The Conqueror of Blades and H...

By namratsr

1.5M 122K 1.6K

Satu-satunya harapan Sera adalah diakui dan dicintai oleh putra mahkota. Demi pengakuan dan cinta dari sang P... More

MAPS KEKAISARAN EMBERLYN
PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 41
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 48
CHAPTER 49
CHAPTER 50
CHAPTER 51
CHAPTER 52
CHAPTER 53
CHAPTER 54
CHAPTER 55
CHAPTER 56
CHAPTER 57
CHAPTER 58
CHAPTER 59
CHAPTER 60
CHAPTER 61
CHAPTER 62
CHAPTER 63
CHAPTER 64
CHAPTER 65
CHAPTER 66
CHAPTER 67
CHAPTER 68
CHAPTER 69
CHAPTER 70
CHAPTER 71
CHAPTER 72
CHAPTER 73
CHAPTER 74
CHAPTER 75
CHAPTER 76
CHAPTER 77
CHAPTER 78
CHAPTER 79
CHAPTER 80
CHAPTER 81
CHAPTER 82
CHAPTER 83
CHAPTER 84
CHAPTER 85
CHAPTER 86
CHAPTER 87
CHAPTER 88
CHAPTER 89
CHAPTER 90
EPILOG
EXTRA PART
NEW STORY BESTIEE!!

CHAPTER 47

12.8K 1K 30
By namratsr

Setelah acara mengobrol itu selesai. Sontak Eva, Eluned, dan Sera kemudian bangkit dari tempat duduk mereka masing-masing dengan gerakan yang anggun.

Namun, saat mereka bertiga hendak membungkukkan badan mereka untuk berpamitan. Tiba-tiba Vyora mengatakan sesuatu yang membuat gerakan mereka seketika terhenti.

"Apa Anda memiliki waktu luang, Lady Ravenscorft?"

Seketika Sera bergeming. Ia hanya menatapnya dengan ekspresi datar. Meski dalam hati Sera mengumpat. Sebenarnya apa lagi yang diinginkan oleh wanita ini.

Sontak Sera menghela nafasnya dengan pelan. Sebelum akhirnya ia memilih untuk kembali duduk di tempatnya.

"Tentu, Baginda." Ucap Sera dengan sopan.

Ia ingin tahu apa yang diinginkan Ratu ini darinya. Setelah perkataannya yang secara terang-terang. Membawa sosok pria bergelar Putra Mahkota dalam pembicaraan mereka.

Sontak Vyora mengembangkan senyumnya. Matanya kemudian bergerak dari Sera ke arah Eluned dan Eva yang tetap berdiri di tempat mereka dengan pandangan terkejut.

Sontak Eva dan Eluned yang mengerti arti pandangan yang diberikan oleh Vyora. Kemudian membungkukkan tubuh mereka dengan rendah pada Vyora.

Namun, sesaat sebelum pergi. Eluned sempat mendelikkan matanya dengan tajam pada Sera. Yang kemudian dibalas dengan tatapan acuh oleh Sera. Sedangkan Eva sudah berjalan terlebih dahulu menuju pintu keluar.

"Apa ada yang ingin anda katakan pada saya, Baginda?" Ucap Sera begitu pintu ruangan tersebut tertutup rapat dan hanya meninggalkan mereka berdua.

Sontak Vyora terkekeh kecil. Lalu merilekskan tubuhnya.

"Anda terlalu terburu-buru, Lady. Bagaimana saya menunjukkan sesuatu terlebih dahulu pada anda." Ujar Vyora sambil pandangannya teralihkan pada luar jendela.

"Baiklah, saya akan ikut dengan senang hati."

*****

Sontak Eluned melangkahkan kakinya ke halaman depan istana dengan penuh kegelisahan. Wajahnya menunjukkan ekspresi kesal yang sulit dia sembunyikan. Dalam benaknya Eluned terus memikirkan Ratu dan Lady Ravenscorft.

Sebenarnya apa yang ingin Ratu bicarakan pada perempuan itu. Namun, seketika matanya tak sengaja melirik seorang perempuan yang berjalan melewatinya. Perempuan itulah yang pertama kalinya dia temu dalam ruangan tadi.

"Hei, kau!" Seru Eluned.

Sontak Eva yang merasa dipanggil pun menghentikan langkahnya. Lalu menolehkan kepalanya pada Eluned.

"Kau putri dari Duke Quickbeam?" ucap Eluned dengan sedikit memiringkan kepalanya.

"Iya, apa ada sesuatu yang bisa saya bantu, Lady?"

"Aku baru mendengar nama marga Quickbeam. Bagaimana kau bisa dekat dengan Baginda Ratu? Setahuku Baginda tak mudah dekat dengan orang baru." Ucap Eluned dengan sinis.

Tanpa sadar Eva menarik sedikit salah satu sudut bibirnya ke atas. "Apa maksud anda. Saya tidak pantas dekat dengan Baginda Ratu, Lady Eluned?"

"Sepertinya kau mengerti ucapanku. Setelah Lady Ravenscorft kini kau putri bangsawan rendahan pun menjadi sainganku." Geram Eluned.

"Apa kau mendekati Baginda untuk mengincar posisi tersebut?" Tuding Eluned.

Lantas Eva yang mendengar itu tersenyum tipis. "Lady, saya memang bangsawan rendahan. Tapi saya tidak tahu kalau anda sangat ketakutan posisi tersebut bukan menjadi milik anda. Hanya karena kedekatan saya dengan Baginda ratu."

Sontak Eluned mengerutkan keningnya. "Apa?!"

Seketika Eva melangkahkan kakinya mendekati Eluned. Eluned yang melihat perempuan itu mendekatinya. Sontak mengangkat sebelah alisnya.

"Lady, bukankah seharusnya anda lebih takut. Jika Lady Ravenscorft yang mendapatkan posisi tersebut. Sepertinya Baginda Ratu menaruh perhatian yang cukup besar padanya."

Lantas Eva kembali memundurkan langkahnya. Lalu menundukkan kepalanya dengan rendah.

"Senang bisa bertemu denganmu, Lady." Ucap Eva.

Sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Eluned yang menatap tajam padanya. Sontak Eluned mengepalkan kedua tangannya. Begitu perempuan itu berjalan menjauhinya.

"Sialan, dia bilang aku ketakutan hanya karenanya." Gerutu Eluned.

"Tapi, jika di pikir-pikir lawan terberatku memang perempuan jalang itu." Sambungnya.

Eluned seketika berdecak kesal. "Apa aku singkirkan saja dia."

*****

Di lain tempat, Sera menatap datar ke arah sebuah mahkota yang di simpan dalam kaca pelindung. Mahkota itu bersinar dengan gemerlap. Hingga sinar cahayanya memantul pada kaca pelindung tersebut.

Matanya kemudian kembali mengarah pada Vyora yang tersenyum pada mahkota tersebut.

"Bukannya benda ini mempesona Lady."

Sera tak menjawab. Matanya kemudian beralih pada benda tersebut. Memang benar mahkota itu sungguh mempesona. Namun, ia tak mengerti kenapa Ratu menunjukkan hal itu padanya.

"Sepertinya benda ini akan semakin mempesona. Jika Lady yang memakainya." Ucap Vyora secara terang-terang, yang kemudian pandangannya beralih pada Sera.

Sontak Sera kembali mengalihkan pandangannya pada Vyora dengan datar. "Maksud, Baginda. Saya akan mempesona jika menjadi Putri Mahkota?" Tukas Sera.

Seketika Vyora terkekeh kecil begitu mendengar perkataan Sera. "Seperti biasa anda selalu mengerti arah tujuan pembicaraan saya, Lady."

Seketika Sera memutarkan kedua bola matanya dengan malas. Seraya menghembuskan nafasnya pelan. Kini ia mengerti mengapa sedari tadi Ratu ini membicarakan Putra Mahkota dalam pembicaraan mereka.

"Saya ingin bekerja sama dalam menjalankan bisnis ini dengan anda, Lady." Ucap Vyora dengan santai.

"Setahu saya Lady Eluned sudah mendapatkan pendidikan sedari kecil untuk menjadi Putri Mahkota. Lagipula bukankah dia kerabat jauh anda, Baginda?" Cecar Sera.

"Ya, anda benar. Duke Eluned memang kerabat jauh saya. Tapi anda pasti mengertikan. Bukan hanya pendidikan yang diperlukan oleh seorang Putri Mahkota." Balas Vyora dengan tersenyum penuh arti.

Sera yang mengerti ucapan itu. Seketika bergeming. "Lalu bagaimana dengan Lady Quickbeam. Bukankah anda juga berniat menjadikannya sebagai salah satu kandidat itu." Ucap Sera dengan pandangan lurus ke depan.

"Jangan bilang anda merasa terkucilkan." Sahut Vyora dengan cepat.

Sontak Sera tersenyum miring. "Untuk apa saya merasa seperti itu."

"Anda benar. Untuk apa anda merasa seperti itu. Padahal anda memiliki sesuatu yang lebih dari mereka punya." Seketika Sera melirik datar pada wanita yang berada di sampingnya.

"Kekuasaan serta hak istimewa yang dimiliki oleh Grand Duke. Bukankah cukup untuk menjadikan anda sebagai kandidat Putri Mahkota." 

"Mungkin maksud anda kekuasaan yang dimiliki ayah saya. Bisa menjadi batu loncatan untuk saya?" Tukas Sera kembali.

"Kenapa tidak? Kalau saya jadi anda. Mungkin akan saya gunakan kekuasan dan hak itu sebaik mungkin."

Sera tak menjawab. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak tahu saja. Jika di kehidupan sebelumnya ia sudah pernah mencobanya.

Namun, malah berakhir mati di tangan Lucian. Lagipula di kehidupan kali ini, dia sudah tidak menginginkan hal itu. Malah ia ingin menghindar dari semua yang berkaitan dengan pria itu.

"Apa anda ingat sumpah setia yang keluarga anda ucapkan pada kekaisaran."

Seketika Sera terhenyak. Sial, kenapa ia bisa lupa akan hal itu.

Vyora yang memperhatikan raut wajah Sera. Sontak menarik sudut bibirnya kembali ke atas.

"Keluarga anda bersumpah setia pada keluarga kekaisaran. La---."

"Keluarga saya hanya bersumpah pada kekaisaran. Bukan keluarga kekaisaran." Sela Sera dengan cepat.

Vyora seketika terdiam. Namun, tak lama dia kembali tersenyum tipis. "Keluarga anda memang bersumpah pada kekaisaran. Namun, anda tidak lupa jika keluarga anda sedari dulu ikut mengabdikan diri pada keluarga kekaisaran juga."

Sera hanya terdiam tak menjawab. Sepertinya wanita ini tidak akan melepaskannya dengan mudah. Apa ia harus melakukan pengkhianatan secara terang-terang agar dirinya terlepas.

Padahal selama ini, ia selalu menghindari untuk berinteraksi dengan keluarga kekaisaran. Agar tidak menimbulkan perspektif di kalangan para bangsawan lain. Tapi meski sudah menghindarinya sejauh mungkin.

Tetap saja ia ikut terseret kedalamnya. Ini semua gara-gara pria bedebah itu. Jika pria itu tidak berinteraksi padanya di hadapan banyak orang, termasuk keluarga kekaisaran sendiri. Mungkin ia tidak akan berada di posisi seperti ini.

"Saya bisa jamin bisnis ini tidak akan merugikan anda sama sekali." Ucap Vyora dengan pandangan yang tak pernah lepas dari Sera.

"Anda tidak perlu terburu-buru menjawabnya. Saya mengerti kalau anda perlu waktu untuk memikirkannya." Sahut Vyora dengan tenang.

*****

Sera terus-menerus mengeluarkan decakan frustrasi tanpa henti. Seiring langkah-langkahnya yang menuju kereta kuda. Mata tajamnya menatap lurus ke depan. Percakapannya dengan Ratu pun terus berputar-putar di dalam benaknya.

Apa kali ini ia harus meminta pada sang ayah untuk membantunya menangani masalahnya kali ini.

"Argh, sial. Ini semua gara-gara Lucian." Geram Sera.

"Dia menyeretku secara tidak langsung dalam politik wanita itu. Andai saja dia muncul di hadapanku saat ini. Akan ku hantam wajah pria itu."

Namun, siapa sangka. Ucapan Sera benar-benar terwujud. Seolah dewa langsung mengabulkan perkataannya tersebut. Secara kebetulan Lucian muncul di hadapan Sera. Dengan raut wajah terkejut menatapnya.

"Sera, aku tak tahu kau ada disini. Kebetulan ada yang ingin aku bicarakan padamu." Ujar Lucian dengan serius.

Sontak Sera yang sedang menatap datar pun. Seketika tersenyum miring. "Kebetulan juga ada yang ingin saya lakukan pada anda."

*****

Namratsr | Na

Continue Reading

You'll Also Like

202K 16.1K 53
Estelle Sol Artie Merupakan Seorang Ratu dari kerajaan Amber. Wajah yang sangat cantik,Tegas dan bijaksana membuat ia dicintai oleh rakyatnya. Rambut...
24.5K 4K 22
2nd book of "I Want You" Status : Ongoing (Daily Update, Free Saturday or Sunday) ***** Bagaimana jika karakter novel bisa melintasi perbedaan dimens...
363K 20.9K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
3.6M 357K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...