The Emperor's Maid (END)

Od jcrrvaa_

453K 38.5K 1.4K

Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kek... Více

Author's note + P R O L O G
C H A P T E R 1 : Misi Untuk Helcia
C H A P T E R 2 : Ibukota Sylhip
C H A P T E R 3 : Tugas Pertama
C H A P T E R 4 : Melayani Kaisar
C H A P T E R 5 : Para Selir Kaisar
C H A P T E R 6 : Hukuman kecil
C H A P T E R 7 : Hukuman Kecil (2)
C H A P T E R 8 : Ayrha Selina
C H A P T E R 10 : Pelayan Tetaplah Pelayan
C H A P T E R 9 : Kecurigaan
C H A P T E R 12 : Hestia Victorin
C H A P T E R 13 : Amarah
C H A P T E R 11 : Pangeran Ancius Estev D'Ousía
C H A P T E R 15 : Godaan Kaisar
C H A P T E R 16 : Masalah Baru
C H A P T E R 17 : Harga Diri
C H A P T E R 18 : Hukuman yang Sebenarnya
C H A P T E R 19 : Pelampiasan
C H A P T E R 14 : Fokus
C H A P T E R 20 : Ambisi
C H A P T E R 21 : Istana Marine
C H A P T E R 22 : Terjebak Sekali Lagi
C H A P T E R 23 : Cara Khusus Sepasang Kekasih
C H A P T E R 24 : Menarik Perhatian Kaisar
C H A P T E R 25 : Kedatangan Herios Victorin
C H A P T E R 27 : Teman Rahasia
C H A P T E R 28 : Ingatan Buruk
VISUALISASI
C H A P T E R 29 : Syarat
C H A P T E R 30 : Putri Elea
C H A P T E R 31 : Rekan Dalam Kejahatan
C H A P T E R 32 : Pria Bernetra Abu-abu
C H A P T E R 33 : Perayaan Panen
C H A P T E R 34 : Ares
C H A P T E R 35 : Liontin Asing
C H A P T E R 36 : Festival
C H A P T E R 37 : Skenario
C H A P T E R 38 : Menyangkal
C H A P T E R 39 : Kabur
C H A P T E R 40 : Pandangan Pertama Laise
C H A P T E R 41 : Menuju Sidang
C H A P T E R 42 : Keputusan Kaisar
C H A P T E R 43 : Membawa Kabur Helcia
C H A P T E R 44 : Duel
C H A P T E R 45 : Pengkhianat
C H A P T E R 46 : Masa Lalu
C H A P T E R 47 : Masa Lalu (2)
C H A P T E R 48 : Tawaran
C H A P T E R 49 : Bertemu Kembali
INFO new story + Q&A

C H A P T E R 26 : Paviliun

6.2K 692 24
Od jcrrvaa_

Helcia menaruh penuh perhatiannya pada tirai merah yang menjuntai tinggi di hadapannya, menutupi sebuah pintu kaca yang menghubungkan antara kamar Kaisar Alcacio dengan taman yang sudah lama tak terpakai. Ruangan begitu sunyi, deru napas miliknya sendiri bahkan dapat Helcia dengar. Gadis itu tak mau menimbulkan suara, tingkahnya sudah persis seperti seorang pencuri yang hendak mengambil barang-barang mewah.

Dengan perlahan Helcia membuka ikatan tali pada tirai besar itu, awalnya Helcia sedikit kesulitan karena ikatannya yang sangat kuat, namun pada akhirnya gadis itu berhasil membukanya. Helcia tersenyum tipis, lalu dengan segera membuka sedikit tirai itu. Netranya mengintip dari balik pintu kaca, seakan mengobservasi objek yang sedang berada di hadapannya.

Helcia sedikit prihatin dengan kondisi taman yang terlihat sangat buruk, tak terawat juga rumputnya yang gersang. Ia yakin ini adalah pemandangan terburuk di seluruh istana di sini. Tangannya bergerak membuka pengait pintu, untung saja pintu kaca ini tak memerlukan kunci untuk membukanya, karena desain yang digunakan hanya memakai kait sederhana. Helcia sedikit bernapas lega karena ia tak perlu susah-susah mencari kunci lagi.

Gadis itu melangkahkan kakinya keluar, menutup tirainya kembali begitu juga dengan pintu kaca. Netranya bergulir menelisik setiap sudut taman yang terlihat dalam kondisi buruk. Bunga-bunga yang layu dan kering menambah kesan buruk pada taman ini. Sayang sekali, padahal taman ini sangatlah luas. Helcia sedikit kesal dengan Kaisar Alcacio yang menelantarkan taman ini, memangnya apa yang diperbuatnya hingga dengan teganya menelantarkan taman seluas ini?

"Luas sekali.. dasar pria itu, bagaimana bisa dia menelantarkan taman seluas ini? Sangat disayangkan, apa hartanya tak lagi cukup hanya untuk merawat satu taman saja?" Helcia berdecak kesal. Itulah hobi barunya, mengata-ngatai Kaisar Alcacio saat pria itu sedang tidak bersamanya. Kesempatan yang bagus, karena ia merasa tak adil jika harus terus bersikap baik pada Kaisar Alcacio. Sedangkan pria itu? Bahkan Helcia tak sanggup menjabarkan satu persatu kelakuan kurang ajar Kaisar Alcacio padanya.

Lagipula Kaisar Alcacio tak akan tau, kan?

"Wah.. sebenarnya seberapa luas taman ini?"

Tungkainya terus melangkah, sementara netranya menatap takjub pada seisi taman. Sedari tadi tungkainya terus mengitari taman, kemudian melangkah pelan mengikuti jalur setapak yang berada di tengah-tengah taman, entah jalan itu akan membawanya kemana, yang penting Helcia harus menelusuri keseluruhan isi taman ini. Siapa tau ia akan mendapatkan petunjuk yang dapat menuntunnya pada 'benda' yang selama ini ia cari.

Beberapa saat ia berjalan kaki, netranya sedikit membulat kala menangkap sebuah paviliun yang besar, tersembunyi jauh di dalam taman yang luas ini. Terlihat seperti rumah biasa, namun bangunannya dibuat indah dan mewah. Terdapat dua paviliun kecil di sisi kanan dan kiri yang terhubung langsung menuju paviliun besar itu melalui tangga. Selain itu, terdapat kolam ikan dan air mancur yang berada di sisi kiri bangunan, namun tak satupun dari mereka yang dialiri air. Terlihat begitu kering dan tak terawat, bahkan Helcia dapat melihat lumut-lumut kecil yang memenuhi seisi kolam ikan.

Helcia terperangah, jadi ini yang disembunyikan Kaisar Alcacio? Memangnya kenapa dengan paviliun ini? Dan yang membuat Helcia heran, di peta tak tertulis adanya paviliun seperti ini di dalam taman. Peta itu memang tak begitu detail, mungkin Kaisar sengaja agar dapat menyembunyikan sesuatu yang tak seharusnya diketahui oleh orang lain. Tapi taman yang tidak terawat ini, sebenarnya apa yang terjadi di sini?

Helcia berdecak pelan, sangat disayangkan paviliun sebagus ini harus ditelantarkan. Bahkan beberapa bagian temboknya terlihat retak, begitu tak terawat hingga membuat Helcia geram sendiri. Tanpa ragu gadis itu langsung melangkahkan tungkainya kembali, berjalan menuju pintu yang didominasi dengan kaca. Tangannya bergerak cepat, mencoba membuka pintu kaca itu. Namun sayangnya, nampaknya pintu kaca itu telah dikunci dari luar, dan Helcia sama sekali tak memiliki kuncinya.

"Apa aku pecahkan saja kaca ini?" Seketika ide nekat terlintas dalam benaknya, sekejap itu juga ia menggelengkan kepalanya. Tidak, itu ide yang buruk. Lagi pula pintu ini di desain seperti jendela besar, jika Helcia memecahkan kacanya pun tubuhnya tak akan muat karena terhalang kayu-kayu yang membentuk kotak-kotak kecil.

Seketika itu Helcia menghela napas kecewa, apalagi di sini tidak ada satupun benda yang dapat membantunya membuka pintu kaca ini. Tak mendapatkan apapun, Helcia kembali melangkahkan kakinya, namun tujuannya sekarang adalah halaman belakang paviliun itu. Gadis itu penasaran bagaimana suasana belakang bangunan, dan ternyata..

"Hanya danau dan hutan?"

Seperti dugaan Helcia, memang tidak ada hal menarik di belakang paviliun, hanya sebuah danau dan hutan kecil. Helcia baru menyadari sesuatu, pantas saja paviliun ini tidak terlihat dari luar, selain letaknya yang jauh di dalam taman, di belakangnya pun terdapat hutan kecil yang dipenuhi pohon-pohon yang tumbuh dengan lebatnya. Belum lagi pembatas tembok tinggi yang berada di balik hutan.

Sangat tersembunyi. Hanya ada dua akses pintu masuk ke taman ini, yang pertama adalah gerbang taman yang memang sudah lama dikunci, Helcia yakin pasti pria itu melarang siapapun untuk memasuki tamannya bahkan sebelum taman ini menjadi tidak terawat seperti ini. Pintu akses yang kedua adalah pintu kaca di dalam kamar pribadi Kaisar Alcacio, pintu yang baru saja dia masuki secara diam-diam.

Tidak ada yang menarik di sini, kecuali sesuatu yang berada di dalam paviliun itu. Helcia yakin, Kaisar Alcacio menyembunyikan sesuatu di sana. Bisa saja 'benda' yang selama ini dia cari berada di sana, kan? Keberadaannya sangat penting bagi keluarga Victorin, walau Helcia sendiri tidak tau apa isinya. Namun entah kenapa dia sekuat tenaga mengambil kembali milik keluarga Victorin. Apa mungkin ini balasan untuknya karena telah meninggalkan keluarganya tanpa tanggung jawab? Apa tanpa sadar dirinya ingin kembali memperbaiki semua dengan memberikan ayahnya 'benda' yang selama ini pria itu cari?

Helcia kembali menghela napas kecewa, kalau sudah begini terpaksa dia harus mencari kunci dari paviliun tak terawat itu, kan?

•|•|•

Tangannya bergelayut manja pada lengan kekar pria itu. Senyum bahagia terpatri pada wajah cantik Hestia, netra hijaunya sesekali melirik pada Kaisar Alcacio dengan binar penuh puja. Hatinya semakin menghangat saja karena pria itu yang terlihat tidak menolak perlakuannya sama sekali. Justru Kaisar Alcacio tersenyum tipis sembari netra emasnya menatap pada tiga orang lain yang sedang duduk di hadapan mereka. Itu artinya Kaisar Alcacio mulai menyukainya, kan? Bahkan pria itu sama sekali tak marah, padahal mereka saat ini sedang berada di hadapan orang lain.

"Saya telah melakukan peninjauan di daerah utara, Duke Choman menyetujui permintaan Saya untuk mengakuisisi proyek pembangunan pertambangan batu bara. Dengan penggabungan 18% investasi saham milik saya, 12% milik Duke Airos dan 25% milik Yang Mulia, pada akhirnya Duke Choman menyetujui permintaan akuisisi. Saya sudah melakukan perundingan dan kesepakatan, lalu data-data mengenai..."

Perbincangan Kaisar Alcacio, Herios, Airos, dan Deux—Menteri Perdagangan—terus berlanjut. Sedari tadi netra serupa milik Herios terus menatap tajam padanya. Hestia tau arti tatapan itu, kakaknya memeringatkan ia untuk tidak dekat-dekat dengan Kaisar Alcacio. Herios tidak menyukai pria itu, jika bukan karena pria itu adalah seorang Kaisar serta perbincangan bisnis mereka, Herios pasti tak akan mau berbincang panjang lebar pada Kaisar Alcacio.

Namun Hestia sama sekali tak peduli. Entah bagaimana caranya ia bisa di antara para pria yang sedang membicarakan hal yang tidak dirinya mengerti, sedari tadi pusat perhatian Hestia hanya ada pada Kaisar Alcacio. Terlebih lagi pria itu tidak marah apalagi mengusirnya, berbeda dengan Herios dan Airos yang terlihat terganggu dengan tingkah lakunya. Hestia tak peduli selagi dia memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan Kaisar Alcacio.

Walau tentu saja terkadang ia merasa gugup dengan tatapan tajam Herios ataupun pandangan tak mengenakkan dari Airos, Hestia selalu mencoba mengalihkannya dengan menelusuri tiap sudut ruangan yang berada di istana Sapphire ini dengan matanya. Sementara rengkuhan tangannya semakin erat merangkul lengan Kaisar Alcacio, Hesia bahkan dapat mencium aroma maskulin yang menenangkan dari tubuh suaminya.

"Putri, kembalilah terlebih dahulu ke istana Glory. Aku masih memiliki banyak urusan." Kaisar Alcacio mengalihkan pandangannya pada Hestia, berkata lembut dengan senyuman yang terhias di wajahnya.

Sontak senyuman yang ditujukan padanya membuat pipi Hestia merona merah. Tanpa menyadari maksud lain dari Kaisar Alcacio yang mengusirnya secara halus. Airos menatapnya prihatin, terkadang sikap Kaisar Alcacio memang sering membuat orang salah paham. Pantas saja para selirnya masih mau bertahan. Bagi Airos yang sudah lama bekerja di bawah Kaisar Alcacio, tentu saja pria itu tau bahwa Kaisar sedari tadi terganggu dengan kehadiran Hestia, namun entah kenapa pria itu terlihat menahannya.

"Apakah setelah ini Yang Mulia akan menemui saya?" Tanya Hestia penuh harap. Bukannya menjawab, Kaisar Alcacio malah semakin melebarkan senyumannya hingga membuat kedua matanya yang berada di balik topeng tampak menyipit. Sontak senyuman manis itu membuat hati Hestia semakin menghangat dan detak jantungnya semakin terasa cepat. Hanya mendapatkan satu senyuman itu pun Hestia tak lagi memerlukan jawaban.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi, Yang Mulia. Dan juga kakak, Duke Airos, Tuan Deux, saya pergi dulu." Hestia tersenyum hormat, mengangkat sedikit gaunnya dan membungkuk dengan anggun, memberi salam pada para pria itu.

Tanpa Airos sadari dia menghela napas lega akan kepergian Hestia, lelaki itu rupanya sangat terganggu dengan kehadiran putri dari Kerajaan Alumaticia itu. Sedangkan Herios, netranya terus menatap tajam punggung Hestia yang semakin menjauh, raut tak suka sudah terpatri jelas di wajahnya. Kaisar Alcacio mengulum senyumnya, menyadari ketidaksukaan Herios melihat interaksi antara dirinya dengan Hestia.

Sebenarnya sedari tadi Kaisar Alcacio merasa risih dengan kehadiran Hestia yang selalu menempel padanya, entah kenapa akhir-akhir ini Hestia lebih berani padanya, menunjukkan rasa cintanya terang-terangan. Kaisar Alcacio tau Hestia sangat ingin mendapatkan perhatiannya, pria itu juga tau alasan yang membuat Hestia melakukannya. Namun tetap saja, akhir-akhir ini juga isi kepala Kaisar Alcacio didominasi oleh gadis bernetra sweet violet—Helcia Anastasia—atau lebih tepatnya Helcia Victorin.

Pria itu sudah merindukan kekasih rahasianya, ingin mendengar segala rutukan Helcia untuk dirinya. Wajah cantiknya yang selalu tersenyum paksa demi menahan kesal terlihat sangat imut di matanya, membuat dirinya selalu gencar untuk menggoda gadisnya. Setelah pertemuan ini Kaisar Alcacio akan memeluk tubuh mungil Helcia dengan puasnya, mendekap erat tubuh yang menguarkan aroma vanila itu—aroma favoritnya—hingga Helcia memberontak untuk melepaskan dekapannya.

Dan labium menggoda itu...

Ah, pria itu kembali merindukannya. Melumatnya dengan liar hingga membuat labiumnya membengkak dan merah. Belum lagi wajah gadisnya yang merona dengan napas yang memburu, membayangkannya saja semakin membuat Kaisar Alcacio tak sabar untuk mengakhiri pertemuan sialan ini. Pria itu ingin cepat-cepat memeluk gadisnya, melakukan pertengkaran kecil hingga pada akhirnya Helcia yang akan kalah. Setelah ini, pria itu berjanji akan benar-benar melakukannya.

Sedangkan di sisi lain, Helcia lagi-lagi menghela napasnya kecewa, entah untuk yang ke berapa kalinya. Gadis itu sudah kembali dari taman terbengkalai, namun bukannya kembali ke kamarnya, Helcia malah mengobrak-abrik kamar pribadi Kaisar Alcacio. Gadis itu ingin mencari kunci untuk membuka paviliun besar itu, namun hari sudah menjelang sore pun ia tak kunjung menemukan apapun.

Dengan terpaksa Helcia kembali beranjak, ingin segera keluar dari kamar pribadi Kaisar Alcacio sebelum pria itu menemukannya mendekam di sini. Helcia akan mencari kesempatan lagi, gadis itu belum puas sampai ia benar-benar mengetahui apa yang ada di dalam paviliun itu.

Tangannya terulur, berniat membuka pintu ganda berukiran rumit di hadapannya, namun niatnya itu terhenti kala pintu besar itu tiba-tiba sudah terbuka terlebih dahulu—membuat dirinya terkejut dan sontak memundurkan tubuhnya sedikit. Tak beda jauh dengan pelaku yang membuka pintu, pria itu juga sama terkejutnya dengan Helcia.

Gadis itu seketika gelagapan, lidahnya mendadak terasa kelu tak tau ingin mengatakan apa. Sedangkan pria pemilik netra emas di hadapannya turut memicingkan matanya, menatap dirinya dengan pandangan curiga. Pria itu melangkahkan kakinya, mendekati Helcia membuat gadis itu semakin terasa terpojok.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

•|TBC|•

Pasti udh pada tau siapa ya kan..😌

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

1M 89.9K 58
[BUKAN NOVEL TERJEMAH] "Tiada kasta dalam cinta," .. Dewi Harnum adalah seorang pelayan di suatu Kerajaan. Ia selalu menggunakan selendang untuk menu...
3.7M 54.1K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
94.5K 4.4K 34
"Gue udah tau semuanya." Kata Daniel. Apa? Gue liat Daniel lagi, ekspresi muka gue minta dia buat jelasin. "Perasaan lo ke gue." Kata Daniel. . Giman...
1.3M 122K 32
Lelah melawan penyakit selama bertahun-tahun, Bella berdoa kepada Tuhan untuk segera mencabut nyawanya dan diberikan kehidupan baru yang lebih baik...