Suddenly, I Became the Hero's...

By alunamoona

368K 54.8K 5.2K

"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memili... More

Prolog
1. Menjadi Ayah Protagonis
2. Anak Kucing Protagonis
3. Menunjukkan Kelemahan
4. Baru Kali Ini
5. Ilusi yang Manis
6. Perak Madu
7. Ayah Adalah Malaikat
8. Bisikan yang Membual
9. Ekor dan Taring Singa
10. Menarik Atensi Seseorang
11. Siapa yang Bersalah?
12. Kebenarannya
13. Buta Akan Kesalahan
14. Fakta yang Tidak Kutahu
15. Mahkota Bunga
16. Sumpah Tak Tertulis
17. Sepasang Manik Merah
18. Menuju Alam Baka
19. Masa Lalu Kelith I
20. Masa Lalu Kelith II
21. Cerita Tanpa Protagonis
22. Racun
23. Rahasia Dillian
24. Mengambil Hak Istimewa Protagonis
25. Sosok Itu
26. Roh
27. Harga Diri Claude
28. Lima Meter
29. Kontrak Roh
30. Ujian I
31. Ujian II
32. Kamu Tidak Sendirian
33. Kemampuan Baru Kelith
34. Pertukaran
35. Kesepakatan
36. Mimpi Dillian
37. Dillian vs Eden
38. Kala Putus Asa
39. Sang Penentang Takdir
40. Menjual Jiwa pada Iblis
41. Menyelamatkan Tetua Elf
42. Kekeraskepalaan Claude
43. Gelombang Monster
44. Bertemu Kembali
45. Kekacauan
46. Bala Bantuan
47. Ancaman
48. Duri Beracun
49. Ini Sudah Berakhir
50. Pion
51. Bertemu Dengan yang Asli
52. Upacara Penghargaan
53. Masalah Besar
54. Awal Kehidupan Roh
55. Percakapan Antarkeluarga
56. Tidak Percaya Diri
57. Reputasi Baru Iverion
58. Kecurigaan Kai
59. Kecelakaan
60. Permintaan Alioth
62. Tak Terduga
63. Cara Untuk Merenggut Kembali
64. Rencana Selanjutnya
65. Pilihan
66. Membela Putraku Itu No. 1!
67. Pintu Rahasia
68. Rumor
69. Rahasia Negara
70. Sore Sebelum Festival
71. Menikmati Festival ala Kelith
72. Pelaku Sebenarnya
73. Meyakinkan
74. Skandal
75. Count Lamieu
76. Kunjungan Lagi
77. Terhubung Kembali
78. Pendeta Agung

61. Berpihak

1.7K 347 64
By alunamoona

"Menilai dari reaksimu, sepertinya aku sudah sangat mengganggumu." Kai menutup pintu kamar dengan rapat, senyumannya luruh, dan ekspresinya berubah menjadi lebih serius. "Tapi, aku harus membicarakan hal yang sangat penting denganmu saat ini juga, Tuan Kelith."

Suara langkah kaki Kai yang menghampiriku terdengar halus, hingga jika tak didengar secara jeli, bunyinya akan sangat samar di telingaku.

Tak. Bunyi lentera bercahaya oranye yang disimpan di atas nakas membuatku mengalihkan pandanganku ke sana. Cahayanya yang benderang membuat pupil mataku mengecil akibat sinarnya yang menembus retina. Pandanganku masih agak memburam saat aku menyapukan pandanganku pada Kai yang duduk di samping ranjang. Di atas sofa tunggal yang masih belum dipindahkan setelah kunjungan terakhir di ruangan ini.

"Hal penting apa yang membuat Yang Mulia Putra Mahkota harus mengunjungi saya di pada waktu seperti ini?" tanyaku dengan sorot tenang.

Bola mata hijau muda Kai menelisik wajahku, dia berniat untuk membuat kontak mata denganku, tapi aku menghindarinya karena tak ingin jatuh pada manipulasinya.

"Apakah adikku mengunjungimu hari ini?"

"Tentu saja."

"Dan apakah dia mengatakan sesuatu mengenai hukuman yang harus diberikan padaku?"

Kai, seolah dia dan Alioth merupakan dua pasang puzzle yang seharusnya menyatu, seolah-olah dia dan Alioth berbagi jiwa, hingga Kai bisa mengerti apa yang Alioth pikirkan.

"... Ya."

"Sudah kuduga." Kai mengembuskan napasnya. "Kami berdua mengenal sifat Yang Mulia Raja, baik luar dan dalam. Maka dari itu, adikku pasti sudah mengantisipasi mengenai hukuman apa yang tepat bagiku setelah menilai sifat Yang Mulia Raja."

"Apakah maksudnya adalah dengan Yang Mulia Raja yang memintaku untuk memberikan Anda hukuman yang tepat?"

Kai mengangguk. "Benar. Setelah kamu pulih, Yang Mulia Raja akan memintamu untuk memberikan hukuman yang tepat bagiku berdasarkan luka yang kamu derita. Dan saat ini, aku sedang mengalami masa kurungan di ruangan kamarku, tapi tentu saja, aku ingin segera menemuimu untuk mengatakan ini."

Jeda. Kai memantapkan dirinya sebelum dia bicara padaku. "Apakah kamu sudah memilih, di pihak mana kamu berada?"

Aku menekan rasa berdebar di dada karena pengetahuan tentang novel itu tiba-tiba masuk ke dalam benakku. Di dalam novel, pertanyaan yang Kai utarakan itu sebenarnya ditujukan kepada Dillian. Pada saat itu, Dillian telah selesai membasmi para monster dan membunuh Felix. Selepas itu, dia kembali ke kediaman Archer, esoknya mendapatkan penghargaan dari keluarga kerajaan sebagai langkah awal Dillian untuk menjadi seorang pahlawan. Kemudian, Kai dan Alioth yang saat ini tengah memperebutkan serta mengamankan sebuah posisi, telah secara terang-terangan berusaha untuk menarik atensi Dillian untuk segera memilih antara Kai atau Alioth. Dukungan Dillian Archer, Duke Archer yang dulunya dikenal selalu netral terhadap suksesi takhta, akan menjadi sokongan yang kuat terhadap salah satu pangeran apabila dia memilih. Ditambah, ada gelar baru tersemat dalam nama Dillian sebagai seorang pahlawan masa kini, yang telah menyelamatkan Adria dari gelombang monster.

Pada masa itu, Dillian diajukan pertanyaan serupa oleh Kai, tapi Dillian menjawab dengan tenang, "Maafkan saya, Yang Mulia."

Kai tentu saja kecewa atas jawaban Dillian. Meski hanya jawaban singkat yang Dillian utarakan, Kai tidak bodoh dengan berpura-pura tak memahami jawaban Dillian.

Rupanya pada saat itu, Dillian telah ditarik oleh pangeran kedua. Alioth de Adria sudah berhasil menarik Dillian menjadi tangan kanannya.

Aku menatap Kai, yang kini masih memperhatikanku dengan tatapan gelisah di kedua bola matanya, yang meski aku tahu jikalau dia memang berupaya untuk menyembunyikannya saat ini, dia tak terlalu pandai dalam melakukannya.

"Saya ...." Siapa yang harus kupilih? Jika menilai dari novel, tentu saja aku tidak akan memilih salah satu dari mereka. Bahkan jika diperbolehkan, aku tidak mau memilih. Aku ingin tetap berada di pihak Archer yang netral terhadap suksesi takhta.

Akan tetapi, ada satu hal yang membuatku harus segera memilih antara Kai atau Alioth. Di masa depan, Archer akan goyah. Ini dikarenakan pemerintahan raja yang baru saja dinobatkan sangatlah tidak kompeten. Setelah persaingan kedua pangeran, raja meninggal dunia karena penyakit misterius. Secara otomatis, pangeran yang memenangkan persaingan akan naik takhta dan menjadi Raja Adria.

Alur tak terduga dari kenaikan Raja Adria yang baru yaitu, raja tidak bisa melindungi kerajaannya. Kerajaan Adria terlibat dalam peperangan dengan kerajaan lain. Militer Adria melemah, tembok pembatas antara kedua negara roboh, dan para ksatria melemah karena hidup mereka tak sejahtera. Hal inilah yang membuat kerajaan musuh menargetkan Adria dan menyatakan perang, mengambil sebuah kesempatan dari kesempitan.

Dalam peperangan itu, ibu kota Avarel yang seharusnya menjadi ibu kota yang paling sibuk karena menemukan seluruh titik perdagangan dan pelayaran, menjadi medan pedang. Kediaman Archer runtuh, kedua bangsawan yang mengapit Archer ikut jatuh. Archer di ambang kehancuran ketika pangeran yang lain akhirnya menurunkan raja dari takhta, dan memperbaiki Adria dari kehancuran secara perlahan.

Aku mengembuskan napas, lalu menatap Kai.

"Saya memilih Anda," jawabku.

Kedua mata Kai membulat dalam satu detik. Kilauan tiba-tiba tebersit pada hijaunya kedua manik itu, menjadi lebih bersinar, dan cerah. Segala kepicikan miliknya, yang aku yakini bahwa telah bersemayam lama sekali dalam visinya, seolah lenyap. Kai de Adria, kelihatan seperti manusia biasa yang tengah berbahagia saat aku akhirnya mengatakan jawabanku.

Kai de Adria di dalam novel, akan memperbaiki Kerajaan Adria setelah Alioth de Adria menghancurkannya. Dalam proses penghancuran itu, Archer akan menjadi korban. Dan Archer itu termasuk aku. Saat ini, seluruh anggota keluarga Archer bertahan hidup, dan melindungi mereka dari kejinya peperangan adalah prioritasku saat ini.

"Terima kasih, Tuan Kelith." Kai tersenyum tulus. Jika dia tersenyum seperti ini terus, dia akan kelihatan menawan. "Aku senang karena kamu memilihku untuk berpihak."

"Saya hanya menilai. Anda sendiri yang menuntun saya."

Kai terkekeh. "Jika kamu bicara seperti itu, aku merasa lebih senang karena aku berhasil meraih hatimu itu."

Aku menahan diri untuk tidak memutar bola mataku, lalu menunjukkan senyum terpaksa. Aku padahal ingin menghindari orang ini sebisa mungkin, tapi demi bertahan hidup, supaya Archer tak runtuh, aku terpaksa harus memilih satu di antara dua. Dan pilihanku jatuh pada Kai karena dia akan menjadi pemimpin yang baik, lebih baik dari Alioth setidaknya.

"Jadi, apa yang akan Anda lakukan selanjutnya? Saya berpikir saat ini, Anda harus kembali ke ruangan Anda sebelum fajar tiba, sebelum para pelayan akhirnya menemukan bahwa Anda menyelinap keluar dari masa kurungan Anda." Aku melirik ke luar jendela. Di mana pada akhirnya, semburat samar cahaya oranye telah naik ke permukaan.

Kai mengikuti arah pandangku, lalu mengangguk skeptis. "Kamu benar, Tuan Kelith. Aku harus segera kembali sebelum masa kurunganku semakin diperpanjang."

Kai lalu menatapku dan kami membuat kontak mata. Entah mengapa, dia kelihatan benar-benar tulus saat ini, seolah sisinya yang tak manusiawi karena keinginan duniawi yang keji itu, tak lagi memonopoli hati dan dunianya.

"Aku memiliki satu rencana untuk dilakukan, Tuan Kelith. Apa kamu bersedia mendengarkannya?"

"Apa itu?"

"Adikku pasti memintamu untuk meringankan hukumanku, bukan?"

Aku mengangguk. Kai benar-benar mengerti Alioth sehingga dia bahkan bisa tahu jalan pemikiran adiknya.

"Tuan Kelith." Suara Kai lembut, tapi serius. Melodinya yang tenang akhirnya menelusupi gendang telingaku, hingga aku pun mengerutkan dahi saat mendengar kalimat yajg terucap dari bibirnya, "Hukum aku dengan berat setelah membuatmu terluka di pesta adikku."

Dengan kerutan di dahi, aku bertanya, "Mengapa itu, Yang Mulia? Bukankah lebih baik jika hukuman Anda diringankan?"

"Tidak." Kai menggeleng. "Tidak baik untuk berjalan di atas telapak tangan adikku setelah kamu memilih untuk berpihak padaku. Jika kamu berjalan di atas telapak tangan adikku, lalu mengikuti segala permintaannya, maka sama saja seolah kamu tengah menjatuhkan aku."

Aku tersenyum paksa. Permainan takhta itu sulit dimengerti. Aku bahkan masih belum memahami apa yang Kai maksud dengan menjatuhkan Kai jika aku meringankan hukumannya.

"Biar opini di kemudian hari yang menjelaskan keherananmu, Tuan Kelith."

Kai berdiri dari posisi duduknya. Tangan kanannya lalu meraih lentera di atas meja dan meniup lilinnya yang berpijar. Ruangan gelap gulita dalam satu detik. Asap tipisnya mengepul keluar dari kaca tebal lentera. Dalam kegelapan ini, kami berdua membuat kontak mata.

"Ingat, hukum aku seberat mungkin, Tuan Kelith. Kalau begitu, silakan beristirahat sampai pelayan datang untuk melakukan pekerjaannya."

Tanpa menoleh lagi, Kai beranjak dari tempatnya. Sama seperti saat Kai berkunjung, langkah kakinya halus dan tipis. Aku tidak menyadari jika dia sudah keluar dari ruangan setelah pintu kamar menutup rapat, menyisakan keheningan yang mendalam.

***

Kai itu ga terlalu buruk, menurutku 😅

4/4/23

Continue Reading

You'll Also Like

719K 64.3K 156
(Season 1,2,3,4,5,6) Jadi bocil? Bisa! Jadi Abang ? Bisa! Jadi ayah? Juga Bisa ! Baca aja di TIME TRAVELER MAN . Tentang Anka yang melakukan perjal...
20.6K 2K 12
Kara, seorang pemuda biasa, di pindahkan oleh dewa ke sebuah dunia baru, Garashur. Dunia yang berisi Sihir, dan monster. Bukan untuk menjadi seorang...
2.9K 329 48
Deskripsi : Dia hampir menjadi bintang Hallyu dan karir terbesarnya di dunia hiburan adalah menempati posisi ke-12 dalam program survival idola. Peke...
732 144 12
Erlangga Setiawan, seorang mahasiswa kedokteran yang menghadapi kemiskinan, menerima anugerah sistem medis dari dimensi yang berbeda. Dalam perjalana...