Janji Sakral Ziya

By maulida_2113

550K 21.3K 2.5K

Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena ken... More

Prolog
1. Hukuman
2. Perjodohan
3. Permintaan Maaf
4. Perlombaan
5. Pertemuan
6. Sakit
7. Keraguan
8. Pemakaman
9. Lamaran
11. Resepsi
12. Cemburu
13. Pulang
14. mertua dan menantu
15. Perhiasan Dunia
16. Hari Pertama
17. Vampir
18. Ibu Kandung vs Ibu Sambung
19. Di Bentak
20. Bidadarinya Gus Zidan
21. Bucin
22. Mimpi Buruk
23. Perginya Cinta Pertama
24. Mengulang Masa-Masa Dulu
25. Anak Geng Motor
26. Kecoa
27. Poligami
28. Pernikahan
29. Berubah
30. Masalah
31. Berbaikan
32. Di Hukum
33. Bahan Omongan
34. Zalim
35. Konflik
36. Hasil?
37. Berpisah
38. Hilang
39. Menutup Mata
40. Sebuah Mimpi Belaka
41. Tausiyah
42. Hadiah
43. USG
44. Sunset
45. Berzina
46. Cambuk
47. Pergi?
48. Aqiqah

10. Pernikahan

13.9K 482 15
By maulida_2113

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Adzkiya dan sang ponakan berjalan dengan bergandengan tangan menyusuri lorong yang dimana sisi kanan adalah sekolah para santriwan dan sebelah kiri sekolah bagi santriwati.
Mereka saat ini menjadi pusat perhatian. Dari tadi sepasang mata tidak berhenti menatap Adzkiya yang sedang berjalan.

"Fix, lo itu suka sama Ning Kiya natapnya aja kaya gitu langsung aja"

"Gue gak berani, lo tau kan gue minus akhlak berbanding terbalik dengan dia seorang anak kyai pasti akhlaknya sangat bagus, gue ngerasa gak cocok sama dia, dia yang MasyaAllah dengan gue yang astagfirullah, tapi gue takut dia dimiliki orang lain, seperti yang lo bilang, dia anak seorang kyai maka nasibnya akan dijodohkan kan"

"Lo gak boleh gitu, coba aja dulu kalo gak Lo bakalan nyesel nantinya, walaupun ditolak, setidaknya lo sudah mengungkapkan perasaan lo"

"Nanti gue coba"

Balik ke Adzkiya dan Gabriella.

"Aunty ruangan Abba masih jauh ya"

"Bentar lagi nyampe kok"

"Auu,,," ringis Adzkiya memegang perutnya.

"Aunty gak papa"

"Ngga papa lanjut lagi yuk"

Mereka telah sampai di depan ruangan Gus Abizar.

Tok...

Tok...

Tok...

"Assalamualaikum" ucap keduanya

"Masuk gak dikunci"

"Waalaikumussalam" jawab Gus Abizar setelah keduanya masuk.

"Kalian, kenapa Ella bisa sama kamu dek"

"Tadi tuh anak Abang ini jadi pusat perhatian di kantin, semuanya mengerubungi Ella"

"Bener gitu nak" diangguki olehnya.

"Iya Bi, mereka bilang Ella siapa, kok cantik banget, lucu deh, gemesin lagi kata mereka semua gitu ba"

"Terus Ella bilang apa"

"Ella bilang gini, nama Ella itu Gabriella panggilannya Ella, terus Ella juga bilang Ella tuh anak Abba sama umma mereka malah tertawa dan makin bilang kalo Ella itu lucu"

Adzkiya dan Gus Abhizar terkekeh dengan penuturan gadis itu.

"Abba Ella ngantuk"

"Ella ngantuk, yaudah sini rebahan" Gus Abizar menepuk pahanya.

"Kalo gitu Kiya ke kelas ya bang" Adzkiya berbalik badan untuk melangkah keluar tapi terhenti dengan panggilan dari sang Abang.

"Tunggu bentar" Adzkiya membalikkan badannya kembali.

"Kenapa bang"

"Duduk" Adzkiya menurut.

Gus Abizar meletakkan telapak tangannya di dahi sang adek "Dek kamu sakit" khawatir Gus Abizar.

"Ngga bang, Kiya ngga papa kok"

"Ngga papa gimana, badan kamu panas banget wajah kamu juga pucat"

Adzkiya tetap keras kepala "Beneran deh bang Kiya ngga papa"

"Udah ayo kita pulang biar kamu istirahat"

"Ngga usah lah bang, Kiya mau ke kelas aja"

"Bisa gak sih dek nurut gitu, ini juga demi kebaikan kamu"

"Tapi bang Kiya beneran ngga papa, ya udah Kiya ke kelas ya, Assalamualaikum" Adzkiya berlalu begitu saja tanpa memperdulikan panggilan dari Gus Abizar.

"Dek, dengerin Abang. Astagfirullah"

Gus Abizar tidak tinggal diam, dia menelpon Gus Azriel untuk ke sekolah menjemput Adzkiya.

"Zriel kamu bisa jemput adek di sekolah, Abang khawatir sama dia sepertinya adek sakit lagi, tapi disuruh pulang dia gak mau, mungkin kalo kamu dia mau menurut"

"Iya bang, Zriel kesana sekarang assalamualaikum"

"Waalaikumussalam."

"Mau kemana mas"

"Bentar ya, mas mau jemput adek, kata bang Bizar adek sakit lagi"

"Astagfirullah yaudah mas sekarang aja jemputnya"

"Yaudah jangan kasih tau Abi dulu ya soal ini, Assalamualaikum"

"Iya mas, waalaikumussalam"

Gus Azriel sudah sampai di depan kelas Adzkiya. Dia meminta izin pada guru yang mengajar untuk membawanya pulang lebih awal.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam Gus, silahkan masuk"

'bang Zriel, pasti ini suruhan bang Bizar tau aja aku ngga bisa nolak bang zriel' batin Adzkiya berucap.

"Maaf ustadz, saya izin bawa Adzkiya pulang lebih dulu, karena dia lagi sakit"

"Tidak perlu meminta maaf Gus, silahkan Ning Adzkiya"

"Maaf ustadz kalo begitu Kiya pulang dulu, assalamualaikum semuanya"

"Waalaikumussalam"

"Abang disuruh bang Bizar ya jemput Kiya"

"Iya, katanya kamu gak nurut sama bang Bizar"

"Abisnya bang Bizar maksa, Kiya ngga suka dipaksa"

"Makanya nurut"

"Yaudah sekarang mau ke rumah sakit atau pulang aja"

"Pulang aja bang, lebih enak"

*****

Malam tiba dimana Adzkiya menggigil kedinginan karena demam tinggi.

"Abi dingin" Lirih Adzkiya dengan suara tercekat.

"Nak kita ke rumah sakit aja ya" Kiya menggeleng pelan.

"Ngga Bi"

Adzkiya mulai tenang setelah di kompres, "semoga panasnya bisa turun" ucap Abi Hasan.

"Aamiin"

"Abi istirahat aja biar kita berdua yang jagain adek" ucap Gus Abizar.

"Kalian istirahat aja"

"Tapi Bi"

"Udah sana istirahat"

"Ya udah Bi, assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

"Aku harus kabari Zidan, Zidan berhak tau soal ini"

"Assalamualaikum nak zidan" setelah panggilan terhubung.

"Waalaikumussalam kenapa Bi"

Benar Zidan sudah memanggil kyai Hasan dengan sebutan Abi, karena itu permintaan dari Abi Hasan.

"Abi mau kasih tau kamu, sekarang calon istri kamu lagi sakit"

"Astagfirullah kok bisa Bi"

"Iya nak, sering telat makan dan berakhir maagnya kambuh"

"Ya Allah astagfirullah"

Zidan sudah menerima sepenuhnya gadis yang sebentar lagi menjadi istrinya dan dia mulai melupakan gadis yang tidak sengaja menabraknya.

"Abi, Zidan boleh gak minta waktunya berdua aja, ada sama Abi kan"

"Boleh nak, tapi lagi tidur mau Abi bangunin"

"Gak papa kok Bi, cuman mau ngobrol sebentar gak perlu dibangunin biarin tidur Bi"

"Yaudah kalo gitu Abi tinggalin kalian berdua ya" Abi Hasan pun meletakkan ponselnya tepat disamping telinga Adzkiya.

Ets, kalian jangan salah sangka ya. Zidan minta berduaan bukan di satu tempat yang sama, melainkan meminta ingin berbicara berdua tapi lewat telpon tidak bertemu secara langsung. Paham kan hehehe....

Abi Hasan tidak pergi dari sana melainkan duduk di bangku belajar Adzkiya.

"Assalamualaikum calon istri ku, kenapa kamu sakit, Kamu gak makan ya kata abi, tapi kenapa, ingat ya kalo saya benar-benar menjadi suami kamu nanti saya gak akan biarin kamu gak makan, saya akan menjaga pola makanan kamu ingat itu" Gus Zidan memarahi Adzkiya walau ia sadar gadis itu tidak mendengarnya.

"Mau saya bacain surah gak? Saya bacain ya surah apa yang mau kamu dengar Al-Mulk aja ya" dia yang bertanya dia sendiri yang menjawab.

Zidan mulai melantunkan surah tersebut dengan merdu hingga selesai.

"Cepat sembuh ya calon istri selamat malam, assalamualaikum"

Zidan memutuskan telponnya sepihak.

Tut..tut..tut..

*****

Hari Senin dimana matahari sangat bersinar harini, sama seperti gadis cantik satu ini, Wajahnya sangat berseri-seri di pagi ini Dia adalah Adzkiya, gadis itu melangkahkan kakinya menuruni satu persatu anak tangga.

"Udah sehat dek" tanya Gus Azriel yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan secangkir teh.

"Udah sehat bang, sehat banget malahan"

"Kok bisa dek, perasaan tadi malam kamu menggigil kedinginan karena kamu demam tinggi"

"Ngga tau juga bang, tadi setelah bangun rasanya semua lelah Kiya hilang"

"Ya ialah, orang malam tadi di bacain surah Al-Mulk sama calon suaminya" ucap Abi Hasan yang baru datang.

Flashback on...

Abi Hasan saat itu tidak benar-benar meninggalkan Adzkiya dengan Zidan, dia masih berada didekat Adzkiya, Abi Hasan tersenyum mendengar calon menantunya begitu sayang pada putrinya walaupun mereka tidak pernah bertemu.

Lantunan ayat demi ayat di dengar Abi Hasan hingga selesai.

Flashback off.

"Maksud Abi apa"

"Gak papa nak"

"Ih Abi, main rahasiaan sama Kiya"

"Udah sana sarapan dulu, nanti sakit lagi lho"

"Oke Abi"

"Kalian gak makan"

"Bang Zriel lagi gak pengen kamu aja"

"Abi?"

"Abi udh kenyang nak, tadi tetangga ada yang hajatan dan undang Abi sebagai pengisi acara disana"

"Terus bang Bizar, mbak Zahna sama Ella kemana Bi"

"Mereka pulang dulu, ada sesuatu yang diurus"

"Oh" Adzkiya berjalan kemeja makan dan menyantap makanannya.

Hari ini Adzkiya tidak di izinkan keluar rumah sampai akad nanti berlangsung. Jadi sekarang gadis itu hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar.

"Bosen banget deh" gerutu Adzkiya yang merasa bosen.

Ting..

Ting..

Tiba-tiba bunyi notifikasi dari ponsel mengalihkan atensi Adzkiya. Ia membuka benda pipih itu dimana rasa panas dingin yang di rasakannya ketika mengetahui pesan itu dari siapa.

08314*******

Assalamualaikum calon istri

Saya Zidan yang insyaallah beberapa hari lagi jadi suami kamu

Adzkiya tidak tau harus jawab apa, ia merasa pasokan oksigennya menipis, gugup menguasainya setelah membaca pesan tersebut. Masuk lagi satu pesan membuat Adzkiya tersentak kaget padahal itu hanya notifikasi handphone.

08314*******

Kenapa cuman diliatin, setidaknya jawab salam saya

Anda

Waalikumussalam

08314*******

Alhamdulillah akhirnya kamu membalas juga,
apa saya boleh bertanya sama kamu

Anda

Iya ada apa, tanyakan aja apa itu

08314*******

Saya hanya ingin mengetahui mahar apa yang ingin kamu minta dari saya untuk pernikahan kita

Anda

Mahar?

08314*******

Iya mahar, mahar yang akan saya berikan ke kamu saat akad kita nanti. Katakanlah apa yang kamu inginkan

Anda

Mahar yang tidak memberatkan calon suami saya, apapun yang kamu berikan saya akan menerima, apapun itu,

Tapi saya mau minta satu hal sama kamu, apa boleh?

Dimana Gus Zidan tersenyum melihat pesan dari gadis itu.

08314*******

Apa itu katakanlah, jika saya menyanggupinya saya akan memberikannya kepada kamu

Anda

Saya ingin kamu mengucap akad dengan bahasa arab dan membacakan surah Ar-Rahman di akad nikah kita nanti.
Apakah kamu bisa memberikannya

08314*******

Baiklah kalau itu yang kamu mau insyaallah saya akan memberikannya pada kamu , saya juga akan membacakan surah yang kamu minta setelah kita sah menjadi suami istri dan kamu ada disisi saya ketika saya membaca surah tersebut

Kalau begitu saya akhiri pembahasan kita, Assalamualaikum

Adzkiya menjawab salam itu tanpa membalas pesannya, ia tersenyum senang melihat pesan dari laki-laki itu rasanya ia lega lelaki itu mau menuruti keinginannya.

*****

Hari dimana yang paling ditunggu tunggu kedua keluarga. Hari pernikahan Adzkiya dengan Zidan.

Hari akad yang dilaksanakan di mesjid Al-Husaini. Semua para tamu sudah berdatangan di sana sudah ada Gus Zidan yang memakai gamis putih dengan pece yang senada dengan gamis nya membuatnya sangat tampan hari ini.

Gus Zidan sudah berjabat tangan dengan Kyai Hasan.

Dimana Adzkiya yang melihat itu dari layar laptop perasaannya menjadi tidak karuan. Adzkiya tidak bisa membendung air matanya yang sudah ia tahan agar tidak menangis tetapi dia tidak bisa. Adzkiya meneteskan buliran cairan bening dari matanya. Dia tidak menyangka sebentar lagi dia akan resmi menjadi seorang istri sebentar lagi juga statusnya akan berubah semuanya.


"Ya Zidan Abqari Al-Fariz Ankahtuka wa Zawwajtuka Makhtubataka Binti Adzkiya Syakila Maulina alal Mahri 30 gram emas Wamajmueat min'adawat alsalat, hallan"

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal Mahri Madzkuur wa Radhitu biha Wallahu Waliyu Taufiq"

Deg.

Gus Zidan mengucapkan dengan satu tarikan napas dengan baik dan benar dalam bahasa Arab. Lega rasanya setelah berhasil mengucapkan janji Sakral tersebut.

"Bagaimana para saksi? Sah"

"SAH"

"Alhamdulillah"

Dengan bersamaan Zidan dan Adzkiya meneteskan air matanya. Mereka tidak menyangka dengan status mereka sekarang.

Adzkiya yang memakai gaun putih, hijab senada, mahkota kecil di kepalanya dan sedikit polesan make up, membuat dirinya sangat cantik harini.

Disampingnya ada kedua sahabat Adzkiya yang selalu setia memeluk sang sahabat yang statusnya sekarang jadi seorang istri.

"Kiya kita senang kamu sekarang sudah jadi seorang istri, jangan pernah lupakan kami ya, dan doakan kami juga biar bisa dapat lelaki yang baik" Kedua sahabatnya juga menangis.

"Kiya ngga akan pernah lupain kalian, kalian akan tetap jadi sahabat Kiya untuk selamanya, aku akan doakan yang terbaik buat kalian"

Tok...

Tok...

Suara ketukan pintu menghentikan pelukan mereka bertiga.

"Assalamualaikum" ternyata yang mengetok pintu itu ummi Zainab.

"Waalaikumussalam ummi"

"MasyaAllah menantu ummi sangat cantik harini" dengan memeluk sang menantu.

"Sudah nak, kamu tidak boleh menangis dihari bahagia ini" Ummi Zainab menghapus air mata menantunya.

"Sekarang kita temui suami kamu, dia sudah menunggu, tapi suami kamu meminta kamu untuk memakai cadar apa kamu mau"

Adzkiya mengangguk kecil. Melihat menantunya menyetujui ummi Zainab memasangkan cadarnya.

"MasyaAllah makin cantik mantu ummi"

Adzkiya berjalan di gandeng ummi Zainab dan Afifah, sedangkan Laras mengikuti ketiganya di belakang menuju mesjid dimana akad nikah nya tadi dilaksanakan.

Kedatangan Adzkiya mengalihkan semua mata, termasuk Zidan dia tidak berkedip sedetik pun karena dia tidak takut lagi untuk menatap gadis yang sudah resmi menjadi istrinya.

"MasyaAllah cantik sekali Humaira ku" batin Gus Zidan.

Adzkiya berjalan menghampiri Gus Zidan dengan perasaan gugup, setelah sampai dihadapan Gus Zidan Adzkiya terus menunduk tanpa mau menatap Gus Zidan.

Ning Zahna membisikkan sesuatu di telinga Adzkiya, dimana Adzkiya membulatkan matanya.

"Dek ayo cium tangan suaminya"

Dimana Adzkiya merasakan panas dingin karena kegugupannya. perlahan-lahan ia menyodorkan tangannya dihadapan Gus Zidan, belum sempat diraih Gus Zidan Adzkiya kembali menarik tangannya. Membuat semua orang greget melihat pasangan satu ini. Adzkiya kembali menyodorkan tangannya sambil menutup matanya, Gus Zidan tidak tinggal diam ia langsung meraih telapak tangan sang istri. Adzkiya merasakan panas dingin disekujur tubuhnya setelah tangan keduanya bersentuhan.
Adzkiya mulai mencium punggung tangan sang suami, detik itu juga Gus Zidan tersenyum dan meletakkan satu tangannya tepat di ubun-ubun istri nya dan memanjatkan doa.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih"

Artinya:

" Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya"

Tess...

Adzkiya kembali menangis ketika Gus Zidan memanjatkan doa untuk kebaikannya. Gus Zidan menyadari bahwa istrinya sedang menangis karena ia merasakan punggung tangannya yang basah.

Gus Zidan mengangkat dagu Adzkiya dan menatap lekat setiap inci wajah dari istrinya yang begitu sangat cantik walaupun memakai cadar.

"Jangan menangis Humaira, aku tidak suka melihat kamu menangis, aku akan merasa gagal menjadi suami kamu jika kamu menangis apa lagi ini hari bahagia buat kita"

Bukannya berhenti menangis Adzkiya makin mengencangkan tangisannya.

Cup...

Gus Zidan mencium kening Adzkiya begitu dalam, dimana rasa nyaman dirasakannya.

"Sudah ya Humaira menangisinya, ayo Humaira aku akan membacakan surah yang kamu minta" Dengan meraih tangan Adzkiya menuntunnya untuk duduk bersamanya.

Keduanya kini sedang menandatangani buku nikah. Setelah selesai Gus Zidan kembali mengambil air wudhu dan dia memakai sarung tangan untuk menggenggam tangan istrinya.

Adzkiya tidak berhenti menatap suaminya yang sangat tampan ini. Wah tampan tuh😁

'MasyaAllah suami aku kok ganteng banget sih' batin Adzkiya.

Gus Zidan mulai melantunkan ayat demi ayat dengan merdu.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلرَّحْمٰنُۙ
(Allah) Yang Maha Pengasih,

عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ
telah mengajarkan Al-Qur'an.

خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ
Dia menciptakan manusia.

عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
Dia mengajarinya pandai menjelaskan.

اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍۙ
Matahari dan bulan (beredar) sesuai dengan perhitungan.

Hingga selesai.

*****

Kedua pengantin sudah masuk ke dalam kamar karena waktu Zuhur akan tiba. Akad nikah dilaksanakan dari pagi sampai Zuhur, dilanjut dengan resepsi setelah sholat Zuhur.

Adzkiya duduk ditepi kasurnya dia gugup harus melakukan apa karena suaminya sedang izin keluar sebentar tadi untuk mengambil air, padahal ia sudah menawarkan biar dia saja yang mengambilkannya tapi suaminya aja katanya.

'ciee suami nih sekarang ekhmm'

"Assalamualaikum" salam Gus Zidan tiba-tiba masuk kamar.

"Waalaikumussalam, Gus mau apa dikamar saya, ngga boleh Gus kita kan bukan mahram?"

Gus Zidan mengerutkan keningnya karena pertanyaan dari istrinya.

"Kamu lupa saya ini suami kamu"

"Astaghfirullah Kiya lupa Gus maaf maaf" dengan menepuk jidatnya.

Zidan menghampiri istrinya yang sedang duduk di kasur dan memberikan segelas air putih.

"Nih minum dulu"

"G-gus ngga minum" tanya Adzkiya gugup.

"Kamu aja dulu nanti sisakan untuk saya"

Adzkiya menurut saja apa kata Gus Zidan. Dia mulai meneguk air putih itu hingga setengah nya, dan kembali menyerahkan kepada Gus Zidan "Nih Gus katanya tadi sisakan untuk Gus"

"Makasih ya Humaira" Adzkiya tersenyum mendengar Gus Zidan memangilnya dengan sebutan Humaira.

Gus Zidan memutar gelas seperti mencari sesuatu disana, setelah mendapatkannya Gus Zidan langsung meminum air tersebut tepat dimana istrinya tadi juga meminum.

"Eh Gus, itu kan bekas Kiya"

Ia tau dimana ia tadi menempelkan bibirnya di gelas tersebut karena disana ada bekas lipstik.

"Kenapa emangnya, gak boleh saya hanya menjalankan Sunnah Nabi" tanya Gus Zidan.

"B-bukannya ngga boleh, tapi apa Gus ngga jijik minum bekas punya Kiya"

"Saya tidak pernah jijik sama kamu Humaira, kenapa sih kamu selalu merasa gugup ketika berbicara dengan saya, saya ini suami kamu lho"

"Maaf Gus Kiya belum terbiasa ada seseorang yang bukan mahram bagi Kiya"

"Tidak papa, nanti juga kamu terbiasa, sekarang lepas cadar mu Humaira aku ingin melihat wajahmu untuk pertama kalinya"

"Kiya takut Gus, takut akan mengecewakan Gus"

"Kamu gak akan mengecewakan saya, saya sudah menerima kamu sepenuhnya ketika saya mengucapkan ijab qobul dihadapan Abi mu, apapun kamu, kekurangan kamu kelebihan kamu saya sudah menerimanya, saya bantu melepaskannya ya"

Adzkiya mengangguk kecil, dimana Gus Zidan mengembangkan senyumannya.

Zidan mulai melepaskan tali cadar yang mengikat di kepala sang istri. Setelah cadar itu terlepas seluruhnya Gus Zidan tersenyum melihat wajah istrinya.

"Gus kenapa senyum gitu, Kiya jelek ya" Cicit Adzkiya.

Gus Zidan tersenyum kembali tapi kali ini dengan sedikit kekehan.

"Tuh Kan pasti jelek" Adzkiya memanyunkan bibirnya sedikit.

"Ini pasti karena make up Kiya luntur habis nangis"

"Tidak Humaira kamu cantik, sangat cantik. Karena kecantikan kamu saya langsung jatuh cinta pada pertemuan pertama kita"

"Hari ini Gus"

Gus Zidan menggeleng "bukan"

"Terus kapan Gus, kita kan baru bertemu harini"

"Kamu lupa dengan saya" dimana pertanyaan itu membuat Adzkiya lebih heran.

Adzkiya menatap lekat-lekat wajah suaminya "Sekarang udah ingat siapa saya" tanya Gus Zidan.

"Saya sudah ingat Gus, Gus yang saya tabrak waktu itu kan"

Gus Zidan mengangguk karena istrinya mengingat dirinya.
Adzkiya menundukkan wajahnya karena malu, di malu mengingat semua kejadian itu dimana ia yang salah tapi menyalahkan orang lain.

"Kenapa menunduk Humaira suami kamu ada disini" dengan satu tangan mengangkat dagu Adzkiya.

"Kiya minta maaf ya Gus, udah marah-marah ngga jelas waktu itu"

"Oh iya saya mau nanya maksud ucapan kamu saat itu semua laki-laki itu sama aja apa maksudnya, kamu lagi putus cinta saat itu hm"

"Ngga Kiya saat itu kesel sama bang Bizar"

"Oh kirain putus cinta"

"Mana ada Kiya aja ngga ngerti masalah gituan"

Gus Zidan menganggukkan kepalanya "saya akan mengajarkannya"

"Hah" cengo Adzkiya.

"Saya akan menaburkan cinta dihati kamu untuk saya seorang"

"Maksudnya Gus"

"Kamu cinta gak sama saya" Adzkiya diam ia tidak tahu harus apa karena dihatinya tidak ada perasaan seperti itu.

"Diam berarti kamu gak cinta"

"Maaf"

"Gak masalah Humaira seiring berjalannya waktu cinta itu akan hadir saya bantu"

"Cup.." satu kecupan di kening Adzkiya membuatnya membeku. Adzkiya belum terbiasa akan hal itu mungkin mulai saat ini ia harus membiasakannya karena ia akan mendapatkannya setiap hari mungkin.

"Tau gak Humaira, saya sangat bersyukur ternyata istri saya itu kamu, kamu tau saya pernah ingin membatalkan perjodohan kita. kamu tau alasannya kenapa"

Adzkiya menggeleng "Karena saya sedang mencintai seseorang saat itu"

Deg.

Kenapa rasanya sakit mendengar suaminya mencintai orang lain bukan dirinya.

"Siapa dirinya Gus"

"Dia itu kamu"

"M-maksud nya gimana Gus"

"Saya jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu, saat tidak sengaja kita bertemu dan mulai saat itu saya selalu memikirkan kamu dan ternyata kamu itu orangnya yang sekarang menjadi istri saya"

Adzkiya mengulum senyum mendengar penjelasan dari Gus Zidan, kenapa rasanya damai ketika mendengar Gus Zidan sudah mencintainya dari awal pertemuan.

"Sekarang saya tanya sama kamu, apa kamu sudah ada rasa sama saya setelah saya menceritakan ini"

Adzkiya kembali menunduk, karena ia tidak tau harus menjawab apa baru ditanya, ditanya kembali bagaiman bisa juga cinta itu hadir secepat itu.

"Kenapa menunduk lagi, saya tidak akan memaksa kamu menjawab, saya paham kok kamu pasti belum bisa menerima saya sebagai suami kamu"

"Maaf Gus Kiya belum bisa membalas cintanya Gus, tapi Kiya akan berusaha untuk mencintai Gus" lirih Adzkiya dengan air mata.

"Saya senang kamu mau berusaha, sudah jangan menangis saya akan bantu kamu untuk mencintai saya"

"Makasih ya Gus" Adzkiya memeluk Gus Zidan tanpa ragu.

Gus Zidan membalas pelukan sang istri.

"Gus" panggil Adzkiya masih dalam pelukan suami.

"Kenapa hm"

"Kiya boleh nanya ngga"

"Boleh tanyakan aja Humaira"

"Hmm kalo saya bukan gadis itu apa Gus akan tetap mencintai saya"

"Pasti, karena mencintai seseorang yang kita nikahi itu harus"

"Maaf"

"Saya sudah bilang tidak papa Humairah"

"Sudah sekarang bersihin dulu badan kamu setelah itu kita sholat Zuhur berjamaah"

"Gus aja dulu, Kiya mau nyiapin baju buat Gus"

"Yaudah handuknya mana"

"Bentar Kiya ambilin dulu"

"Nih Gus" Adzkiya menyerahkan handuknya.

"Mau bareng gak" goda Gus Zidan pada sang istri.

"Gus ih mesum ternyata" Gus Zidan tertawa dengan perkataan sang istri.

Gus Zidan semakin mendekatkan dirinya pada Adzkiya dan membisikan sesuatu.

"Mesum sama istri sendiri gak papa dong, dari pada sama istri orang"

"Ih udah deh Gus, mandi aja sana jangan godain Kiya terus"

Wah udah mulai cair aja nih dua pasutri...🤭

Bersambung...

••|||••








Hai hai guys aku update lagi nih.

Semoga suka ya, see you next time

Udah nikah aja nih ceritanya.

Jngn lupa follow, vote dan komen nya, oke!!

Sampai ketemu lagi di part selanjutnya.

Terima kasih.

Continue Reading

You'll Also Like

13.6K 662 19
Dimana hari kelulusan sekolah adalah hal yang dinanti nantikan oleh semua siswa-siswi, tapi tidak dengan Aisyah ia malah mendapat kabar bahwa sang ay...
53.4K 1.6K 31
[On going] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Menceritakan tentang perjodohan yang dilakukan oleh orangtuanya yaitu Zelina Khairunnisa dengan CEO muda bernama...
337K 21.4K 46
Hanya kisah sepenggal dari seorang gus muda yang memiliki luka pilu di masa lalu, siapa sangka... Nyatanya takdir mempertemukannya dengan seorang gad...
964K 46K 50
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ PREQUEL (BACA INI DULU!!)