi sumber pencahaan menambah mood dari ruangan menjadi lebih elegant, kursi single dengan meja disampingnya, dan juga lemari kecil didepan kasur, diatasnya ada beberapa handuk dan lampu tradisional, Abuya menyimpan ranselnya dibawah, begitu juga aku, ia kemudian menggendong badanku bridal style, ia kemudian memperlihatkan apa yang ada dikasur, aku menutup mulutku terharu, dikasur sudah terdapat kelopak bunga mawar yang banyak, shit, ini sih hitungannya bulan madu, aku tersenyum lebar kemudian menatap wajah Abuya, ia tersenyum balik menatapku.

(Interior dalam tenda sebelahnya yang tersambung)

“Suka?.” Tanya Abuya, aku tidak menjawab, hanya menganggukkan kepalaku cepat, merasa excited dan terharu dengan effort Abuya.

“Jangan turunkan saya diatas kasur Abuya!.” Ucapku cepat kemudian turun dari pelukan Abuya.

“Kenapa?.” 

“Sayang Abuya, nanti rusak.” Jawabku.

“Ya ini kan dibuat untuk kita tiduri Brahim, tidak mungkin kali hiasannya tidak rusak.” 

“Iya ya, tapi tidak apa apa Abuya, nanti saya dirusaknya, setelah kita santai, saat ini saya masih kagum melihat ini.” Jawabku, Abuya hanya terkekeh pelan kemudian mengecup kepalaku, aku membalas Abuya dengan mengecup cepat bibirnya.

“Kita duduk dulu yuk, istirahat.” Ucap Abuya, aku mengangguk setuju, kami berdua keluar dari ruangan kamar didalam tenda ini kemudian duduk disofa kecil dan pendek ditenda sebelahnya, Abuya duduk bersandar, aku duduk tepat disamping Abuya, ia merentangkan tanganya, dengan cepat aku menjadikan tangan Abuya sebagai bantalan, aku duduk sambil memeluk Abuya.

“Sepi ya?.” Tanya Abuya.

“Iya Abuya, sunyi, nyaman, apalagi berdua bersama anda, dirumah juga sebenarnya sunyi, hanya saja vibes nya terasa berbeda disini, suara angin malam terdengar, desir pasir juga.” Ucapku, Abuya memelukku erat kemudian mengecup pucuk kepalaku, ia kemudian melepaskan pelukannya lalu berjongkok tepat didepan lubang melinhkar didepan sofa, menyalakan api kecil, sedikit demi sedikit, api itu mulai terlihat, tidak sebesar api unggun biasanya, kecil saja, setelah api menyala, Abuya menarik sebuah tali didekat dinding tenda, sebuah cerobong terbuka tepat diatas tempat api, asap asap yang dihasilkan melayang keatas, keluar melalui cerobong itu, Abuya kemudian kembali duduk dan memelukku dikursi, kami berdua menagap api kecil itu dalam diam, nafas aku dan Abuya seirama, udara malam yang dingin sedikit berkurang karena pelukan kami, dan hangat hangat kecil dari api, aku memejamkan mataku pelan, menikmati momen ini berdua bersama Abuya.

***************

Halo halo halooooo!!!! New updates nih guysss, gimana kabar hari ini??? Besok atau selasa sih guys mulai puasa tuh???? Anyways, semoga kalian suka yaaa sama chapter baru ini, dan tetep staytune dengan updatean chapter baru aku, dan makasih buat yang udah vote dan komen.

Oh iya, Buat kalian yang mau dukung atau sawer aku, kalian bisa dengan membeli cerita aku yang berjudul "MENGGODA BAPAK" di karyakarsa atau chat telegram aku @Tuamenggoda di telegram, makasih buat yang udah dukung, baca, vote dan komen cerita aku.

Ilysm guysss!!!!!!

SELAMAT MEMBACA!!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 329K 32
Lyla Agatha terbangun dalam tubuh seorang wanita berusia dua puluh lima setelah dikhianati temannya. Eits, tapi mengapa ada yang aneh? Ternyata dia...
182K 10K 27
"Hyungie.. Kookie mengantuk, Kookie ingin tidur" "arraseo, tapi cepatlah bangun karena sepertinya akan hujan" "Kookie tak janji hyungie" "apa maksud...
1.2M 62K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...