Janji Sakral Ziya

Por maulida_2113

547K 21.2K 2.5K

Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena ken... M谩s

Prolog
1. Hukuman
2. Perjodohan
3. Permintaan Maaf
4. Perlombaan
5. Pertemuan
6. Sakit
7. Keraguan
8. Pemakaman
10. Pernikahan
11. Resepsi
12. Cemburu
13. Pulang
14. mertua dan menantu
15. Perhiasan Dunia
16. Hari Pertama
17. Vampir
18. Ibu Kandung vs Ibu Sambung
19. Di Bentak
20. Bidadarinya Gus Zidan
21. Bucin
22. Mimpi Buruk
23. Perginya Cinta Pertama
24. Mengulang Masa-Masa Dulu
25. Anak Geng Motor
26. Kecoa
27. Poligami
28. Pernikahan
29. Berubah
30. Masalah
31. Berbaikan
32. Di Hukum
33. Bahan Omongan
34. Zalim
35. Konflik
36. Hasil?
37. Berpisah
38. Hilang
39. Menutup Mata
40. Sebuah Mimpi Belaka
41. Tausiyah
42. Hadiah
43. USG
44. Sunset
45. Berzina
46. Cambuk
47. Pergi?
48. Aqiqah

9. Lamaran

10K 397 6
Por maulida_2113

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Hari dimana keluarga kyai Zaid berkunjung ke pesantren Raudatul Al-Husaini.
Mobil mereka berhenti tepat dihalaman ndalem Kyai Hasan.

"Bismilah nak, kamu pasti bisa" kyai Zaid menepuk pundak sang putra.

Tok...

Tok...

Tok...

"Assalamualaikum" salam dari Kyai Zaid.

"Waalaikumussalam" balas Gus Azriel setelah membuka pintu dan menampakkan keluarga Kyai Zaid.

"Mari masuk, masuk semua"

"Silahkan duduk" Kyai Hasan mempersilahkan tamunya. Setelah semuanya duduk kini mulai mengobrol ringan.

"Gimana perjalanannya Zaid"

"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar"

Kedua menantu Abi Hasan datang membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan.

"Silahkan dinikmati pak kyai, Bu nyai, Gus"

"Makasih ya" ucap ummi Zainab.

Semua orang sudah berkumpul diruang tamu tapi tidak dengan Adzkiya, karena harini hari Sabtu dan ini sudah siang jadi gadis itu masih berada di sekolahnya.

"Kita langsung ke intinya saja ya, biar Zidan yang ngomong, silahkan nak"

"Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya Zidan Abqari Al-Fariz ingin menyampaikan niat baik saya untuk melamar putri pak kyai untuk menjadi penyempurna separuh agama saya, menjadi istri saya satu-satunya, izinkan saya untuk menikah dengan putri pak kyai"

'alhamdulillah lega akhirnya sudah tersampaikan.' batin Gus Zidan.

"Sebelumnya saya ingin bertanya pada dirimu Zidan"

"Silahkan pak kyai"

"Apa kamu bisa berjanji sama saya untuk selalu membahagiakan nya, dia putri saya satu-satunya dia kebahagian saya"

"Zidan memang tidak bisa berjanji akan hal itu, tapi insyaallah Zidan akan berusaha untuk selalu membahagiakannya"

Abi Hasan tersenyum mendengar jawaban dari calon menantunya. Begitupun dengan orang tua Zidan bangga pada putranya.

"Ada satu pertanyaan lagi yang harus kamu jawab, apa kamu akan merasa cukup dengan putri saya dan tidak akan pernah menduakannya"

"Zidan hanya menikah satu kali seumur hidup, Zidan tau pak kyai mengkhawatirkan putri pak kyai, tapi saya akan merasa cukup hanya dengan kehadirannya, saya tidak akan pernah menduakan dirinya saya berjanji pak kyai"

"Baiklah Zidan, saya sangat puas dengan jawaban kamu, jangan pernah sakiti dia, jangan pernah bentak dia sekalipun kalo dia salah cukup kamu nasehati, jika kamu sudah tidak mencintainya lagi jangan bilang sama dia tapi bilang sama saya, saya akan menjemputnya kembali bersama saya"

"Saya akan berusaha untuk tidak akan pernah menyakiti dan membentaknya walau sekalipun, jadi gimana dengan lamaran saya pak kyai."

"Lamaran kamu sudah di terima sama putri saya, pertanyaan saya tadi hanya ingin menyakinkan saya dan saya sangat puas"

Sedikit terukir senyum di bibir Gus Zidan.

"Alhamdulillah" ucap semuanya dengan bahagia.

"Terus gimana dengan rencana pernikahannya Zidan"

"Zidan terserah saja pak kyai yang mana baiknya"

"Gimana kalo Kamis aja, jadi kita punya waktu 4 hari untuk mempersiapkannya" usul kyai Hasan.

"Saya setuju Hasan gimana Zidan tanya Abi Zaid"

Gus Zidan tersenyum "Zidan setuju aja Bi"

"Tapi saya ingin bertanya pak kyai"

"Tanyakan lah nak"

"Saya belum mengetahui siapa nama dari calon istri saya, dan saya juga ingin tau apa yang dia minta untuk saya berikan sebagai mahar nantinya"

"Namanya Azkiya Syakila Maulina" ucap lantang Kyai Hasan.

'MasyaAllah nama yang sangat cantik. Tapi rasanya saya pernah mendengar nama itu tapi dimana' batin Gus Zidan berucap.

Zidan tersenyum mengetahui nama calon istrinya.

"Namanya cantik pasti seperti orangnya benarkah Zidan" goda ummi Zainab pada putranya.

Zidan menunduk karena rasa malu digoda sang ummi. Semua orang terkekeh melihat Zidan yang salah tingkah.

"Dan untuk mahar yang ingin kamu berikan pada putri saya, kamu bisa langsung tanyakan pada dirinya"

"Tapi pak kyai saya..."

"Tidak, kamu tidak akan bertemu secara langsung tapi lewat telpon"

"Bizar, Abi pinjem handphone kamu yang gak ke pake"

"Sebentar bi" Gus Abizar berlalu dari sana.

"Nih bi" Gus Abizar memberikan handphone nya pada sang Abi.

"Catat nomor ini dan kamu bisa langsung tanyakan"

Gus Zidan langsung menyalin nomor itu "Terima kasih pak kyai"

"Silahkan dinikmati hidangannya"

Setelah kepulangan keluarga Gus Zidan, keluarga Ndalem mulai di sibukkan dengan persiapan pernikahan, acaranya tidak besar-besaran hanya mengundang keluarga terdekat dan teman-teman dari kedua pasangan, tapi mampu membuat mereka semua sibuk.

Adzkiya sudah pulang dari sekolah, dia langsung masuk ke kamarnya.

"Nak Abi boleh masuk"

"Masuk aja Bi"

"Kamu sibuk" tanya Abi Hasan ketika melihat sang putri sedang bergulat dengan laptop.

Sebagai informasi, laptop itu milik Gus Abizar yang biasanya di pinjamkan untuk para santri yang memerlukannya, tapi tetap dalam pengawasan.

Lanjut...

"Bentar ya bi"

"Hm"

Adzkiya mematikan layar laptop nya setelah menyelesaikan tugasnya dan menatap sang Abi yang berada dihadapannya.

"Kenapa Bi"

"Abi mau bicara"

"Bicara aja bi"

"Pernikahan kamu akan dilaksanakan 5 hari lagi"

"Hah apa ngga terlalu kecepetan Bi, kenapa gak sebulan atau dua bulan lagi gitu"

"Nak, kita tidak baik menunda-nundanya apalagi ini niat baik"

"Yaudah Bi, Kiya ikut aja keputusan Abi"

Abi Hasan menatap sang putri dengan intens dan tersenyum.

"Kamu bahagia kan nak dengan pernikahan ini"

Adzkiya membalas menatap sang Abi.

"Kalo Abi bahagia Kiya jauh lebih bahagia Bi" dengan menampilkan senyuman paling indah dan menyandarkan kepalanya di dada sang Abi.

"Makasih ya nak" Abi Hasan memberikan usapan lembut di kepala Adzkiya

"Nih handphone bang Bizar"

"Buat apa Bi"

"Nanti calon suami kamu bakalan hubungin ke nomor ini untuk menanyakan sesuatu sama kamu"

"Terus kalo dia nanya Kiya jawab apa Bi" Polos kali bukan gadis ini.

"Tergantung pertanyaan nak"

"Sudahlah, mending kamu siap-siap bentar lagi Zuhur, Abi juga mau ke mesjid" Abi Hasan berdiri dari kasur dan mengecup singkat kening Adzkiya

"Yaudah Abi keluar dulu ya" Adzkiya menganggukkan kepalanya.

Hari sudah malam, Adzkiya menghabiskan malamnya di asrama bersama sahabat-sahabatnya. Dia sudah izin sama Abinya dan di izinkan.

"Kiya ngelamun aja perasaan dari tadi, ada apa" tanya Afifah.

"Hah, apa?" Pertanyaan dibalas dengan pertanyaan.

"Tuh kan lagi gak fokus kamu, kenapa cerita sama kita" yang diangguki yang lain.

"Iya Ning cerita ke kita" sahut Lisa.

"Aku dijodohin sama anak sahabat Abi" dimana semua orang terkejut dengan penuturan Adzkiya.

"Sudah aku duga" ucap Laras.

Semuanya langsung menatap Laras karena penuturan gadis itu.

"Maksudnya apa ras" tanya Afifah.

"Gini yah emang seperti itu kalo anak seorang kyai pasti ujung-ujungnya dijodohin dan yang pasti jodohnya juga anak kyai benar kan"

"Aku ngga tau, ngga pernah ketemu juga"

"Hah kok bisa, emang tuh cowok gak mau ketemu sama calon istrinya apa"

"Aku ngga tau kata Abi dia punya janji tidak akan melihat sampai halal baginya"

"Terus kamu iya in" tanya Laras.

Adzkiya mengangguk.

"Kiya gimana kalo dia orang jahat, dia jelek kamu harus temui dia walau sekali" ucap Laras.

"Ngga boleh suudzon, lagian aku percaya kok pilihan Abi pasti yang terbaik"

"Tau kamu ini" kesal Afifah.

"Ya kan aku takut sahabat kita ini bakalan diapa apain kan kita gak tau seperti apa dia" ucap Laras membela diri.

"Ras gini yah, tuh pilihan kyai buat putrinya gak mungkin lah salah pilih" ucap Suci.

"Yaudah iya iya maaf"

"Tapi Ning beneran menerimanya" tanya Lisa.

"Iya, aku menerimanya"

"Begitu aja" tanya Afifah.

"Awalnya sih aku menolak tapi sekarang aku menerimanya karena aku pengen liat Abi bahagia, karena pernikahan ini Abi sangat bahagia, aku ngga mau merusak kebahagian Abi dengan menolak semua ini"

"Mengorbankan kebahagian kamu gitu" tanya kembali Afifah.

"Kalo Abi bahagia aku akan jauh lebih bahagia karena kebahagiaan Abi juga kebahagian aku fah"

"Kiya" ucap Afifah dengan memeluk sahabatnya itu, yang lain juga ikut memeluk Adzkiya.

"Kamu gadis yang hebat" ucap Afifah.

"Iya Ning kamu jadi panutan buat kita"

"Sudah-sudah ngga perlu sedih, aku ngga papa kok aku lagi berusaha menerimanya bantuin ya" Lerai Adzkiya agar sahabatnya tidak ikut bersedih.

"Kita akan selalu ada buat kamu"

"Makasih yah semuanya"

"Terus kapan pernikahannya?" tanya Afifah.

"5 hari lagi"

"What, cepat banget jangan-jangan calon kamu tua lagi jadi ngebet banget pengen kawin" ucap Laras.

"Tuh kan mulai lagi deh kamu ras, harusnya kamu itu semangatin Kiya, bukan nakut-nakuti"

"Bukan gitu maksudku, cuman mengeluarkan isi pikiran aja"

"Tapi jangan kaya gitu juga omongannya" kesal Afifah.

"Sudah fah ngga papa kok, Laras pasti gak bermaksud seperti itu kok iya kan ras" diangguki kepala oleh Laras.

"Maaf ya"

"Iya ngga papa"

"Tapi kalo beneran kamu gak masalah gitu" tanya Laras takut-takut.

"Ras bisa diem gak sih"

"Ngga, selagi itu pilihan Abi aku akan terima" ucap Adzkiya dengan yakin.

"Yaudah mending kita tidur aja, udah malam banget nanti bangun kesiangan lagi" ucap Adzkiya diangguki semuanya.

"Selamat malam semuanya" ucap Laras.

"Malam ras"

"Malam"

Semuanya tertidur tapi tidak dengan Adzkiya hatinya gelisah entah apa itu sebabnya. Gadis itu duduk di kasur nya dengan gelap karena semua lampu telah dimatikan, gadis itu termenung dalam gelapnya malam.

Air matanya turun tanpa izin darinya "Kenapa sih cengeng banget akhir-akhir ini, mana Kiya yang kuat, Kiya yang banyak bicara" ucap gadis itu pelan agar tidak di dengar sahabat-sahabatnya.

"Hiks... hiks..." Adzkiya sesegukan dia sudah menahan tangisnya agar tidak mengganggu yang lain. Sekuat apapun dirinya menahan agar tidak menangis tapi dia tidak bisa.

Afifah terbangun dari tidurnya karena sedikit mendengar suara tangisan. Ia memang sensitif dengan suara suara.

"Kiya kamu nangis" tanya Afifah dengan pelan.

Tapi mampu membuat Adzkiya terkejut dan dia langsung menghapus air matanya "Fifah ngga tidur" tanya Adzkiya.

"Tadi tidur tapi gak sengaja denger orang nangis ternyata kamu. Are you okay?" Sambil berjalan menghampiri Adzkiya.

"Im okay" ucap Adzkiya berbohong.

"Kiya aku tau kamu sedang gak baik-baik aja, cerita sama aku, aku dengerin"

Adzkiya memeluk Afifah dengan erat dan menangis sejadi-jadinya di sana.

"Ikut sama aku"

Afifah menarik tangan Adzkiya untuk keluar kamar, mereka harus mencari tempat yang hanya mereka saja ada, bukannya tidak ingin yang lain tahu tapi Afifah yakin Adzkiya tidak ingin semua tahu permasalahannya.
Mereka berdua duduk dihalaman belakang asrama yang dimana di sana sudah di sediakan bangku untuk duduk.

"Duduk Kiya" Adzkiya menurut dia duduk disamping Afifah yang sudah lebih dulu duduk.

"Sekarang kamu boleh cerita, disini gak ada siapa-siapa cuman kita berdua kok"

"Fah hiks... hiks..." Adzkiya kembali menangis.

Afifah langsung memeluk sahabatnya yang sangat rapuh ini.

"Menangis lah Kiya, sampai kamu benar-benar tenang, baru cerita ke aku"

Adzkiya menumpahkan segalanya diperlukan Afifah, setelah beberapa menit menangis gadis ini sudah mulai tenang, Adzkiya melepaskan pelukannya dari Afifah.

"Makasih ya fah, kamu selalu ada buat aku ya yang lain juga selalu ada buat aku tapi aku ngerasa nyaman aja cerita sama kamu"

"Kamu gak perlu berterima kasih, aku kan sahabat kamu sudah tugas aku"

"Kenapa kamu nangis"

"Aku juga ngga tau fah kenapa aku nangis, rasanya pengen aja"

"Apa karena pernikahan ini"

"Gini fah, satu sisi aku mencoba untuk ikhlas atas takdir Allah tapi satu sisi aku sedih kenapa secepat ini, rasanya belum siap"

"Kalo kamu gak siap, lebih baik kamu batalin aja pernikahan itu. Bilang yang sejujurnya sama pak kyai, aku yakin pak kyai ngerti kok perasaan kamu"

"Udah terlambat juga kalo ngebatalinnya, sekarang semua orang bahagia aku ngga mau merusak kebahagian mereka"

"Tapi Kiya, kamu gak bahagia aku mohon batalin aja aku gak bisa liat kamu murung seperti ini, aku rindu Kiya yang ceria, keras kepala, banyak bertanya, Kiya yang kadang ngeselin dimana Kiya yang dulu aku mohon kembalikan"

Adzkiya tersenyum getir mendengar penuturan dari Afifah, benar Adzkiya saat ini bukan lah Adzkiya yang dulu.

Kini keduanya menangis saling berpelukan kembali.

"Doain aku ya biar bisa ikhlas dalam menjalaninya" Afifah tidak sanggup berkata-kata lagi ia hanya mengangguk.

Setelah keduanya mulai tenang dan tidak menangis lagi, mereka balik lagi ke kamar.

"Kita ke kamar lagi aja yuk, siap-siap buat tahajjud berjamaah di mesjid"

"Yaudah yuk" mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan.

*****

Selesai tahajjud para santri ada yang tetap berdiam di mesjid untuk menunggu waktu subuh dan ada yang kembali keasrama untuk mandi atau melanjutkan tidur mereka.

Sahabat Adzkiya kembali ke asrama karena ada sesuatu yang mau mereka kerjakan. Gadis itu tetap berada di mesjid ia sedang moruja'ah sambil menunggu-nunggu subuh.

Selesai mengerjakan sholat subuh berjamaah Adzkiya langsung pulang ke ndalem karena keperluan sekolahnya ada di ndalem, jadi dia harus balik dulu.

"Assalamualaikum" ucap Adzkiya memasuki Ndalem.

"Waalaikumussalam aunty" jawab Gabriella sedikit berteriak.

"Ada Ella, aaaaa aunty kangen banget sama Ella" Adzkiya memeluk tubuh gadis itu.

"Ella juga kangen sama aunty" dengan membalas pelukan sang Tante.

"Kamu kesini sama umma Abba kamu"

"Iya"

"Sekarang mereka dimana"

"Di belakang aunty sama kakek, paman bibi sama si kembar juga ada"

"Yaudah kesana yuk"

"Gak aunty, Ella mau jalan-jalan"

"Sendiri"

"Iya, sendiri"

"Kamu ngga takut"

"Enggak aunty, Ella tuh takutnya sama Allah"

Adzkiya tersenyum melihat ponakannya yang begitu gemesin dia mengacak-acak kepala gadis kecil itu yang berbalut hijab "Pinter banget sih ponakan aunty"

"Ih aunty, nanti hijabnya gak cantik lagi" Adzkiya kembali tersenyum "Yaudah aunty minta maaf udah izin belum mau pergi"

"Udah tadi"

"Hati-hati ya"

"Oke aunty"

Adzkiya kembali ke tujuan awal yaitu menemui keluarganya yang berada di halaman belakang.

"Lagi ngomongin apa kok serius banget" tanya Adzkiya tiba-tiba hingga membuat semuanya tersentak kaget.

"Nak ngagetin aja kamu"

"Hehehe maaf semuanya"

"Sini nak duduk"

"Kenapa Bi" tanya Adzkiya setelah duduk.

"Gak kenapa-kenapa, Abi cuman mau habisin waktu sama kamu, gak lama lagi kan kamu bakal pergi ninggalin Abi, dan hidup bahagia bersama suami kamu"

Adzkiya terdiam membisu, "Abi ngomong apa sih Kiya ngga bakal kemana-mana kok sama Abi terus, Kiya ngga akan tinggalin Abi"

"Abi tau kamu gak akan ninggalin Abi, tapi setelah menikah kamu akan ikut sama suami kamu nanti dan tidak tinggal di sini lagi"

"Ngga Bi, Kiya akan tetap tinggal di pesantren ini sama Abi"

"Gak bisa gitu nak kamu harus ikut sama suami kamu, kemana pun itu"

"Tetap ngga Bi, nanti Kiya ngomong sama dia kalo Kiya mau disini aja ngga mau kemana-mana"

"Udah mau jadi istri juga masih aja keras kepala, jadi istri yang baik ya nak, turuti terus kemauan suami kamu, karena surga kamu ada di suami kamu jangan pernah membantah omongan dia"

"Doain dan restuin pernikahan Kiya nanti ya Bi"

"Abi akan terus mendoakan dan merestui pernikahan kalian, semoga menjadi pernikahan yang di restui sama Allah ya nak"

"Aamiin, makasih banyak bi"

"Tapi tetap aja Kiya ngga mau pergi dari sini"

"Sudah lah mending siap-siap berangkat sekolah, nanti telat. Dan ingat jangan buat masalah di sekolah"

"Seperti biasa Bi, kalo ngga khilaf" Adzkiya pergi meninggalkan semuanya.

"Bi, apa adek bisa menjalaninya di usianya yang sangat muda tapi harus menanggung beban menjadi seorang istri" tanya Abizar.

"Pasti bisa"

"Tapi gimana dengan Zidan, yang harus banyak-banyak bersabar nantinya menghadapi adek"

"Abi yakin Zidan bisa melakukannya, walau usianya muda tapi pemikirannya sangat luas dan dewasa, Abi yakin itu dia pasti bisa membimbing adek kalian menjadi lebih baik"

*****

Di sekolah... Tepatnya di kelas Adzkiya sedang berlangsung nya pelajaran.

Bel istirahat berbunyi, Adzkiya dan sahabatnya berjalan beriringan menuju kantin.

"Guys lagi apa tuh rame banget" tanya Laras yang dimana memang benar sedang rame di meja pojok kantin.

"Kesana yuk, penasaran nih"

"Ngga deh dempet-dempetan tuh, lagi pula bukan santriwati aja tapi santriwan juga ada disana"

"Ayolah Kiya, bentar doang kok" tarik Laras.

"E-eh Laras, lepasin" Laras tidak memperdulikan ucapan Adzkiya. Yang lain hanya menyusul.

"Permisi-permisi, ada apa sih pada ngumpul disini"

"Ella" ucap Adzkiya terkejut jadi dari tadi yang mereka kerubungi adalah ponakannya.

"Aunty ada disini"

"Ella ngapain disini" tanya lembut Adzkiya.

"Dia siapa" tanya Afifah.

"Dia Gabriella anak bang Bizar, ponakan aku"

Semuanya ber oh.

"Ella pulang yuk, pasti Abba sama umma Ella cariin Ella"

"Gak aunty, Ella masih mau disini"

"Yaudah Ella mau disini" yang diangguki oleh Gabriella.

"Semuanya bubar ya, ngga enak kalo di lihat petugas keamanan pesantren"

Semuanya bubar dan duduk di meja mereka masing-masing dan melanjutkan acara makan makan mereka lagi.

"Ella mau makan apa"

"Ella mau makan sosis boleh aunty"

"Boleh tapi satu aja ngga boleh banyak-banyak"

"Oke"

"Bentar ya tunggu sini dulu"

"Gemes banget sih kamu Ella" ucap Afifah dengan mencolek hidung Gabriella.

"Ih gak boleh colek-colek ya" bentak gadis kecil itu.

"Ella ngga boleh gitu, ngga sopan" tegur Adzkiya saat kembali.

"Maafin Ella ya"

"Iya dimaafin kok"

"Nih sosisnya habisin setelah ini aunty anter ya ke ruangan Abba kamu"

"Iya aunty, makasih"

"Sama-sama Ella" dengan mengusap kepala sang ponakan

Bersambung.....

••|||••



Gimana guys sama part ini, jangan lupa vote dan komen ya!
Untuk ke part selanjutnya.

Terima kasih.

Seguir leyendo

Tambi茅n te gustar谩n

218K 24.1K 84
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
408K 19.5K 62
FOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! 鈿狅笍IDE ITU SANGAT MAHAL!鈿狅笍 鈿狅笍DILARANG PLAGIAT!!!鈿狅笍 "Nak, apakah engkau bersedia jika Abi menikahkanmu dengan putra kam...
1.1M 87.1K 86
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
334K 21.1K 46
Hanya kisah sepenggal dari seorang gus muda yang memiliki luka pilu di masa lalu, siapa sangka... Nyatanya takdir mempertemukannya dengan seorang gad...