The Conqueror of Blades and H...

By namratsr

1.6M 131K 1.8K

Satu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang P... More

MAPS KEKAISARAN EMBERLYN
PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 41
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 47
CHAPTER 48
CHAPTER 49
CHAPTER 50
CHAPTER 51
CHAPTER 52
CHAPTER 53
CHAPTER 54
CHAPTER 55
CHAPTER 56
CHAPTER 57
CHAPTER 58
CHAPTER 59
CHAPTER 60
CHAPTER 61
CHAPTER 62
CHAPTER 63
CHAPTER 64
CHAPTER 65
CHAPTER 66
CHAPTER 67
CHAPTER 68
CHAPTER 69
CHAPTER 70
CHAPTER 71
CHAPTER 72
CHAPTER 73
CHAPTER 74
CHAPTER 75
CHAPTER 76
CHAPTER 77
CHAPTER 78
CHAPTER 79
CHAPTER 80
CHAPTER 81
CHAPTER 83
CHAPTER 84
CHAPTER 85
CHAPTER 86
CHAPTER 87
CHAPTER 88
CHAPTER 89
CHAPTER 90
EPILOG
EXTRA PART
NEW STORY BESTIEE!!

CHAPTER 82

5.1K 573 44
By namratsr

Sementara di Kuil Sacra Arcanum, Archiepiscoups berjalan dengan langkah pasti. Dia memimpin jalan dengan karisma dan otoritas yang tercermin dari setiap gerakan langkahnya. Sera yang berjalan di belakangnya pun terus-menerus memperhatikan setiap detail kuil yang dijelaskan oleh Archiepiscoups.

Sedangkan Ardan yang berjalan di samping Sera hanya menatap sekilas bangunan kuil tanpa terlalu memperhatikan detailnya. Dia tak begitu tertarik pada struktur fisik kuil ini.

Lantas Archiepiscoups membalikkan badannya. Membuat langkah Sera dan Ardan seketika terhenti. "Saya harap anda dapat memahami penjelasan yang saya berikan tadi. Karena kontruksi bagian dalam Kuil Sacra memang lebih sedikit rumit jika dibandingkan dengan bagian luar." Ucap Archiepiscoups dengan ramah.

Seketika Sera tersenyum tipis. "Terima kasih atas penjelasannya, Tuan Archiepiscoups."

Archiepiscoups menganggukkan kepalanya pelan. "Ada satu ruangan yang akan saya tunjukan pada anda. Mari ikut saya ke sebelah sini." Timpal Archiepiscoups sambil kembali memimpin jalan menuju lorong lain.

Saat mereka melangkah masuk ke salah satu lorong dalam kuil tersebut. Pandangan Sera seketika melayang ke sekeliling lorong tersebut. Setiap inci ruangannya diselimuti oleh ukiran-ukiran rumit yang menghiasi lengkungan-lengkungan di antara pilar-pilar, membentuk motif yang begitu indah dan unik yang membedakannya dari lorong-lorong lain di sekitarnya.

"Ini adalah ruangan khusus untuk menyimpan benda suci yang akan digunakan dalam Upacara nanti." Jelas Archiepiscoups dengan ramah.

"Benda suci?" Ucap Sera dengan rasa heran yang terpancar dari wajahnya.

"Benar, Lady. Benda suci itu bukan hanya Pedang Anda dan Yang Mulia Putra Mahkota. Tetapi ada artefak lain yang telah kami pilih sebagai persembahan utama dalam upacara kali ini." Jawab Archiepiscoups dengan kelembutan.

Sera yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya pelan. "Dan mulai besok Pedang anda dan Yang Mulia Putra Mahkota akan di simpan dalam ruangan ini hingga menjelang upacara Resonansi Sacrosanct." Sambung Archiepiscoups.

"Ya?" Ucap Sera dengan terkejut.

Sementara Ardan yang mendengar itu seketika menatap datar Archiepiscoups. "Tidak." Ucap Ardan dengan tegas.

Hal itu sontak membuat Sera dan Archiepiscoups mengalihkan pandangannya pada Ardan. "Pedang Wrath of the Ancients tak bisa di tinggal sembarangan begitu saja oleh pemiliknya." Sambung Ardan dengan datar yang seketika membuat Archiepiscoups terdiam.

Sesaat Sera yang tadinya terdiam pun kemudian menolehkan kepalanya pada Archiepiscoups. "Tuan Archiepiscoups kalau boleh saya tahu mengapa Pedang saya dan Yang Mulia Putra Mahkota di simpan dalam ruangan ini?"

"Karena kedua Pedang tersebut perlu menyatukan energi masing-masing sebelum upacara Resonansi Sacrosanct di mulai. Hal itu bertujuan untuk memperoleh berkat dari Dewa melalui kedua Pedang tersebut" Jawab Archiepiscoups dengan sopan.

"Tentu anda sudah pernah mengetahuinya. Jika Pedang anda dan Yang Mulia Putra Mahkota saling terkait satu sama lain." Sambungnya.

"Ya, saya mengetahuinya." Sahut Sera dengan cepat.

Archiepiscoups tersenyum tipis. "Apa Lady tahu bahwa ada satu ramalan kuno yang Saya dan beberapa cendekiawan berhasil terjemahkan."

"Dalam ramalan tersebut tertulis seperti ini Dalam aliran destinasi yang tak terduga, seseorang yang sudah tertulis di garis takdir sebelumnya akan hadir kembali. Dengan hati serta sorot mata yang seolah-olah terbakar api akan membawa salah satu peninggalan terakhir yang merupakan pasangan dari peninggalan lainnya. Seseorang yang sudah tertulis di garis takdir sebelumnya pun akan mengakhiri sesuatu yang telah menyimpang dari garis takdir sebelumnya." Lanjut Archiepiscoups.

"Saat itu kami bingung yang dimaksud ramalan tersebut. Hingga saya dan para cendekiawan pun meyakini bahwa ada peninggalan yang selama ini tidak pernah kita ketahui dan semua itu terbukti saat anda menunjukkan bahwa yang dimaksud peninggalan tersebut adalah sebuah Pedang. Saat dimana anda menunjukkan Pedang tersebut untuk pertama kalinya di hadapan Baginda Kaisar. Baginda pun langsung memberitahu saya akan hal itu dan saat itu saya langsung mencari tahu tentang itu." Timpal Archiepiscoups.

"Dan saat itu saya cukup terkejut ternyata Pedang anda dan Yang Mulia Putra Mahkota saling terkait satu sama lain. Maka dari itu kami semua sepakat dalam upacara kali ini kami akan mengikut sertakan anda dan Yang Mulia Putra Mahkota." Imbuh Archiepiscoups.

Sera yang mendengar penjelasan panjang lebar tersebut hanya menghela nafas panjang. "Apa tidak ada cara lain selain menyimpannya di ruangan tersebut?"

Archiepiscoups menggeleng pelan. "Tidak, Lady."

Sera yang mendapatkan jawaban tersebut sontak terdiam. Matanya kemudian beralih pada Ardan yang menatap tajam Archiepiscoups. Ia tahu Ardan pasti tidak akan setuju sekali dengan hal ini apalagi ada orang-orang yang sedang mengincar Pedangnya saat ini.

Archiepiscoups yang melihat keterdiaman Sera pun kemudian tersenyum mengerti. "Saya tahu anda tak bisa meninggalkan peninggalan tersebut begitu saja. Maka dari itu kami pun sudah sepakat untuk memperbarui peraturan persiapan kali ini."

Sera yang mendengar itu lantas mengerutkan keningnya dengan heran. "Jika peraturan sebelumnya seseorang yang diikutsertakan dalam upacara ini bisa melakukan persiapannya di kediaman masing-masing. Tapi kali ini anda dan Yang Mulia Putra Mahkota akan melakukan persiapan disini hingga menjelang upacara Resonansi Sacrosanct." Sambung Archiepiscoups.

Sera yang mendengar itu seketika terperangah. "Itu berarti saya akan menetap beberapa hari hingga upacara tersebut di mulai?"

Archiepiscoups menganggukkan kepalanya pelan. "Benar, Lady. Kami juga sudah menyiapkan ruangan khusus untuk anda dan Yang Mulia Putra Mahkota secara terpisah. Selain itu kami juga sudah menyiapkan segala keperluan anda berdua hingga menjelang upacara nanti."

*****

Seketika kereta kuda tersebut bergerak keluar dari kawasan Kuil tersebut. Di dalam kereta kuda Sera terus menghela nafasnya pelan dengan pandangan yang menatap pandangan di luar lewat jendela kereta kuda.

Lantas perhatian Sera seketika teralihkan oleh Ardan yang memecahkan keheningan di dalam kereta kuda tersebut. "Aku tak setuju jika Pedangmu disimpan di sana selama beberapa hari." Ujar Ardan dengan tajam.

"Kau lupa Pedangmu sedang diincar saat ini." Sambung Ardan.

Sera yang mendengar itu sontak menghela nafas lelah. "Aku tahu tapi di sisi lain aku tidak bisa menolaknya. Lagipula aku akan ada di sana. Jadi aku bisa mengawasinya."

Mendengar itu Ardan kemudian memutarkan kedua bola matanya dengan malas. Namun, tiba-tiba Ardan sedikit mengerutkan kening saat lagi-lagi dia merasakan kehadiran aura yang sama seperti sebelumnya. Sementara Sera yang menangkap gelagat Ardan itu hanya mengernyitkan dahinya.

*****

Di sisi lain, Lucian yang baru saja tiba di Kuil Sacra Arcanum. Lantas langsung bergegas melangkah masuk ke dalam kuil tersebut dengan diikuti Kaelen yang berada di belakangnya. Setelah sebelumnya dia sempat di sambut dengan hangat oleh para pendeta yang berada di sekitar kuil.

Sementara, Archiepiscoups yang baru saja keluar dari ruang suci. Seketika menundukkan kepalanya dengan sopan begitu melihat Lucian berjalan menghampirinya.

"Suatu kehormatan bisa bertemu kembali dengan Anda, Yang Mulia." Sambut Archiepiscoups dengan sopan.

Lucian yang mendapatkan salam tersebut kemudian menganggukkan kepalanya dengan singkat. "Sepertinya anda baru saja keluar dari ruang suci."

Archiepiscoups kemudian menganggukkan kepalanya dengan singkat. "Betul, Yang Mulia saya sedang memeriksa keamanan di dalam ruangan tersebut. Sebelum kedua Pedang suci dan artefak yang menjadi persembahan nanti di simpan di dalam sana."

Lucian yang mendengar itu refleks mengerutkan keningnya dengan heran. "Kedua Pedang suci?"

"Kebetulan upacara kali ini putri satu-satunya dari Yang Mulia Grand Duke Ravenscorft akan diikutsertakan mengingat beliau pun memiliki salah satu pedang suci." Jawab Archiepiscoups dengan sopan.

Mendengar hal itu Lucian terperangah. Lantas dengan cepat matanya melirik tajam ke arah Kaelen yang juga melihat ke arahnya.

"Saya lupa mengatakan hal itu pada anda, Yang Mulia." Ujar Kaelen dengan sedikit menampilkan senyum.

Archiepiscoups yang melihat itu kemudian tersenyum kecil. "Baru saja Lady Ravenscorft pergi."

"Dia sudah kesini lebih dulu?" Tanya Lucian dengan cepat.

Archiepiscoups menganggukkan kepalanya singkat. "Benar, Yang Mulia."

Sontak raut wajah Lucian kembali datar. Sedangkan Kaelen yang melihat itu kemudian menundukkan kepalanya.

Padahal aku sudah mengingatkannya dari awal. Batin Kaelen.

"Oh iya, Yang Mulia. Peraturan kali ini sedikit berbeda dengan peraturan sebelumnya. Kali ini anda akan melakukan persiapan di sini hingga menjelang upacara Resonansi Sacrosanct di mulai. Segala keperluan akan kami sediakan disini saya harap anda tidak keberatan dengan aturan kali ini." Ungkap Archiepiscoups.

"Apa hanya saya saja yang akan melakukannya disini?" Tanya Lucian dengan salah satu yang terangkat.

Archiepiscoups kemudian menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, Yang Mulia. Lady Ravenscorft akan melakukannya disini. Kami sudah menyiapkan ruangan untuk anda masing-masing."

Lucian yang mendengar itu kemudian mengangukkan kepalanya pelan. Archiepiscoups kemudian tersenyum tipis. "Mari ke ruangan saya, Yang Mulia."

*****

Namratsr | Na

Continue Reading

You'll Also Like

975K 105K 62
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟒) ⚠ (PART KE ACAK!) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀ...
856K 67.3K 54
FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA🥰 karna tak kenal maka tak sayang ehe >< WARNING : KALAU GASUKA JANGAN DIBACA Sinopsis: Chloe, Seorang putri Kerajaan Gr...
2M 239K 92
# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari...
538K 72.6K 91
[Bukan Novel Terjemahan - END] Kaisar gila itu menyukaiku karena ramuan cinta. Dan, sekarang efek ramuannya sudah hilang. Aku bisa melihat tiang gant...