Comeback ✔️ [End]

Av QwertyYapeyo

406K 19.4K 468

Nazea terbangun dari alam mimpinya. akan tetapi semua telah berubah, 15th ia melupakan kehidupannya. Bagaiman... Mer

Prolog
01. Bangkit dari mimpi
Protagonis
02. Alone?
03. New Work
04. New Life
05. Teman lama
06. KingMate
07. Bertemu Kembali?
08. Sakit yang Tak Nyata
09. It's Twins Day
10. Sosok tak Terlupakan
11. Meet
12. I want Mommy!
13. Jangan Membencinya
14. Mimpi atau Kenyataan
15. Teman Lama part 2
16. I will Go
17. Tamu Tak Diundang
18. You're My Mom!
19. Bertemu Kembali part 2
20. Penjelasan
21. Mengingat Kembali
Flashback
22. Duo Bungsu
23. Are You Really My Mom?
24. Berbeda? atau Berubah?
26. Penyemangat
27. Memiliki Keluarga?
28. Masa Lalu
29. Kesialannya
30. Mengakuinya
31. Kedatangan Tamu
Flashback part 2
32. Kenyataan yang Tersembunyi
33. Menemui
34. Kian yang Kecewa
35. First Things
36. Penjelasan Part 2
37. Alam Bawah Sadar
38. Love U Mom!
39. Kunjungan Bayi
40. Hari Pertama
41. Mari Berbaikan
42. Memulai Kembali
43. Comeback
44. Mencoba Berubah
45. Bertekad
46. Berusaha Sembuh
47. Batas Gengsi
48. Kebencian Ken
49. Kecemasan
50. Hadiah
51. Kembali Bekerja
52. Perlakukan Buruk
53. Kerja Keras Kian
54. Ketahuan
55. Menerima
56. Tatapan Tajam
57. Perusak
58. Nyonya Besar?
59. Tragedi
60. Terlupakan
61. Antagonis yang sebenarnya
62. Rosalia dan Kekesalannya
63. Pengakuan
64. Menuju Ending
65. Akhirnya End!

25. Boleh Baikan?

5.9K 298 0
Av QwertyYapeyo

Happy Reading 😙
.
.
.

Sepeti yang Zidan katakan, ia akhirnya pergi ke Mie petir sendiri. Setelah memesan ia mencari tempat duduk yang strategis agar bisa melihat Kakak Cantiknya.

Zidan menengok sana-sini tapi tidak menemukan Kakak cantiknya. Apa Kakak Cantiknya tidak bekerja?

"Atas nama Kak Zidan?"

Zidan mengangguk tapi matanya mencari Zea kemana-mana. Karyawan yang mengantarkan Mie itu menatap bingung Zidan. Tapi ia tidak peduli, setelah meletakkan pesanan Zidan ia bergegas pergi.

Zidan lesu. Apa benar Kakak Cantik tidak masuk? Zidan mendesah kecewa, ia akhirnya memakan Mie nya tapi.

"Anjing!" Umpatnya saat ia memakannya tidak santai dan Mienya terlalu panas.

Mendengar umpatan Zidan beberapa orang menoleh ke arahnya. Zidan seketika cengengesan.

Rara yang baru saja mengantarkan pesanan di samping meja Zidan segera menghampiri Zidan.

"Apa ada masalah Kak?" Tanya Rara, ia tidak ingin pelanggan di sini merasa tidak nyaman.

Zidan menoleh pada Rara. "Tidak papa." Jawab Zidan sedikit tidak enak, dan diakhiri senyuman.

Rara sempat tertegun dengan ketampanan pria itu, gadis berusia 20an itu mengangguk dan pergi. Rara sempat tersipu. 'emang boleh.. cogan di mana-mana... Kikiki.' batin Rara.

Sedangkan Zidan menutupi wajahnya dengan satu tangan dan mencoba memakannya seperti tidak terjadi masalah. "Astaga malu anjir...." Gumma Zidan lirih.

∆∆∆∆


Setelah men-drama bersama Al, Nazea kini sedikit merasa canggung. Al mengambil air putih lalu memberikannya pada Nazea.

Nazea yang paham menerima gelas itu dan meminumnya. "Ah.. segarnya." Nazea meneguknya hingga tandas. Setelah habis, Zea lupa jiga belum berterima kasih. "Maaf lupa.... Terimakasih.."

Al mengangguk, Al duduk di samping Mommy-nya yang sangat berbeda dari yang terakhir kali Al lihat.

"Sepertinya aku pernah melihatmu?" Ucap Zea tiba-tiba, entah kenap ia seperti pernah melihat Al, dimana ya?

Al menanggapi dengan sebelah alisnya yang terangkat. Jujur, Al sendiri masih merasa canggung. Ia sendiri tidak yakin apa mereka sudah baikkan.

"Hm... Dimana ya tapi? Maaf, aku sering pelupa hehehe..."

Entah karena tawa garing Zea atau karena melihat Nazea yang berubah, Al tiba-tiba menerbitkan sedikit senyumnya.

"Eh...." Nazea terkejut melihat senyum Al, wah.. lelaki ini sangat tampan... Mungkin jika ia benar gadis usia 17 tahun, mungkin Al sudah ia gebet. "Kau sangat tampan jika tersenyum tulus."

Al yang mendengar pernyataan gamblang Zea kembali mendatarkan wajahnya, tapi ada rasa senang pada perasaanya. Apa ini pujian pertamanya setelah sekian lama?

"Wah.. kau sangat pintar sekalih mengendalikan ekspresimu. Apa kau juga pandai menyimpan masalah masalah mu sendiri?" Entah kenapa Nazea berucap demikian, tapi Nazea melihat Al seperti melihat ia di masa lalu yang selalu menyimpan dan menutupi semua masalahnya dengan sangat rapi.

"Mengapa begitu?"

Nazea mengedikkan bahu. "Entahlah, melihat mu aku jadi mengingat masa lalu ku. Dulu aku pernah sepertimu, terlihat tidak memiliki beban tapi sangat terbeban ni dengan kenyataan. Dan itu sangat sulit."

Al menyimak Mommy-nya. Yang Mommy-nya katakan itu benar, ia selalu memendam semuanya sendiri dan itu sangat membuatnya terbebani.

"Jika kau memiliki masalah dalam hidupmu, jangan kau pendam sendiri. Kau tau, sesuatu yang kau simpan dan membebankan itu akan memicu sesuatu dalam dirimu yang lain muncul." Nazea mengatakan itu bukan karena apa, ia takut jika putranya ini nanti juga mengalami gangguan jiwa.

"Jangan terlalu terbebani Al, kau bisa menceritakannya padaku. Jika kau masih sudi." Ujar Nazea, sedikit pelan di akhir kalimatnya.

Al menghela nafas. "Mom tau, kadang pikiran dan perasaanku suka berperang dan logikaku ikut bermain juga. Tapi, aku tidak ingin memperpanjang itu, jadi Mom tidak perlu khawatir."

Nazea mengangguk. Sungguh putranya ini sudah dewasa, didikan Keanel sangat berhasil. "Keanel tidak salah mendidik mu." Nazea tersenyum sembari memperlihatkan deretan giginya.

"Bukan... Bukan karena Daddy."

"Ha? Bagaimana?" Nazea bingung, jika bukan didikan Keanel lalu siapa? Selingkuhan Keanel?

Al menatap serius pada Mommy-nya. "Semua ini karena Mommy. Mommy yang membuatku dewasa sebelum waktunya."

"Ha?" Nazea bingung, namun sebuah ingatan masuk di kepalanya.

"Dasar anak bodoh! Jangan membuatku malu karena memiliki anak sepertimu!" Nazea membentak Al yang saat itu berusia enam tahun karena ia tidak mendapat peringkat satu.

"Apa kau ingin membuatku di hujani ejekan orang-orang? Lihatlah... Daddy-mu itu! Dia seorang pengusaha sukses tapi memilik anak yang bodoh seperti mu! Bukankah ia akan malu?"

Nazea membanting rapot Al di meja, Al yang kini sedang duduk di sofa dan menunduk sambil menahan tangis.

___________________

Saat Al berusia tujuh tahun ia bermain bersama Aji, Al tidak sengaja merusak mainan Aji hingga Aji menangis, untungnya Tante Nadia datang dan menenangkan Aji, tante Nadia tidak masalah. Namun saat sampai di rumah Mommy langsung memarahinya.

"Beraninya kau merusak mainan anak orang lain! Ha!" Nazea berkacak pinggang.

"Apa kau bisa mencari uang untuk menggantinya? Tidak kan!"

Al menunduk. "Ma-af Mom."

"Maafmu tidak akan mengembalikan mainannya kau tahu! Ingat, dunia ini sangat kejam. Maaf saja tidak akan mengubah segalanya! Kau mengerti!"

Al mengangguk.

"Kau punya mulut tidak!? Jawab pakai mulut! Jangan jadi manusia yang tidak bersyukur sehingga tidak memanfaatkan anggota tubuhmu yang berfungsi! anak bodoh!"

Al Mengangguk. "I-iya Mom.."

_______________

Saat kejadian dimana Al pulang bersama Budi. Dan berakhir dipermalukan ibunya dan dia dianggap anank Monster oleh teman-temannya sampai ia tak memiliki teman, dan karena itu Al menjadi lebih diam dan otaknya mulai berfikir keras hingga menjadi pribadi yang dewasa. Untungnya ia masih memiliki teman bernama Aji yang tulus padanya, meski kepribadiannya semakin dingin.

Ingatan itu tiba-tiba muncul di pikiran Nazea meski tidak mendetail. Tapi ia paham bagaimana perasaannya saat itu. "Maafkan aku... Pasti aku ibu yang buruk bukan? Kenapa aku malah bertanya seperti itu hahaha... Padahal sudah pasti jawabannya. Kau pasti menderita bukan?"

Al menggeleng. "Tidak... Aku tidak menganggapnya seperti itu, karena aku tahu semua itu pasti ada alasannya."

Nazea menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Ia sangat merasa malu, apa ia seburuk itu. "Kenapa Kau sebaik itu? Harusnya kau membenciku bukan?"

"Untuk apa? Mommy pernah bilang padaku....."

Saat itu, Al yang duduk di bangku kelas 4 SD di tuduh oleh teman sekelasnya jika Al mencuri uang saku teman sekelasnya hingga membuat Mommy-nya di panggil.

Al bisa melihat kemarahan yang tersirat di wajah Mommy-nya itu.

Al diam tanpa mengatakan sepatah katapun, ia tidak mencurinya. Dan ia takut Mommy-nya akan marah dan malu memiliki akan sepertinya.

"Jadi ada masalah apa ini?" Tanya Nazea.

Seorang guru yang menenangkan salah satu siswanya yang menangis menjawab. "Begini Bu, anak anda itu mencuri uang saku Dani."

Dan siswa bernama Dani itu mengangguk membenarkan. "Al mencuri hik... Uangku... Hiks.."

Al bisa lihat wajah ibunya yang memandang Dani dengan wajah yang biasa saja.

Al yang duduk tidak jauh dari Panji, mendengar Panji membisikan sesuatu pada teman di sampingnya. "Lihatlah... Monster itu... Bukankah mengerikan?"

Temannya itu membalas bisikan Panji. "Anak Monster dan monsternya sama-sama mengerikan hihihihi....."

Al mengepalkan tangannya. Tapi suara Nazea mengalihkan pikirannya.

"Memang berapa uang sakumu bocah?" Tanya Nazea kelewat santai.

Guru itu terkejut, kenapa wali murid satu ini tidak memiliki sopan satun.

"100, 200, 500 atau 1jt?" Nazea mendekat pada anak itu. "Jika itu bisa membuatmu berhenti menangis aku rela menggantinya."

"Bukan seperti itu Nyonya, tapi ini soal bertanggung jawab." Ucap guru itu yang tidak terima.

Nazea mengedikkan bahu. "Bukankah ini juga bentuk tanggungjawab?"

"Maksud saya, bertanggungjawab dengan Al yang mengakui kesalahannya pada semua orang."

Nazea mengangguk, lalu menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. "Kesini Kau!"

Meski semua orang bingung tapi Al yang paham mendekat pada Mommy-nya. Al berdiri di samping Mommy-nya.

Nazea meletakkan tangan kanannya pada bahu putranya. "Akui semua seperti apa yang gurumu itu katakan."

Al menengok ke atas menatap Mommy-nya. Apa Mommy-nya juga tidak percaya padanya?

Nazea menengok ke bawah dan menatap Al. "Kenapa? Akui apa yang menurutmu benar... Bukankah gurumu sudah mengajarkanmu sebuah kejujuran?" Nazea menekan kalimat belakangnya.

Semua orang lantas terdiam, Nazea memperhatikan isi ruangan dan memperlihatkan murid di kelas satu persatu, membuat semua orang terintimidasi. Termasuk guru itu dan Dani.

"A-ak-aku.." Al merasakan telapak tangan Mommy-nya di pundaknya menyiratkan ketenangan. Al menengok ke arah Mommy, apa Mommy-nya mempercayainya?

"Aku... Aku tidak mencuri dan tidak merasa bersalah.. dan disini aku korban." Ucap Al tegas.

Nazea mengangguk. "Anda sudah dengar bukan?" Tanya Zea pada Guru itu.

"Tapi itu buk-"

"Anda itu seorang pendidik bukan? Kenapa anda menyimpulkan dari satu sisi?"

Nazea menengok pada CCTV di pojokan. "Di sana ada CCTV yang menyala bukan? Apa anda bisa mengeceknya?"

Lalu Nazea menengok Dani yang terlihat gelisah. "Jika putraku memang bersalah, maka aku akan menghukumnya 2 kali lipat. Untuk ke tidak jujuran dan ke tidak tanggung jawabannya."

Setelah itu Nazea keluar kelas di ikuti Al yang mengekor di belakan Nazea. Sebelum pergi ia mengatakan.

"Ingat... Dalam semua kejadian itu ada hikmahnya. Dan kau tidak boleh menilai dari satu sudut pandang. Dan jangan mudah terpengaruh dengan ucapan orang lain, kau harus mencari buktinya."

Dan setelah kejadian itu, dan terbukti Al tidak bersalah. Semua anak tidak ada yang berani membuli Al atau mengata-ngatai Al. Termasuk Panji and the geng, dan sang guru yang tidak kompeten itu akhirnya di pecat.

".....Mommy mengatakan jika tidak boleh melihat suatu alasan dari satu sisi bukan? Maka itu yang aku lakukan."

Nazea tersenyum dan menghamburkan pelukannya pada Al. Al ikut tersenyum, ia membalas pelukan Mommy-nya.

Nazea ingat sesuatu. Ia melepas pelukannya dan menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 4 sore. "Astaga.. aku belum masak.... Tunggu sebentar aku akan memasak!"

.
.
.
.
.

To Be Continue

Sekedar mengingatkan don't forget Votenya 🔥

Harap tenang... Typo dimana-mana

Fortsett å les

You'll Also Like

2.1M 167K 36
#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau bi...
494K 46.5K 109
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
452K 34.2K 51
Irish ragu dengan apa yang ia lihat kali ini. Ia tidak minus. Seratus persen ia yakin pandangannya tidak bermasalah. Dia juga tidak punya kemampuan u...
490K 36K 31
Setelah bangkit dari kematian, Luna tak lagi seperti sebelumnya. Tujuan hidupnya-pun berubah. Ia yang awalnya seperti bayangan kini muncul di permuka...