Comeback ✔️ [End]

By QwertyYapeyo

406K 19.4K 468

Nazea terbangun dari alam mimpinya. akan tetapi semua telah berubah, 15th ia melupakan kehidupannya. Bagaiman... More

Prolog
01. Bangkit dari mimpi
Protagonis
02. Alone?
03. New Work
04. New Life
05. Teman lama
06. KingMate
07. Bertemu Kembali?
08. Sakit yang Tak Nyata
09. It's Twins Day
10. Sosok tak Terlupakan
11. Meet
12. I want Mommy!
13. Jangan Membencinya
14. Mimpi atau Kenyataan
15. Teman Lama part 2
16. I will Go
17. Tamu Tak Diundang
18. You're My Mom!
19. Bertemu Kembali part 2
20. Penjelasan
21. Mengingat Kembali
Flashback
22. Duo Bungsu
23. Are You Really My Mom?
24. Berbeda? atau Berubah?
25. Boleh Baikan?
26. Penyemangat
27. Memiliki Keluarga?
28. Masa Lalu
29. Kesialannya
30. Mengakuinya
31. Kedatangan Tamu
Flashback part 2
32. Kenyataan yang Tersembunyi
33. Menemui
34. Kian yang Kecewa
35. First Things
36. Penjelasan Part 2
37. Alam Bawah Sadar
38. Love U Mom!
39. Kunjungan Bayi
40. Hari Pertama
41. Mari Berbaikan
42. Memulai Kembali
43. Comeback
44. Mencoba Berubah
45. Bertekad
46. Berusaha Sembuh
47. Batas Gengsi
48. Kebencian Ken
49. Kecemasan
50. Hadiah
51. Kembali Bekerja
52. Perlakukan Buruk
53. Kerja Keras Kian
54. Ketahuan
56. Tatapan Tajam
57. Perusak
58. Nyonya Besar?
59. Tragedi
60. Terlupakan
61. Antagonis yang sebenarnya
62. Rosalia dan Kekesalannya
63. Pengakuan
64. Menuju Ending
65. Akhirnya End!

55. Menerima

4.6K 332 34
By QwertyYapeyo

Awas! Typo ada di mana-mana... Bisa kog bantu menandai dengan komentar. :)

Kalo ada Part yang kurang nyambung, boleh juga di tandai kawan. ^^

Sedekah votenya untuk hari ini teman... Nge-Vote tu gratis loh 👀

Tembus 150 vote auto dobel update :)

__________________________________

Happy Reading 🥰
.
.
.

Episode sebelumnya ___________

"Apa Mommy bekerja disini...." Al menggantungkan ucapannya, ia memperhatikan penampilan Mommy-nya. "Menjadi OG?"

Zea menggigit bibir bawahnya.
"Maafkan Mommy...."

"Sudah berapa lama?"

Nazea nyengir. "Em... Mungkin hampir 2 bulan.."

Al meraup wajahnya. Apa selama ini Daddy tidak memberikan nafkah pada Mommy-nya?

Zea yang sepertinya mengerti pemikiran Al mencoba menjelaskan. "Ini bukan salah Daddy-mu Al..."

Cklek'

Seseorang membuka pintu ruangan tersebut, spontan Al dan Zea menoleh ke arah pintu besar ruangan itu.

"Apa yang ka-"

_________________________________

Nazea menaikan sebelah alisnya. Kenapa pria ini ada di sini? Pikirannya.

"Akh... Maafkan aku, ku kira kalian siapa." Ujar pria itu lalu masuk dan dengan santainya duduk di sofa tunggal.

"Apa yang paman lakukan ke mari?" Tanya Al datar.

Pria itu, pria yang suka nyelonong dan tidak beretika. Siapa lagi kalo bukan Steven. "Aku hanya mampir saja."

"Cih... Beban." Decak Al, tanpa mengecilkan suaranya.

"Kenapa kau terlihat sangat membenciku." Steven menoleh ke arah Nazea yang menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan. "Lihat ini... Nyonya dari perusahaan KingMate cosplay menjadi seorang OB? Ah bukan, OG?"

"Ess... Bukankah kau pria SKSD itu. Ck! Apa kau juga bekerja di sini?" Zea mengingat pria ini, pria yang membuatnya berfikir dan berakhir mengingat memorinya yang sebagian hilang.

Steven memutar bola matanya. "Bukankah aku terlihat seperti pengusaha kaya raya dari pada seorang pegawai?"

Al mendengus kesal, Kenapa teman Daddy-nya satu ini sangat kekanak-kanakan. Dan Mommy-nya-

Nazea mengangguk polos. "Ya... Kau terlihat seperti orang kaya, luar biasa."

Steven tertawa puas. "Hahaha... Benarkan, sudah ku bilang ak-"

"Kau luar biasa bodoh jika menjadi seorang pengusaha." Lanjut Zea frontal. "Dan aku kagum, kenapa kau bisa sangat percaya diri dengan hidupmu yang kelihatan....." Nazea memberikan pandangan menilai. "Sinting? Atau lebih ke idiot?"

Jeleb

Bagaikan panah tak kasat mata yang tepat mengenai sasaran. "Kau menghinaku? Apa kau tidak mengaca hm?" Steven memberi raut menantang.

Al menahan tawa, ia kira Mommy-nya sudah berubah menjadi pribadi yang lebih lembut. Ternyata sifat satu ini masih melekat pada Mommy-nya.

"Nyenyenye... Kenapa aku se udara dengan pria idot ini ha?" Nazea mulai menatap ke sembarang arah menghindari tatapan maut Steven.

"Hei! Aku juga tidak ingin! Dasar Lampir tongos!"

"Apa kau bilang!" Zea berdiri tidak terima. "Kau an-akhs." Zea merasakan perih di perutnya.

"Mom!" Al menuntun kambali Mommy untuk duduk. "Bagian mana yang sakit?"

"Kenapa dia? Apa dia mencoba membuat der-"

"Sudah paman! Cukup hentikan! Mom benar-benar terluka." Kesal Al saat Steven ingin kembali menyulut emosi Nazea.

Melihat kekesalan Al, Steven jadi merasa bersalah. "Maaf..."

"Bagian mana yang sakit Mom." Tanya Al.

Nazea menggeleng mencoba baik-baik saja, padahal perutnya perih. Mungkin saat terkena kopi tadi, kulitnya sedikit melepuh.

"Jangan khawatir." Nazea tersenyum agar putranya tidak bertambah khawatir.

Cklek'

"Jangan lupa masuk-" Ucapan seseorang yang baru datang dan terhenti saat melihat pemandangan di hadapannya. Dia, Keanel.

"Presiden a-" Ucap Wakil sekertaris terhenti kala presiden diam saja. Lalu mengikuti arah pandang Presiden, wakil sekretaris terkejut.

"Kalian...." Pandangan pria itu tertuju pada Nazea. "Apa yang kau lakukan?" Keanel menatap tidak suka.

Spontan Nazea berdiri, rasanya ia ingin kabur saja. Sebelum Zea beranjak Keanel sudah lebih dahulu menghampirinya.

"Presiden." Wakil sekretaris ingin menghentikan tapi-

"Kenapa kau kemari?" Ucap Keanel dingin di hadapan Nazea. Nazea diam, ia jadi gugup.

"Ak-ak..."

"Dad! Cukup..." Al ingin membela Mommy-nya yang sepertinya ketakutan.

"Diam Kaalvian." El menatap Al dingin. Al ingin membalas tapi di hentikan oleh Nazea.

"Ini bukan salah Al... Maafkan aku, aku akan pergi." Zea ingin pergi tapi lengannya sudah terlebih dahulu di cekal.

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

Nazea ingin pergi saja rasanya, ia belum menyiapkan alasan.

"Jawab Annazea." Tekan Keanel.

"Kean... Turunkan emosimu..." Steven mencoba menengahi, tapi bukannya emosi Keanel mereda, malah ia mendapat tatapan tajam dari El.

Nazea melihat tatapan datar dari Keanel. "Aku akan menjelaskannya nanti." Ujarnya lirih.

Keanel melirik pakaian Nazea yang memang membuatnya jadi terkejut, dan apa itu... Bajunya seperti terkena sesuatu. "Seorang OG? Dan pakaimu itu..." El menggantung kata-katanya.

Nazea yang di tatap seperti itu jadi kesal dan apa itu, sebuah ejekkan? "Kau menghinaku? Apa aku begitu terlihat rendahan dan tidak setara?" Entah kenapa, ia jadi mengingat perkataan rekan-rekannya.

Nazea melirik wakil sekretaris yang terlihat bingung. Entah kenapa, ia jadi mengingat pujian Runa tadi, dan itu membuatnya kesal. "Cih...."

Keanel memejamkan matanya, kenapa Zea emosi? Tapi Keanel tetap ingin mendengar penjelasan dari Nazea. "Maksudku-"

"Aku paham." Dengan berani, Nazea menatap tajam Keanel. Ia tidak takut dengan wajah itu! "Tapi kau seharusnya mengatakan dengan nada yang lebih baik! Dasar." Yah, jika sedang emosi Nazea suka tidak sadar diri.

"Zea..." El mencoba meredakan emosinya.

"Apa! Aku sedang bekerja, kau tidak lihat pakaianku."

"Kenapa? Kau ingin mengejekku? Silahkan aku tidak peduli! Atau... Kau ingin memecat-ku hm?"

"Apa kau malu karena memiliki pendamping sepertiku yang hanya seorang office girl?"

"Tenang saja! Tidak ada yang mengetahuinya, kau aman Tuan 'Presiden'."

Nazea menunjuk wakil sekretaris Keanel. "Atau apa Kau takut jika wanita itu mengetahui jika kau sudah beristri hm? Pasangan gols? Cih, menyebalkan."

Keanel mengangkat sebelah alisnya, kenapa jadi bawa-bawa Wakil sekretarisnya? "Tunggu.... Apa kau cemburu?"

"Hah! Cemburu? Kau bercanda?" Nazea tertawa jenaka. "Tentu saja tidak, kenapa wajahmu jadi membuatku tambah kesal" Kenapa Nazea tambah kesal.

Nazea berkacak pinggang, pandangan nya sangat kesal. "Wah.... Aku sangat marah, kau membuatku kesal dan emosi.... Sangat menyebalkan."

"Tenang saja, aku tidak akan mengganggu hidupmu!" Nazea kembali duduk di sofa yang empuk, ternyata berdebat sangat melelahkan.

Keanel memejamkan matanya, Nazea itu seperti api yang sedang terbakar, sulit untuk memadamkannya. Ia menatap Nazea lembut. "Aku tidak bermaksud begitu Zea."

"Cih." Nazea menatap Steven dengan tajam. "Kau... Ambilkan aku Minum..." Suruhnya.

"Hei aku t-"

"Sssstt.... Jangan membantah!" Nazea menatap sangat tajam. Al yang sedari tadi menyimak memilih duduk dan bungkam saja, jika ia ikut campur ia yakin ia akan kena semprot.

Steven meneguk ludahnya, lebih baik ia pergi ambilkan minum saja daripada ia kena amuk Mamah lampir Naze.

Keanel tidak bisa berkata-kata, ia memijat pelipisnya. Kenapa jadi Zea yang emosi.

"Sangat tidak kompeten." Zea menatap sinis El.

"Aku hanya bertanya Zea..." Kini nadanya lebih lembut.

"Bertanya kau bilang? Bukankah kau lebih terlihat ingin memakan-ku dengan kata-katamu itu!"

"Bukan begitu say-"

"Cukup! Melihatmu semakin membuatku kesal!" Nazea jadi emosi sendiri.

"Sayang aku tidak bermaksud begi-"

"Apa!"

"Dengarkan aku!" El meninggikan suaranya.

"Kau membentakku! Kau mulai berani!" Nazea tak kalah meninggikan suaranya.

Nyali Keanel menciut. "M-maaf... Sayang." El menunduk.

"Ck! Akhirnya kau sadar juga... Tapi aku masih marah padamu!"

Keadaan menjadi berubah, yang awalnya terintimidasi oleh Keanel berubah menjadi Keanel yang memberikan wajah melasnya agar Nazea tidak marah.

Wakil sekretaris? Jangan tanyakan dia. Dia syok, banyak pertanyaan di kepalanya. Tapi kesimpulan yang ia dapat adalah, OG wanita itu adalah istri dari atasannya.

∆∆∆∆

"Bagaimana ini bisa terjadi." Al mengolesi perut Nazea yang melepuh menggunakan salep.

Ruangan yang ditatap kagum oleh Nazea ternyata ruangan milik Keanel. Kini di ruangan tersebut tersisa Nazea dan Keanel.

Steven di usir pulang, Al yang kembali ke sekolah setelah mendapatkan tanda tangan El. Dan Wakil sekertaris yang Keanel utus untuk membelikan pakaian baru untuk Nazea.

"Hanya kecerobohan karyawan yang tidak kompeten."

Apa ini ulah wanita yang dikatakan Al tadi? Batin Keanel.

Keanel memberikan tiupan pada kulitnya. "Maaf... Aku tadi terlalu terkejut dan emosi saat melihatmu mengunakan pakaian staf."

"Tidak masalah... Aku memang tidak mengatakannya padamu, agar kau tidak perlu mengganggu perjalananku."

Mendengar ucapan Zea, Keanel terdiam sambil fokus mengobati luka Nazea dan memberi tiupan-tiupan lembut. Mereka saling diam.

"Berhentilah." Kata El setelah selesai mengobati Nazea.

"Tidak bisa... Aku akan berhenti bekerja setelah aku mendapatkan gaji."

Kenapa Nazea sangat keras kepala? "Zea... Aku kan sudah berjanji, kita menjadi keluarga yang sebenarnya. Jadi uangku adalah uangmu Annazea..."

"Ya... Aku tau, tapi aku tidak ingin menyia-nyiakan hasil kerja kerasku begitu saja dengan keluar."

Keanel paham, ia meraup wajahnya. Ternyata Nazea tetap saja perhitungan. "Baiklah, Aku akan menggajimu sesuai pekerjaanmu saat ini, dan kumohon berhentilah."

Nazea berbinar, wah.. Keanel peka sekalih. "Oky, setuju."

Di sisi lain, Wakil sekertaris yang baru saja masuk ke dalam lobi mendapat telpon dadakan.

"Ya Presiden."

"....."

"Baik akan saya lakukan."

Tut!

Sambungan di putus sepihak. Wakil sekretaris atau panggil saja Winda menghela nafasnya. Kenapa hari ini penuh dengan kejuta. Dan sekarang, Presiden menyuruhnya memecat salah seorang karyawan.

"Sepertinya ini ada sangkut paut dengan Nyonya itu." Pikir Winda. Apa selama ini istri dari bosnya memang sengaja di sembunyikan? Jujur saja, Winda tidak terlalu tau.

"Ah... Jika itu benar mungkin akan ada sedikit drama yang terjadi di sini." Monolognya lalu segera pergi melaksanakan tugas atasannya.

∆∆∆∆

"Apa yang sedang kau buat?" Tanya Ken saat melihat Kian yang sibuk merangkai manik-manik. Tidak biasanya Kian mau merangkai sesuatu, biasanya ia akan sangat malas.

"Apakah ini terlihat cantik?" Tanya balik Kian. "Aku meminta Bibi Lun untuk membelinya, mereka sangat cantik dan mahal."

Ken mengangguk, memang pernak pernik yang Kian bawa terlihat cantik. "Hm.. cantik."

"Apa kau pikir Mom akan menyukainya?" Tanya Kian dengan wajah sedikit canggung.

"Untuk Mom?"

Kian mengangguk, ia melihat hasil karyanya.

"Kupikir Mom akan menerima apapun yang akan kau berikan."

"Semoga saja." Kian tersenyum, ia jadi membayangkan Mommy-nya menggunakan gelang yang akan ia buat.

"Aku ingin memberikan gelang ini untuk Mom sebagi permintaan maafku."

"Mingkin ini saatnya aku harus keluar dari jeratan masa lalu dan melihat kedepan. Jadi aku memutuskan untuk menerima kembali Mommy."

"Seperti katamu Ken... Kita tidak boleh hanya melihat dari satu sisi. Dan akau belajar dari mu... Aku akan mencoba merelakan dan memulai hidup baru yang bahagia."

"Semoga, Mom tidak berubah dan Mom menjadi lebih menyayangi dan memperlihatkan kita." Jelas Kian penuh harapan.

Ken tersenyum, tak lupa ia mengacak gemas rambut yang lebih muda. "Hm... Mari bahagia bersama."

Kian tersenyum bahagia. "Hum.."

.
.
.
.

To Be Continue

Jangan lupa Votenya untuk hari ini.

Typo semakin meraja lela, bahasa non baku, mohon di maklumi ya kawan :)

170 Vote + 30 komen auto, Author update 3 chapter ^^

Nantikan Update rendom selanjutnya :)

Continue Reading

You'll Also Like

74.2K 2.4K 33
[Part Lengkap] +Slow revisi+ 💠******💠 Bagaimana nasibmu, jika pacarmu digoda oleh orang ketiga? Menyebalkan bukan? Dan apa rasanya jika pacarmu mal...
51.2K 1.9K 46
Bagaimana kehidupan Sharai setelah menikah dengan suami penyakitan? Bagaimana pula kehidupan Sean setelah menikah dengan Princess nya keluarga Walto...
491K 46.1K 108
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
189K 7.9K 22
Aksa menikahi Naila hanya untuk menyiksa batin wanita itu dan sudah hampir tiga tahun pernikahan Aksa belum juga membuka hati untuk Naila. Hingga sua...