Segitiga Sama Sisi

By PaprikaMerah

258K 13.2K 277

"Aku suka sama bossku sendiri itu wajar kan? Dia ganteng, charming, bijaksana tapi ya gitu dia nggak suka sam... More

Prolog
Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
Bagian Kelima
Bagian Keenam
Bagian Ketujuh - Dave POV
Bagian Kedelapan - Bima POV
Bagian Kesembilan
Bagian Kesepuluh
Bagian Kesebelas
Bagian Keduabelas
Bagian Ketigabelas
Bagian Kelimabelas
Bagian Keenambelas
Bagian Ketujuhbelas
Bagian Kedelapanbelas
Mohon Maaf Lahir Batin
Bagian Kesembilanbelas
Bagian Keduapuluh
Bagian Keduapuluhsatu
Bagian Keduapuluhdua
Bagian Keduapuluhtiga
Bagian Keduapuluhempat
Bagian Keduapuluhlima
Bagian Keduapuluhenam
Bagian Keduapuluhtujuh
Bagian Keduapuluhdelapan
Bagian Keduapuluhsembilan
Bagian Ketigapuluh
Bagian Ketigapuluhsatu
Bagian Ketigapuluhdua
Bagian Ketigapuluhtiga
Bagian Ketigapuluhempat
Bagian Ketigapuluhlima
Bagian Ketigapuluhenam
Bagian Ketigapuluhtujuh -epilog-

Bagian Keempatbelas

5.9K 365 5
By PaprikaMerah

"Mbak Gingga! Makan dulu disuruh mama!" teriak Satria dari bawah. Sebenarnya aku sedang memikirkan apa sih, sampai-sampai teriakan Satria barusan membuatku terkesiap. Aneh, belakangan ini aku sering melamun.

Aku klik tombol minimize pojok kanan layar laptop dan segera meninggalkan tugasku sebentar untuk mengisi perutku yang sudah lapar.

"Gimana kerjaan kamu di kantor, sayang?" tanya papa.

"Baik dan lancar-lancar saja kok, pa." jawabku lemas. Seharusnya aku bilang kalau disana buruk. Aku terjebak cinta lokasi sama bos ku sendiri dan terlibat cinta terlarang dengan sepupu bos ku itu. Salah, bukan aku yang terlibat cinta terlarang tapi Bima. Bukannya aku geer tapi dia selalu saja "menghantui" ku padahal dia tahu aku menyukai bos ku yang nggak lain adalah sepupunya sendiri.

Tapi, sekarang ceritanya akan beda. Aku nggak akan mungkin memilih mereka berdua karena keutuhan keluarga mereka jauh lebih penting dari sekedar perasaanku ini.

Aku memilih mundur dari kehidupan mereka. Terserah kalau aku dibilang gampang menyerah. Tapi sekali lagi aku bilang kalau aku lebih memilh mereka-termasuk oma-bahagia.

Aku masih ada orang tua lengkap, adikku yang menyebalkan tapi menghibur dan juga kedua sahabatku Sinar dan Indri.
Mereka bisa menghiburku.
Sedangkan Bima dan Dave, meskipun mereka dua cowok tajir tapi mereka nggak bisa menemukan keutuhan dan kehangatan sebuah keluarga.

Aku akui kalau kedua orang tuaku juga worka holic, tapi aku lebih beruntung sedikit karena mereka akan menjadi orang tua seutuhnya kalau berada di rumah.

"Kata Satria kamu punya pacar ya?" selidik mama. Aku menoleh horror ke arah Satria di sampingku yang pura-pura menulikan telinganya.

"Nggak ma. Gingga masih seorang jomblowati." kataku meringis.

"Mbak nggak boleh gitu. Masa nggak ngakuin pacarnya sendiri. Nanti mas Bima kecewa loh?" sahut Satria.

Lihat, dia sudah berani menyahuti obrolanku dengan mama. "Bima bukan pacar aku. Jangan sok jadi wartawan infotainment deh." aku mengacungkan garpu di depan wajahnya.

"Awwww...sakit papa!" telingaku sukses dijewer oleh papa.

"Gimana mau dapat jodoh kalo kelakuan gitu kayak preman." kata papa. Satria yang merasa dibela, memeletkan lidahnya ke arahku.

"Kamu juga Satria, jangan suka ngeledekin mbak kamu. Urusin tuh sekolah kamu. Dari SD sampai kelas dua SMA mana pernah papa lihat kamu dapat ranking di kelas." aku balas mengejek ke arah Satria. Bocah itu hanya mendengus kesal.

Selesai makan malam, rutinitas kami biasanya duduk di ruang tengah sambil menonton acara di televisi.

Di tengah-tengah asyiknya kami menonton telpon rumah berdering. Mama langsung beranjak menuju telpon yang terletak di atas nakas dekat televisi. Sepertinya mama bicara serius dengan seseorang di telpon. Hampir lima menit mama menelpon.

"Aduh pusing!" seru mama setelah menutup telpon.

"Kenapa ma?" tanya papa. Aku yang sibuk dengan setoples kacang atom ikutan pasang kuping.

"Itu pa, bu Tia atasan mama nanyain orang baru untuk jadi sekretarisnya. Soalnya sekretaris yang lama mengundurkan diri. Mama kan belum dapat instruksi buat buka lowongan di tempatnya" kata mama sedih.

Tring!

Sebuah lampu di atas kepalaku menyala. Apa aku saja yang menjadi sekretaris bu Tia dan aku re-sign dari kantor Dave. Dengan begitu, aku nggak akan berurusan dengannya lagi.

"Ma, bu Tia lagi butuh sekretaris ya?" Mama mengangguk lemah.

"Kalau aku yang melamar jadi sekretarisnya, bisa kan?" tanyaku dengan senyum menawan.

Mama dan papa saling bertatapan.

♥♥♥♥♥

Bima POV

Beberapa pakaian aku masukkan ke dalam tas besar hitam milikku.
Ya, aku memutuskan akan tinggal di rumah oma. Sesekali aku akan mengunjungi apartemenku.

Pertemuan dengan oma dua hari yang lalu membuahkan hasil.
Kami saling memaafkan. Ini nggak lepas dari campur tangan Gingga.
Dia yang menelpon ku untuk bertemu dengannya di restoran dekat tempat kerjanya.

Ternyata disana sudah ada oma. Sepeninggalnya dia, suasana kaku terjadi.

"Apa kabar cucu oma?" tanya oma membuka percakapan.

"Baik" jawabku dengan singkat. Lalu hening lagi.

Sampai satu perkataan oma membuatku bungkam. "Oma minta maaf. Oma minta maaf Bima" kata oma dengan terisak.

Meskipun aku tahu oma membenci mamaku dulu, tapi aku pun nggak tega melihat orang yang lebih tua dariku memohon padaku. Aku menggenggam tangan hangat oma.

"Bima yang harusnya minta maaf oma. Bima keras kepala. Bima memang...nggak bisa oma banggakan. Nggak seperti Dave."

"Setiap malam mama datang ke mimpiku dan mengatakan kalau mama nggak membenci oma. Mama minta aku kembali ke rumah oma supaya aku nggak kesepian lagi"

Dari hasil pertemuan itu, terdapat hasil yang memuaskan. Aku kembali ke rumah oma.

Aku kemudikan Pajero putihku menuju rumah oma. Selama perjalanan, aku berusaha menelpon Gingga. Tapi cewek itu nggak menjawab telponku. Oma bilang kalau Dave belum tahu soal ini dan kami akan memberikannya surprise.

Akhirnya aku sampai. Di halaman, aku melihat mobil Dave terparkir. Berarti dia ada di rumah.

"Mas Bima, silakan masuk. Anda sudah ditunggu nyonya besar di ruang tamu." kata seorang wanita yang bekerja di rumah oma.

Sudah lama aku nggak kesini lagi. Terakhir mungkin sejak lulus SMA karena setelahnya aku dan orang tuaku pindah rumah.

"Selamat datang cucu oma sayang." kata oma sambil memelukku.

"Dave dimana oma?" tanyaku penasaran.

"Dia ada di kamarnya. Oh ya, di seberang kamar Dave, itu kamarmu sekarang. Nanti bibi saja yang bawakan tasmu." kata oma.

"Nggak usah oma. Aku bisa sendiri. Kalo begitu, aku ke kamar Dave dulu."

Aku menaiki tangga menuju lantai dua. Agak sedikit berubah dari rumah ini. Mulai dari warna cat, peletakkan beberapa barang hingga foto keluarga Dave dan keluargaku yang terpampang bersebelahan.

Dulu, aku nggak pernah menemukan foto keluargaku di rumah ini selain di rumahku sendiri.
Karena masih sedikit kecil, aku belum mengerti kenapa itu terjadi.

Aku ketuk pintu kamar Dave. "Sudah aku bilang, aku nggak lapar. Bilang sama oma!" teriak Dave.
Hey, dia kira aku pembantu disini kali. Enak saja. Langsung aku buka pintunya dan astaga....kamarnya berantakan sekali.

Ini melebihi kandang ayam. Nggak bisa dipercaya seorang CEO perusahaan besar ternyata tabiatnya seperti anak ABG yang diputus cinta.

"Lo? Sejak kapan lo disini?" tanya Dave terkejut.

"Nggak penting sejak kapan gue disini. Yang pengin gue tanya, sejak kapan kamar lo hancur kayak gini? Abis kesapu ombak nih kamar?" cercaku. Dengan santainya, aku buang tas besarku ke ranjangnya yang dipenuhi kaleng-kaleng minuman soda.

"Gue serius. Mau ngapain lo disini?" Dave menghampiriku dan duduk bersebelahan denganku. Aku menarik nafas panjang karena aku akan menceritakan kronologinya dari awal.

"Jadi, Gingga yang sudah buat lo dan oma baikan?" tanya Dave akhirnya. Aku bergumam.

"Gue belum sempat bilang terima kasih sama dia karena sudah mempertemukan gue sama oma. Sejak di restoran kemarin pun sampai sekarang dia nggak pernah ada kabar lagi"

Memang benar, setiap aku telpon nomernya kalo nggak lagi sibuk ya..nggak aktif. Whatsapp, Line, sms nggak ada satupun yang dia balas.

"Dia mengundurkan diri dari kantor gue tadi pagi." kata Dave pelan.

Apa? Gingga mengundurkan diri? Apa alasannya? Ataukah karena dia menyerah untuk mendapatkan Dave?

Kalau iya, bodoh sekali anak itu. Atau jangan-jangan kamar Dave yang mirip daerah kena bencana ini, akibat Gingga mengundurkan diri sehingga Dave merasa stress berat.

-------------

Makasih atas segala partisisapinya. Ups..partisipasinya. hehehe *garing*

Aku mau bilang makasih karena udah vote dan add storyku ke list bacaan kalian. Makasih banget *bungkuk dalam dalam*

Tetep tunggu nextnya ya?

*cium satu satu dari Bima*

*peluk satu satu dari Dave*

Lophe,
221092♥

Continue Reading

You'll Also Like

3.4K 142 12
Cerita yang terinspirasi dari lagu-lagu Sheila On 7. Enjoy!
260 68 25
[Cerita ini diikutkan dalam FTV Series 3.0] Airine Seda Christabel Ezerzella kembali jatuh hati setelah sembilan belas tahun gagal move on dari pange...
3.5M 28.1K 6
TERSEDIA LENGKAP DI APLIKASI CABACA DENGAN JUDUL YANG SAMA! TRENDING 1 DI YouTube, INI FAKTA-FAKTA UNIK HUBUNGAN YOUTUBERS CANTIK ANATASYA DAN PEWARI...
2.9M 145K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞