Segitiga Sama Sisi

By PaprikaMerah

258K 13.2K 277

"Aku suka sama bossku sendiri itu wajar kan? Dia ganteng, charming, bijaksana tapi ya gitu dia nggak suka sam... More

Prolog
Bagian Pertama
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
Bagian Kelima
Bagian Keenam
Bagian Ketujuh - Dave POV
Bagian Kesembilan
Bagian Kesepuluh
Bagian Kesebelas
Bagian Keduabelas
Bagian Ketigabelas
Bagian Keempatbelas
Bagian Kelimabelas
Bagian Keenambelas
Bagian Ketujuhbelas
Bagian Kedelapanbelas
Mohon Maaf Lahir Batin
Bagian Kesembilanbelas
Bagian Keduapuluh
Bagian Keduapuluhsatu
Bagian Keduapuluhdua
Bagian Keduapuluhtiga
Bagian Keduapuluhempat
Bagian Keduapuluhlima
Bagian Keduapuluhenam
Bagian Keduapuluhtujuh
Bagian Keduapuluhdelapan
Bagian Keduapuluhsembilan
Bagian Ketigapuluh
Bagian Ketigapuluhsatu
Bagian Ketigapuluhdua
Bagian Ketigapuluhtiga
Bagian Ketigapuluhempat
Bagian Ketigapuluhlima
Bagian Ketigapuluhenam
Bagian Ketigapuluhtujuh -epilog-

Bagian Kedelapan - Bima POV

7K 327 3
By PaprikaMerah

Hari ini aku akan mengunjungi makam mama dan seperti biasa aku datang sendiri.
Aku ingin mengajak Gingga bersamaku kesini. Akan aku perkenalkan dia kepada mamaku kalau hanya Gingga-lah yang sejak dulu aku sayang.

Aku bukanlah seorang playboy yang seperti dituduhkan Dave atau teman-temanku yang lain. Tapi aku lebih kepada menyayangi cewek-cewek yang patah hati karena putus cinta.

"Bima, si Astrid nyariin lo tuh di kelas atas" seru Indra temanku. Dengan langkah semangat, aku menemui Astrid. Dia duduk di sebuah bangku panjang. Lorong kelas ini sudah sepi kalau hari menjelang siang.

Setibanya aku duduk di sebelah Astrid, dia langsung menangis di pelukanku. Aku berusaha menenangkannya. "Lo kenapa? Siapa yang sudah buat lo nangis?" tanyaku berapi-api.

Aku paling nggak suka melihat cewek menangis. Itu sama saja melihat mamaku yang pergi meratapi kepergian papa.

"Dia mutusin gue Bim. Padahal gue sayang banget sama dia" kata Astrid sambil sesegukan. Aku melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahunya. "Lo masih cantik dan lo terkenal disini. Kenapa lo masih saja mengharapkan dia?"

Astrid semakin mengeraskan suaranya. Aku pun semakin bingung dan takut kalau ada yang mendengar tangisan Astrid dan akan menuduh kami yang macam-macam.

"Gue masih sayang dia Bim. Gue..hmmppttt" terpaksa aku mencium Astrid supaya dia berhenti menangis karena aku mendengar langkah kaki menuju kemari.

Sumpah demi Tuhan aku mencium Astrid bukan karena nafsu. Ini semata-mata karena takut orang akan mendengar tangisan Astrid.
Setelah dirasa aman, Astrid menunjuk sesuatu di belakangku.

Aku putar badanku dan aku melihat Gingga berdiri di belakangku sambil memeluk bukunya. Dia tersenyum kikuk dan memilih pergi.

Damn! Dia pasti salah paham sama apa yang dia lihat barusan.

Aku berusaha mengejarnya dan nggak menemukan dia dimanapun. Sejak saat itu dia berubah drastis dan terkesan menjauh dariku.
Padahal aku ingin sekali mengatakan kalau aku mencintainya.

Namun terlambat, saat aku akan mengungkapkannya, mama menelponku agar cepat pulang.

"Mama mau kemana?" tanyaku yang bingung saat melihat mama berkemas-kemas.

"Mama mau pulang ke kampung. Kamu harus ikut mama, Bima"

"Tapi ma? Bagaimana kuliah Bima disini?"

Tangan mama berhenti memasukkan semua pakaian ke dalam koper. Mama berjalan perlahan ke arah jendela kamar yang besar.

"Kamu tahu Bima, sejak dulu oma nggak menyukai mama karena mama hanya gadis biasa dan bukan berasal dari keluarga kaya raya. Mama selama ini berusaha menahan sakit dan saat inilah mama berhenti berjuang" kata mama sambil menatap rintik hujan yang menempel di jendela.

"Mama selalu mencintai papa, tapi kenapa papamu selalu nggak bisa menolak permintaan oma? Dia selalu saja ikut campur masalah mama dan papa.
Oma kamu lebih menyayangi Sarah dibanding mama"

Aku berjalan mendekat ke arah mama dan memeluknya dari belakang. Aku bisa merasakan sakitnya batin mama. Baiklah aku nggak akan meninggalkan mama sendiri lagi.

Aku terkesiap saat sebuah tepukan di pundakku. Nampak sosok pria tua bertopi caping. Dia-lah Pak Abbas, selaku penjaga makam mama.
Sebelum mama meninggal, mama berpesan agar dia di makamkan di Jakarta supaya dia lebih dekat denganku.

"Mas Bima, oma kemari lagi" kata pak Abbas.

"Kapan?"

"Sekitar tiga hari yang lalu. Dan oma menangis di makam ibu Gita" aku tersenyum licik. Untuk apa oma kemari? Apa dia ingin menertawakan mamaku?

◆◆

Meskipun aku membenci oma, namun aku nggak bisa untuk membenci sepupuku Dave.
Dia begitu baik dan dia nggak pernah mempermasalahkan hubungan yang nggak sehat antara aku dan oma.

Hanya dia yang tahu dimana aku tinggal sekarang.
Aku pikir hanya dia yang aku punya setelah kepergian mama, ternyata Tuhan berbaik hati mempertemukan aku kembali dengan Gingga.

Dunia terlalu sempit karena aku baru tahu kalau Gingga adalah sekretaris pribadi Dave.
Cewek itu nggak banyak berubah. Dia tetap Gingga yang aku kenal enam tahun yang lalu.

Mungkin satu hal yang berbeda darinya sekarang yaitu dia pura-pura nggak mengenalku. Saat Dave memperkenalkannya pun, dia hanya diam dan tertunduk.
Apa dia masih menyimpan rasa kecewanya kah padaku?

Setiap ada kesempatan bertemu dengannya, aku selalu senang membuatnya marah karena itu adalah kejadian paling lucu yang pernah aku lakukan.

Aku memergokinya saat melihat-lihat sebuah gaun merah yang ada di toko butik saat mengantarkanku.
Apakah dia menyukai gaun itu?
Sepulang mengantarkannya, aku kembali ke butik itu dan membelinya untuk Gingga. Nggak masalah soal harga, yang penting dia bahagia. Itu saja.

Lalu aku meminta bantuan pada temanku yang memiliki usaha di bidang perngiriman barang untuk mengantarkan gaun ini ke rumah Gingga.
Di dalam mobil yang terparkir dekat rumah Gingga, aku memperhatikannya.

Sepertinya gadis manis itu agak sedikit bingung dengan kedatangan kurir. Setelah Gingga mau menerimanya, kurir itu pergi
dan langsung aku cegat.

"Dia ngomong apa saja?" tanyaku pada kurir.

"Awalnya dia bingung mas karena dia merasa nggak belanja online bulan ini tapi akhirnya dia mau menerima" jelas si kurir. Aku memberikannya dua lembar seratus ribuan pada si kurir.

Pasti Gingga nggak akan langsung membuka kado dariku. Baiklah aku akan mengiriminya pesan.

Sudah jangan hanya dilihatin pakai itu. Aku nggak mau darahku habis digigiti nyamuk.

Yup send to Gingga. Satu menit kemudian dia membuka lebar gorden di kamarnya. Aku yang sedang duduk di atas kap mobil hanya melambaikan tangan padanya.

Berhasil! Dia akhirnya mau ikut ke pesta meskipun harus aku paksa sebelumnya. Dia bagaikan bidadari yang dikirim Tuhan dari langit. Gingga sungguh menarik malam ini.

Walaupun sedikit percekcokan, akhirnya kami diam. Tapi aku bisa merasakan kalau dia sedang melirik ke arahku.
Atau dia mulai kembali menyukaiku seperti dulu?

Aku menggandeng mesra pinggang Gingga seakan dia memang milikku. Semua mata memandang ke arah kami. Mungkin karena kami adalah pasangan yang romantis.

"Ayo kita kesana. Kita temui big bos"

Aku merasakan tubuh Gingga menegang seketika aku mengajaknya menemui Dave.

"Selamat ulang tahun perusahaan anda Mr Dave. Senang sekali saya dapat undangan dari anda" kataku bangga.

Aku menatap Dave yang juga menatap ke arah Gingga. "Oh rupanya anda ada affair sekretaris saya" kata Dave.

Aku hanya tersenyum simpul. Ternyata Dave sibuk menerima tamu dari beberapa koleganya.
Aku dan Gingga lebih memilih menjauh dari keramaian.

Handphoneku bergetar dan saat aku rogoh saku celanaku, ada sebuah pesan dari Dave yang mengatakan kalau ada oma di dalam.
Rahangku mengeras. Aku nggak mau ketemu oma.

Aku berpamitan pada Gingga kalau tiba-tiba ada urusan mendadak. Semakin lama aku disini, oma akan melihatku.
Dan aku nggak mau itu terjadi sekarang.

♥♥♥♥♥

Aku mengajak Gingga liburan ke pulau Ayer. Disana aku memanjakannya dengan mempersiapkan segala sesuatunya untuk ratu di hatiku itu.

Kali ini aku harus bisa mengungkapkan perasaanku yang tertunda selama enam tahun yang lalu.
Saat kami berdua asyik menikmati udara pantai, aku menggenggam erat tangannya.

"Aku mencintai kamu Gingga. Sejak dulu. Sejak aku pertama kali lihat kamu di kampus" kataku. Wajah Gingga terlihat terkejut. "Aku dan Astrid nggak ada hubungan apa-apa. Yang dulu kamu lihat salah paham. Aku memang belum menjelaskan semua ke kamu karena aku harus ikut mamaku pindah ke Makassar"

Gingga menundukan wajahnya dan aku sentuh dagunya untuk mengangkat wajahnya. "Kamu mau nggak jadi yang spesial di hati aku? Aku mencintai kamu Ratu Gingga"

"Aku..aku.." ucapnya terbata-bata.

-----------------

POVnya Bima sudah aku buat. Hmm..sepertinya cerita ini makin complicated ya? Hahaha *sambil nari nari*

Ada cast Bima yaitu kakak Alex Pettyfer. Cocok nggak menurut kalian? Badboy banget kan?? Hehehe

Aku mau bilang makasih buat yang vomment dan yang lirik-lirik manja sama mereka. Please dong vommentnya yang silent reader.

Makasih..
Lophe,
221092♥

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 35.3K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
Receh By Ivy

Fanfiction

32.6K 3.1K 27
Cuma cerita bego antara Seulgi, Krystal, Jongin, Sehun dan beberapa cast bego lainnya. Maaf, basanya kasar. bikos, it's my style.
19.1K 987 33
PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! #Series 3 [TRIOLOGI ALVARETTAM & SOMEDAY] Waktu itu berjalan sama dengan kehidupan yang di rasa sekarang fikiran akan ber...
3.4K 142 12
Cerita yang terinspirasi dari lagu-lagu Sheila On 7. Enjoy!