MI CASA

By Shjwxx_

36.3K 5.8K 870

Ketika bunga sakura tengah bermekaran di pertengahan bulan Mei, Park Roseanne harus merasakan pahitnya kehila... More

El principio
Uno
Dos
Tres
Cuatro
Cinco
Seis
Siete
Ocho
Nueve
Diez
Once
Doce
Trece
Catorce
Quince
Dieciséis
De diecisiete
Dieciocho
Diecinueve
Veinte
Veintiuno
Veintidós
Veintitrés
Veinticuatro
Veinticinco
Veintiseis
Veintisiete
Veintiocho
Veintinueve
Treinta
Treinta y uno
Treinta y dos
Treinta y tres
Treinta y cuatro
Treinta y cinco
Treinta y siete

Treinta y seis

352 53 4
By Shjwxx_


Pagi hari ini Jisoo sudah terlihat rapih dengan jas coklat yang dulu pernah di belikan Ibu untuknya ketika ia lulus dari SMA. Hari ini, Selasa, adalah jadwal sidang perdana dari Kim Jennie oleh karena itu Jisoo harus tampil serapih mungkin. Di depannya sudah duduk Lisa dan Rosé yang sudah mengenakan seragam sekolah mereka masing-masing.

"Hari ini harus benar-benar pergi ke Sekolah yah, tidak boleh bolos seperti kemarin," peringat Jisoo. Pasalnya kemarin kedua adiknya kedapatan tengah asyik berjalan-jalan di sekitar Sungai Han oleh Seokjin. Pria itu lantas mengadukan hal tersebut kepada Jisoo. Jadilah kedua adiknya itu mendapatkan omelan maut darinya.

Bibir Lisa mengerucut, anak itu memainkan salad di depannya dengan tak minat, "Iya-iya tidak akan bolos," sahutnya setengah hati.

"Janji?" tanya Jisoo

"Iya, janji"

"Nah, ini baru anak pintar," ucap Jisoo, "Sudah, ayo di makan sarapannya jangan memainkan makanan seperti itu tidak baik. Sepulang dari sidang eonnie janji akan membeli bahan-bahan masak agar kalian tidak hanya makan sayur ini saja"

"Eum, eonnie," sahut Rosé pelan, "Aku dan Lisa benar-benar tidak boleh datang ke persidangan Jennie eonnie yah? Aku tahu Jennie eonnie pasti sedang gugup saat ini, aku ingin memberinya kekuatan"

"Iya eonnie, bolos sehari lagi tidak akan mengurangi tingkat kecerdasanku dengan Rosé kok," timpal Lisa, "Boleh yah eonnie?" lanjutnya sambil menunjukkan puppy eye'snya pada Jisoo. Berharap sang kakak mampu luluh dengan wajah imutnya.

"Aku tahu kalian pasti sangat mengkhawatirkan Jennie, aku paham itu. Tapi maaf untuk sekarang jawabanku tetap tidak. Biar bagaimana pun pendidikan kalian tetap penting, kalian harus bisa mempertahankan kelakuan baik kalian di Sekolah sementara waktu agar sekolah tidak memiliki alasan lain untuk mendepak kalian keluar secara tidak terhormat. Aku tidak ingin kalian memiliki catatan buruk selama bersekolah di sana karena imbasnya kalian akan sulit di terima di sekolah baru. Kalian ingin pindah ke Busan high school bersama Minnie kan?"

Lisa dan Rosé menunduk lalu menganggukan kepalanya pelan, Jisoo tersenyum ia pun mengusap rambut kedua adiknya dengan sayang, "Aku tahu datang ke Sekolah itu rasanya seperti kalian menjatuhkan diri ke dalam kubangan neraka, aku paham kalian sudah tidak nyaman di sana dengan segala tingkah tidak manusiawi anak-anak di sana, tapi eonnie mohon bertahan sedikit lagi. Eonnie akan pastikan kalian keluar dari sana dan masuk ke sekolah yang lebih baik yang mampu memanusiakan manusia. Soal Jennie, meskipun kalian tak ada di sana Jennie akan selalu tahu bahwa kalian tetap mendukungnya meski dari jauh"

"Baiklah eonnie, kami mengerti. Tolong wakilkan kami untuk Jennie eonnie yah" ucap Rosé

"Eonnie pasti akan mewakilkan kalian dengan baik. Sekarang ayo cepat berangkat, kalian tak ingin sampai terlambat bukan?"

"Kalau begitu aku dan Rosé berangkat dulu eonnie, sampai jumpa di rumah" ucap Lisa sambil bangkit berdiri menuju ke arah belakang kursi roda Rosé.

"Hati-hati di jalan yah. Jika ada yang nakal pada kalian lawan saja" ucap Jisoo

Lisa tersenyum kecil, "Eonnie tak perlu khawatir pada kecoa-kecoa itu," ucapnya, "Kami berangkat" Lanjutnya sambil mendorong kursi roda Rosé keluar dari apartement.

Lisa tiba-tiba menghentikan langkahnya beberapa meter dari gerbang sekolah. Hal itu tentunya membuat Rosé bingung hingga gadis itu mendongakkan kepalanya untuk dapat melihat sosok Lisa yang menatap lurus ke depan, "Ada apa Lisa-ya? Kau ingin bolos lagi?" tanyanya

"Tidak," ucap Lisa sambil membuka tasnya lantas mengambil dua buah jas hujan dan juga dua buah payung, "Rosé-ya, tolong kenakan ini," ucapnya sambil menyerahkan salah satu jas hujan pada Rosé.

"Loh ini untuk apa? Sekarangkan sedang tidak turun hujan" ucap Rosé heran

"Kita akan berperang," ucap Lisa sambil menaikkan tudung jas hujan pada kepalanya, ia juga mengeluarkan face shield dari dalam tasnya lalu mengenakannya terlebih dahulu pada Rosé. Rosé yang kebingungan tetap mengikuti permintaan Lisa, meskipun gadis itu merasa malu karena jadi bahan tontonan orang-orang yang lewat di sekitarnya dan Lisa.

"Let's start the war" ucap Lisa kembali mendorong kursi roda Rosé masuk melewati gerbang sekolah mereka.

Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Keadaan koridor sekolah nampak begitu sepi dan damai. Namun, hal tersebut tak bertahan lama kala dengan tiba-tiba ada banyak sekali tepung dan telur yang di lemparkan ke arah Lisa dan juga Rosé. Dalam hati Lisa berdecih jengkel, orang-orang yang merundungnya ini memang tidak memiliki variasi lain lagi apa? Selalu saja melemparkan tepung dan telur ke arahnya dan juga Rosé. Padahal bahan-bahan itu akan lebih berguna jika digunakan untuk membuat kue daripada melemparkannya pada Lisa dan juga Rosé.

"Wah, wah, wah. Aku kira kalian sudah tak memiliki muka untuk datang ke sekolah kami lagi. Tapi, ternyata adik dari seorang pelaku kriminal memang tak punya malu yah" ucap Jinhee sambil tersenyum ponggah di hadapan Lisa juga Rosé.

Lisa tak bersuara, gadis itu berjalan perlahan menuju Jinhee. Tanpa di sangka-sangka Lisa langsung memeluk gadis itu dengan erat yang menyebabkan Jinhee memekik jijik karena bekas-bekas telur dan tepung yang mengenai jas hujan Lisa kini tertempel di seragamnya. Lisa bahkan mengusap-usap rambut Jinhee dengan tangannya yang di lumuri telur membuat Jinhee makin menjerit bahkan mulai menangis. Hal itu tentunya menjadi tontonan bagi siswa dan siswi yang lain yang turut mengernyit jijik menatap Jinhee.

"APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!" Teriak Jinhee kesal sesaat setelah Lisa melepaskan pelukannya. Ia menatap jijik pada seragamnya yang kini berbau amis.

"Kita impas," ucap Lisa enteng

"KAU GILA YAH!"

Wajah Lisa tiba-tibe berubah datar, "Kau tak suka bukan jika terkena telur dan tepung seperti itu? Sama. Aku dan Rosé juga tak menyukainya, jadi kau harus merasakan apa yang kami rasakan setiap harinya"

"Dengar yah, anak manja. Lebih baik berhenti merundung kami atau hal buruk akan terjadi padamu," ucap Lisa tajam

"Cih, lihat saja aku akan membuatmu dikeluarkan dari sini!" ucap Jinhee sambil mengepalkan kedua tangannya erat

Lisa terkekeh sebelum sebelah tangannya bertengger di bahu Jinhee yang lagi-lagi membuat gadis itu memekik jijik. Lisa mendekatkan tubuhnya hingga mulutnya berada di dekat telinga Jinhee, "Hari dimana aku keluar dari sini adalah hari dimana kau akan bertemu dengan mimpi burukmu. Jadi lakukan apapun yang kau inginkan sekarang sebelum semuanya terlambat," ucap Lisa dingin sebelum kembali membuat jarak dengan Jinhee dan memandang gadis itu dengan tatapan datar. Lisa tersenyum miring kala mendapati wajah Jinhee yang menegang. Anak manja seperti ini mau main-main denganku yang sudah di tempa kejamnya dunia sejak kecil? jangan bercanda, pikir Lisa remeh. 

"Tunggu hadiah dariku yah," ucap Lisa ceria sambil menepuk-nepuk pipi Jinhee, "Rosé-ya, ayo" lanjut Lisa setelahnya lalu berjalan untuk mendorong kursi roda Rosé menjauhi kerumunan siswa dan siswi itu.

"Uwoh, Lisa-ya. Kau benar-benar keren tadi!" ucap Rosé sambil memandang kagum ke arah Lisa.

"Hehehe, itu bukan apa-apa Rosé-ya," ucap Lisa bangga, "Nah sekarang kita hanya perlu membuang jas hujan ini saja. Seragam kita aman sentosa sekarang jadi Jisoo eonnie tak perlu keluar uang lagi untuk melaundry  seragam kita"

"LISA MEMANG YANG TERBAIK!" Pekik Rosé selayaknya anak kecil sementara Lisa hanya terkekeh pelan melihat kawannya yang bertingkah imut seperti itu.

Bel pertanda istirahat sudah berkumandang beberap menit yang lalu. Kini Lisa dan juga Rosé tengah menikmati bekal yang di siapkan oleh Jisoo di taman belakang sekolah. Semenjak perundungan yang terjadi kepada keduanya, Lisa dan Rosé sepakat untuk lebih memilih membawa bekal dari rumah dan memakannya di taman belakang sekolah yang sepi daripada harus menjadi objek perundungan dari siswa dan siswi yang berada di kantin sekolah.

"Huft, salad lagi," lirih Lisa kala membuka kotak bekalnya.

"Hei, kau harus bersyukur Lisa-ya. Di luar sana ada anak-anak yang sedang kelaparan dan berharap bisa makan meski hanya selembar selada," nasihat Rosé sambil menyikut tulang rusuk Lisa, "Lagipula Jisoo eonnie sedang sibuk akhir-akhir ini hingga tak sempat berbelanja"

Lisa mengerucutkan bibirnya, "Iya-iya ibu Rosé" balas Lisa

"Ah iya, ngomong-ngomong apakah sidang Jennie eonnie sudah di laksanakan yah?" tanya Rosé sambil menusuk tomat lalu memasukkanya ke dalam mulutnya.

"Tak tahu, bagaimana kalau kita coba hubungi Jisoo eonnie saja?"

"Ide bagus!" pekik Rosé

Baru saja Lisa hendak mengambil handphonenya, tiba-tiba saja benda berbentuk segiempat itu bergetar panjang pertanda bahwa ada panggilan masuk yang ternyata berasal dari Jisoo. Tanpa menunggu lama, Lisa pun langsung mengangkat telepon dari sang kakak. Tak lupa ia juga meng-loud speaker panggilan itu agar Rosé dapat mendengarkan.

"Jisoo eonnie, baru saja aku dan Rosé hendak meneleponmu. Bagaimana sidang Jennie eonnie? Apakah keputusannya sudah keluar?" ucap Lisa

"Masih belum, ini baru sidang perdana saja. Sidang selanjutnya terkait penjatuhan hukuman Jennie masih akan di jadwalkan" jelas Jisoo

"Ah, begitu. Kalau begitu sidang selanjutnya aku dan Rosé boleh datang yah eonnie?" ucap Lisa dengan suara memelas.

Ada hening yang tercipta sebelum Lisa dan Rosé mendengar sang kakak menghela napasnya pelan, "Baiklah"

"ASIKKKK!" Pekik Lisa dan Rosé berbarengan yang membuat Jisoo di seberang sana terkekeh pelan.

"Kalian itu hendak menghadiri persidangan bukannya pergi piknik, kenapa senang sekali?" tanya Jisoo

"Habisnya aku dan juga Lisa ingin memberikan dukungan moril kepada Jennie eonnie. Persidangan itu pasti membuatnya tertekan" jelas Rosé

"Kalian memang adik-adik eonnie yang baik. Ya sudah kalau begitu eonnie tutup dulu yah teleponnya, eonnie harus pergi bekerja sekarang. Ah, iya, di Sekolah aman kan?"

"Tenang saja eonnie, tak akan ada yang berani macam-macam padaku maupun Rosé sekarang" ucap Lisa dengan bangga.

"Baiklah kalau begitu, eonnie tutup yah teleponnya. Jika ada apa-apa kabari eonnie, okey?" ucap Jisoo

"Baik eonnie," ucap Lisa dan Rosé kompak lalu setelahnya telepon pun di tutup bersamaan dengan bel tanda istriahat yang telah usai.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita kembali ke kelas" ucap Lisa sambil bangkit berdiri lantas langsung mendorong kursi roda Rosé menjauhi area taman belakang sekolah.

Holla long time no see, gimana nih kabar kalian? Semoga sehat semua yaah. Sebenernya Jiwoo mau update ini minggu kemarin cuman laptop jiwoo mendadak bermasalah untung aja data-datanya gak sampe hilang karena jiwoo belum sempat mindahin draft Mi casa dari word ke wattpad T.T

Anyway, semoga kalian suka yah dengan sedikit revange dari mbak Lilis untuk Jinhee🙄. Hope you have a great day. Don't forget to vote and comment. See you on next chapter~

—kissandhug—

Continue Reading

You'll Also Like

63K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
84.4K 7.9K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
521K 5.6K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
104K 10.1K 27
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...