Jevano William

By devintasantoso

1.7M 125K 15.6K

Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebag... More

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.⚠️
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. ⛔️
42.
43.
45.
46.
47.
48.
49. 🚫
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.

44.

29.8K 2.1K 172
By devintasantoso

Hari demi hari terus saja berlanjut semuanya masih sama tidak ada yang berubah mau apapun itu.

Liburan akhir semester kali ini tidak sebebas liburan semester sebelumnya, Jeno habiskan liburan semester ini hanya didalam mansion, keluar mansion pun sangat jarang bahkan sepertinya tidak pernah melangkah keluar mansion sama sekali, baru ingin berjalan kearah pintu saja sudah langsung dilarang oleh Roy ataupun bodyguard yang berjaga melihatnya.

Jeno, remaja itu hanya bisa menurut,  sudah sangat malas memberontok karna itu adalah hal yang sangat sia sia menurutnya, setelah dipikir pikir mau Jeno berontak gimana pun Jeffrey akan tetap sama, dan pastinya akan lebih arogan lagi.

Harvand dan Hana sudah tiba diindonesia beberapa hari lalu, Jeno tidak tau. Karna Tiffany dan Jeffrey melarang untuk memberitahunya, jadi jika Jeno melakukan vidio call bersama Hana dan Harvand, mereka selalu bilang masih berada dikorea dan akan pulang nanti, Jeffrey hanya ingin menghabiskan waktu liburan putra bungsunya selalu berada di dekatnya dan nanti akan ada waktunya Jeffrey dan keluarga akan berkunjung ke rumah Harvand.

Harvand dan Hana tidak keberatan sama sekali.

Jeffrey, Jevandra dan Jeandra mengatur ulang jadwal kerja mereka yang tadinya mereka selalu pulang larut malam kadang bekerja dari pagi ketemu pagi sampai lupa waktu, sepanjang malam dihabiskan hanya didalam ruangan besar itu dan bertempur dengan dokumen pekerjaan, dan sekarang mereka pulang kerja paling lambat jam 17:00 sore, yap untuk menemani si bungsu di mansion bersama Tiffany tentunya.

Layar televisi besar yang berada didalam kamar Jevandra menayangkan sebuah serial flim animasi the lion king, adik kecilnya menonton flim animasi tersebut dengan tenang sembari memeluk sebuah boneka pinguin dengan ukuran besar yang dibelikan oleh Jashon sebelum Jashon kembali kecanada.

Sejak dibelikan boneka yang besar itu Jeno selalu membawanya kemana mana, karna katanya lembut jika dipeluk atau dijadikan bantal.

Sepertinya Jashon mengerti apa yang di sukai oleh keponakan nya ini.

Jari lentik Jeno sibuk memainkan telapak tangan kaka pertamanya, sesekali Jeno memainkan jari telunjuk Jevandra namun kedua bola matanya tetap fokus kepada serial animasi hewan, ada Tiffany juga yang duduk disalah satu sofa panjang yang berada dikamar putra sulungnya, ibu anak tiga itu juga ikut menonton flim animasi ditemani oleh semangkuk salad buah, dan beberapa cemilan ringan untuk Jeno.

Sejak Malvin sudah kembali dan ikut kedua orang tuanya kembali ke canada, Jeno jadi merasa kesepian lagi, tidak ada teman bermain, ada sebenarnya kedua kakanya, namun Jeno ingin bermain dengan anak seumurannya.

Singkatnya sebenarnya Jeno juga kangen bermain dengan ketiga sahabatnya, Haikal, Ardan dan Dewa, sering kali mereka memberinya pesan agar ikut bermain namun setiap izin kepada sang bunda, Tiffany mengizinkannya namun Jeffrey dan kedua putranya tidak memberi izin.

Pintu kamar milik Jevandra diketuk dari luar dua kali, setelah mendapat izin dari sang pemilik kamar, pintu kamar langsung terbuka menampilkan Jeffrey serta Jeandra yang baru saja kembali dari perusahaan, karna tadi disana ada sedikit masalah kecil disalah bagian khusus dan berakhir harus melakukan meeting mendadak.

Sepertinya putra bungsu robinson itu terlalu fokus dengan animasi disney hingga tidak menyadari keberadaan papah serta kaka keduanya yang sudah masuk kedalam kamar Jevandra.

Jeandra langsung saja melewati langkah Jeffrey agar ia lebih dulu menempati posisi pinggir ranjang sebelah kanan Jeno yang masih kosong, Jeffrey yang sudah dibalap lebih dulu oleh putra tengahnya hanya memperlihatkan ekspresi wajah datar.

Jeno menoleh kebelakang ketika merasakan badannya dipeluk seseorang, Jeandra menatap adiknya lalu membalikkan tubuh kecil Jeno untuk menghadap kearahnya namun Jeno menolak, Jeno ngin menonton serial disney yang sebentar lagi sepertinya akan habis, ia kembali memeluk boneka pinguinnya dengan tangannya yang kembali memainkan telapak tangan Jevandra.

Merasa diabaikan oleh sang adik dan merasa cemburu dengan Jevandra.

Jeandra tak mau kalah ia semakin memeluk kenceng tubuh adik kecilnya, terus menerus memberikan kecupan dipipi chubby, membuat acara menonton disney Jeno terganggu.

" KA IHH! " Teriak Jeno kesal dan cukup kencang.

" Jean stop. " Perintah Jevandra, namun Jeandra tak mau berhenti.

Ada saja hal jahil yang dilakukan kepada adik kecilnya.

Jeno yang merasa kesal pun bangun dari posisi tidurannya, mengambil boneka pinguin besar miliknya dan langsung menindih tubuh Jeandra dengan boneka besar itu, dibagian wajahnya sengaja ia tekan agar Jeandra tidak bisa bernafas.

Ekspetasi Jeno salah, Jeandra bisa menghindar dan kini Jeandra menatap Jeno dengan jahil membuat Jeno langsung merenggut tambah kesal.

Jeandra memeletkan lidahnya kepada sang adik membuat Jeno ingin memukul salah satu kakanya itu namun Jeno kalah cepat lagi.

Akhirnya Jevandra melerai perkelahian kecil itu dengan membawa tubuh Jeno sedikit menjauh dari Jeandra, Jeno yang belum puas pun memberontak kecil dalam pelukan sang kaka, kakinya menendeng diudara.

" AAAAA LEPAS DULU KAAAA! " Teriak Jeno kembali, ia masih belum puas memukuli Jeandra, ya walaupun yang dipukul boneka pinguin miliknya.

" Sudah Jev. " Ujar Jevandra, namun Jeno masih tidak mau berhenti.

Jevandra pikir Jeandra bangun dari posisi ingin keluar dari kamar atau ikut duduk diatas sofa bersama Tiffany dan Jeffrey namun perkiraannya salah, Jeandra malah menarik kedua kaki Jeno membuat tubuh adik kecilnya itu refleks terlepas dari pelukkannya dan tubuh Jeno ikut tertarik hingga kepinggir ranjang.

" BUNDAAAA "

" Astaga Jeandra sudah " Ucap Tiffany, sebelum putra bungsunya menangis akibat terlampau kesal.

Jeandra tersenyum hingga memperlihatkan kedua dimplenya, sangat manis sungguh.

Jeandra membungkukkan tubuhnya berniat membawa adik kecilnya kedalam gendongannya namun Jeno sudah terlepas darinya, dengan gerakkan cepat Jeno bangun dari posisinya dan langsung loncat turun dari atas ranjang melewati Jevandra begitu saja dan kini adiknya itu memilih berlindung ke sang bunda yang sedang duduk bersama Jeffrey disofa panjang.

" Mau? " Tanya Tiffany, menunjukkan semangkuk salad buah dengan topping keju diatasnya.

Jeno menggeleng dan semakin merapatkan tubuhnya ke Tiffany ketika Jeandra mendekat.

" Jean sudah, nanti kalau adenya nangis gimana? "

" Bun! Jeno engga secengeng itu ya! " Ucap Jeno, dirinya tidak secengeng itu, paling cuman nangis dikit. Dikit kok.

" Iya, percaya sedikit kok bunda "

" Ish! "

" AAAAAAAAAA " Teriak Jeno, ketika Jeandra memeluknya dengan tiba tiba dari samping.

" Minggir kenapa sihh! "

" Ka minggir! "

" Lepass! "

" KA JEAN! "

" KAAAAAA! "

" BUN-hmmph "

Teriakkan Jeno terpotong ketika Tiffany tiba tiba langsung menyuapi salad buah  masuk kedalam mulutnya yang terbuka lebar karna berteriak, Jeno berhenti berteriak dan sibuk menguyah salad buah didalam mulutnya.

" Enak kan? " Tanya Tiffany, Jeno mengangguk polos.

Tiffany kembali menyuapi Jeno salad buah bikinan Lisa, Lisa memang sebelum pulang dan kembali kemansion milik Jeafrin menyempatkan untuk membuat salad buah dengan topping keju dan juga es cream buah.

Jika Tiffany jago membuat brownise dan cookies yang sangat lezat, sedangkan Lisa selain jago mendesain baju ia juga jago membuat es cream buah yang sangat enak, bahkan Jeno yang baru mencicipinya kemarin sudah mengakui enak.

Jeno sibuk menguyah salad buah, menikmati rasa manis bercampur asam dari buah buahhan segar tersebut, dan sepertinya bungsu robinson itu melupakan salah satu kakanya yang masih memeluk tubuhnya.

" Bun " Panggil Jeno di sela menguyah salad buahnya, Tiffany menoleh ke Jeno.

" Ey-- "

" --Liburan ke Jepang mau engga? Bunda liat diinternet kemarin banyak banget makanan yang lagi trending apa lagi yang rasa matcha " Ucap Tiffany memotong perkataan Jeno sekaligus mengalihkan pembicaraan, sudah ketebak pasti pembicaraannya akan mengarah untuk ke rumah Harvand

Jeno menggeleng sebagai jawaban, ia tak butuh liburan keluar negri mau itu ke negara apapun, Jeno hanya ingin keluar mansion lalu bermain dan berkumpul kembali dengan sahabatnya.

Jeno merasakan kalau rambutnya dimainkan oleh kaka keduanya, jujur rambut Jeno itu wangi shampoo bayi jadi Jeandra terus memainkan rambut hitam lebat itu yang jika disisir menggunakan jari akan terasa sangat lembut, terkadang Jeandra juga mencium wangi rambut Jeno yang sangat wangi strawberyy itu.

" Diem ih! " Jeno menahan tangan Jeandra agar berhenti memainkan rambutnya.

Jeandra akhirnya berhenti memainkan rambut Jeno namun berganti dengan mencium kedua pipinya kembali, Jeno jadi semalin kesal dan langsung bangkit dari duduknya, membuat Jeandra yang tadinya setengah bersender ditubuh sang adik langsung oleng membuat kepalanya berjatuh diatas paha Tiffany.

" Bun ih alah! " Rengek Jeno kaki terhentak lucu, sudah cukup kesal dirinya sebenernya dari tadi menahan agar tidak ribut lagi dengan kaka keduanya.

" Kamu lagi kenapa sih Jean, adiknya di usillin terus ngambek loh dia " Ucap Tiffanya

" Hahaha, Jevano is cute when he's angry mom. " Ucap Jeandra terkekeh kecil.

Tiffany tentu saja sangat setuju, karna putra bungsunya ini memang kalau marah bukan terlihat seram dan membuat orang takut malah terlihat lucu.

Jeffrey yang sejak tadi hanya diam membiarkan putra bungsunya dan putra tengahnya itu berantem tanpa niat memisahkan, ia juga sempat terkekeh kecil ketika melihat putra bungsunya sudah mulai terlampau kesal, tangannya menarik pelan tangan Jeno membuat tubuh yang tak siap itu tertarik pelan dan jatuh diatas pangkuan Jeffrey.

" Kenapa, mau marah? " Tanya Jeffrey, Jeno mengangguk.

Kedua bola mata lucu itu melirik tajam ke arah Jeandra yang sedang tiduran dengan paha sang bunda yang dijadikan bantal.

Tidak bisa! Bunda hanya miliknya!.

Jeffrey merasa akan ada keributan lagi karna putra bungsunya ini sudah ingin ancang ancang bangkit dari duduknya, namun Jeffrey sudah lebih dulu menahan tubuh Jeno, dan Jeandra sepertinya semakin memancing adiknya dengan menyembunyikan wajahnya diperut sang bunda.

Jeno menoleh ke Jeffrey dengan raut wajah yang sedih, Jeffrey terkekeh kecil lalu membawa Jeno kedalam pelukkannya.

" Nangis, mom? " Tanya Jeandra, mendangak menatap sang bunda dari bawah.

Tiffany menunduk melihat wajah tampan putra tengahnya lalu mengangguk.

" Udah puas belum bikin adiknya nangis? " Tanya Tiffany, Jeandra mengangguk tanpa dosa.

" Kamu mah " Tiffany menarik pelan kuping putranya.

Jeandra mengelus kupingnya yang kena jewer sang bunda, lalu bangun dari posisinya dan mendekat kearah Jeffrey yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang papah.

" Sudah, Jean. "

" I just want to apologize. " Ucap Jeandra, membuat Jeffrey menghela nafas pelan lalu membiarkan Jeandra meminta maaf kepada si bungsu yang masih menyembunyikan wajah lucunya didada bidang Jeffrey.

Jeandra baru ingin mengalihkan perhatian sang adik, adiknya malah sudah lebih dulu menoleh kearahnya dengan kedua bola matanya yang sudah memerah membuat Jeandra kini merasa bersalah.

Jeno turun dari pangkuan papahnya lalu mendangak sedikit menatap kaka keduanya yang lebih tinggi darinya.

Dugh

Tulang kering sebelah kanan Jeandra ditendang dengan kuat oleh sang adik, membuat Jeandra langsung meringis dan mengelus tulang keringnya, tendangan sang adik tak main main ternyata.

Jeandra memilih sang adik menginjak kakinya saja dari pada menendang karna tendangannya cukup menyakitkan walau rasa sakitnya hanya sebentar.

Jeno yang sudah merasa puas menendang tulang kering kaka keduanya itu langsung berjalan cepat keluar kamar Jevandra dan menutup pintu kamar dengan kencang.

" The kicks hurt middling, mom. " Ucap Jeandra

" Hahahaha kamu lupa apa gimana Jean, adik mu anak taekwondo sudah memegang sabuk hitam " Ucap Tiffany, didela ketawa kecilnya.

Pintu kamar ternyata kembali terbuka, membuat atensi mereka menuju ke si bungsu yang berjalan cepat kearah ranjang milik Jevandra yang sedang diduduki pemiliknya.

Jeno naik keatas ranjang untuk mengambil boneka pinguin miliknya, setelah itu ia turun dari ranjang dengan susah payah karna boneka pinguin yang sangat besar, Jeno sedikit memiringkan kepala boneka pinguin itu yang menghalangi pandangannya.


" Apa?! " Jeno menatap Jeandra dengan tak sahabat lalu setelah mengucapkan satu kata itu Jeno keluar kamar.

" Dad. " Jeandra beralih menatap sang papah meminta pertolongan agar ia mendapat maaf dari adik kecilnya. 

" Mind your own problems. " Ucap Jeffrey, lalu bangkit dari duduknya mengajak sang istri untuk menyusul putra bungsunya.

" Semangat Jeandra hahaha " Tiffany kembali tertawa melihat wajah memelas putra keduanya.

Pintu kamar Jevandra kembali tertutup dan kini menyisakan Jevandra dan Jeandra.

" Dude " Jeandra menoleh ke Jevandra

" I already told you. Don't bother him you just pissed him off and now he's sulking. "

" Not only me. Surely you will also be cute with Jevano if he is angry or sulking, right?! "

Jevandra mengangguk setuju mendengar perkataan adik pertamanya ini, memang benar begitu nyatanya Jevano memang sangat lucu jika marah.

" Then what do you want, that he doesn't sulky again? "

" I know what to give him. Thank you bro " Ucap Jeandra lalu keluar kamar sang kaka.

Jevandra hanya menggelengkan kepalanya, entah lah hadiah apa yang diberikan Jeandra kepada Jeno nanti, itu urusan Jeandra.

🛡🔫

Dilving room terlihat si bungsu robinson yang tengah asik menonton kartun Pororo, Dinosaur Island Adventure setelah makan malam Jeno memang tidak langsung ke kamarnya seperti biasanya, ia mengajak Tiffany dan Jeffrey untuk menemaninya menonton kartun pinguin kecil diliving room.

Padahal tadi Tiffany sudah membujuk putra bungsunya untuk menonton ditelevisi yang berada dikamar saja, tapi Jeno menolak dan tetap kekeh untuk nonton di living room.

Tadi juga Harvand dan Hana sempat melakukan sambungan vidio call katanya mereka rindu dengan cucu mereka yang cerewet, Jeno menanggapi mereka dan terus bertanya tanya banyak hal.

Pintu lift yang ada dipojok ruangan lantai dasar itu terbuka, keluarlah Jevandra dan Jeandra secara bergantian, dua bodyguard yang berjaga didepan pintu lift itu menunduk hormat kepada tuan muda mereka.

Jeandra berjalan lebih dulu mendekat ke arah living room lebih tepatnya kearah adik kecilnya, sedangkan Jevandra hanya mengikuti di belakang.

Tiffany sedikit menggeser tubuhnya membiarkan Jeandra menempati duduknya disamping Jeno.

Jeno baru ingin membuka mulut mengeluarkan protes kepada kaka keduanya namun Jeandra sudah lebih dulu membekap mulut Jeno dengan telapak tangannya.

" Do you want a gift or not? "

Jeno mengangguk kecil dengan mulutnya yang masih ditutupi oleh telapak tangan Jeandra, setelah adiknya mengangguk setuju Jeandra melepaskan bekapan itu.

Sebuah paper bag yang cukup besar berwarna putih itu dibawa Jeandra untuk mendekat.

" Sogokkan? " Tanya Tiffany, cukup pelan kepada Jeandra.

Jeandra mengangguk

" How to easily get forgiveness from him, mom. " Jawab Jeandra, lalu Tiffany terkekeh kecil.

Jeno ingin mengambilnya tapi ditarik kembali oleh Jeandra.

" Niat ngasih engga sih?! " Jeno menatap Jeandra kesal.

" Iya dimaafin! "

Jeno tau maksud dari kaka keduanya ini yang dimemberikannya hadiah, Jeandra tersenyum hingga kedua dimplenya terlihat.

Putra tengah Jeffrey itu menyerahkan kembali paper bag putih itu untuk sang adik, Jeno mengambilnya sembari mendengus kecil.

Jeno baru menyadari kalau kaka keduanya ini memiliki dimple yang sangat manis, mana jika Jeandra tersenyum kedua dimple itu terlihat semakin manis dan tampan!


" Makasih " Ucap Jeno, membuat Jeandra mengangguk kecil.

Jeno membuka isi dari dalam paper bag itu, sebuah Magnetic Blocks dan sebungkus jelly!.

Jeno memutuskan untuk turun dari atas sofa dan memilih untuk duduk dibawah diatas karpet berbulu, Jevandra mendekat ke sang adik dan ikut duduk diatas karpet berbulu, Jeno menaru kotak kardus yang berisi Magnetic Blocks ditengah tengah antara Jeno dan Jevandra, Jeno memilih untuk membuka lebih dulu bungkus jelly.

Jevandra dan Jeandra saling menatap satu sama lain, mainan dengan harga yang hampir menyentuh angka tiga juta itu di kalahkan oleh sebungkus jelly!.

Jeno menoleh kebelakang dengan mulutnya yang sibuk menguyah Jelly.

" Mau? " Tanya Jeno, mengulurkan sebungkus jelly kepada keluarganya, kedua bola mata itu menatap dengan polos.

Jeandra menghela nafas pelan lalu menatap Jeno memelas, namun tangannya tetap mengulur untuk mengambil beberapa jelly, Tiffany tersenyum dan ikut mengambil jelly dan membaginya berdua bersama suami, Jevandra juga mengambil Jelly tersebut.

" Ini engga mau dibuka Jev? " Tanya Tiffany, mengetukkan kuku jarinya diatas kotak kardus Magnetic Blocks.

Jeno mengangguk, tanpa sadar ia menaru bungkus jelly diatas sofa, membuat Jeffrey langsung menyembunyikan makanan manis tersebut dibelakang tubuhnya.

Jeandra ikut duduk dibawah dan membantu sang adik untuk membuka isi kotak kardus tersebut, sedangkan Tiffany langsung kembali mendekat ke sang suami.

Magnetic Blocks itu ada sekitar 100pcs lebih, cara bermain sama seperti lego menyusun setiap kepingan lego namun Magnetic Blocks ini ada yang berbeda karna ada beberapa bagian yang tertempel sebuah magnet dan lebih gampang untuk menyusun bagian bagian tertentu, seperti membuat mobil mobillan atau robot.

Malam ini mereka habiskan untuk menemani si bungsu menyusun Magnetic Blocks hingga jam menunjukkan pukul 21:00 malam di mana waktu jam tidur Jeno tiba.

🛡🔫

Hari ini suasa hati Jeno sangat senang dan ceria, karna selesai sarapan mansion mewah milik Jeffrey kedatangan tamu istimewa.

Harvand dan Hana berkunjung main kemari, Jeno tentu saja senang bukan main! Baru semalam ia melakukan sambungan vidio call dengan Harvand dan Hana dan sekarang mereka sudah bertemu satu sama lain.

Jeno bahkan ketika mengetahui eyang dan utinya datang langsung memeluk erat mereka berdua secara bersama! Sungguh Jeno bener benar kangen dengan mereka.

" Jeno ikut uti pulang ya? " Tanya Jeno, membuat wanita yang sudah berumur itu menunduk menatap cucunya yang tengah tdiurran dengan pahanya yang dijadikan bantal.

Jeno memang mengajak Hana dan Harvand untuk berkumpul dikamarnya saja! Ia ingin melepaskan rindu dengan mereka.

" Eyang, Jeno ikut pulang ya? Nginep di sana " Kini Jeno beralih bertanya kepada Harvand yang sibuk mencemili sebuah brownise bikinan putrinya.

" Kenapa nginep? Kan eyang sama uti udah main kesini "

" Mau main sama Nathan! "

" Yaudah nanti eyang ajak Nathan main ke sini, tadi eyang mau ajak bocahnya masih tidur "

" Ih! Engga usah! Jeno aja yang ke sana kenapa sih?! "

" Idih kok sewot! "

" Ya lagian eyang engga jelas banget "

" Heh! Eyang udah bener ya ajak main Nathan ke sini "

" Engga itu engga bener! Kan Jeno tadi bilang mau nginep disanaaaa! "

" Engga usah lah yaa diem aja kamu di sini biar idup eyang sedikit tentram dieumah "

" Padahal Jeno diem juga dirumah! "

" Pembohongan macam apa itu, yang waktu itu pecahhin kaca rumah siapa lagi kalau bukan kamu sama Nathan! "

" Ya lagian ngapain ada kaca di situ! Caper banget! "

" Kan emang posisinya disitu! "

" Eyangnya aja yang salah naro! Mana dateng kesini engga bawa oleh oleh buat Jeno! "

" Oleh oleh kamu tadi ketinggalan yaa Jeprano! "

" Jevano! "

" Heh! Udah kenapa sih malah ribut begini, kamu juga pah ngapain sih ribut sama bocil " Ucap Hana, membuat Harvand langsung terdiam.

" Ayo uti omelin eyang Jeno dukung buruan! " Ucap Jeno, membuat Hana hanya menggelengkan kepalanya.

" Itu mainan kamu baru kah? " Tanya Hana, mengalihkan keribuatan antara kakek dan cucu itu, padahal jika tidak ketemu selalu mengeluh kangen jika ketemu selalu berantem.

Jari Hana menunjukkan sebuah susunan lego berbentuk pesawat dan Magnetic Blocks berbentuk mobil dan rumah.

Mainan milik Jeno tersusun rapih di sebuah lemari kaca khusus perkumpulan mainan semacam mobil remot, lego dengan segala macam bentuk dan robot robotan.

" Iya dibeliin sama ka Jevan dan ka Jean " Jawab Jeno..

Jeno bangun dari posisi tidurrannya ketika melihat sang bunda yang masuk kedalam kamarnya.

" Bun, Jeno nginep di rumah eyang ya? " Tanya Jeno tiba tiba membuat Tiffany diam, ia bingung harus menjawab apa.

" Diem berarti Iya! Ayo uti pulang. " Ucap Jeno, lalu menarik tangan Hana untuk ikut turun dari atas ranjang.

" Eh eh mau kemanaaa?! " Harvand ikut bangkit dari posisi duduknya ketika melihat sang istri dan cucunya itu turun dari ranjang.

" Eyang, ayo pulang. "

" Kamu usir eyang?! "

" Engga ngusir! Kan Jeno ikut sama eyang pulang! "

" Emang kamu boleh sama bunda? "

" Boleh! Tadi bunda diem berarti Iya! "

" Sama papah belum "

" Idih Eyang aja sono yang izinin Jeno mah males, ayo uti pulang "

Pintu kamar Jeno yang memang tak ditutup kembali oleh Tiffan membuat Jeffrey yang ingin masuk kedalam kamar putra bungsunya menghentikan langkahnya didepan pintu kamar, dan sejak tadi hanya menyaksikan perdebatan antar kakek dan cucu.

" Kamu mau kemana? " Tanya Jeffrey tiba tiba, membuat Jeno terlonjak kaget dan genggaman tangannya dan tangan sang uti terlepas.

Jeffrey masuk kedalam kamar dan mendekat kearah Tiffany yang berdiri di dekat meja belajar Jeno.

" Nginep dirumah eyang, tadi eyang yang ngajak " Jawab Jeno dengan santai.

" Kapan eyang ngajak kamu nginep "

" Jadi eyang engga mau Jeno nginep?! "

" Engga! "

" Jahat! "

Tiffany mengusap kedua kupingnya yang cukup pengang mendengar perdebatan sang ayah dengan putra bungsunya, ia melirik ke sang suami.

" Mas " Panggil Tiffany pelan membuat Jeffrey menoleh ke arahnya lalu menggeleng kecil.

Jeffrey menghela nafas pelan ia mendekat kearah putra bungsunya, membuat Jeno mundur selangkah dengan refleks Jeno kembali menggenggam tangan sang uti.

" Lepas tangan uti dulu " Ucap Jeffrey, membuat Jeno melepaskan tangan Hana.

" Main aja tidak menginap. " Ucap Jeffrey, membuat Jeno langsung menggeleng cepat.

" Main tapi pulangnya satu minggu lagi "

" Main atau tidak sama sekali. "

" Ish iya! " Ucap Jeno dengan berat hati.

Jeno melangkah keluar kamar begitu saja meninggalkan keluarganya didalam kamarnya, bahkan Hana pun juga ditinggal padahal sejak tadi cucunya itu selalu menggenggam tangannya.

Entah lah dari kemarin sepertinya selalu ada saja orang yang membuat dirinya kesal dari Jeandra, Harvand dan sekarang Jeffrey yang memang selalu membuat Jeno kesal.

" Mamah nyusul Jeno dulu yaa ngambek kayanya " Ucap Hana, yang langsung di anggukki oleh putrinya.

Hana keluar dari kamar Jeno menyisakan Jeffrey, Tiffany dan Harvand yang kembali menikmati brownise coklat milik Tiffany.

" Sini Jeff ngobrol sebentar. "

Jeffrey melangkah mendekat kearah ayah mertuanya, ia duduk disamping Harvand sedangkan Tiffany berjalan kearah walk in closet milik Jeno.

Wanita cantik itu harus menyiapkan beberapa pasang baju untuk putra bungsunya, hanya jaga jaga saja jika Jeno pasti akan kekeh tidak mau pulang.

















































Udah akur🫂

Continue Reading

You'll Also Like

815K 23.6K 63
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
8.4K 852 36
[COMPLETED] "huwaaa taeyanggg first kiss gueeeeee" *** "wah bisalah ni langsung kita nikahin daripada pacaran lama² ya kan pi?" "iya juga daripada me...
19.8K 301 3
Satu keluarga tak perlu sama margakan Cukup saling menjaga adalah hal yang di butuhkan Kisah tentang keseharian si bungsu bersama para abang-abangnya.