Janji Sakral Ziya

By maulida_2113

547K 21.2K 2.5K

Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena ken... More

Prolog
1. Hukuman
2. Perjodohan
3. Permintaan Maaf
4. Perlombaan
5. Pertemuan
6. Sakit
7. Keraguan
8. Pemakaman
9. Lamaran
10. Pernikahan
12. Cemburu
13. Pulang
14. mertua dan menantu
15. Perhiasan Dunia
16. Hari Pertama
17. Vampir
18. Ibu Kandung vs Ibu Sambung
19. Di Bentak
20. Bidadarinya Gus Zidan
21. Bucin
22. Mimpi Buruk
23. Perginya Cinta Pertama
24. Mengulang Masa-Masa Dulu
25. Anak Geng Motor
26. Kecoa
27. Poligami
28. Pernikahan
29. Berubah
30. Masalah
31. Berbaikan
32. Di Hukum
33. Bahan Omongan
34. Zalim
35. Konflik
36. Hasil?
37. Berpisah
38. Hilang
39. Menutup Mata
40. Sebuah Mimpi Belaka
41. Tausiyah
42. Hadiah
43. USG
44. Sunset
45. Berzina
46. Cambuk
47. Pergi?
48. Aqiqah

11. Resepsi

14K 472 9
By maulida_2113

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Saat ini kedua pasutri sedang melaksanakan sholat Zuhur berjamaah dan sholat Sunnah setelah akad.

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Assalamualaikum warahmatullah"

Gus Zidan membalikkan tubuhnya menghadap sang istri.

Adzkiya yang paham langsung mengulurkan tangannya dan dibawanya untuk dicium dibalas Gus Zidan dengan mengecup kening cukup lama.

Keduanya saling menatap tanpa suara.

"Umur kamu berapa Humaira"

"Hah"

"Saya tanya umurnya berapa"

"Saya"

"Hm"

"17 tahun"

"Masih muda ya" Adzkiya hanya membalas dengan senyuman.

"Kalo Gus sendiri umurnya berapa"

"Umur saya"

"Iya"

"20 tahun mau 21"

"Oh"

"Kamu gak masalah dengan umur saya"

"Ngga emangnya kenapa Gus"

"Saya pikir kamu mau cari yang seumuran"

"Umur ngga jadi patokan Gus kalo jodoh mah ngga tergantung umur kan"

Gus Zidan tersenyum "benar"

"Gus, Kiya boleh nanya ngga"

"Mau tanya apa"

"Hmm ngga jadi deh"

"Loh, tanya aja sepuas kamu mau tanya apa tadi hm?"

"Hehe ngga jadi Gus"

"Yaudah siap-siap sana" Adzkiya menganggukkan kepalanya.

Keduanya sudah siap-siap melaksanakan resepsi pernikahan mereka yang digelar di halaman pesantren Al-Husaini.

Dengan panggung megah yang bernuansa putih sangat elegan dan cantik sama seperti pakaian kedua pengantin yang berbahagia saat ini.

"Gus"

"Hm kenapa"

"Kiya laper" ucapnya malu-malu.

"Saya ambilin dulu"

"Ngga usah Gus biar Kiya aja kesana"

"Yaudah kita berdua"

"Hah"

"Maksud saya, saya juga laper ayo"

Gus Zidan meraih tangan sang istri untuk dibawa ketempat tersedianya makanan prasmanan.

"Kamu mau apa"

"Biar Kiya yang ambil sendiri Gus"

"Udah biar saya aja, kamu duduk disana dulu" tunjuk Gus Zidan pada bangku tamu yang kosong dan Adzkiya hanya menurut.

Gus Zidan menghampiri sang istri dengan nampan berisi satu porsi makanan dengan segala lauk pauk yang beragam dan satu gelas air putih.

"Makasih Gus"

"Hm"

"Gus"

"Iya"

"Katanya laper kok ambil buat Kiya aja Gus nya ngga jadi makan"

"Saya makan, berdua sama kamu"

"Satu piring gitu Gus"

"Iya memangnya kenapa"

"Banyak orang Gus malu"

Gus Zidan menatap sekitar yang dimana semuanya sedang asik sendiri sendiri.

"Mereka gak liatin kita Humaira mereka aja sibuk sendiri sendiri"

"Tapi tetap aja Gus"

"Kamu malu makan berdua sama saya"

"Bukan gitu Gus"

"Yaudah makanya makan aja, saya suapin"

"Saya sendiri aja Gus"

"Kamu pakai cadar Humaira mana bisa makan sendiri saya yang suapin"

"Bismillah dulu"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Gus Zidan membantu sang istri makan dengan tangannya langsung.

"Gimana enak"

"Iya enak"

Makan selalu masuk kedalam mulut Adzkiya hingga setengah porsi yang dibawa Gus Zidan.

"Jangan Kiya terus dong Gus, giliran Gus yang makan"

"Iya nanti saya setelah kamu kenyang"

"Kiya udah kenyang Gus"

Kini Gus Zidan sedang menghabiskan makanan sisa sang istrinya makan tadi.

Keduanya sudah kembali keatas pelaminan setelah selesai acara makan makan. Mereka berdua menyalami para tamu undangan yang hadir dan berfoto-foto.

Diatas pelaminan sekarang sedang ada teman-teman dari Gus Zidan.

"Gus kita ini udah sold out nih giliran siapa setelah ini"

"Makasih udah dateng" ucap Gus Zidan.

Mereka semua ber tos ria ala laki-laki.

"Halo Ning" sapa salah satu sahabat Gus Zidan pada Adzkiya yang dari tadi diam.

"Humaira mereka teman teman saya" Gus Zidan memperkenalkan.

"Assalamualaikum semuanya"

Balasan tersebut membuat yang menyapa tadi dibuat bungkam seribu bahasa.

"Tau nih orang ucap salam malah halo" mereka semua tertawa melihat wajah yang bersangkutan meringis.

"Gus bakalan unboxing nih ntar malem" bisik salah satu sahabatnya.

"Ada-ada aja, dia masih kecil"

"Kecil gitu mantap Gus" sahut yang lain

"Bersihin otak kalian, pada pikiran kotor semua"

Mereka semua turun dari atas pelaminan dengan gelak tawa menggelegar setelah berhasil menggoda Gus Zidan.

Dimana membuat Gus Zidan geleng geleng kepala dengan semua tingkah sang sahabat.

"Gus mereka semua kenapa"

"Lupain aja, mereka gak penting Humaira"

"Ada ada aja Gus ini"

"Huh" helaan napas Adzkiya keluarkan dimana membuat Gus Zidan menatap sang istrinya.

"Kenapa, Cape ya" Adzkiya hanya mampu menganggukkan kepalanya.

"Yaudah duduk dulu"

"Tapi Gus kalo ada tamu lagi yang pengen foto gimana"

"Biar nanti fotonya sambil duduk aja"

Keduanya duduk berdampingan.

"Gimana"

"Udah lumayan"

"Yaudah sini" tepuk Gus Zidan pada bahunya menyuruh sang istri untuk bersandar.

Karena rasa lelah Adzkiya hanya mengikuti suruhan suaminya.

*****

Setelah serangkaian acara selesai kedua pasutri ini kembali kekamar mereka.

Setelah keduanya masuk kekamar Adzkiya langsung merebahkan tubuhnya di kasur dengan terlentang sambil memejamkan matanya dan masih mengenakan pakaian resepsi.

Gus Zidan tersenyum melihat sang istri.

"Humaira bersih bersih dulu baru istirahat biar istirahat nya enak"

"Hm iya Gus"

Adzkiya langsung bangun dari tidurnya dan mengambil baju ganti dan langsung masuk kekamar mandi setelah sepuluh menitan didalam gadis itu keluar dengan baju tidur berwarna pink pastel dan Khimar berwarna hitam.

Saat keluar ia mendapati suaminya yang sudah duduk diatas sajadahnya dengan memegang Al-Qur'an.

Mendengar bunyi pintu terbuka Gus Zidan membalikkan badannya kearah pintu kamar mandi.

"Sudah Humaira"

"Iya"

"Siap siap kita sholat ashar"

Adzkiya tersenyum ternyata suaminya sudah menyiapkan peralatan sholatnya. Gadis itu langsung memakai mukenanya dan langsung memposisikan dirinya sebagai makmum.

"Siap Humaira kita menuju surga nya Allah bersama-sama" ucap Gus Zidan menatap sang istri.

"Siap Gus" ucap Adzkiya dengan bahagia.

Keduanya melaksanakan sholat dengan khusyuk selesai sholat dilanjut dengan dzikir dzikir dan doa yang begitu panjang dipanjatkan keduanya.

Selesai semuanya Gus Zidan membalikkan badannya menghadap sang istri yang sedang menatapnya dalam. Keduanya melemparkan senyuman satu sama lain.

"Sebenarnya saya ingin dengar kamu mengaji tapi karena kamu lelah saya tunda dulu, kita istirahat dulu" Adzkiya hanya mampu tersenyum mendengar penuturan sang suami yang tidak memaksa dirinya.

"Ayo Humaira kita istirahat" Gus Zidan meraih tangan Adzkiya untuk dibawanya menuju kasur.

Adzkiya menatap kasur dengan pikiran yang kemana-mana.

Gus Zidan menyadari kekhawatiran di wajah sang istri.

"Humaira saya tidak akan melakukan apapun sama kamu sebelum kamu sendiri yang mengizinkan saya menyentuh kamu"

"Makasih Gus"

"Hm"

Keduanya sudah merebahkan tubuhnya masing masing Gus Zidan berada diujung kasur sebelah kanan sebaliknya Adzkiya berada diujung kasur sebelah kiri mata keduanya sama sama menatap langit langit kamar.

"G-gus" Adzkiya kembali gugup saat-saat pertama kali berbicara dengan suaminya.

"Hm" hanya deheman yang diberikan Gus Zidan karena saat ini matanya sudah terpejam.

"Kiya ngga bisa tidur Gus"

Mendengar sang istri tidak bisa tidur Gus Zidan membuka kedua matanya dan menatap Adzkiya yang juga menatapnya.

"Gak bisa tidur" Adzkiya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah sini deketan"

"Hah"

"Sini Humaira" Gus Zidan meraih tangan sang istri setelah mulai dekat ia meraih pinggang ramping sang istri membuatnya melotot kan matanya.

"Tenang Humaira saya tidak akan apa apakan kamu" Gus Zidan memeluk tubuh Adzkiya yang menegang.

"Rileks Humaira"

"Tidur" Gus Zidan menutup mata Adzkiya dengan telapak tangannya satu tangannya mengelus punggung sang istri.

Dimana rasa nyaman dirasakan Adzkiya, gadis itu mulai memejamkan matanya dan mulai terlelap dengan ketenangan.

Dengkuran halus mulai terdengar di telinga Gus Zidan itu tandanya istri kecilnya sudah terlelap ia pun ikut memejamkan matanya dan mulai ikut menyusul sang istri.

Malam tiba kedua pasutri itu tidak kunjung keluar kamar entah apa yang mereka lakukan.

"Mereka kemana gak turun turun dari sore" tanya ummi Zainab.

"Mungkin lagi istirahat ummi" ucap kyai Zaid.

"Tapi kita mau pamitan bi"

"Yaudah lah ummi kita berangkat aja nanti mereka juga nyusul"

"Yaudah deh"

"Hasan kami berdua pamit pulang dulu"

"Kenapa gak nginep sehari disini" ucap kyai Hasan.

"Gak bisa Hasan aku gak tenang ninggalin pesantren"

"Hati-hati ya"

"Kalo gitu, assalamualaikum"

"Abi ummi tunggu" ucap Gus Zidan diujung tangga dibelakangnya Adzkiya.

"Baru turun nih habis ngapain aja sih" tanya ummi Zainab sedikit menggoda.

"Maaf semuanya" ucap Gus Zidan tidak enak hati.

"Gak papa nak" ucap Kyai Hasan.

"Maafin Kiya juga ya semuanya"

"Gak papa sini nak" ucap ummi Zainab.

Adzkiya menghampiri sang mertua, dan memeluk dengan erat.

"Ummi kenapa pulang sih kenapa ngga nginep aja malam ini"

"Gak bisa sayang besok Abi ada kerjaan ummi sebagai istri harus mempersiapkan nya kan"

"Yaudah deh ummi sama Abi hati hati ya"

"Iya nak" balas ummi Zainab.

"Nak kalo suami kamu kasar bilang sama ummi ya biar ummi nanti yang hukum"

Adzkiya tersenyum mendengar penuturan mertuanya ia bahagia ternyata ia diperlakukan dengan baik.

"Ummi mana mungkin Zidan kasar sama istri Zidan, Zidan kan sayang cinta malahan" ucapan Gus Zidan membuat Adzkiya menunduk malu.

"Nak kamu belum hapus makeup" tanya ummi Zainab.

"Kiya udah hapus ummi"

"Terus kenapa pipi kamu masih ada merah gitu" ucap ummi Zainab menggoda sang menantu.

"Masa sih ummi" Adzkiya memegang kedua pipinya yang terasa panas.

"Udah ummi jangan goda istri Zidan"

Semuanya tertawa dengan tingkah laku kedua pasangan baru ini.

"Sudah sudah kasian tuh muka mereka" ucap Abi Hasan.

"Kami berdua juga mau pulang, assalamualaikum"

"Waalaikumussalam" jawab semua orang.

Kini Abi Hasan kedua putra dan juga istri istrinya dan kedua pasutri baru ini sedang duduk diruang tamu.

"Kemana aja kenapa baru turun makan malam gak ikut" tanya Abi Hasan.

"Maaf bi Kiya ketiduran sampai malam"

"Zidan juga bi"

"Ketiduran atau tidur tiduran" goda Abi Hasan.

"Beneran tidur bi, setelah bangun kaget udah mau isya" ucap Adzkiya menyakinkan sang Abi.

"Iya iya Abi percaya"

"Udah sana kalian makan dulu"

"Iya bi" Adzkiya meraih tangan Gus Zidan dan membawanya menuju dapur yang ditarik hanya tersenyum karena ini mau dari istrinya sendiri gimana gak senang.

Setelah sadar apa yang ia lakukan gadis itu langsung melepaskan tangan Gus Zidan.

"Maaf maaf Gus Kiya ngga sengaja"

"Tidak masalah Humaira, karena ini semua milik kamu terserah kamu mau apakan"

Adzkiya tertegun dengan penuturan suaminya yang mengatakan bahwa semuanya miliknya sekarang.

"Gus duduk Kiya ambilin" karena tidak mau melanjutkan obrolan yang akan membuat pipinya kembali memerah.

Gus Zidan duduk tapi matanya terus menatap Adzkiya yang sedang sibuk mengambil nasi serta lauk pauk.

"Nih Gus" Adzkiya menyerahkan piring yang sudah terisi penuh dengan makanan. Setelah itu ia kembali ingin mengambil piring tapi ditahan sama Gus Zidan.

"Kenapa gus"

"Duduk"

"Tapi Kiya mau ambil nasinya Gus"

"Kita makan berdua"

"Satu piring lagi Gus"

"Iya, sini" Gus Zidan mendekatkan kursi keduanya dan meletakkan piring di tengah tengah keduanya.

"Buka mulutnya aaaa"

"Bismillah" ucap Gus Zidan dan memasukkan makanan kemulut sang istri.

Selesai makan makan Gus Zidan tidak membiarkan Adzkiya mencuci piring alhasil Adzkiya hanya menonton sang suami mencuci piring bekas mereka makan tadi.

Keduanya sudah berada didalam kamar kembali. Adzkiya hanya duduk dipinggir kasur sedangkan sang suami sedang sibuk dengan laptopnya.

"Gus" panggil Adzkiya.

"Kenapa hm" balasnya sambil menatap sang istri.

"Kamu mau tidur, tidur aja duluan saya masih ada kerjaan nanti saya nyusul"

"Bukan" ucapnya menggelengkan kepala.

"Terus apa"

"Ngga bisa tidur Gus, terus bingung mau lakuin apa mana ini malem jadi ngga bisa kemana mana"

"Kita tidur udah lama tadi Humaira makanya gak bisa tidur, yaudah nih kamu pegang handphone saya mau ngelakuin apa aja terserah kamu, saya mau nyelesain pekerjaan saya sebentar lagi selesai setelah itu saya temenin kamu" Adzkiya hanya mampu mengangguk.

Keduanya kini sibuk dengan urusan masing masing Adzkiya sibuk dengan handphone sang suami, sedangkan Gus Zidan sibuk dengan laptopnya.

*****

Jam menunjukkan pukul 03 : 45 seorang pemuda terbangun dari tidurnya yang pertama kali ia lihat setelah membuka mata ialah sang istri yang berada di pelukannya.

Ya mereka tidur berpelukan lagi nih..

"Humaira bangun kita sholat tahajjud dulu"

"Eeghhh" gadis itu mulai terusik tidurnya, perlahan mata cantiknya terbuka menampilkan sosok laki laki yang menatapnya dalam.

"Bangun dulu, kita tahajjud kalo mau tidur nanti dilanjut"

Gadis itu bangkit dari tidurnya dibantu Gus Zidan.

"Gus mandi duluan aja"

"Yaudah saya duluan kamu jangan tidur lagi"

"Hm iya Gus"

Tidak sesuai perkataan, gadis itu kembali merebahkan tubuhnya dan tertidur kembali.

Gus Zidan keluar dari kamar mandi dan terkekeh melihat sang istri tertidur kembali padahal tadi sudah bilang iya untuk tidak tidur tapi ternyata ini malah nyaman sekali tidurnya.

Wajar saja begitu, mereka baru tertidur jam satu malam, bagi Gus Zidan itu sudah biasa tapi bagi gadis satu ini belum terbiasa ia memang bangun terus untuk sholat tahajjud tapi tidurnya awal setelah sholat isya jadi ia bisa bangun.

"Humaira" panggil Gus Zidan lembut.

"Iya bi Kiya bangun kok ini" ucapnya masih dengan mata tertutup.

Lah dikira abinya apa itu suaminya Ning Kiya...xixixi

Karena tidak kunjung bangun bangun Gus Zidan mengangkat tubuh Adzkiya menuju kamar mandi dan mendudukkan dirinya di tepi bathub dan mulai membasuh wajah Adzkiya dengan telapak tangannya.

Membuat mata cantik itu terbuka sempurna karena ada sensasi dingin yang ia rasakan.

"Gus" ucapnya panik.

"Maaf Humaira saya tidak punya cara lain lagi, habisnya kamu gak bangun bangun sih"

"Iya ngga papa Gus, habisnya Kiya ngantuk banget"

"Sekarang mandi biar segar" Gus Zidan melangkah keluar meninggalkan Adzkiya sendiri.

Seluruh tubuh Adzkiya sudah basah kuyup ia baru teringat tidak membawa baju ganti, pasalnya yang membawanya kesini juga sang suami.

"Duh gimana ya keluarnya masa pakai handuk gini doang" panik Adzkiya.

"Ngga keluar Gus Zidan pasti nungguin"

Setelah cukup lama berpikir akhirnya Adzkiya memutuskan keluar tuh juga suaminya sendiri yang melihat.

Kakinya mulai melangkah pelan, yang pertama ia liat sosok laki-laki yang sedang sibuk dengan Al-Qur'an ditangannya.

Dimana sosok laki laki itu menghentikan aktifitasnya setelah mendengar bunyi decitan pintu terbuka. Ia langsung membalikkan badannya yang pertama kali ia lihat perempuan yang mengenakan handuk selutut dan rambut terurai basah.

Detik itu juga Gus Zidan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Humaira cepat pakai baju kamu"

"I-iya Gus" gugup Adzkiya.

Buru buru gadis itu menuju lemari dan mengambil gamis serta Khimar dan kembali lagi ke kamar mandi.

Keduanya selesai melaksanakan sholat tahajjud, Gus Zidan membalikkan badannya menghadap sang istri. Dan memberikan tangannya untuk dicium. Adzkiya mengambil uluran tangan itu dan membawanya untuk ia cium seperti biasa dibalas kecupan hangat dari Gus Zidan.

"Kenapa tadi gak pakai baju hm" ucapnya ditelinga sang istri membuat bulu kuduk Adzkiya merinding.

Dengan susah payah Adzkiya meneguk salivanya "maaf Gus habisnya tadi Gus Zidan yang bawa Kiya kekamar mandi lupa kalo ngga ada baju ganti"

"Saya maafkan, untuk harini saya bebaskan kamu lain kali saya tidak akan membiarkan begitu saja mengerti Humaira" ucapnya disamping telinga Adzkiya.

Membuat gadis itu kembali merinding dengan ucapan sang suami.

Tok...

Tok...

Tok...

Ketukan pintu membuat lamunan Adzkiya buyar.

"Biar Kiya aja Gus" Adzkiya bangkit dari duduknya kakinya menuju pintu dan membukanya pertama kali yang ia lihat setelah pintu terbuka ialah Gus Abizar.

"Suami kamu mana dek"

"Ada memangnya kenapa bang"

"Mau ajak sholat berjamaah di mesjid"

"Yaudah Kiya panggilkan bentar"

"Iya, Abang nunggu dibawah ya"

"Iya bang" Adzkiya kembali menutup pintu dan menghampiri sang suami yang sedang duduk di tepi kasur dengan tangan memegang kitab.

"Siapa?" tanya Gus Zidan.

"Bang Bizar, katanya mau ajakin sholat subuh berjamaah di mesjid"

"Oh yaudah saya siap siap dulu kamu gak papa kan sholat subuhnya sendiri"

"Iya Gus pergi aja"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam hati hati Gus"

"Hmm"

*****

Kini para istri istri sedang memasak untuk sarapan pagi para suami suami mereka.

"Dek"

"Kenapa mbak"

"Gimana?" tanya Ning Zahna.

"Apanya"

"Gini loh dek maksud mbak zahna" Ning Anisa membisikkan sesuatu ditelinga Adzkiya.

"Udah"

Adzkiya menggeleng.

"Loh kok belum, kita sebagai perempuan kalo minta duluan dapat pahala loh dek"

"Kiya belum siap soal itu mbak"

"Suami kamu gimana" tanya Ning zahna.

"Dia bilang ngga akan nyentuh aku kalo aku sendiri belum ngizinin"

"Gimana sih, masa ia sanggup tidur berdua sama kamu yang udah halal baginya tapi gak nyentuh apa apa dek"

"Kiya juga ngga tau mbak intinya Kiya belum siap"

"Jangan sampai suami kamu menunggu lama dek"

"Iya mbak Kiya lagi berusaha buat Nerima semuanya"

"Udah lupain aja kita selesain ini dulu"

Acara masak memasak sudah selesai dilakukan tiga perempuan ini, Adzkiya kembali ke kamar menunggu sang suami pulang.

"Assalamualaikum" ucap Gus Zidan masuk ke dalam kamar.

"Waalaikumussalam" Adzkiya menghampiri sang suami dan mengambil tangannya dan diciumnya dibalas kecupan hangat di kening.

"Lagi ngapain"

"Lagi nunggu Gus pulang"

"Nunggu saya"

"Iya"

"Memangnya ada apa"

"Kiya mau ngomong sama Gus"

"Yaudah sini duduk"

Keduanya duduk di sofa dalam kamar.

"Mau ngomong apa hm?"

"Hm,, Gus bisa ngga temenin Kiya ke makam ummi sebelum pulang ke pesantrennya Gus"

"Bisa, saya temenin kamu"

"Beneran"

"Iya"

"Makasih Gus"

"Oh iya kalo kamu masih mau disini, disini aja dulu sampai kamu puas baru kita pulang"

"Jangan Gus, Gus kan banyak kerjaan Kiya ngga mau halangin kerjaan Gus"

"Gak papa Humaira saya bisa bekerja disini"

"Kiya minta sehari lagi disini setelah itu Kiya akan ikut kemana pun Gus pergi" ucapnya dengan senyuman manis gadis itu.

"Yaudah saya ganti baju dulu"

"Iya Gus"

Bersambung....

••|||••


Gimana nih sama part ini semoga kalian suka ya.

Sebelum lanjut ke part selanjutnya jangan lupa follow akun WP kuh dan vote, komen sebanyak banyaknya.

See you next time guys.

Thanks semuanya.

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 439K 54
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
13.5K 661 19
Dimana hari kelulusan sekolah adalah hal yang dinanti nantikan oleh semua siswa-siswi, tapi tidak dengan Aisyah ia malah mendapat kabar bahwa sang ay...
5.8K 458 15
Suka sama adeknya Nikah sama abangnya ✔️ Pada malam itu keluarga Zeline kedatangan tamu yang ternyata keluarga dari, Rama. Sosok lelaki yang selama i...
79.5K 3.2K 15
SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW ❗❗❗ WARNING ⚠️⚠️ BUKAN CERITA PLAGIAT DAN TIDAK ADA PLAGIATAN⚠️⚠️ ✿✿✿✿✿⁠ kisah tentang gadis pintar bernama zalsa, zalsa M...