Comeback ✔️ [End]

By QwertyYapeyo

406K 19.4K 468

Nazea terbangun dari alam mimpinya. akan tetapi semua telah berubah, 15th ia melupakan kehidupannya. Bagaiman... More

Prolog
01. Bangkit dari mimpi
Protagonis
02. Alone?
03. New Work
04. New Life
05. Teman lama
06. KingMate
07. Bertemu Kembali?
08. Sakit yang Tak Nyata
09. It's Twins Day
10. Sosok tak Terlupakan
11. Meet
12. I want Mommy!
13. Jangan Membencinya
14. Mimpi atau Kenyataan
15. Teman Lama part 2
16. I will Go
17. Tamu Tak Diundang
18. You're My Mom!
19. Bertemu Kembali part 2
20. Penjelasan
21. Mengingat Kembali
Flashback
23. Are You Really My Mom?
24. Berbeda? atau Berubah?
25. Boleh Baikan?
26. Penyemangat
27. Memiliki Keluarga?
28. Masa Lalu
29. Kesialannya
30. Mengakuinya
31. Kedatangan Tamu
Flashback part 2
32. Kenyataan yang Tersembunyi
33. Menemui
34. Kian yang Kecewa
35. First Things
36. Penjelasan Part 2
37. Alam Bawah Sadar
38. Love U Mom!
39. Kunjungan Bayi
40. Hari Pertama
41. Mari Berbaikan
42. Memulai Kembali
43. Comeback
44. Mencoba Berubah
45. Bertekad
46. Berusaha Sembuh
47. Batas Gengsi
48. Kebencian Ken
49. Kecemasan
50. Hadiah
51. Kembali Bekerja
52. Perlakukan Buruk
53. Kerja Keras Kian
54. Ketahuan
55. Menerima
56. Tatapan Tajam
57. Perusak
58. Nyonya Besar?
59. Tragedi
60. Terlupakan
61. Antagonis yang sebenarnya
62. Rosalia dan Kekesalannya
63. Pengakuan
64. Menuju Ending
65. Akhirnya End!

22. Duo Bungsu

5.9K 301 10
By QwertyYapeyo

Happy Reading 🥰
.
.
.

"Daddyy....." Baby Je naik di ranjang dan duduk di samping Daddy-nya yang masih tidur.

Baby Je memencet-mencet hidung Daddy-nya. "Daddy bangunnn.... Dad.."

"Euggh..." Keanel mulai mengerjab, dan menatap langit-langit kamar, ia merasakan hidungnya di pencet.

"Daddyy... Dad..."

Keanel menoleh ke samping, dilihat Baby Je yang sudah rapi. Keanel memeluk tubuh mungil itu dan kembali memejamkan mata. "Why Baby? Ayo tidur lagi." Ajak Keanel.

Baby Je menggeliat. "No! Daddy... Daddyy... Bangunn..." Baby Je mengguncang lengan berotot milik Daddy-nya.

"Ayo!! Kita ke lumah Mommy!" Ajak Baby Je dengan semangat.

Keanel yang semulanya menutup mata langsung membuka matanya lebar-lebar. "Apa Baby?" Keanel menatap wajah menggemaskan Baby Je.

Baby Je menepuk jidatnya. "Daddyy... Dad lupa kita ke lumah Mommy hali ini?"

Keanel langsung bangkit dari posisi tidurnya. Ia melihat jam yang tertempel di dinding, dan ini masih pukul setengah 6 pagi dan apa ini? Baby Je sudah siap? Sejak kapan bayi ini mau bangun pagi?

"Ayo Daddy cepat! Je ingin beltemu Mommy...." Pekik Je.

"Baby tunggu dulu, Baby sarapan dulu."

Baby Je menggeleng. "Je mau makan cama Mommy!"

Keanel memijat pangkal hidungnya. Ia dibuat pusing oleh pekikan putranya di pagi hari. "Keyjen...." Panggil Keanel dengan suara beratnya.

Baby Je langsung melipat bibirnya kedalam. "No Daddy...." Ujarnya lirih seraya menunduk.

"Baby.. jika Baby memaksa sekarang, kita tidak jadi pergi." Ancam Keanel. Ia jadi ingat jika pagi ini ada rapat.

"Eeee... Daddy." Rengek Je sambil menggoyang-goyangkan tubuh mungilnya.

"Je....."

Dengan raut kesal Keyjen segera turun dari kasur dan keluar kamar.

Brak'

Je menutup pintu dengan keras dan segera berlari ke kamar Abang sulungnya.

Keanel melihat itu meraup wajahnya, Keanel segera bangkit dan mempersiapkan diri.

∆∆∆∆

Di meja makan hari ini Baby Je ingin duduk sendiri dan makan sendiri. Jadi Al menurutinya.

Baby Je dengan perlahan makan dengan sendiri meski makannya entah itu lauk atau nasinya suka jatuh itu tidak membuatnya kesal, apa lagi sekarang mulutnya yang belepotan.

"Baby... Lebih baik Baby abang suapi ya?" Tawar Al yang melihat Je makan dengan belepotan dan itu membuat Al khawatir, untung saja ia memakaikan kain di leher Je agar tidak mengenai bajunya.

"No! Je bica!" Je terus melanjutkan makannya dan sesekali bersenandung. "Hemm... Hemm..."

Kian melirik adiknya, jika melihat lagak adiknya sepertinya suasana hati adiknya itu sedang senang.

Kian menyodok lengan Ken. "Kenapa dia tiba-tiba senang?" Tanya Kian sedikit berbisik.

Ken mengedikan bahu tidak tau, hari ini hari senin jadi Kian dan Ken akan mengikuti upacara dan harus makan yang banyak agar tidak pingsan.

"Adek kemarin ngapain saja?" Tanya Kian mulai kepo.

Baby Je menghentikan makannya. Dengan sigap Al membersihkan sisa makanan di sekitar mulut Je.

Je berfikir, jika ia menyinggung Mommy pasti Abangnya ini akan marah, jadi dengan otak cerdasnya ia mencari alasan dari otak kecilnya. "Eum.. kemalin Je makan coklat!"

Kian menyipitkan matanya kurang percaya, pasalnya biasanya mereka makan coklat bersama tapi Je tidak senang ini sampai bertahan hingga keesokan harinya.

"Kau berbohong!" Seru Kian.

"Tidak!" Seru Je tidak mau kalah.

Ken pusing, jika mereka sudah bertengkar pasti ia juga kena.

Brak!

Ken menggebrak meja kesal. "Makan!"

Semua langsung diam, bisa dilihat baby Je yang mulai berkaca-kaca, tapi tetap di tahan.

"Sudah-sudah... Kian lanjutkan makan ya..." Al menengahi, ia juga pusing menghadapi adik-adiknya. Kian dengan sifat keras kepalanya, Baby Je dengan sifat tidak mau kalah dan Ken dengan sifat pendiam tapi sekali marah semua langsung diam mirip Daddy-nya.

"Sini Abang suapi." Al mengambil alih sendok yang di genggam Je dengan kuat.

Daddy turun dengan keadaan rapi. "Pagi Boy..." Sapa Keanel dengan keadaan segar.

Bukannya menjawab semua malah diam dengan urusan masing-masing. Keanel bingung sebenarnya tapi tidak masalah, ia abaikan saja.

"Wah.. Baby duduk sendiri hm?" Keanel mengusap puncak kepala putra bungsunya yang duduk sendiri.

Baby Je menatap Daddy-nya dengan mata berkaca-kaca siap menumpahkan air matanya.

Keanel menautkan kedua alisnya. "Baby Kenapa?" Tanya Keanel. Tidak ada yang menjawab.

Al menghela nafas. "Bisakah Dad. Duo bungsu." Ujar Al santai.

Prang'

Kian meletakkan sendoknya di atas piring dengan tidak santai. "Kian selesai."

Ken menghela nafas. Ia menebak pasti hari ini ia akan di diami seharian oleh adik kembarnya. Ia ikut bangkit. "Ken berangkat Dad, Bang, Je."

Keanel memijat pelipisnya, dan mengangguk. Kenapa paginya di sambut dengan pertengkaran anak kecil? Keanel duduk di tempatnya dan mulai sarapan. "Lanjutkan makan mu Boy! Biar Daddy yang suapi."

Al menolak. "Tidak usah Dad.. Daddy sarapan dulu."

Keanel menurut saja. Dan memperlihatkan Je yang makan dengan tidak ikhlas.

"Je kenyang bang..."

Al mengerti, lalu ia melanjutkan makannya yang tertunda. Sesekali ia mengelus adiknya yang sekarang menikmati susunya.

"Baby mau kemana? Kenapa sudah rapi dari pagi?" Tanya Al, ia sendiri tadi pagi dibuat bingung dengan adiknya yang menyuruh Al untuk memandikan dan mendadani serapi mungkin.

Je yang kesal berubah menjadi bahagia. Ia ingin bercerita banyak dengan Abang sulungnya yang selalu mau mendengarkan ceritanya.

"Abang.... Abang tau tidak... Kemalin Je habis main cehali cama Mommy!" Seru Je antusias.

"Ukh.." Keanel dan Al tersedak bersama.

Al segera meminum air putih diikuti dengan Keanel. Setelah minum ia memusatkan atensinya pada Baby Je. "Bersama Mommy?"

"Hm... Mommy cangat cantikk!" Mata Je berbinar ketika mengingat wajah cantik Mommy-nya.

Al meneguk ludahnya. Apakah itu benar Mommy-nya? Al masih kurangnya percaya.

Al mendatarkan ekspresinya dan menoleh pada Daddy-nya. "Benarkah itu Dad?" Tanya Al dengan tajam.

Keanel mengangguk dan tak lupa menyeruput kopinya.

"Abang-abang..." Panggil Je saat Al tidak memperhatikannya.

Al melihat ke arah adiknya dan mencoba tersenyum meski agak terpaksa.

"Dan Abang halus tau! Nanti Je ke lumah Mommy dan tidul dengan Mommy... Yeyy!" Seru Je.

"Tidak boleh!"

Baby Je yang senang langsung mengatupkan bibirnya saat mendengar larangan dari Al yang sedikit mengintimidasi.

"Baby tidak boleh bersama Mommy okey!?" Entah kenapa Al merasa takut jika adiknya nanti bersama Mommy. Al tidak ingin Je terluka.

Baby Je menatap Abangnya datar. "Kenapa?"

Al terdiam, ia tak memiliki alasan yang pasti untuk membujuk adiknya. Al merasakan bahunya di pegangan, ia menoleh ke arah si pemegang yang ternyata Daddy-nya.

"Sudah Al.. biarkan saja."

"Tapi Dad! Mom-"

"Mommy mu tidak masalah, ia sudah berubah boy... Dan dia menyukai Keyjen." Potong Daddy.

"Benalll.... Kemalin Mommy ajak Je main.. Mommy juga mencium Je!" Sahut Je.

Al menghela nafasnya, ia masih tidak percaya. Tapi melihat kebahagiaan adiknya ia jadi tidak tega.

"Baiklah tapi abang ikut!" Putus Al.

"Boy... Kau harus berangkat sekolah." Ujar Keanel datar, ia tak ingin pendidikan Al terpengaruhi.

"Tapi Dad.. hanya hari ini!"

"Kau bisa menyusul setelah pulang sekolah bukan?"

Al bungkam, baiklah ia akan menyusul Mommy-nya, ah bukan... maksudnya menyusul adiknya sepulang sekolah nanti.

Al pasrah dan segera berangkat sekolah. Meninggalkan adiknya dan Daddy-nya dengan tidak ikhlas.

∆∆∆∆


Zea sedang menatap penampilan di depan cermin. Hari ini seperti hari biasanya ia akan berangkat bekerja.

Nazea menatap dirinya sendiri, ia mendapat sedikit ingatan masa lalu. Dan itu membuat Nazea bingung, antara percaya atau tidak.

"Huh..." Ia menghela nafas. Tak lama ia teringat sebuah kejadian yang langsung membuat pipinya bersemu.

"Kenapa aku jadi malu-malu dan terlihat bodoh seperti ini!?" Ujarnya kesal.

Nazea segeran bangkit berangkat. Sebelum itu ia harus menyiapkan sarapan, Nazea beranjak menuju dapur.

Tok tok tok!

Ketukan pintu mengalihkan konsentrasinya dari wajan penggorengan. Nazea segera mematikan kompornya dan bergegas menuju pintu depan.

Tok tok tok!

"Iya!... Tunggu sebentar." Jawab Zea ramah. Dalam hati, 'Kenapa orang ini tidak sabaran sekalih!'

Cklek!

"Cari si-" Nazea tidak bisa melanjutkan kata katanya. Ia membeku sambil menatap tamu di depannya ini.

"Hidungmu berdarah." Ucap berat pria di depannya.

Nazea ter sadar, ia memegang hidungnya yang mengeluarkan cairan merah, ah.. mimisan... Sangat memalukan!

Nazea hendak membersihkan hidungnya dengan lengan bajunya tapi sudah di dahului dibersihkan dengan saputangan oleh pria di depannya yang menggendong bayi yang menatapnya tanpa berkedip.

"Mommy cakit?" Tanya bayi itu.

Nazea segera memalingkan wajahnya malu. Seperti yang kalian tebak dalam hati, pria tampan yang menurut Nazea sangatlah tampan ini adalah suaminya.

Bagaimana tidak tampan, pria dengan setelan jas lengkap dan kaca mata berlensa kuning gelap dan tak lupa rambut yang di tata rapi ini membuatnya meluruhkan cairan merah pekat.

"Kenapa kalian kesini?"

"Mommy... Bukankah kemalin sudah bilang?"

Nazea mulai mengingat ingat, kenapa ia jadi gampang lupa. "Ah... Mommy ingat.. tapi hari ini tidak bisa, Mommy harus kerja." Tolak Nazea secara halus.

"Kenapa kau bekerja!?" Kini gantian Keanel, ia merasa kesal, kenapa Nazea bekerja? Padahal uang miliknya banyak, kenapa tidak minta?

Author pov, emang dasarnya Keanel gobok! Udah tau Nazea amnesia, ya kagak bakalan minta to El, El! Lu ama Nazea itu asing! Ingat itu.

Nazea mengerenyit tidak suka. "Kau bodo!? Jelas aku bekerja untuk mendapatkan uang!"

"Tapi kau-"

"Stop! Aku tidak menerima ocehan-mu!"

Keanel jadi dibuat kesal. Sedari dulu ia selalu kalah jika berdebat dengan Zea. Ia menyerahkan secara paksa gendongan Baby Je pada Zea, Baby Je menampilkan ekspresi bingung.

"Tidak ada penolakan! Kau jaga Keyjen! Aku sudah hampir terlambat meeting." Ujar Keanel.

Nazea hendak mengengkel, tapi Keanel sudah beranjak. Sebelum masuk mobil ia berteriak. "Akan ku pastikan kau segera keluar dari pekerjaan mu!"

Nazea dan Baby Je dibuat syok dengan tingkah Keanel yang kekanak-kanakan. "Apakah dia benar Daddymu?" Tanya Zea. "Kurasa bukan... Dia terlalu tolol untuk menjadi Daddy anak yang menggemaskan sepertimu." Jawabannya sendiri. Tak Lupa memberi kecupan pada pipi yang menggemaskan itu.

Lalu mereka berdua masuk kedalam rumah, terpaksa Zea tidak jadi kerja.

Sedangkan dalam Mobil El, Keanel mendatarkan ekspresinya. Ia terlihat menelpon seseorang. Setelah sambungan masuk.

"Ajuna! Cepat cari dimana Nazea bekerja!"

.
.
.
.
.

To Be Continue

Hoppp! Maaf ya jika ceritanya agak aneh.... Jangan lupa tinggalkan komentarnya jika suka, dan don't forget Votenya 🔥

Continue Reading

You'll Also Like

125K 6.7K 50
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
2.1M 167K 36
#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau bi...
1M 51.1K 37
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
401K 60.5K 31
Mili sangat membenci kondisi ini. Dikejar-kejar oleh Mamanya sendiri yang mau menjodohkannya. Bahkan, titah untuk menikah sebelum usia 24 tahun terus...