Selamat malam semuanya.
Saya apa kabar?
Happy ngerjain PR 👍
⚔️⚔️⚔️
Tin tin tin...
" Kenapa gak mau naik mobil?" Tanya Elvalindo ketika melintasi paud keponakannya dan melihat Stella berjalan tanpa mau masuk kedalam mobil jemputannya yang mengikuti dari belakang.
" Wuihh.. ada om ulik." Stella segera naik ke atas motor matic tepat di depan omnya. Ia sudah tidak takut lagi dengan lelaki itu karena sering dibawa jalan-jalan dan diantar berbagai jajanan kesukaannya ke rumah.
" Nona Stella tidak mau pulang, Tuan. Dia bilang dia malas mendengar tangisan rewel dari adeknya." Jawab sang supir yang mengikuti Stella mulai dari tadi.
" Huffttt. Mending bapak pulang aja. Biar saya yang anterin dia." Balas Elvalindo pada supir.
" Baik Tuan. Terimakasih banyak." Ujar pak supir lalu pergi dari sana.
" Lea gak mau pulang, om. Lea mau ke bengkel ama om." Kata Stella dengan wajah polosnya.
Elvalindo tampak berpikir sejenak.
" Tapi nanti jangan buat ulah ya!"
" Ciap bos." Jawab Stella mantap.
Ingat, larangan adalah perintah. Mwehehe:)
Dan akhirnya motor itu mulai melaju dari sana menuju bengkel milik Elvalindo.
Sepanjang perjalanan, hanya ada celotehan cadel balita kecil juga teriakan seperti " EH, ADA BACO OM." " TIN TIN TIN AWAS WOII."
Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di bengkel. Ada beberapa anak muda juga yang sedang bekerja di sana, kebanyakan dari mereka yang bekerja sampingan sambil kuliah atau ada juga anak orang kaya yang ingin hidup mandiri. Lokasinya juga cukup bagus dan ada sebuah pohon mangga di sampingnya.
" Hey, Xandrea..." Sapa mereka dibalas lambaian oleh Stella.
" Angan anlea om. Panggil Lea aja." Ujar Stella sambil diturunkan dari motor. Ia langsung berlari mendekati mereka semua setelah melepas tas mungilnya dan meletakkan begitu saja.
" Jangan bikin ulah ya. Kalo bikin ulah bakalan om suruh pulang." Ujar Elvalindo seraya memainkan ponsel untuk memberi pesan kepada kakaknya bahwa ia sedang menculik Stella.
Setelah mendapatkan izin dari Rai, Elvalindo pun mematikan handphone lalu memasukkan ke dalam saku celana.
" Bos. Liat nih bocil." Ujar Bryan teman atau pekerja bengkel seraya menunjuk Stella.
Elvalindo menatap wajah polos keponakannya yang belum dua menit berada di sana sudah berhasil melakukan aksi kenakalan dengan mencabut pentil ban motor yang sedang diperbaiki.
" Lea.." peringat Elvalindo bersedekap dada.
" Maapin Lea om." Stella menaruh pentil ban tersebut lalu berjalan menjauh dari sana ke tempat yang lain.
" Awal pertama liat keponakan Lo itu sih gue udah kuatin hati agar gak kepincut sama kepolosannya. Soalnya gue yakin tuh anak bakalan nakal banget. Nakal tapi gemesin gitu." Ujar salah satu pekerja yang lain.
" Makanya jangan liat orang dari cover_ LEAAAA..." ucapan Elvalindo kembali terhenti lalu berjalan cepat ke arah Stella yang sekarang sudah memanjat pohon mangga.
" Lea mau mangga om.." tunjuk Stella ke arah buah mangga yang belum matang.
" Turun om bilang." Tanpa banyak kata, Elvalindo langsung menggendong balita tersebut yang memang belum terlalu tinggi memanjat pohon.
Saking kesalnya, Elvalindo sampai menggigit pipi bulat keponakannya dan kembali menurunkan.
" Beneran om anterin pulang ya." Ujar Elvalindo sambil mensejajarkan wajah dengan Stella.
" Angan om. Lea gak nakal lagi kok. Cekalang Lea lapal mau makan." Balas Stella sambil duduk sok anggun di kursi.
Elvalindo menghela nafas sabar.
" Lea tunggu om bentar di sini, om bakalan beliin nasi bungkus di depan sana." Kebetulan di depan bengkel itu ada sebuah warung nasi bungkus.
" Ciap komandan." Stella menghormat.
Lalu pria tersebut pergi dari sana setelah menitipkan pesan kepada temannya untuk mengawasi Stella.
Dan saat Elvalindo kembali, ia tidak terkejut sama sekali. Justru ia akan terkejut ketika melihat sang keponakan tidak berbuat ulah.
" Dia congkel lubang knalpot motor pake tangan trus olesin ke bajunya bos. Emang tuh bocil mistis banget. Gue awasin kok, tapi pas gue kedip dia udah hilang." Jelas Bryan angkat tangan melihat tingkah Stella.
" Gak usah cengir gitu." Kata Elvalindo ketika Stella memamerkan gigi susunya meskipun baju sudah kotor akibat asik bermain alat-alat bengkel dan wajah yang juga cemong.
Memang tadi beberapa pekerja di sana juga iseng dengan ikut mencubit pipi Stella walaupun tangan mereka kotor sehingga berakibat wajah Stella menjadi cemong.
" Huffttt, sekarang Lea mandi baru om bakalan anterin pulang." Elvalindo meletakkan nasi bungkus di atas meja lalu menggendong Stella hendak memandikannya.
" Bos, minta tolong lanjutin pekerjaan gue dulu. Mulai dari tadi perut gue mules terus." Ujar Andreas.
Elvalindo hendak menolak tapi Andreas sudah keburu pergi. Apalagi si pemilik kendaraan memilih menunggu bersama seorang anak balita.
Lelaki itu pun mulai bekerja dengan serius memperbaiki kendaraan setelah menyuruh Stella untuk sebentar menunggu.
Tapi terdengar tangisan balita anak dari si pemilik kendaraan yang berlari menjauhi hantu bocil.
" Wuaa, wuaaa, wuaaa, motel motel.." Stella yang berwajah cemong dan berpakaian kotor berlagak bagai monster sambil merentangkan kedua tangan dan menggertakkan gigi mungilnya seakan-akan siap memangsa korban.
" Mamiii...." Balita yang menangis itu berlari ke pelukan ibunya.
Berbeda dengan Elvalindo dengan raut lelah mengusap peluh di dahi. Dengan nekat, ia pun melakukan cara cukup ekstrim untuk membuat Stella tidak berulah.
Setelah melakukan cara itu, ia pun bisa melakukan pekerjaan dengan tenang.
Hingga pekerjaannya telah selesai lalu berlanjut kepada si pemilik kendaraan yang pergi setelah membayar. Sepertinya anak pemilik kendaraan itu trauma datang ke bengkel ini.
" Napa Lea diikat om?" Tanya Stella lugu.
" Astagfirullah, bos... Kalo sampai si Gio datang kesini trus liat anak kesayangannya Lo ikat, gue jamin setiap tahun gue bakalan ziarah ke pemakaman." Bryan yang baru datang terkejut ketika melihat Stella diikat di atas kursi.
Bryan pun melepaskan ikatan Stella lalu menatap Elvalindo untuk memperingati.
" Lin, setiap bocil itu pasti punya kenakalan tersendiri. Lo harus bisa sabar, apalagi sama keponakan sendiri. Kayak gak pernah bocil aja Lo."
" AWAS OM.."
" EH, ANJIR.." Bryan dengan cepat menghindar saat sebuah ban menggelinding ke arahnya.
Dan pelaku adalah Stella.
Kemudian Bryan kembali menatap Elvalindo.
" Bos, izin ikat lagi keponakan Lo."
Lalu Elvalindo mengangguk tulus.
⚔️⚔️⚔️
" Cuman dua hari doang sayang." Gio mendekat lalu ikut merebahkan diri sambil memeluk istrinya dari belakang.
" Aku baru pulang dari rumah sakit kamu malah langsung pergi." Ujar Rai hendak menangis.
" Kemarin dua Minggu sebelum Lo lahiran, seharusnya disitu gue ke luar kotanya. Tapi karna gue gak berani ningalin Lo, makanya gue batalin. Trus waktunya diganti seminggu setelah Lo lahiran, tapi Lo koma. Makanya dibatalin lagi. Masa sekarang dibatalin lagi." Balas Gio mengigit kecil telinga Rai.
" Tau ah, aku kesal."
" Nanti kalo gue udah pulang, kita piknik bareng anak-anak gimana?" Tawar Gio.
Tidak ada jawaban, Rai masih berusaha berpikir mencari jawaban. Hingga akhirnya ia menjawab singkat.
" Iya. Tapi kamu di sana jangan macem-macem ya. Jangan godain istrinya orang."
" Nggak lah. Istri gue aja udah menggoda." Balas Gio dan langsung segera beranjak sebelum mendapat lemparan bantal.
Lelaki itu segera keluar kamar menuju kamar sang anak.
Gionatan memasuki kamar putrinya yang sedang asik menggambar. Balita itu sedang ngambek karena tidak diizinkan menginap di rumah Haruka. Padahal ia dan Haruka ingin night girls with two bocil popok.
" Ekhem." Gio berdehem sejenak lalu berdiri tepat di samping Stella.
" Lea lagi malah. Angan ganggu Lea dulu." Omel Stella semakin kesal.
Namun sang ayah malah tertawa kecil. Ia pun mengangkat Stella dan mendudukkan di pangkuan Gio yang kini duduk di kursi belajar Stella.
" Besok daddy bakalan keluar kota." Ujar Gio ketika Stella hendak berontak.
" Apain?" Tanya Stella mendongak.
" Main-main."
" LEA IKUT..." pinta Stella memelas.
" daddy becanda sayang. daddy ada kerjaan di luar kota. Lea gak bisa ikut, Lea harus di sini jagain mommy sama adek botak." Balas Gio setelah mengecup bibir putrinya.
" Napa halus ke lual kota? Napa gak dicini aja?" Tanya Stella lagi.
" Lea masih belum ngerti kalo daddy jelasin. Pokoknya nanti daddy bakalan bawain mainan buat Lea." Kata pria itu.
Stella mengerjap pelan, ia pun tersenyum manis dan memeluk leher sang ayah sambil bersandar di bahu lebar Gio.
" ati-ati ya daddy."
⚔️⚔️⚔️
To be continued.
Bisa gak sih part ini 15k vote?
Yuk simbiosis mutualisme yuk.
Next 2k➡️
Follow ig:
@Yohanaichi
@Gionatan_angkasa
@Heyy_Raisya
@Xandrea_stella_angkasa
Stella.
Gionatan.
Raisya.
Lea with adek botak.