Janji Sakral Ziya

By maulida_2113

549K 21.2K 2.5K

Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena ken... More

Prolog
1. Hukuman
2. Perjodohan
3. Permintaan Maaf
4. Perlombaan
5. Pertemuan
6. Sakit
7. Keraguan
8. Pemakaman
9. Lamaran
10. Pernikahan
11. Resepsi
12. Cemburu
13. Pulang
15. Perhiasan Dunia
16. Hari Pertama
17. Vampir
18. Ibu Kandung vs Ibu Sambung
19. Di Bentak
20. Bidadarinya Gus Zidan
21. Bucin
22. Mimpi Buruk
23. Perginya Cinta Pertama
24. Mengulang Masa-Masa Dulu
25. Anak Geng Motor
26. Kecoa
27. Poligami
28. Pernikahan
29. Berubah
30. Masalah
31. Berbaikan
32. Di Hukum
33. Bahan Omongan
34. Zalim
35. Konflik
36. Hasil?
37. Berpisah
38. Hilang
39. Menutup Mata
40. Sebuah Mimpi Belaka
41. Tausiyah
42. Hadiah
43. USG
44. Sunset
45. Berzina
46. Cambuk
47. Pergi?
48. Aqiqah

14. mertua dan menantu

10.8K 392 3
By maulida_2113

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Adzkiya sudah selesai melaksanakan sholat ashar sendiri didalam kamar suaminya. Ralat kamar mereka berdua sekarang. Ia tidak tau harus ngelakuin apa mau turun juga malu, alhasil ia hanya duduk ditepi kasur sambil memainkan handphone barunya yang dibelikan suami.

"Assalamualaikum" ucap seseorang yang tak lain adalah suaminya sendiri.

"Waalaikumussalam" jawab Adzkiya ia menghampiri suaminya. Gus Zidan langsung memberikan tangannya dan seperti biasa Adzkiya mencium punggung tangan sebagai balasan Gus Zidan mencium kening Adzkiya cukup lama.

"Udah sholat" tanya Gus Zidan.

"Iya udah Gus"

Tok..tok..tok.., ketukan pintu mengalihkan atensi keduanya.

"Sebentar saya bukain pintu dulu" ucap Gus Zidan.

"Biar Kiya aja Gus, Gus nya ganti baju aja sana"

"Yaudah"

Adzkiya berjalan kearah pintu dan membukanya yang ia lihat disana adalah mertuanya.

"Eh ummi ada apa"

"Gak ada apa apa, ummi cuman mau ngasih ini buat kalian" ummi Zainab menyerahkan nampan berisi satu gelas coklat anget dan teh manis.

"Ya ampun ummi ngerepotin aja, makasih ya ummi"

"Gak ngerepotin kok nak, yaudah ummi mau kebawah lagi kalian istirahat aja ya"

"Iya ummi sekali lagi makasih ya ummi"

"Iya"

Setelah kepergian sang mertua Adzkiya kembali masuk ke dalam kamar dan tak lupa menguncinya.

"Siapa" tanya Gus Zidan yang masih fokus membereskan baju ganti tadi.

"Ummi Gus"

"Apa yang dibilang sama ummi"

"Nih ummi cuman nganterin minuman buat kita"

"Oh, yasudah minum dulu setelah itu kamu istirahat"

"Iya Gus, gusnya juga nih minum"

"Iya"

Keduanya duduk di sofa sambil menikmati minuman mereka masing-masing.

"Gus"

"Hm"

"Kok ummi tau ya Kiya suka sama susu coklat anget"

"Saya tadi minta tolong sama ummi untuk di bikinin"

"Oh, kalo gitu Gus tau dari mana"

"Saya tanya Abi apa yang kamu suka, habisnya istri saya tidak menepati janjinya, katanya mau nyeritain semua tentang dirinya tapi sampai sekarang saya belum dapat hal itu" sindir Gus Zidan halus.

"Hehe maaf Gus"

"Sudah tidak papa habisin setelah itu istirahat"

Adzkiya meneguk susu hangat itu sampai habis tidak tersisa.

"Kamu istirahat dulu saya mau keluar"

"Gus mau kemana"

"Sebentar saya mau keliling pesantren"

"Yaudah deh"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

*****

Ketika turun tangga Gus Zidan dicegat sang ummi.

"Nak sini ummi mau bicara sama kamu"

"Bicara apa ummi" Gus Zidan menghampiri ummi Zainab yang duduk di sofa ruang tamu.

"Dimana istrimu"

"Istirahat ummi"

"Kamu gak istirahat juga"

"Gak ummi tadi niatnya Zidan mau keliling pesantren tapi ummi manggil"

"Lain kali aja kelilingnya kalo udah sama istri kamu, sekalian kenalin dia ke santri santri sini" dimana ucapan sang ummi membuat Gus Zidan terdiam.

"Kenapa diam"

"Gak papa ummi" ummi Zainab melihat perubahan raut wajah dari sang putra seperti ada sesuatu.

"Cerita sama ummi ada apa nak"

"Gak ada papa kok ummi"

"Nak ummi tau kamu sudah punya keluarga, tapi kamu bakalan tetap jadi putra ummi sampai kapan pun itu"

"Makasih ummi" yang tadinya duduk di sofa kini Gus Zidan duduk lesehan dihadapan kaki sang ummi dan merebahkan kepalanya di pangkuan sang ummi.

"Ada apa cerita pelan pelan"

Masih tidak ada suara dari Gus Zidan, ummi Zainab mengelus kepala sang putra dengan lembut.

"Ummi"

"Iya nak"

"Istri Zidan ummi"

"Ada apa dengan istrimu, kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini"

"Zidan bahagia ummi sangat bahagia Zidan juga sangat cinta sama istri Zidan"

"Terus masalahnya apa nak, istrimu tidak mencintai kamu" Gus Zidan terdiam.

"Itu wajar nak ini terlalu cepat buat dia tugas kamu membantunya biar kalian saling mencintai"

"Zidan bukan mempermasalahkan dia cinta atau gak ummi karena Zidan tau saat ini dia tidak mencintai Zidan tapi dia bilang dia akan berusaha itu sudah cukup buat Zidan tapi masalahnya bukan itu ummi"

"Ya terus apa Zidan"

"Dia ingin pernikahan kami dirahasiakan dipesantren ini ummi"

Ummi Zainab terkejut mendengar penuturan putra satu satunya ini.

"Maksudnya nak pernikahan rahasia gitu" Gus Zidan mengangguk dalam pangkuan sang ummi.

"Alasannya apa"

"Takut jadi omongan katanya ummi"

"Kamu udah jelasin sama istri kamu"

"Udah ummi, tapi istri Zidan tetap pada pendiriannya"

"Nanti ummi bantu ngomong ya"

"Jangan ummi, Zidan gak mau buat dia risih Zidan hanya ingin yang terbaik buatnya"

"Tapi nak kalian gak bisa pisah dalam artian pisah ranjang"

"Iya ummi Zidan juga tau itu, nanti Zidan pikirin lagi, Zidan izin keluar sebentar ya ummi"

"Yasudah sana pikirin matang-matang gimana caranya kalian tetap bersama tapi tidak ada yang tersakiti"

"Iya ummi makasih ya, kalo gitu assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Gus Zidan bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ndalem.

*****

Adzkiya terbangun dari tidurnya, ia tidak melihat suaminya, kemana suaminya itu sekarang.

"Gus Zidan kemana ya, berarti dari tadi belum balik ya" tanyanya pada diri sendiri.

Adzkiya memilih masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Setelah selesai dengan urusannya dikamar mandi ia keluar dan duduk di tepi ranjang sambil memainkan handphonenya. Merasa bosen ia bangkit dan ingin keluar tapi ketukan pintu menghentikannya.

Tok..tok..tok..

Karena hanya tinggal beberapa langkah Adzkiya membukakan pintu, ternyata disana ada mertua perempuannya.

"Ummi, masuk ummi" Adzkiya mempersilahkan sang mertua.

"Duduk ummi" keduanya duduk di sofa.

"Ada apa ummi, ada hal yang penting"

"Ummi cuman mau ngobrol aja sama menantu ummi boleh kan" ummi Zainab meraih tangan Adzkiya untuk saling menggenggam.

"Boleh dong ummi"

"Ummi nanya ya"

"Tanya aja ummi"

"Kamu bahagia gak nikah sama putra ummi"

"Bahagia ummi"

"Alhamdulillah, terus kamu suka tinggal di pesantren ini"

"Suka ummi"

"Ummi ada rencana nak"

"Apa itu ummi"

"Ummi mau adain resepsi pernikahan kalian disini kamu setuju gak" Adzkiya diam tidak tau harus menjawab apa.

"Gimana nak setuju gak" tanya ummi Zainab kembali.

"Ummi kiya boleh minta sesuatu"

"Apa itu nak katakan"

"Kiya ingin pernikahan ini dirahasiakan dulu ummi apa boleh"

"Alasannya apa nak"

"Ummi tau kan Kiya masih muda, kiya ngga mau orang-orang beranggapan yang ngga ngga tentang keluarga ummi"

"Nak tapi kalian suami istri tidak boleh pisah tidur"

"Kiya tau ummi, tapi Kiya mohon"

"Gimana dengan suami kamu"

"Terakhir kali ngomong soal ini Kiya didiemin Gus Zidan ummi, Kiya gak berani nanya lagi tapi Kiya mohon ummi ngertiin posisi Kiya"

"Sudah gak papa ummi ngerti kok"

"Makasih ummi, terus gimana dengan Gus Zidan ummi"

"Kalian akan tetap tinggal bersama, tidak ada pisah tidur"

"Maksudnya gimana ummi"

"Kamu akan jadi abdi Ndalem bantuin mbak mu disini dan juga kamu jadi santri yang pulang pergi jadi kamu gak usah tinggal di asrama anggap kamu tinggal didekat pesantren ini"

"Emang bisa kaya gitu ummi"

"Bisa nak, sebagian santri disini seperti itu karena rumah mereka dekat sini jadi kadang mereka nginep di asrama dan kadang juga pulang"

"Ngga akan ketauan kan ummi"

"Gak dong nak"

"Makasih banyak ummi, ummi udah kasih solusi yang baik" ucapnya sambil memeluk sang mertua.

"Sama-sama nak"

"Kiya mau kasih tau sama Gus Zidan ah, pasti Gus Zidan senang" ucap Adzkiya yang dimana ummi Zainab tersenyum.

"Eh tapi Gus Zidan kemana ya, ummi tau ngga"

"Lagi sama Abi ngurus sesuatu"

"Yah gagal dong kasih taunya"

"Kan bisa nanti nak, sekarang bantuin ummi boleh gak"

"Boleh dong ummi apa itu"

"Bantuin ummi bikin sesuatu untuk acara malam ini"

"Memangnya ada acara apa ummi"

"Malam ini ada acara rutin kajian gitu nak"

"Untuk seluruh santri ya ummi"

"Iya nak"

"Boleh ngga Kiya ikut"

"Boleh dong tapi kamu harus izin dulu sama suami kamu"

"Iya ummi nanti Kiya izin"

"Yaudah yuk bantuin ummi"

Keduanya keluar kamar sambil bergandengan tangan membuat siapa saja yang melihat itu akan dibuat iri dengan kedekatan mertua dengan sang menantu ini.

Siapa yang tidak ingin mempunyai mertua yang bisa memperlakukan kita dengan baik, menjadikan kita sebagai anaknya bukan sebagai menantu.

Jadi iri saya, eh bercanda gak boleh iri ya guys...

Iri itu tanda tak mampu, bercanda lagi guys hehehe....

Lanjut....

*****

"Aduh bikin iri aja nih, dua perempuan ini" ucap perempuan bercadar yang tak lain adalah Rayna.

Karena melihat keduanya saling bergandengan tangan. Saat turun tangga maupun menuju dapur yang dimana disana ada Rayna.

"Makanya nikah" ucap ummi Zainab spontan.

"Ummi, nanti kalo Abi denger bisa bisa Rayna mau dijodohin lagi" ucap Rayna sedikit kesal.

"Emang kenapa mbak ngga mau di jodohin" tanya Adzkiya.

"Takut gak sesuai"

"Oh iya Ning, pertama kali ketemu sama Gus Zidan gimana rasanya"

"Nak mereka gak pernah bertemu sekalipun" jawab ummi Zainab.

"Hah kok bisa ummi"

"Zidan gak mau melihat istrinya sebelum halal"

"Ning setuju dengan permintaan menikah dengan Gus Zidan saat itu" tanya Rayna pada Adzkiya.

"Iya"

"Ning gak takut kalo gak sesuai kemauan Ning"

"Memangnya Kiya cari yang bagaimana mbak, Kiya hanya ingin seseorang yang bisa membimbing Kiya ke arah yang baik lagi, dan tentunya ini juga pilihan Abi masa Kiya nolak"

"MasyaAllah Ning mulia sekali pemikirannya saya jadi salut sama Ning yang menghargai keputusan orang tua"

"Nah kalo gitu siap gak nih dicariin pasangan"

"Ummi mah jangan dulu lah"

"Oh iya Ning saya mau nanya nama Ning itu siapa sih saya belum tau"

"Adzkiya Syakila Maulina"

"MasyaAllah nama sama orangnya cakep"

"Makasih mbak"

"Ya pasti cakep lah menantu ummi"

"Ummi bisa aja" ucap Adzkiya.

"Udah udah kalo ngobrol terus yang ada kita gak nyiapin apa-apa buat ntar malam"

"Hehe iya ummi"

Ketiganya mulai bergelut dengan semua bahan-bahan dan alat-alat masak.

Kurang lebih setengah jam semua masakan sudah selesai mereka masak.

"Ummi udah selesai semua kan mi" tanya Rayna.

"Iya udah nduk"

"Kalo gitu Rayna mau ke asrama ya ummi"

"Yaudah sok silahkan"

Setelah kepergian Rayna datang dua orang laki-laki berbeda generasi.

"Assalamualaikum" ucap salam keduanya.

"Waalaikumussalam" keduanya menghampiri suami mereka masing-masing.

Pertama ummi Zainab menyalami punggung tangan sang suami dilanjut Gus Zidan mencium punggung tangan sang ummi, Adzkiya juga melakukan hal yang sama mulai mencium punggung tangan Abi mertuanya dan terakhir mencium tangan suaminya dibalas kecupan hangat dikening.

"Lagi habis ngapain kalian" tanya Abi Zaid.

"Masak-masak bi buat acara ntar malem" jawab ummi Zainab.

"Oh, udah selesai"

"Udah"jawab ummi Zainab lagi.

"Gus Kiya mau ngomong sama Gus"

"Mau ngomong apa?"

"Ikut Kiya" Adzkiya menarik pergelangan tangan suaminya sampai keatas.

"Ada apa sama mereka mi" tanya Abi Zaid.

"Mana ummi tau, itu urusan mereka bi"

"Ya kan kepo dikit ummi"

"Ih Abi bisa kepo kaya gitu juga ternyata"

"Bisa lah ummi namanya juga manusia"

Balik kepada dua pasutri yang sekarang berada didalam kamar.

"Mau ngomong apa sampai saya dibawa kesini"

"Kiya mau ngebahas soal pernikahan kita yang mau dirahasiakan Gus"

"Humaira saya tidak ingin membahas soal itu dulu, saya gak mau berdebat dengan kamu, cukup tadi siang kita diem-dieman"

"Gus"

"Humaira saya tidak ingin menyakiti kamu dengan kata-kata saya, jadi tolong beri saya waktu buat memikirkan masalah ini"

Ucapan itu mampu membuat Adzkiya merasa tidak enak hati ia terlalu egois untuk masalah ini, seakan akan ia yang terluka padahal suaminya lebih terluka untuk masalah ini.

Adzkiya langsung menubruk badan suaminya dan memeluk dengan erat.

"Maaf" ucap Adzkiya semakin mengeratkan pelukan.

Gus Zidan membalas pelukan sang istri "tidak papa Humaira, saya janji saya akan cari solusinya"

Gus Zidan melepas dekapan keduanya dan beralih menangkup kedua pipi Adzkiya yang sudah banjir air mata.

"Sudah sudah jangan menangis seperti ini saya tidak suka perempuan saya menangis apalagi itu karena saya" Gus Zidan menghapus air mata yang di pipi sang istri dengan tangannya langsung.

"Maafin Kiya yang terlalu egois untuk masalah ini Gus"

"Tidak Humaira" Gus Zidan kembali membawa tubuh Adzkiya kedalam dekapannya.

"Sebenarnya Kiya mau ngasih kabar baik tapi kenapa jadi nangis-nagisan kaya gini" ucapnya dalam dekapan sang suami. Mendengar itu Gus Zidan kembali melepas dekapannya.

"Memang apa baiknya Humaira dari ini"

"Mau denger ngga"

"Yaudah sok katakan" Gus Zidan meraih tangan sang istri untuk duduk ke sofa karena dari tadi mereka berdiri.

"Kiya tadi tuh ngobrol sama ummi, terus Kiya kasih tau ummi kalo Kiya mau ngerahasiain pernikahan kita"

"Respon ummi apa" Gus Zidan langsung bertanya ia takut ummi nya akan menyinggung perasaan sang istri.

"Ngga gimana-gimana ummi cuman nanya alasan Kiya, nasehatin Kiya tentang tidak boleh suami istri itu tidur terpisah itu aja"

"Beneran"

"Iya gus memangnya ada apa sih"

"Saya hanya takut kalo ummi menyinggung kamu"

"Gus, ummi itu tau caranya menghargai, Kiya tadi dinasehati sangat lembut Kiya jadi merasa punya ummi sekarang"

"Alhamdulillah" lega rasanya mendengar kedua perempuannya yang sangat ia sayangi bisa seakrab itu.

"Terus kata kamu tadi ada kabar baik, apa itu"

"Kata ummi pernikahan akan tetap dirahasiakan tapi dengan Kiya akan jadi abdi Ndalem bantu-bantu mbak Rayna gitu dan status Kiya juga santri yang pulang pergi"

"Maksudnya, kamu itu santri yang tinggal di sekitaran pesantren" Adzkiya mengangguk.

"Iya, bisa kan Gus"

"Bisa"

"Yeah Kiya seneng Gus, Kiya bisa jadi santri dengan tenang dan bisa melayani suami juga"

"Makasih ya Humaira"

"Makasih kembali juga Gus" ucapnya dengan senyuman manisnya. Membuat Gus Zidan harus menahan diri untuk tidak menerkam istrinya itu sekarang. Siapa yang gak tahan punya istri secantik dan selucu Adzkiya ini.

Sabar ya Gus istrinya masih kecil, hehehe...

"Siap-siap sana buat sholat Maghrib berjamaah"

"Di Mesjid Gus" Gus Zidan menggeleng .

"Disini Humaira sama saya"

"Memangnya Gus ngga sholat di mesjid"

"Tidak kali ini saya mau sama istri saya dulu, sore tadi saya udah ninggalin dia sendiri sholat" ucapnya sambil mengacak kerudung Adzkiya. Dimana ucapan itu mampu membuat Adzkiya salting.

"MasyaAllah Humaira pipi kamu lucu sekali"

Adzkiya langsung menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Humaira jangan ditutupi kaya gitu saya kan ingin menikmati keindahan itu, saya dulu menahan diri untuk tidak melihat kamu sebelum kita halal, jadi biarkan saya melihatnya dengan puas kali ini" Gus Zidan menurunkan kedua telapak tangan Adzkiya yang menutupi wajah cantiknya itu.

"Gus jangan ih Kiya malu" ucapnya sambil menunduk.

"Yasudah sana ambil wudhu dulu"

Adzkiya langsung pergi dari situ setelah diizinkan suaminya, kalo lama-lama bersama suaminya ini bisa bisa ia mati muda karena kehabisan oksigen.

Gus Zidan yang melihat itu geleng-geleng kepala melihat tingkah lucu sang istri.

Gadis itu sudah masuk kedalam kamar mandi.

"Aduh jantung Kiya kenapa ya" ucapnya dalam hati sambil memegangi dadanya yang berdegup kencang.

"Masa iya sih suka sama Gus Zidan secepat ini, ah malu banget" hati dan pikiran Adzkiya saat ini berkecamuk.

Gadis itu keluar dengan wajah basah karena air wudhu.

"Sudah Humaira" ucap Gus Zidan menatap istrinya.

"I-iya" ucapnya gugup dimana Gus Zidan tersenyum.

Adzkiya memposisikan dirinya dibelakang sang suami dan mulai memakai mukenanya setelah itu keduanya sholat berjamaah dengan khusyuk.

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Assalamualaikum warahmatullah"

Kali ini Gus Zidan tidak membalikkan wajahnya, laki-laki itu langsung berzikir dilanjut dengan doa dan semua itu diikuti Adzkiya.

Setelah selesai semuanya akhirnya Gus Zidan membalikkan wajahnya dan menatap istrinya dengan intens.

"Gus Salim" ucap Adzkiya.

"Nanti Humaira saya mau dengar kamu mengaji dulu"

"Oh"

"Ambil dulu Al-Qur'an nya"

"Iya Gus" Adzkiya bangkit dari duduknya menuju lemari tempat penyimpanan Al-Qur'an dan beberapa kitab dari Gus Zidan. Setelah mengambil ia kembali duduk di hadapan Gus Zidan.

"Gus mau dengar Kiya ngaji surah apa"

"Surah Al-mulk, bisa"

"Insyaallah"

"Sekarang mulai dari taawudz"

Adzkiya memulainya dengan membaca taawudz lebih dulu.

"A'udzubillahi minasy syaithaanir rajiim" suara Adzkiya mampu menghipnotis siapapun yang mendengarnya termasuk Gus Zidan saat ini.

"MasyaAllah Humaira suara kamu begitu merdu" puji Gus Zidan dalam hati.

"Bismillahirrahmanirrahim"

"Tabarakal-ladzi biyadil-mulk(u) wa huwa'ala kulli syai'in Qadir(un)"

"Alladzi khalaqal-mauta wal-hayata liyab luwakum ayyukum ahsanu'amala(n) wa huwal-'azizul-gafur(u)"

Ayat demi ayat terus Adzkiya baca dengan bacaan yang benar dan dengan suara yang merdu hingga selesai surah tersebut.

"Sadaqallahul Azim" Adzkiya mengakhiri bacaan Alqurannya.

"Alhamdulillah" ucap Adzkiya lega.

"MasyaAllah Humaira suara kamu sangat merdu enak didengar" ucapnya sambil memberikan senyuman dibalas Adzkiya dengan senyum manisnya.

"Gimana Gus bacaannya ada yang salah"

"Alhamdulillah bacaan kamu gak ada yang salah Humaira"

"Alhamdulillah"

"Lain kali saya akan dengar surah lain dari kamu"

"Boleh dengan senang hati Gus" Gus Zidan mengusap kepala Adzkiya dengan lembut.

"Humaira kamu tau keutamaan dari membaca surah Al Mulk"

"Tau"

"Apa keutamaannya"

"Bagi seorang muslim yang membacanya, maka Rasulullah pun akan menyayangi dirinya, dan ada pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca surah Al Mulk dapat memberikan syafaat bagi pembacanya dan diampuni dari dosa-dosanya" ucap Adzkiya.

"MasyaAllah pinter sekali istri siapa ini"

"Istrinya Gus Zidan lah" Gus Zidan terkekeh mendengar jawaban istrinya.

"Ada lagi Humaira" Adzkiya menggeleng sebenarnya banyak keutamaan dari surah Al Mulk ini tapi ia cuman ingat yang ia ucap tadi.

"Humaira, surah ini juga mempunyai keutamaan sebagai amalan supaya kita bisa masuk surga tapi tidak lupa juga dengan sholat lima waktunya itu yang wajib dan ada yang sunah-sunah dan amalan amalan lainnya, juga sebagai doa agar dihindarkan dari siksa kubur dan siksa neraka"

"MasyaAllah ya Gus keutamaan dari surah ini"

"Iya Humaira tidak hanya surah yang kamu baca tadi surah surah yang lain juga memiliki keutamaannya"

"Makasih ya Gus atas ilmunya"

"Hm"

"Sekarang karena waktu mau masuk isya kita ambil wudhu dulu"

"Iya Gus"

Setelah melepas mukenanya Adzkiya menyusul sang suami yang lebih dulu masuk kamar mandi.

Keduanya sudah mengambil air wudhu dan langsung melaksanakan sholat isya karena adzan sudah berkumandang.

Bersambung.

••|||••

Gimana guys sama part ini semoga kalian suka dan gak bosan sama cerita ini.

Udah itu aja intinya jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya sampai ketemu lagi.

Terima kasih😊




Continue Reading

You'll Also Like

230K 12.9K 14
Perjodohan?? Oh ayolah zaman sekarang bukan lagi zamannya yang namanya perjodohan Jika membicarakan perjodohan pastinya yang timbul dalam benak kalia...
679 66 10
Azzura clarissa birson [MAAF!! kalau banyak typo di cerita ini,ini cerita pertama aku. dan aku juga baru dalam dunia tulis menulis. mohon kritik dan...
796K 80.6K 46
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
1M 78.1K 61
Assalamualaikum teman² ini cerita pertama aku jikalau ada kesamaan tokoh maupun alur ceritanya mohon di maafkan. - - - KISAH ini mengisahkan tentang...