Segitiga Sama Sisi

By PaprikaMerah

258K 13.2K 277

"Aku suka sama bossku sendiri itu wajar kan? Dia ganteng, charming, bijaksana tapi ya gitu dia nggak suka sam... More

Prolog
Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
Bagian Kelima
Bagian Keenam
Bagian Ketujuh - Dave POV
Bagian Kedelapan - Bima POV
Bagian Kesembilan
Bagian Kesepuluh
Bagian Kesebelas
Bagian Ketigabelas
Bagian Keempatbelas
Bagian Kelimabelas
Bagian Keenambelas
Bagian Ketujuhbelas
Bagian Kedelapanbelas
Mohon Maaf Lahir Batin
Bagian Kesembilanbelas
Bagian Keduapuluh
Bagian Keduapuluhsatu
Bagian Keduapuluhdua
Bagian Keduapuluhtiga
Bagian Keduapuluhempat
Bagian Keduapuluhlima
Bagian Keduapuluhenam
Bagian Keduapuluhtujuh
Bagian Keduapuluhdelapan
Bagian Keduapuluhsembilan
Bagian Ketigapuluh
Bagian Ketigapuluhsatu
Bagian Ketigapuluhdua
Bagian Ketigapuluhtiga
Bagian Ketigapuluhempat
Bagian Ketigapuluhlima
Bagian Ketigapuluhenam
Bagian Ketigapuluhtujuh -epilog-

Bagian Keduabelas

5.8K 354 5
By PaprikaMerah

Mobil Bima memasuki kawasan pemakaman umum di daerah Jakarta Timur. Setelah di depan pintu masuk dia membeli dua bungkus kembang dan air wewangian, kami masuk ke area makam.

Aku menggenggam ujung kemeja Bima dan mengikutinya layaknya aku anak ayam yang takut kehilangan induknya.

Tepat di depan makam yang sudah dipugar, dia mengajakku duduk di tepi makam dan menaburkan kembang serta air yang tadi dia beli.

Aku melihat batu nisan itu atas nama Gita Pramudya.

"Ini makam mamaku" kata Bima sebelum aku bertanya. Aku terperanjat kaget.

"Mama, aku kan janji mau bawa cewek yang aku sayang kesini. Ini dia mah orangnya. Namanya Gingga" cepat aku menoleh ke arahnya.

Bima terlihat tegar meskipun aku yakin jauh dilubuk hatinya dia kesepian. "Aku sayang sama Gingga tapi dia justru menyukai sepupuku sendiri"

Astaga! Apa maksud perkataan Bima barusan? Jangan bilang kalau..dia adalah sepupu bos Dave?

Ya Tuhan! Dunia ini terlalu sempit untukku. Kenapa aku berada di lingkaran ini?

"Ayo kita pulang. Kamu harus banyak istirahat"

◆◆

Aku mengajukan cuti untuk beberapa hari ini karena kondisi fisikku yang sangat lemah.

Nggak hanya itu alasanku mengajukan cuti. Aku pun untuk sementara nggak ingin melihat bos Dave. Anggaplah aku sedang belajar untuk nggak dekat-dekat lagi dengannya.

Aku tahu sekarang di sebelahku ada Bima yang sedang menunggu ku untuk bangun.
Tapi rasanya pura-pura tidur seperti ini jauh lebih baik.

Setelah kemarin aku tahu satu hal kalau mereka adalah saudara sepupu rasanya aku sudah nggak punya muka lagi untuk bertemu dengan keduanya.

Dia kah cucu yang nggak bisa diatur? Dan setiap oma kesepian, oma akan mengunjungi makam Gita yang nggak lain adalah mamanya Bima.

"Jangan pura-pura tidur kamu. Aku tahu dari tadi kamu mengintip dari balik selimut" Kenapa dia pintar sekali membaca pikiranku.

Jangan-jangan dia anak buah Dedy Corbuzier.
Mau nggak mau aku membuka selimutku dan melihatnya yang sedang tersenyum padaku.

"Makan dulu nanti kamu malah tambah sakit"
Aku menggeleng. Rasanya belakangan ini nafsu makanku menguap entah kemana.

"Mau makan apa? Seafood? Mie ayam? atau fried chicken?"

Aku nggak akan tergoda dengan aneka menu yang ditawarkannya. Yang aku butuhkan sekarang hanya sendiri. Benar-benar sendiri.

"Kalo kamu pengen sendiri, oke aku keluar. Kalo ada apa-apa hubungi aku"
Tuh kan, dia bisa baca pikiranku. Bima bangkit dari sofa dan meninggalkanku sendiri.

Aku mengunci rapat pintu kamarku dan duduk di belakang pintu.
Aku menangis sejadinya dan menutup wajahku dengan kedua tanganku.

"Oma nggak menyukai mamaku karena berasal dari keluarga biasa. Oma terlalu ikut campur masalah rumah tangga orang tuaku"

Aku mengusap pelan punggung Bima yang bergetar. "Mama diceraikan papaku karena oma yang terus saja mendesak. Maka dari itu, mama pindah ke Makassar dan aku harus ikut sama mama. Itulah alasanku juga saat aku pergi dari kampus tanpa pernah bertemu kamu terlebih dahulu"

"Maaf..mama mu meninggal karena apa?" tanyaku memberanikan diri.

"Mama ku bunuh diri tepat di hari ulang tahunnya. Aku baru pulang dari toko dan membelikannya gaun sederhana yang aku beli pertama kali untuknya. Saat aku pulang ke rumah..mamaku tergantung di langit-langit kamarnya. Sejak saat itu aku nggak tahu harus bagaimana menjalankan hidupku tanpa mama"

Aku memeluk Bima agar dia bisa sedikit tenang. Setidaknya rasa sakitnya perlahan berkurang.
Dibalik sikapnya yang menyebalkan, inilah sosok Bima yang asli. Yang merasa sendiri.

"Hanya Dave satu-satunya keluarga dari papaku yang menyemangatiku. Dia bahkan memintaku untuk menjalankan perusahaan bersamanya namun aku menolak karena alasan aku nggak mampu. Aku lebih memilih membangun EO dari hasil keringatku sendiri" perlahan Bima melepaskan pelukannya.

Dia memegang kedua pipiku dan menghapus air mataku dengan ibu jarinya.

"Kamu sayang kan sama Dave? Ngaku saja" aku menggigit bibir bawahku untuk menahan tangisku yang akan tumpah.

"Dia..dia kembali lagi sama Alina"

♥♥♥♥♥

Aku belum sepenuhnya sehat tapi aku putuskan untuk kembali masuk bekerja.

Berhubung masih ada waktu setengah jam sebelum masuk, aku mampir ke pantry untuk mengambil air.
Rasa haus yang sejak tadi aku rasakan, kini perlahan hilang.

Aku masih duduk di kursi dan menenggelamkan wajahku di atas meja.
Aku ingin semuanya berahkir. Secepatnya aku ingin bertemu oma dan menjelaskan semuanya satu persatu.

"Bos Dave?" aku kaget saat aku mendongakan wajahku, ada bos Dave berdiri di pintu pantry dengan kedua tangan yang dia masukkan ke dalam saku celananya.

"Hm..hmm..bapak mau saya bikinin kopi? Teh atau.."

Bos Dave berjalan mendekat ke arahku. "Sejak kapan kamu manggil saya dengan sebutan 'bapak'?" tanyanya sambil duduk di depanku.

Astaga! Bagaimana aku dengan cepat melupakan dia, kalau setiap hari saja aku harus berhadapan dengannya.

"Sudah seharusnya kan saya manggil dengan sebutan bapak"

Dia mengangguk. "Kenapa waktu itu kamu nitipin saya ke kondektur bis?"

Masalah itu lagi.

"Saya hanya mampu membeli satu tiket dan lebih baik bapak saja yang pulang"

"..."

"Saya duluan pak, permisi"

Aku meninggalkan bos Dave sendiri di pantry.

Drrt..handphoneku bergetar.

Jaga diri baik-baik ya cantik, meskipun aku sibuk tapi aku nggak akan lupa sama kamu :*

Kenapa Bima terus saja mengirimi ku kata-kata romantis seakan dia lah pacarku.

Segaris senyum aku perlihatkan di bibirku.

Mama memberikan ku bekal sandwich smoke tuna untuk makan siang tapi kedua sahabatku, Sinar dan Indri sengaja menghabiskannya dan terpaksa lah aku digeret mereka ke warung sop sapi langganan kami.

Sudah aku bilang beberapa hari ini nafsu makanku hilang.

"Kamu baik-baik saja kan say? Kita khawatir banget sama kamu saat tahu kamu dan pak Dave mengalami kecelakaan" kata Sinar di sela-sela acara makan kami.

Aku menghela nafas banyak-banyak. Mengingat kejadian itu paru-paru ku terasa kehabisan oksigen.

"Pasti selama kalian menghilang, kalian jadi dekat?" goda Indri.

Dekat? Yang ada dia nggak pernah menganggapku ada. Dan itu rasanya menyakitkan sekali.

Sop pesananku hanya aku aduk-aduk tanpa berminat aku memakannya.

"Kenapa nggak dimakan sopnya?" tanya Indri.

"Aku lagi malas makan. Kalo kamu mau, makan saja daripada sayang dibuang-buang" kataku menyodorkan mangkok ayam jago itu kepada Indri.

Dia menerima dengan senang hati karena diantara kami hanya dia yang seperti tempat penampungan kalau makanan kami nggak habis.

"Aku duluan ya soalnya aku baru ingat kalo bos Dave minta dokumen Indo Group setelah makan siang sudah ada di mejanya"

Sinar dan Indri mengangguk dan melanjutkan makannya lagi.

◆◆

Aku harus buru-buru sebelum bos Dave kembali dari makan siangnya. Setelah mendapatkan dokumen yang dicari, aku bergegas menuju ruang bos Dave.

Karena aku pikir bos Dave belum kembali, aku main masuk saja ke ruangannya.

Lututku melemas melihat pemandangan luar biasa hebat di depanku.
Pangeran pujaanku, maksudku mantan pangeran pujaanku tengah asyik berciuman dengan seorang yang cukup aku tahu.

-------------

I'm come back!!!
Betewe, ceritaku ini membosankan nggak sih?
Kasih tau aku ya kalo ada yang nggak berkenan di hati kalian. Dengan senang hati aku akan menerimanya.

Masih setia nungguin vote and comment nih. Buat yang udah add cerita ini ke list kalian, ngasih vote and commentnya, makasih banyak..

Lophe,
221092♥

Continue Reading

You'll Also Like

19.1K 987 33
PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! #Series 3 [TRIOLOGI ALVARETTAM & SOMEDAY] Waktu itu berjalan sama dengan kehidupan yang di rasa sekarang fikiran akan ber...
13.4K 6K 60
"Kamu itu udah takdirnya jadi jomblo seumur-umur. Siapa suruh punya wajah kucel kek gitu!" Satu dari sekian banyak makian untuk Lanang yang memiliki...
72.2K 2.1K 49
[COMPLETED] Bagaimana jika kita mengagumi seorang Laki laki dingin yang selalu berbuat sesuka hatinya? Itu yang Deandra rasakan ketika ia mulai menga...
75.6K 3.8K 63
Pernahkah kalian berada disatu sekolah yang sama tapi tidak saling menyapa? Jika pertanyaan ini diberikan pada Lintang dan Nata, maka jawaban mereka...