The Conqueror of Blades and H...

By namratsr

1.5M 122K 1.6K

Satu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang P... More

MAPS KEKAISARAN EMBERLYN
PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 41
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 47
CHAPTER 48
CHAPTER 49
CHAPTER 50
CHAPTER 51
CHAPTER 52
CHAPTER 53
CHAPTER 54
CHAPTER 55
CHAPTER 56
CHAPTER 57
CHAPTER 58
CHAPTER 59
CHAPTER 60
CHAPTER 61
CHAPTER 62
CHAPTER 63
CHAPTER 64
CHAPTER 65
CHAPTER 66
CHAPTER 67
CHAPTER 68
CHAPTER 69
CHAPTER 70
CHAPTER 71
CHAPTER 72
CHAPTER 73
CHAPTER 74
CHAPTER 75
CHAPTER 77
CHAPTER 78
CHAPTER 79
CHAPTER 80
CHAPTER 81
CHAPTER 82
CHAPTER 83
CHAPTER 84
CHAPTER 85
CHAPTER 86
CHAPTER 87
CHAPTER 88
CHAPTER 89
CHAPTER 90
EPILOG
EXTRA PART
NEW STORY BESTIEE!!

CHAPTER 76

5K 641 9
By namratsr

Saat itu juga Sera membelakkan kedua bola matanya dengan sempurna. Sementara, orang-orang itu mulai melancarkan serangan-serangan kepada Lucian secara bersamaan. Dengan satu tangan Lucian yang masih memegang tangan Sera tanpa berniat melepaskannya sama sekali.

Meski untuk sekedar menangkis serangan tersebut. Tapi Lucian seolah tidak mengalami kesulitan dalam mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan-serangan yang datang bertubi-tubi dari orang-orang tersebut.

Bahkan Lucian mampu menangkis setiap serangan dengan gesit walau hanya menggunakan satu tangan. Justru gerakannya dalam menyerang dan menangkis jauh lebih cepat dan lincah. Terkadang Lucian pun mengalihkan genggaman tangannya pada Pinggang Sera.

Lalu dengan cepat menarik Sera ke dalam pelukannya. Saat orang-orang itu hampir saja menyerang Sera dari arah belakang. Sera yang melihat kepiawaian Lucian dalam mengontrol situasi yang mendesak tak jarang dibuat terkesima. Tapi meski begitu tak jarang juga Sera menggerakan salah satu kakinya ke belakang untuk membantu Lucian. Saat orang-orang itu berniat menyerang ke arahnya tanpa di ketahui oleh Luciam.

Sementara Zephyr yang sedari tadi mengamati. Seketika menggeram dengan raut wajah frustasi serta salah satu tangan yang terkepal dengan erat. Saat melihat ketidakmampuan anak buahnya dalam menyerang pria yang merupakan pemilik Pedang Soulforge Eternity tersebut.

Lantas Zephyr yang melihat itu kembali menggeram kesal. Kemudian tanpa ragu dengan satu gerakan tangannya Zephyr menciptakan sebuah lingkaran sihir di hadapannya dengan energi yang sangat kuat.

"Kau sendiri yang memilih mati melindungi wanita itu." Gumam Zephyr dengan menyunggingkan senyum miring.

Lantas segerombolan monster gloomhounds tiba-tiba muncul dari dalam lingkaran tersebut. Makhluk-makhluk tersebut tampak menyeramkan dengan langkah yang cepat dan ganas saat mereka berlari menuju Lucian. Sementara Sera yang tak sengaja melihat gloomhounds yang keluar dari sebuah lingkaran sihir itu. Sontak melebarkan kedua bola matanya dengan sempurna.

"Lucian, lepaskan tanganmu." Ujar Sera dengan cemas. "Para monster itu berlari kemari." Sambungnya.

"Tidak." Sahut Lucian dengan cepat seraya terus mengayunkan pedangnya tanpa henti.

"Lucian lepaskan! kau tak akan bisa menangani mereka hanya dengan menggunakan satu tangan!" Hardik Sera semakin cemas.

"Mereka mengincarmu. Aku tak bisa melepaskanmu." Balas Lucian dengan tetap fokus menangkis serangan tersebut.

Bagaimana mungkin dia melepaskannya. Padahal jelas-jelas orang-orang ini mengincar gadis ini. Dia tak tahu apa yang mereka incar dari Sera. Tapi, dia tak akan membiarkannya meskipun dia harus terluka.

"Lucian monster itu semakin mendekat. Lebih baik kau lepaskan aku." Cecar Sera dengan degup jantung yang mulai menggila.

Ia terus berusaha keras untuk membujuk Lucian agar melepaskan pegangan pada pinggangnya. Kekhawatirannya semakin menjadi saat kawanan monster yang semakin mendekat ke arah mereka.

Sayangnya, Lucian seperti tidak mau mendengarkannya. Justru yang dilakukan pria itu sebaliknya. Lucian justru semakin menarik pinggang Sera untuk lebih dekat ke arahnya. Sambil terus mengayunkan pedangnya dengan kecepatan yang luar biasa.

Sementara Zephyr yang menyaksikan kepanikan yang terpancar dari raut wajah Sera. Kemudian terkekeh pelan seolah menikmati kegelisahan yang terpancar dari wanita tersebut.

Jantung Sera terus berdetak dengan cepat. Ketika sekawanan gloomhounds semakin mendekat dengan cepat. Begitu jarak mereka semakin dekat tanpa ragu ia pun mendorong tubuh Lucian dengan kuat. Hingga membuat tangan Lucian yang melingkar di pinggangnya terlepas.

"Sera, Tidak!" teriak Lucian dengan suara yang penuh kejutan. Saat dia tak menyangka dengan tindakan tiba-tiba yang dilakukan oleh Sera.

Sayangnya, Sera tak memperdulikan teriakan Lucian. Justru Sera segera mengeluarkan Pedangnya yang sudah bersinar dengan cahaya merah yang membara. Seolah Pedangnya memahami situasi yang sedang dialami olehnya.

Dengan tekad yang kuat, Sera menyerang dengan gesit para gloomhounds yang hendak menyerang Lucian. Cahaya merah yang membara dari pedangnya memancarkan kekuatan magis yang mengancam.

Sedangkan Lucian yang awalnya terkejut. Sontak kembali menangkis serangan saat salah satu orang itu hampir melukai dirinya. Lantas Lucian kembali menyerang orang-orang tersebut dengan gesit. Meski sesekali Lucian harus menjadikan pedangnya sebagai perisai untuk menahan sihir-sihir yang diarahkan padanya.

"Sialan, kalian benar-benar memancing emosiku." Geram Lucian dengan sedikit nafas terengah-engah.

Dengan gerakan lincahnya, Lucian memutar pedangnya yang memancarkan cahaya biru memikat. Ia mengayunkan senjata tersebut dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata manusia, sesekali melompat atau menghindar dari serangan lawan.

Tidak hanya fokus pada pertempuran, matanya juga tak henti-hentinya melirik ke arah Sera yang sedang menyerang para monster. Melihat hal itu sontak ekspresi di wajahnya berubah menjadi murka. Meskipun peluh mengalir deras di wajahnya, namun ekspresi kemarahannya menjadi semakin jelas. 

Lantas dengan cepat Lucian menghabisi satu per satu musuh yang mendekatinya. Melihat keadaan semakin memanas. Zephyr yang sepertinya tidak ingin melewatkan peluang untuk campur tangan dalam pertempuran ini. Dengan kegesitan dan kelicikannya mulai bergerak menyerang Sera.

Namun, sayangnya Zephyr yang berniat menyerang Sera. Tiba-tiba terhenti ketika Lucian yang secara mendadak muncul di hadapannya. Dengan nafas yang terengah-engah Lucian menatap tajam pria di hadapannya.

"Kau benar-benar membuatku marah." Desis Lucian dengan tajam.

Sekilas Zephyr melemparkan pandangannya pada beberapa anak buahnya yang tergeletak tak berdaya. Melihat hal itu sebuah senyum sinis pun menghiasi wajah Zephyr. "Ternyata Anda memiliki kemampuan yang luar biasa ya, Pangeran." Ujar Zephyr dengan nada sarkastis.

Lantas Zephyr kembali memusatkan perhatiannya pada Lucian. Namun, seketika matanya melirik sekilas pada Pedang Lucian yang sudah berlumuran darah. "Oh, tampaknya Pedang Soulforge Eternity baru saja memperoleh sentuhan." Timpal Zephyr.

Sedangkan Lucian yang mendengar perkataan tersebut sontak mengeratkan pegangannya pada hilt Pedanganya. "Dan kini selanjutnya darahmu yang akan membuat sentuhan ini semakin sempurna." Desisnya.

Lantas Lucian menyerang Zephyr dengan cepat. Zephyr yang memiliki insting yang tajam lantas dengan gesit mengelak dari serangan pedang yang dilancarkan oleh Lucian. 

Di sisi lain, Ardan berada dalam wujud Phoenix terbang menelusuri hutan tersebut. Cahaya menyilaukan memantul dari bulu-bulu merah menyala yang melambai dalam gerakan elegan setiap kali ia mengepakkan sayapnya. Udara di sekitarnya terasa hangat oleh kehadiran abadi api yang membara di tubuhnya.

Namun, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang menggema dengan sangat keras. Ardan memutar kepalanya mencari sumber suara dengan mata yang membara. Hingga akhirnya di kejauhan ia melihat siluet yang samar-samar. Tanpa ragu Ardan mengepakkan sayapnya yang panjang, mendorong dirinya melewati angkasa yang membara menuju arah sumber suara tersebut.

Sementara Lucian terus bergerak dengan gesit mengayunkan pedangnya. Kilatan logam yang menyilaukan terlihat setiap kali pedangnya hampir mengenai pria itu. Meskipun begitu Zephyr mampu menghindar dari setiap serangan tajam yang dilancarkan oleh Pedang Lucian.

Di tengah-tengah pertempuran tersebut Zephyr menemukan celah kecil dalam gerakan Lucian. Sontak Zephyr menyeringai saat kesempatan itu terbuka di hadapannya. Tanpa sedikit pun menyia-nyiakan waktu, Zephyr dengan lincah mengarahkan satu tangannya pada tubuh Lucian.

Membuat tubuh Lucian terlempar mundur dengan kekuatan yang luar biasa. Tubuhnya terhempas keras hingga membentur pada batang pohon di belakangnya. Bahkan dahan-dahan pohon itu pun ikut hancur akibat tak kuat menahan tekanan dari kekuatan tersebut. 

Sontak Lucian meringis kesakitan saat punggungnya terasa sakit karena benturan keras itu. Zephyr yang mendengar ringisan tersebut hanya memberikan tatapan cemooh dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya.

"Padahal saya sudah memperingatkan anda sebelumnya. Tapi anda sendiri yang memilih untuk melindungi wanita itu." Cemooh Zephyr.

Mendengar itu Lucian pun menatap tajam orang tersebut. Sambil menahan rasa sakitnya yang menjalar ke seluruh tubuhnya. "Sekarang anda akan menanggung akibatnya karena melindungi wanita itu." Ucap Zephyr dengan suara dingin yang menusuk.

Lantas salah satu telapak tangannya mengeluarkan sesuatu seperti sebuah gumpalan kabut hitam yang tebal. Namun, sebelum Zephyr berhasil mengarahkannya, tubuhnya tiba-tiba terhempas dengan kekuatan yang tak terduga. Tersentak akibat dorongan yang tiba-tiba menghantamnya.

Lantas Zephyr menggeram kesal seraya mendongak. Namun, seketika dia tersentak saat pandangannya bertemu dengan satu sosok yang selama ini dihindarinya dengan hati-hati. Ardan yang kini berhadapan dengan pelayan setia Draven Shadowsoul tersebut berdesis.

"Seharusnya orang-orang seperti kalian aku lenyapkan sejak awal." Desis Ardan dengan nada yang penuh kebencian.

Lantas Ardan menyerang Zephyr dengan kekuatan yang menyala-nyala. Zephyr belum siap menghadapi serangan tersebut. Dengan sigap menciptakan sebuah perisai pelindung untuk melindungi dirinya.

Namun, kekuatan yang dilepaskan oleh Ardan terlalu besar. Sehingga perisai yang dibentuk Zephyr tidak mampu menahan tekanan kekuatan yang besar tersebut. Perisai itu pun seketika retak dan pecah berkeping-keping.

Hingga menimbulkan ledakan besar di tengah hutan yang sunyi. Bahkan Zephyr sampai terpental akibat kekuatan yang sangat mengerikan. Tubuhnya terhempas jauh tanpa daya untuk menahan dorongan tak terduga tersebut.

Seketika Zephyr merasakan darah segar bercucuran dari mulutnya. Setiap hembusan napasnya terasa terbatas. Dengan sensasi kesakitan yang menusuk ke dalam tubuhnya. Meski begitu Zephyr terkekeh pelan dengan darah segar yang bercucuran dari mulutnya.

"Seharusnya kau simpan tenaga baik-baikmu, Tuan Phoenix." Ujar Zephyr dengan pelan sebelum kemudian dia sedikit mendongak.

"Karena sebentar lagi kau akan banyak mengeluarkan tenaga." Sambungnya sebelum dengan cepat Zephyr menghilangkan dirinya. Hingga menyisakan kabut hitam yang perlahan mulai memudar.

Sedangkan Ardan hanya menatap tajam kabut tersebut. Dengan salah satu tangan terkepal. Sementara Sera yang tadinya sibuk membalas serangan para gloomhounds pun. Tiba-tiba tersentak saat monster-monster itu tiba-tiba menghilang begitu saja.

"Kemana mereka?" Gumam Sera dengan heran. Seraya mengedarkan pandangannya ke berbagai arah.

Namun, saat Sera sibuk mengedarkan pandangannya. Tiba-tiba pandangannya terjatuh pada Lucian yang meringis kesakitan sambil berusaha mencoba bangkit.

Sontak dengan cepat Sera berlari ke arah Lucian. Kemudian membantu pria tersebut untuk kembali berdiri. "Punggungmu." Ucap Seramencoba melihat ke arah punggung Lucian.

"Aku tak apa-apa." Ujar Lucian dengan pelan. Meski sebenarnya punggungnya sangat terasa sakit akibat benturan tersebut.

Sontak Sera dan Lucian menolehkan kepala mereka secara serentak. Ketika mendengar seseorang yang memanggil. Sera kemudian mengerjapkan matanya begitu melihat Ardan menghampirinya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ardan dengan cepat begitu berdiri di hadapan Sera.

Sera menganggukkan kepalanya pelan. "Ya, aku baik-baik saja."

"Syukurlah, Aku menemukan sihir Mist of Enthrallment di dalam kamarmu. Ternyata sihir itu menggunakan lilin sebagai medianya. Sepertinya ada seseorang yang diam-diam mengganti lilin di kamarmu." Jelas Ardan.

Sera yang mendengar itu sontak menghela nafasnya pelan. "Pantas saja aku tidak menyadari kenapa aku tiba-tiba disini."

"Kita harus kembali ke mansion. Ayahmu sudah sangat cemas." Ujar Ardan dengan datar.

Sera menganggukkan kepalanya pelan. "Ardan, kau bisa membantuku membawanya ke mansion?" Tanya Sera dengan pelan.

"Kau mau membawanya ke dalam mansion?" Bukannya menjawab Justru Ardan membalikkan pertanyaan.

"Punggungnya terluka. Kita harus mengobatinya dulu." Jawab Sera dengan pelan. Mendengar itu Ardan kemudian mengalihkan pandangannya sekilas padaLucian. Lalu Ardan menghela nafas sejenak sebelum dia menyanggupi permintaan Sera.

*****

Namratsr | Na

Continue Reading

You'll Also Like

11.3K 1.4K 42
Ada seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Da...
114K 6.2K 25
"aku sangat membencimu Caesar." "Benci aku, bencilah aku sampai kau tidak bisa hidup tanpaku Qansa," bisik pria itu tepat ditelinga sang wanita. "aku...
3.6M 357K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
656K 61.1K 32
Ibuku bilang, selama ini kami harus hidup susah dan terus-menerus bersembunyi karena ayahku sangat membenci kami dan ingin membunuh kami. Namun ... K...