Janji Sakral Ziya

By maulida_2113

547K 21.1K 2.5K

Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena ken... More

Prolog
1. Hukuman
3. Permintaan Maaf
4. Perlombaan
5. Pertemuan
6. Sakit
7. Keraguan
8. Pemakaman
9. Lamaran
10. Pernikahan
11. Resepsi
12. Cemburu
13. Pulang
14. mertua dan menantu
15. Perhiasan Dunia
16. Hari Pertama
17. Vampir
18. Ibu Kandung vs Ibu Sambung
19. Di Bentak
20. Bidadarinya Gus Zidan
21. Bucin
22. Mimpi Buruk
23. Perginya Cinta Pertama
24. Mengulang Masa-Masa Dulu
25. Anak Geng Motor
26. Kecoa
27. Poligami
28. Pernikahan
29. Berubah
30. Masalah
31. Berbaikan
32. Di Hukum
33. Bahan Omongan
34. Zalim
35. Konflik
36. Hasil?
37. Berpisah
38. Hilang
39. Menutup Mata
40. Sebuah Mimpi Belaka
41. Tausiyah
42. Hadiah
43. USG
44. Sunset
45. Berzina
46. Cambuk
47. Pergi?
48. Aqiqah

2. Perjodohan

15.5K 551 6
By maulida_2113

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Asrama putri.....dimana setiap kamarnya di isi oleh empat sampai lima orang santri di dalamnya.

Kamar bernama Al-Husna yang di tempati 5 santri, yaitu Adzkiya, Laras, Afifah, Suci dan Lisa.

Adzkiya tidak selalu menginap di asrama, dia lebih sering tinggal di Ndalem bareng Abinya.

Kedua putra Abi Hasan sudah mempunyai keluarga masing-masing jadi tidak lagi tinggal bersama Abi Hasan dan juga Adzkiya di pesantren Raudatul Al-Husaini. Tetapi mereka sering berkunjung dan menginap ke pesantren Abinya, mereka tidak ingin sang Abi dan adek tercintanya merasa kesepian.

Di dalam kamar Afifah dan Laras duduk bersila di atas kasur sedang menunggu kedatangan Adzkiya.

"Kiya mana ya kok lama banget sih" tanya Laras ke Afifah.

"Iya nih kemana toh anak gak muncul-muncul dari tadi ditungguin juga" sungut Afifah merasa kesal.

"Ah udah lah mending kita tiduran sambil kita nunggu Kiya datang dan waktu sholat Ashar tiba" ajak Afifah.

"Bener juga tuh ide kamu aku udah cape banget ini" ucap Laras menyetujui ucapan Afifah.

"Iya."

Kini keduanya siap untuk merebahkan tubuhnya ke kasur tapi sebelum itu ketukan pintu mengalihkan atensi keduanya.

Tok...tok...tok...

"Assalamualaikum" salam seseorang masuk kamar.

"Waalaikumussalam" jawab keduanya.

"Kalian" kaget laras.

"Kenapa kok kaget gitu" tanya orang yang masuk tadi ia adalah Suci dan Lisa.

"Gak papa cuman dikirain Kiya aja yang datang" jawab Laras.

"Ning Kiya mau kesini?" tanya Suci.

"Iya Kiya mau kesini, katanya malam ini Kiya mau nginep disini" seru Afifah yang di angguki kepala oleh Laras.

"Serius" tanya Suci lagi.

"Dua rius malahan" jawab Afifah tidak berbohong.

"Senangnya kita bisa kumpul lagi sama Ning Kiya, udah lama enggak bareng-bareng lagi soalnya Ning Kiya lebih sering di Ndalem" tercetak jelas wajah bahagia Suci dan Lisa.

"Benar banget ci"

"Ets, bentar-bentar kalian ini mau ngapain, kok pada mau tiduran di kasur bukannya siap-siap ke mesjid" heran Lisa melihat keduanya seperti ingin tidur.

"Kita berdua tuh pengen tidur sebentar, soalnya cape banget setelah dihukum tadi" jelas Laras.

"Salah kalian sendiri ngapain tadi bicara di jam pelajaran Gus Abizar, udah tau Gus Abizar ngga suka dengan orang yang mengganggu pelajarannya" heran Lisa sama teman sekamarnya ini.

"Iya kalian ini ada-ada aja kelakuan setiap harinya, ngga bisa apa sehari aja ngga buat keributan" tambah Suci.

"Udah ngomel-ngomelnya" tanya Afifah.

"Kita berdua tuh cape pengen istirahat bentar doang kok, ini malah kena omelan kalian" kesal Afifah.

"Gak ada gak ada, kalian gak boleh tidur ini udah mau masuk waktu ashar nanti kalian kebablasan sampai Maghrib, mau kena hukum lagi" peringat Suci di setujui Lisa.

"Kan kalian ada yang bangunin kita berdua, ya nggak ras" jawab Afifah dengan menaikkan alisnya sebelah.

"Bener tuh" setuju Laras.

"Tetap aja nggak boleh pokoknya" tegas Lisa.

"Iya deh iya terserah kalian ajalah, cape juga berdebat dengan kalian" pasrah Afifah dan Laras.

"Gitu dong nurut, ini demi kebaikan kalian juga."

Dimana Lisa dan Suci tersenyum bangga karena bisa membuat Afifah dan Laras menyetujui ucapan mereka.

*****

Allaahu Akbar... Allaahu Akbar...

Adzan berkumandang di mesjid Al-Husaini, semua santriwan dan santriwati bergegas menuju mesjid agar tidak telat untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Jika ada yang telat maka akan dikenakan hukuman oleh dewan keamanan bagi yang melanggar aturan tersebut.

Termasuk Adzkiya, walaupun dia anak dari Kyai dari pondok pesantren ini, tapi dia tetap di perlakukan sama dengan santri-santri lain.

Setelah sampai di mesjid, Laras, Afifah, Lisa dan Suci mengambil shaf paling belakang.

"Karena Bahwa Sanya sebaik-baiknya shaf wanita adalah shaf yang paling belakang, ialah karena shaf yang paling belakang itu adalah shaf yang paling jauh dari kaum pria, semakin jauh seorang wanita dari kaum pria maka semakin terjaga dan terpelihara kehormatannya, dan semakin jauh dari kecenderungan terhadap kemaksiatan."

Laras dan Afifah dari tadi celingak-celinguk mencari keberadaan satu sahabatnya yaitu Adzkiya.

"Ck, kemana ya Kiya kok nggak keliatan dari tadi dicariin juga" decak Afifah.

"Iya nih, pegel leher aku karena dari tadi celingak-celinguk gak jelas" sebel Laras.

"Gak biasanya gak ikut sholat berjamaah biasanya juga dia paling awal datang, yakan?" tanya Afifah.

"Bener tuh tapi harini kemana dia" bingung keduanya.

"Hey kalian pada ngapain sih" tanya suci.

"Jangan cari-cari masalah ya disini, ingat ini mesjid tempat ibadah bukan tempat buat masalah" peringat Lisa karena ia tau tabiat sahabatnya bikin onar.

"Kita berdua lagi cariin Kiya, dari tadi gak ketemu-ketemu" jawab laras.

"Iya kita gak buat masalah kok dan kita juga tau ini mesjid walaupun kita nakal kita nggak akan buat masalah kok di rumah Allah" tambah Laras yang diangguki Afifah.

"Kirain kalian mau buat masalah soalnya dari tadi gelisah banget."

"Sudah-sudah jangan bicara lagi ini mesjid, mungkin Ning Kiya lagi berhalangan untuk sholat" lerai Suci karena dari tadi para santri lain menatap kearah mereka.

"Bener juga yang dibilang suci"

Setelah selesai melaksanakan sholat berjamaah Afifah, Laras, Lisa dan Suci berjalan beriringan tetapi di pertengahan jalan mereka berpisah.

"Lis, ci kalian duluan aja ya, kami berdua ada urusan bentar."

"Ya udah jangan lama-lama ya, setelah itu balik ke kamar, ingat jangan buat masalah" peringan Suci.

"Iya Suci kita nggak akan buat masalah kok, suudzon mulu dari tadi sama kita."

"Yaudah iya maaf ya Fifah, Laras udah suudzon sama kalian."

"Iya dimaafin" jawab Laras.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujarat : 12 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari berburuk sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Rasulullah SAW bersabda:

اِيّاكُم والظنَّ فاِن الظنَّ اَكْذَبُ الحَدِيث

"Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta." (HR. Al-Bukhari).

"Kalau begitu kami berdua duluan ya. Assalamualaikum" pamit Lisa dan Suci.

"Waalaikumussalam" jawab keduanya bersamaan.

Setelah kepergian Lisa dan Suci, Afifah dan Laras menuju halaman belakang asrama putri.

Mereka berdua sedang menunggu Adzkiya, siapa tau dia akan lewat sini untuk ke asrama.

Lama mereka menunggu tidak ada tanda-tanda seseorang lewat, bahkan rasanya halaman asrama ini sepi banget mungkin karena sore jadinya mereka lagi sibuk menghafal surah di kamar.

Sampai deheman seseorang mengalihkan atensi keduanya.

"Ekhmm, Assalamualaikum" membuat keduanya tersentak kaget.

"Waalaikumussalam Gus" jawab mereka grogi.

"Lagi ngapain kalian disini? udah sore bukannya diem di kamar malah keluyuran."

"Afwan Gus, kami lagi nunggu Kiya eh maksudnya Ning Kiya, tapi kalau boleh tau Ning Kiya kemana ya Gus kita liat tadi di mesjid Ning Kiya gak ikut sholat berjamaah" tanya Laras dengan kegugupannya.

"Ada di Ndalem lagi sibuk" jawab Gus Abizar datar.

"Oh gitu ya Gus, kalau gitu makasih dan kami berdua pamit mau ke asrama mari Gus, Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam" jawab Gus Abizar geleng-geleng kepala.

*****

Berbeda dengan Adzkiya yang dimana setelah mengerjakan sholat ashar di kamarnya. Ia terus menangis mengingat dimana dirinya dibentak Abangnya sendiri. Rasanya sakit dibentak oleh orang yang kita sayang.

Dia tidak membenci Abangnya dia hanya sedikit kesal karena dibentak, padahal kan bisa dibicarakan baik-baik tidak harus membentak. Tapi semua ini juga karena kesalahannya sendiri Abangnya hanya ingin yang terbaik buatnya.

"Ah udah lah cape juga nangis terus dari tadi." Usap Kiya pada kedua matanya agar berhenti menangis.

Adzkiya memilih turun kebawah untuk menghibur suasana hatinya yang tidak baik.

Kakinya kini melangkah keluar ndalem tapi bertepatan seseorang masuk.

"Mau kemana kamu"

"Mau keluar bentar bang" tanpa menatap lawan bicara.

"Masuk" perintah Gus Abizar.

Ya orang itu Gus Abizar.

"Bentar aja bang"

"Masuk, Abang bilang masuk ngerti gak"

Adzkiya langsung berbalik badan dan pergi kelantai dua tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Adzkiya merebahkan tubuhnya di kasur.

"Kenapa sih Abang selalu marah-marah ngga bisa apa diomongin baik baik huaa ummi, Kiya mau sama ummi aja hiks...hiks..."

Suara dobrakan pintu menghentikan tangisan Adzkiya.

Brakk...pintu terbuka lebar menampilkan sosok laki-laki berpakaian atribut rumah sakit.

"Kamu gak papa dek?" tanya seseorang tersebut.

Adzkiya terdiam karena kejadian barusan.

Laki-laki itu menghampiri Adzkiya dan menangkup kedua pipinya.

"Dek jawab kamu kenapa hm?"

"Kiya ngga papa kok bang...husttt"

"Terus kenapa tadi teriak"

Adzkiya menggelengkan kepalanya tidak ingin bicara.

"Bang Azriel kok ada disini"

"Abang kangen sama kamu makanya Abang mampir"

Yaps bang Azriel tuh Gus Azriel masih ingat gak, masih ingat gak, masih ingat dong pasti masa ngga. Hehehe....

Lanjut...

Kini Gus Azriel duduk dihadapan sang adek yang sudah lebih dulu duduk bersila.

"Ada apa hm cerita ke Abang"

Bukannya bercerita Adzkiya malah memeluk Gus Azriel sekencang-kencangnya dan menangis di dekapan sang kakak.

"Hiks...hiks..."

"Cup..cup..cup.. udah yah nangisnya"

Kini tinggal isakan yang terdengar.

"Ada apa cerita ke Abang pelan-pelan aja ceritanya"

"Kiya dimarahi sama Abi, Abang juga..."

Adzkiya menceritakan semuanya pada Gus Azriel.

"Pasti Abang mau marahin Kiya juga kan" Gus Azriel menggeleng.

"Kenapa ngga mau marahi Kiya padahal jelas jelas Kiya salah"

Gus Azriel tersenyum sebelum menjawab.

"Kenapa Abang senyum"

"Kamu lucu"

"Abang ih Kiya lagi ngga ngelucu"

"Dengerin Abang" Gus Azriel memegang kedua bahu adeknya.

"Abang disini gak memihak siapapun karena apa, karena kamu salah begitupun bang Bizar gak seharusnya marah seperti itu"

"Jadi Abang minta sama kamu untuk minta maaf ke Abi juga bang Bizar ya"

Adzkiya nampak berpikir.

"Mau yah"

Lama terdiam akhirnya Adzkiya menganggukkan kepalanya. Gus Azriel tersenyum melihat adeknya yang mau mendengarkannya.

"Bang"

"Hm, kenapa?"

"Kiya laper" ucapnya sambil memegangi perut.

Gus Azriel kembali tersenyum "kalo laper itu makan ayo kita turun" dibalas gelengan kepala Adzkiya.

"Kenapa"

"Kiya ngga mau ketemu bang Bizar"

"Loh bagus dong kalo ketemu biar sekalian minta maaf"

"Iya Kiya tau tapi ngga sekarang Kiya masih takut kalo nanti bang Bizar marah lagi"

"Yaudah Abang yang ambilkan tapi nanti minta maaf ya"

"Iya"

Gus Azriel berlalu dari sana kurang lebih 10 menit menunggu Gus Azriel kembali dengan nampan berisi makanan dan susu coklat anget kesukaan Adzkiya.

"Nih makan dulu"

"Makasih Abang kuh"

"Iya, yaudah Abang mau keluar dulu"

"Abang gak pulang kan?"

"Abang harus pulang kasian istri dan anak Abang ditinggalin"

"Iya deh si paling sayang keluarga"

"Dasar kamu ini, dihabisin makanannya"

"Sekali lagi makasih ya Abang"

"Iya, Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

*****

Dari kejadian siang itu Adzkiya sama sekali tidak keluar dari kamar.

Kini waktu Maghrib dan isya telah berlalu, sekarang jam menunjukkan pukul 20.15 yang dimana Adzkiya sudah tertidur pulas diatas sajadahnya dan masih mengenakan mukena mungkin karena kelelahan gadis itu sampai tertidur disana.

Malam ini Kyai Hasan kedatangan tamu penting yaitu sahabatnya Kyai Zaid, mereka mengobrol serius diruang tamu.

"Hasan dimana putrimu, dari tadi aku tidak melihatnya apa dia sedang berada di asrama"

"Tidak" jawab Kyai Hasan.

"Terus kemana?"

"Ada dikamar, mungkin sudah tidur kenapa mau bertemu nanti saya panggilkan"

"Tidak perlu aku hanya bertanya"

"Baiklah"

"Hasan aku ingin mempertanyakan soal perjodohan yang kita buat dulu apa masih berlaku"

"Aku sih ingin melanjutkan tapi aku belum bertanya ke putriku apa dia mau"

"Putramu bagaimana, apa dia menerima" tanya Kyai Hasan.

"Putraku menyetujui apapun yang aku pilihkan, jadi bagaimana"

"Kasih aku waktu buat bicara sama putriku"

"Baiklah aku kasih waktu satu Minggu buat kamu bicara sama putrimu, setelah putrimu menerima perjodohan ini aku dan keluarga bakalan datang lagi buat lamaran"

"Putraku sudah tidak sabar ingin meminang putrimu" sambung Kyai Zaid.

Kyai Hasan tersenyum mendengar penuturan sahabatnya, ia tidak bisa apa-apa karena keputusan akan tetap ada ditangan putrinya walaupun ia ingin perjodohan ini terjadi.

"Putramu atau kamu sendiri yang tidak sabaran punya mantu" gurau Kyai Hasan.

"Aku juga Hasan, siapa yang tidak bahagia punya mantu apalagi mantu seperti anakmu"

"Nanti aku bicarakan dulu sama putriku jika putriku menerimanya aku kabarin langsung Zaid"

"Baiklah semoga ada kabar baik ya, aku tungguin kabarnya"

"Aku dan istriku sangat berharap putrimu menjadi menantu kami, Hasan" dengan senyum di bibir Kyai Zaid menandakan dia sangat bahagia dengan perjodohan ini.

Bukan Kyai Zaid saja yang berharap putri Kyai Hasan menjadi menantu, tapi Kyai-kyai di luaran sana juga berharap akan hal itu ingin menjadikan Adzkiya sebagai istri dari putra-putra mereka.

Tapi sayang, perjodohan yang selalu mereka tawarkan kepada Kyai Hasan selalu ditolak dengan alasan dia sudah menjodohkan putrinya.

Terbukti, bahwa Kyai Hasan sudah menjodohkan putrinya dengan anak dari sahabatnya Zaid yaitu Gus Zidan Abqari Al-Fariz putra satu-satunya Kyai Zaid Al-Fariz.

*****

Flashback on.....

Oek.... Oek.... Oek....

Suara tangisan bayi perempuan yang baru lahir menggema diruang persalinan.

Dimana sang ibu yang melahirkan harus pergi meninggalkan sang bayi lebih dulu, bayi itu akan hidup tanpa sosok seorang ibu.

Sosok laki-laki merasakan kebahagian dan kesedihan secara bersamaan dimana cintanya pergi meninggalkannya dan hadirnya buah hati yang harus ia jaga seorang diri.

Bayi itu adalah Azkiya Syakila Maulina, ditinggal sosok ibu dari ia dilahirkan ke dunia tapi tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang, dia mempunyai Abinya dan kakak-kakaknya yang selalu menjaganya dan menyayanginya.

Di ruang inap berbeda ada sepasang suami istri yang bersedih karena kehilangan buah hati mereka karena kecelakaan yang merenggut nyawa yang belum lahir ke dunia. Yang dimana sang istri masih tidak sadarkan diri pasca kecelakaan tersebut.

Kyai Hasan membawa putrinya berkeliling rumah sakit, dia duduk di kursi tunggu sambil menunggu proses jenazah istrinya diurus oleh pihak rumah sakit untuk di bawa pulang ke rumah duka.

"Bayi nya cantik, pasti seperti ibunya" ucap seseorang mengalihkan atensi Kyai Hasan.

Hasan menengok ke samping dimana ada sosok laki-laki mengendong anak berusia sekitaran tiga tahunan lebih "anak kamu juga ganteng, persis seperti dirimu"

"Terima kasih"

"Terima kasih kembali"

"Siapa namamu" tanya Kyai Hasan.

"Zaid" sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan.

"Hasan" menerima uluran tangan.

"Sepertinya anak kamu memerlukan ASI"

"Tidak, dia hanya merindukan ibunya" Senyum getir tercetak di wajah Kyai Hasan.

"Kalau begitu bawalah dia pada ibunya"

"Bagaimana aku membawa ke ibunya sedangkan ibunya sudah dibawa pergi jauh sampai aku tidak bisa menggapainya kembali"

"Maksud kamu apa?"

"Istriku meninggal setelah melahirkan buah hati kami" ucap Kyai Hasan tersenyum getir sambil menatap wajah sang bayi digendongannya.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun, aku turut berduka cita, semoga kamu di beri ketabahan dalam menjalaninya dan istrimu dilapangkan kuburnya dan diberi tempat yang terbaik disisi-Nya."

"Aamiin, terima kasih"

"Kamu sendiri sedang apa dirumah sakit"

"Istriku kecelakaan yang mengakibatkan istriku keguguran, kami kehilangan anak kedua kami"

"Innalilahi wa innailaihi rojiun, aku turut berduka cita, semoga kamu dan istrimu diberi ketabahan dalam menjalaninya dan anak kalian ditempatkan terbaik disisi-Nya dan juga istrimu diberi kesembuhan secepatnya"

"Aamiin, terima kasih"

"Aku menyukai putrimu, apa aku boleh meminta dia untuk putraku ini" tatap Kyai Zaid pada putranya yang ia gendong yang dimana anak itu menatap kembali dengan polos.

Kyai Hasan terkejut dengan penuturan laki-laki disampingnya ini dan kemudian tersenyum. "Aku juga menyukai putramu, apa aku boleh meminta dia untuk menjaga putriku kelak."

Terjadilah perjodohan putra putri mereka suatu hari nanti, tapi mereka juga membuat perjanjian tidak akan memaksa jika putra putri mereka menolak perjodohan ini. Itu hanya rencana mereka. Allah lah yang akan menentukan, karena bagaimanapun sebaik rencana rencana Allah lah yang lebih indah.

Flashback off.

Bersambung....

••|||••




Hai hai guys gimana nih kabarnya. Semoga kalian sehat sehat aja ya biar bisa baca terus cerita aku sampai tamat. AAMIIN.

Segini dulu ceritanya sampai ketemu di next chapter sebelum itu INGAT jangan lupa votenya sebanyak mungkin.

See you terima kasih.

Continue Reading

You'll Also Like

51K 2.9K 42
"Bagiamana jika suatu saat semesta memisahkan kita?" "Semesta tidak sejahat itu, namun jika itu terjadi, maka yang terkubur hanya raga, cintanya jang...
7.4M 439K 54
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
961K 45.8K 50
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ PREQUEL (BACA INI DULU!!)
79.5K 3.2K 15
SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW ❗❗❗ WARNING ⚠️⚠️ BUKAN CERITA PLAGIAT DAN TIDAK ADA PLAGIATAN⚠️⚠️ ✿✿✿✿✿⁠ kisah tentang gadis pintar bernama zalsa, zalsa M...