Jevano William

By devintasantoso

1.6M 124K 15.4K

Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebag... More

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.⚠️
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. ⛔️
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49. 🚫
50.
51.
52.
53.
54.
56.
57.

55.

12.4K 1.5K 109
By devintasantoso

Gerbang sekolah SMA Leo 1 yang sudah hampir satu bulan tertutup kini kembali terbuka dengan sangat lebar, mempersilakan untuk kendaraan masuk kedalam wilayah sekolah.

Mobil mobil sudah berjejer rapih diparkiran, saat ini banyak sekali orang disana, orang tua berpakaian rapih untuk menyambut hari kelulusan putra atau putrinya di tahun ini.

Hari dan waktu memang berjalan begitu cepat tidak terasa hari ini adalah hari dimana acara perpisahan kelas XII tiba.

Para orang tua atau wali murid memang diwajibkan untuk datang menghadiri acara tersebut, untuk mengenang tiga tahun dimana para putra putrinya menempuh pendidikan di SMA swasta dipertengah ibu kota ini.

Mobil yang dikendarai oleh Roy baru saja sampai diparkiran sekolah, segeralah ia  memarkirkan mobil dilahan parkir yang masih kosong, saat ini Demian tidak ikut bersamanya jadi bangku depan yang biasa Demian tempati untuk menemaninya kini ditempati oleh Jeffrey dan Jeno serta Tiffany duduk dibelakang.

Roy baru saja mematikan mesin mobil dan membuka seatbelt miliknya namun tuan muda kecilnya sudah keluar lebih dulu setelah tau pintu mobil sudah tidak terkunci.

" Jev! "

Tiffany yang tadinya sedang merapihkan penampilannya sebentar langsung terkejut ketika putranya sudah keluar mobil dan berlari menjauh.

Jeffrey dan Tiffany ikut keluar dari mobil bersama.

Pemandangan didepannya membuat sepasang suami istri itu menampilkan senyum hangatnya ketika melihat sosok putra bungsunya yang sedang asik bercanda dan bercengkraman dengan para sahabatnya didepan lorong lantai dasar.

Mereka melihat bagaimana putra bungsunya itu tertawa dengan sangat girang, saking senangnya tertawa kedua bola mata Jeno membentuk sebuah eyesmile, sangat lucu sekali.

" Lu katanya engga punya bapak! "

" Emang engga punya! "

" Lah terus tadi lu bawa bapak siapa? "

" Bapak tiri "

" ANJAY BAPAK BARU "

" Asik bapak baru " 

" Cie punya bapak "

" Alhamdulillah "  

" Bawa tote bag engga? " Tanya Ardan, yang baru saja datang.

" Bawa, tapi gw lupa bawa kunci loker " Dewa menjawab dengan cengiran.

" Congkel aja nanti pake linggis "

" Saran yang bagus, makasi Haikal. "

" Sama sama Sadewa "

Para murid memang diberitahukan untuk membawa sebuah tote bag atau tas untuk mengambil barang barang yang tertinggal didalam loker atau yang tersimpan oleh guru, seperti buku atau yang lainnya.

Speaker sekolah terdengar sampai sepenjuru lingkungan sekitar dengan memberitahu acara perpisahan akan segera dimulai dan para wali murid disegerakan untuk masuk kedalam auditorium yang berada diujung lantai dasar. 

Tempat duduk orang tua dengan murid cukup berjarak, orang tua murid sebagian ada yang dikursi atas sebagian ada yang di kursi bawah, sedangkan untuk murid murid kursinya sudah sesuai dengan kelasnya setiap baris.

" Bapak lu yaa Jen? " Haje bertanya, kedua bola matanya menatap kearah Jeffrey dan Tiffany yang masih berada diparkiran sekolah.

" Bukan, bapak lu kali. " Jawab Jeno, terdengar sangat tidak peduli dengan sepasang suami istri itu.

" Engga mirip sama gw, takut nanti dikira anak tiri. "

" Lah emang gw? "

" Lu anak kandungnya sih "

" Tiri. "

" Kandung anjir, mana ada anak tiri semirip ini sama bapaknya bahkan lu aja mirip banget kan sama kedua anaknya itu "

Perkataan Haje barusan membuat Dewa yang mendangarnya segera memberikan pukulan dibahu Haje.

Haje yang tidak tau apa apa menatap Dewa dengan tatapan kesal sedangkan Dewa memberikan isyarat agar Haje diam saja namun Haje malah tidak mengerti.

" Tholol dah lu udah mau lulus juga "

" Kok jadi gw sih?! "

Perkataan Haje barusan memang membuat Jeno menjadi diam mencerna dan memikirkan perkataan itu, tidak satu ataupun dua orang yang pernah berkata seperti itu kepadanya namun Jeno sering sekali mendengar perkataan bahwa ia mirip  dengan Jeffrey.

Jeno pun mengakui sejak lama kalau Jeffrey memang mirip dengannya, dari rahang hingga bentuk wajahnya.

" Nanti Roy bakal ikut masuk kedalam, Jen " Tanya Dewa tiba tiba seperti berniat agar sahabat kecilnya ini tidak terus memikirkan perkataan Haje barusan.

Jeno menggeleng tak tau.

Kedua bola mata indah itu melihat kearah  sang bunda sepertinya sedang menunggu Jeffrey yang sedang mengobrol kepada Roy.

Tadi sebelum berangkat Jeno memang meminta kepada Jeffrey untuk tidak membawa bodyguard terlalu banyak nanti mereka akan menjadi pusat perhatian dan Jeno tidak suka itu.

Tiffany dan Jeffrey datang kesekolah saja pasti mereka sudah menjadi pusat perhatian, ditambah nanti selesai acara Jevandra dan Jeandra akan menyusul kesini untuk melihat adik kecilnya memakai piagam kelulusan.

Apa lagi kalau ditambah bodyguard milik Jeffrey, apa tidak semakin menjadi pusat perhatian mereka(?).

" Udah yuk keaudi, kata Ilham nanti kita dapet snack " Ucap Haje.

" Pasti isinya lontong, aqua gelas sama pastel "

" Padahal gw maunya risol mayo "

Mereka berenam berjalan bersama menuju auditorium, sepanjang Haje dan Putra yang memiliki jiwa berlebih itu sangat sering sekali menyapa teman sebaya, seperti mengucap selamat dan berakhir mendapatkan banyak snack jajanan, kebetulan memang setiap kelulusan di SMA LEO 1 ini akan ada bazar makanan dilapangan.

Didepan gedung auditorium tadi yang akan masuk kedalam akan diberikan sebuah beberapa lembar kertas yang berisi rangkaian acara, mereka masuk kedalam dan mencari deretan bangku kelasnya, setelah ketemu mereka duduk dikursi masing masing yang sudah disediakan.

" Abang lu dateng kal? " Jeno bertanya kepasa Haikal yang berada disampingnya.

" Dateng, tapi nanti pas selesai acara kayanya, kedua abang lu dateng juga engga? " Tanya Haikal balik, Jeno menjawab dengan anggukan.

Kedua mc sudah naik keatas panggung, suara tes mick dan speaker juga susah stabil, pertanda acara akan segera dimulai.

" Bunda sama papah lu Jen. " Ucap Haikal, menyenggol pelan lengan Jeno membuat sang empu menoleh kebelakang mengikuti arah pandang Haikal.

Tiffany dan Jeffrey baru saja masuk kedalam gedung auditorium dan mereka segera menuju bangku para wali murid yang masih kosong mereka duduk tidak berjauhan dari orang tua ketiga sahabatnya.

" Nih makan "

Putra memberikan empat bungkus snack chiki kepada sahabatnya yang duduk dibelakangnya.

" Asekk makasi kasep "

Acara perpisahan itu akhirnya dimulai dengan dibuka oleh kedua mc yang membawa acara.

Seperti acara perpisahan tahun ketahun, awal mulai acara pastinya ada penyambutan lalu dibarengin oleh menyanyikan mars sekolah dimana para murid dipersilakan untuk berdiri dan selesai bernyanyi dipersilakan untuk duduk kembali dan juga ada tampilan menarik dari para murid kelas X,XI,XII dan para guru.


Saat ini diatas panggung ada sebuah penampilan menari dan menyanyi dari adik kelas X dan XII.

" Eh kal "

Haje memanggil Haikal yang berada disamping kananya, membuat Haikal yang tadinya sedang membaca lembaran kertas yang berisi rangkaian acara tersebut menoleh kearahnya.

" Naon? "

" Temenin gw kekamar mandi dah, nanti gw kasih dua ribu " Ucap Haje dengan muka melasnya. 

" Pake bekas aqua aja nanti gw alangin " Haikal memberikan gelas aqua bekasnya.

" Nanti aurat gw terhumbar Kal "

" Jangan berisik kenapa sih! Tonton pacar gw noh lagi nyanyi "

" Baik kakanda "

Teguran dari Ardan membuat Haje dan Haikal kembali terdiam dan fokus dengan menampilan kekasihnya Ardan yang sedang menampilkan bakat dancenya bersama clubnya.

🛡🔫

Tak terasa akhirnya sudah dipunghujung acara, dan acara yang ditunggu tunggu telah tiba yaitu pembagian sertifikat siswa atau siswi berprestasi dan pemberian sebuah kalung piagam untuk para seluruh murid kelas XII yang sudah dinyatakan lulus dari sekolah SMA Leo 1.

Acarapun selesai diakhiri dengan foto perkelas masing masing, para murid dibolehkan untuk keluar dari auditorium berbeda dengan para wali murid yang diminta untuk diam dikursinya karna ada beberapa perkataan yang ingin disampaikan dari sang kepala sekolah dan guru guru.

Jeno merogoh saku seragam sekolah untuk mencari kunci loker yang sepertinya tadi memang dibawa olehnya.

" Ketinggalan engga kuncinya? " Tanya Ardan

" Engga, tadi udah gw bawa kok "

" Coba tanya bunda dulu sana, kita tunggu sini kok "

Jeno mengangguk dan kembali masuk kedalam, mencari keberadaan bunda dengan menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya maklum Jeno tidak memakai kaca mata maupun softlens.

Setelah menemukan keberadaan sang bunda, Jeno segera mendekat kesana dengan sedikit menunduk dan bungkuk takut menggangu penglihatan orang orang dibelakang soalnya yang bunda berada dibangku tengah.

Jeno berjongkok didepan kedua orang tuanya agar tidak menghalangi pandangan orang dibelakang.

" Kunci loker Jeno engga ada " Ucap Jeno, nadanya seperti mengadu kepada sang induk. 

" Tadi bukannya udah kamu bawa? " Tiffany bertanya.

" He'eum tapi engga ada dikantong, ditas bunda ada engga? "

" Sebentar bunda cari dulu " 

" Sama tote bag juga bun "

" Iyaa sayang "

Tiffany membuka tas jinjing miliknya dan mencari kunci yang ditanyakan putra bungsunya, sedangkan Jeffrey bukan mendengarkan penjelasan dari sang kepala sekolah ia malah sibuk merapihkan rambut depan putranya yang sudah panjang.

Sudah lama sekali Jeffrey bilang kalau ia mengajak putra bungsunya ini untuk mencukur rambut namun selalu ditolak terus dan berakhir rambut putranya itu sudah mulai menusuk mata.

Jeffrey memberikan sebotol air putih kepada putranya, Jeno yang memang belum minum pun mengambilnya dan menegaknya.

" Ada engga bunda? "

" Ada sayang nih " Ucap Tiffany, memberikan benda yang dicari putra bungsunya.

" Makasi "

Jeno melangkah menjauh dari sana dengan langkah cepat ia juga tadi ketika melewati orang lain yang lebih tua darinya tidak lupa untuk membungkuk dan menunduk kembali.

Sampai diluar gedung, Jeno berjalan mendekat kearah sahabatnya yang menunggunya.

" Haje sama Putra mana? " Jeno bertanya ketika tidak menemukan keberadan dua bocah ekstrovert itu.

" Kamar mandi, Haje kebelet katanya " Haikal menjawab.

Mereka segera menuju kekelasnya yang berada dilantai atas untuk mengambil buku buku yang tertinggal didalam lokernya.

Jeno membuka lokernya dan memasukan semua isi yang berada didalam loker kedalam tasnya, Jeno pikir hanya buku paket saja yang berada diloker ternyata ada banyak sekali alat alat tulis dan belajar yang Jeno letakan didalam sana.

Bahkan makanan seperti chocolate batang pun ada entah dari siapa Jeno tidak merasa membeli dan chocolate ini pastinya sudah cukup lama didalam loker.

" Liat kadaluwarsanya dulu coba, itu baru kayanya belum lama " Ucap Dewa, membuat Jeno melihat tanggal yang dibilang oleh sahabatnya dibungkus chocolatenya.

" Tahun depan "

" Masih aman berarti. " Ucap Dewa, Jeno mengangguk mengerti.

" Hallo ka Jeno "

Jeno menoleh kebelakang lalu membalikan badannya melihat sekitar ada sepuluh orang lebih siswi yang sepertinya adik kelasnya ini berdiri dihadapannya, karna pakaian yang perempuan itu kenakan menggunakan pakaian santai namun rapih.

" Selamat lulus ya kaa "

" Happy graduation ka "

" Nanti setelah lulus jangan lupa main main kesini lagi ya ka "

" Iya kaa, nanti ngajar Taekwondo lagi dong ka disini "

Para perempuan itu berbondong bondong menyerahkan beberapa macam ukuran paper bag kepada Jeno, tangan Jeno sudah tidak muat untuk menampung paper bag yang lainnya membuat ketiga sahabatnya segera membantung.

" Aku juga punya hadiah buat ka Ardan "

" Ini buat ka Dewa "

" Ini buat ka Haikal "

Ternyata mereka juga mendapatkan hadiahnya, tangannya mereka semua kini benar benar penuh dengan paper bag pemberian adik kelasnya.

" Diterima ya ka Jenoo, chocolatenya jangan lupa dimakan " Ucap siswi perempuan itu malu malu, lalu pergi begitu saja dari sana bersama yang lain, seperti salah tingkah.

" Ternyata kita seganteng dan seterkenal itu yaa di sekolah, engga nyangka " Ucap Haikal, membuat Dewa yang mendengarnya tertawa kecil.

" Hai Jen "

Jeno tersentak lucu ketika yang memanggilnya adalah mantan kekasihnya yang sekarang tengah berjalan mendekat kearahnya.

Perempuan yang memiliki kedua bola mata kuncing indah itu terkekeh kecil melihat mantan kekasihnya yang tadi dikerubuni oleh para perempuan lain dan banyaknya paper bag yang berada didekatnya.

" Tadi gw liat kayanya bocah bocah sedih ya bakal ditinggal kaka kelas gantengnya hahaha " Almeta tertawa pelan, membuat Jeno hanya bisa tersenyum kikuk.

Walaupun sudah putus lama, namun Jeno masih cinta kepada perempuan cantik dihadapannya ini.

Almeta mengelurukan tangan kananya kepada Jeno, dan Jeno membalasnya.

" Happy graduation ya Jevano "

" Happy graduation juga Almeta "

Kedua genggaman itu terasa sangat berat jika dilepaskan, buktinya dari mereka berdua tidak ada yang mau melepaskannya, bahkan kedua bola mata mereka saling menatap satu sama lain.

Serasa dunia milik berdua melupakan sahabatnya yang masih berada didekatnya.

" Kalau mau balikan mending balikan kata gw mah "

" Udah lulus ini, kaga ada lagi ujian ujian kelulusan ada juga nanti pas akhir semester kuliah masih lama itu juga "

" Nanti kalau udah diambil sama orang sakit hati "

Jeno dan Almeta segera melepaskan genggaman itu dan menjadi senyum canggung kepada yang lain.

" Owh ya gw ada hadiah buat lu, anggap aja hadiah dihari kelulusan. " Perempuan bermata kucing itu memberikan sebuah paper bag berwarna biru dongker metalik kepada Jeno.

Jeno ragu untuk menerima karna ia tidak ada hadiah juga untuk Almeta.

" Ambil Jev. "

Jeno akhirnya mengambil paper bag tersebut.

" Makasi Almeta "

" Sama sama Jevano. "

" Happy graduation juga ya Dewa, Haikal, Ardan " Ucappan selamat dari Almeta membuat ketiga tersenyum dan membalasnya uluran tangan dari Almeta.

" MAKASI ALMETAA " Ucap mereka bertiga bersamaan membuat Almeta yang mendengarnya tertawa.

" Lucu banget sih kalian hahahaha "

" MAKASI ALMETAAA " Ucap mereka bertiga bersama lagi, membuat Jeno yang mendengarnya menatap ketiga sahabatnya dengan datar.

" Suka suka dong Jen, bukan pacar lu kan "

" Mampus hahahaha "

Jeno yang langsung dibuat skakmat dengan kata kata Haikal itu langsung menendang pelan pantat sahabatnya itu.

" Haha yaudah gw duluan yaa mau liat bazar bazar dulu, dadahh " Ucap Almeta, pamit sembari melemparkan senyum manisnya dan lambaian tangan.

" CANTIK BANGET ANJENGG " Ucap Jeno, mengerang frustasi hingga meluruh didepan lokernya setelah melihat Almeta sudah turun tangga.

" Lah anjir bisa salting juga nih bocah hahahaha " Ucap Ardan, tertawa melihat salah tingkah sahabatnya.

Dewa mengulurkan tangannya membantu Jeno untuk berdiri.

" Turun dulu dah yuk, nanti diruang data kita juga ambil buku lagi " Ucap Dewa, membuat semuanya mengangguk.

Mereka menuruni anak tangga dengan hati hati, dilihat banyak paper bag yang mereka bawa membuat jalannya sedikit melambat untuk menuruni anak tangga.

Jeno melihat dianak terakhir ada Roy dan Demian yang sepertinya menunggunya, ia menghela nafas bersyukur karna ada kedua asisten pribadi tersebut, sampai dianak tangga terakhir Jeno segera menyerahkan paper bag yang dibawa olehnya kepada Roy dan Demian.

" Tolong bawain yaa " Ucap Jeno, ia juga mengambil paper bag miliknya yang dibantu dibawakan oleh ketiga sahabatnya dan menyerahkannya kepada Roy dan Demian lagi.

" Tuan muda, tuan Jeffrey bilang anda harus segera kembali kemobil, tuan Jevandra dan tuan Jeandra sebentar lagi akan tiba. " Ucap Roy, membuat Jeno memberhentikan langkahnya dan menyuruh ketiga sahabatnya berjalan lebih dulu.

" Emang bunda sama papah udah keluar dari auditorium? Belum kan, nanti kalau mereka udah keluar gw juga bakal balik ke mobil kok " Ucap Jeno, lalu berlari menyusul sahabatnya yang sudah berjarak olehnya.

🛡🔫

Ternyata yang bukunya tersisa diruang data hanya Jeno dan Dewa saja jadi Haikal dan Ardan memilih untuk menunggu mereka dengan berjajan dibazar, Jeno dan Dewa hanya menitip saja nanti ketika datang kesana makanan mereka sudah ada.

" Makasi pak "

" Makasi pak "

Mereka berdua seperti anak kembali tak seiras karna sering sekali berjalan berdua, bahkan untuk mengambil buku yang diserahkan bapak ruang data saja mereka melalukan setiap gerakan dengan sama.

Dewa mengajak Jeno untuk menjauh dari sana karna ada banyak yang mengarti untuk mengambil buku sepertinya.

Jeno bukannya mengecek buku bukunya seperti Dewa, ia malah melihat kearah mading besar yang berdiri tak jauh darinya, salah Dewa yang mengajak Jeno berdiri didekat mading sekolah yang saat ini tertempel beberapa lembar kertas yang berisi nama nama siswa siswi yang masuk kedalam universitas besar.

Iri sekali rasanya Jeno melihat nama nama siswa siswi yang tercantum disana, pasti mereka bangga sekali karna pencapaian mereka belajar mati matian akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan, apalagi orang tua mereka pasti senang sekali mendengar anaknya masuk kedalam perguruan tinggi.

Jeno mengambil lembaran kertas yang menempel disana untuk dilihat lebih jelas olehnya, Ah~ itu seperti sebuah formulir pendaftaran universitas impiannya hanya saja itu dicetak dalam bentuk kertas hvs untuk contoh saja.

Dewa melongok untuk melihat lembaran kertas yang dipegang oleh Jeno, setelah tau isi lembaran itu membuat ia mengambilnya.

" Engga usah diliat, sampah. " Ucap Dewa, Jeno terkejut ketika Dewa membutal kertas itu dan membuangnya ketempat sampah.

" Dew! "

" Jen dengerin yaa, gw tau lu udah berjuang mati matian buat masuk ke universitas itu tapi mungkin memang bukan peluang untuk saat ini Jen, mungkin dilain waktu nanti lu bakal bisa, jangan terlalu bersedih Jen.. sakit banget ya hatinya "

Jeno yang menunduk hanya bisa mengangguk kecil.

" Engga pa-pah yaa, kita bisa ambil universitas swasta didekat rumah, jadi kita engga usah berjauh jauhan "

Jeno yang mendengarnya mengangguk mengerti membuat Dewa tersenyum manis.

" Sudah yuk, kita ke bazar Haikal bilang dimsum yang lu mau udah ada " Ucap Dewa merangkul kedua bahu Jeno lalu berjalan menjauh dari ruang data dengan masing masing membawa tote bag yang berisi buku buku sekolah.




































ADEKK MAU AKU GIGIT ENGGA?!😡

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 85.7K 45
Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seangkatannya waktu sekolah dulu, hingga samp...
244K 8.2K 59
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
35.3K 3.4K 39
[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Start : 12.12.22 End : 05.04.23 "Pulang" "Lo siapa?" "Ayahmu" Pada suatu hari ada sebuah kisah- Cut #plak ngedongeng...
MY KAKEL By 🪐

Teen Fiction

1.5K 55 4
~CERITA FIKSI~ Rayffa menyukai kakak kelasnya sejak pertemuan tak terduga di perpustakaan sewaktu ia kelas 2 SMP. Waktu SMP rayffa termasuk siswi bia...