The Emperor's Maid (END)

By jcrrvaa_

451K 38.4K 1.4K

Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kek... More

Author's note + P R O L O G
C H A P T E R 1 : Misi Untuk Helcia
C H A P T E R 2 : Ibukota Sylhip
C H A P T E R 3 : Tugas Pertama
C H A P T E R 4 : Melayani Kaisar
C H A P T E R 5 : Para Selir Kaisar
C H A P T E R 6 : Hukuman kecil
C H A P T E R 7 : Hukuman Kecil (2)
C H A P T E R 8 : Ayrha Selina
C H A P T E R 10 : Pelayan Tetaplah Pelayan
C H A P T E R 9 : Kecurigaan
C H A P T E R 12 : Hestia Victorin
C H A P T E R 13 : Amarah
C H A P T E R 11 : Pangeran Ancius Estev D'Ousía
C H A P T E R 15 : Godaan Kaisar
C H A P T E R 16 : Masalah Baru
C H A P T E R 17 : Harga Diri
C H A P T E R 18 : Hukuman yang Sebenarnya
C H A P T E R 19 : Pelampiasan
C H A P T E R 14 : Fokus
C H A P T E R 20 : Ambisi
C H A P T E R 21 : Istana Marine
C H A P T E R 22 : Terjebak Sekali Lagi
C H A P T E R 23 : Cara Khusus Sepasang Kekasih
C H A P T E R 25 : Kedatangan Herios Victorin
C H A P T E R 26 : Paviliun
C H A P T E R 27 : Teman Rahasia
C H A P T E R 28 : Ingatan Buruk
VISUALISASI
C H A P T E R 29 : Syarat
C H A P T E R 30 : Putri Elea
C H A P T E R 31 : Rekan Dalam Kejahatan
C H A P T E R 32 : Pria Bernetra Abu-abu
C H A P T E R 33 : Perayaan Panen
C H A P T E R 34 : Ares
C H A P T E R 35 : Liontin Asing
C H A P T E R 36 : Festival
C H A P T E R 37 : Skenario
C H A P T E R 38 : Menyangkal
C H A P T E R 39 : Kabur
C H A P T E R 40 : Pandangan Pertama Laise
C H A P T E R 41 : Menuju Sidang
C H A P T E R 42 : Keputusan Kaisar
C H A P T E R 43 : Membawa Kabur Helcia
C H A P T E R 44 : Duel
C H A P T E R 45 : Pengkhianat
C H A P T E R 46 : Masa Lalu
C H A P T E R 47 : Masa Lalu (2)
C H A P T E R 48 : Tawaran
C H A P T E R 49 : Bertemu Kembali
INFO new story + Q&A

C H A P T E R 24 : Menarik Perhatian Kaisar

7.8K 719 14
By jcrrvaa_

Chap sebelumnya full Alcia moments, sekarang giliran sm Hestia😌👍

Happy reading~

•|•|•

Siang berganti malam. Mentari telah menenggelamkan cahayanya sejak satu jam lalu, digantikan dengan pantulan remang-remang dari cahaya rembulan. Istana Marine terlihat begitu sepi, hanya ada beberapa prajurit yang setia berjaga. Helcia masih ingat, dulu istana Marine tidak sesepi ini, walau memang prajurit yang menjaga istana Marine terbilang sedikit dibanding istana lainnya. Tadi siang saat ia melewati kamar Kaisar Alcacio, tak ada lagi dua prajurit yang menjaga di kedua sisi pintu. Entah kemana perginya mereka sekarang, Helcia pun tak tau. Namun saat Helcia bertanya pada Kaisar Alcacio, dengan tersenyum pria itu hanya berkata,

'Aku hanya memberikan hukuman ringan untuk mereka.'

Entah hukuman ringan seperti apa yang pria itu maksudkan, benak Helcia merasa tak yakin dengan kebenarannya. Walau Kaisar Alcacio mengatakannya sembari mengulas senyum manis sekalipun, entah kenapa hal itu malah terdengar lebih mengerikan di telinganya. Karena Helcia sudah sangat hafal dengan perilaku pria itu, perilaku dan kekejamannya tak bisa ditutupi dengan wajahnya yang selalu mengulas senyum. Bak seorang malaikat pencabut nyawa yang selalu dengan senang hati melakukan pekerjaannya, itulah sifat asli Kaisar Alcacio.

Kini tak ada waktu bagi Helcia untuk kembali merenung. Saat ini entah kenapa seakan ada peluang besar yang menimpa dirinya, semua terlihat begitu mudah. Apalagi dengan Kaisar Alcacio yang tak mengizinkannya keluar dari istana Marine, juga dengan dirinya yang diketahui orang-orang tengah melakukan cuti sementara untuk proses penyembuhan. Semua itu terasa begitu sempurna, ditambah dengan Kaisar Alcacio yang kini menambahkan sebuah peraturan baru, tak ada yang boleh memasuki wilayah istana Marine kecuali orang-orang yang sudah mendapat izin darinya.

Semua berjalan dengan baik tanpa Helcia rencanakan. Entah ini pertanda baik atau buruk, saking lancarnya Helcia bahkan sedikit merasa takut. Takut akan kegagalan yang bisa saja langsung menimpa dirinya di sela-sela keberuntungan. Namun walaupun begitu, Helcia tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Dengan izin dari Kaisar Alcacio, dirinya diperbolehkan untuk berjalan-jalan di istana Marine dengan leluasa. Helcia memanfaatkan itu untuk menelusuri istana Marine, mencari informasi sekecil apapun yang bisa dia dapatkan untuk melanjutkan tujuannya. Penjagaan di istana Marine tidak ketat, hanya ada sedikit prajurit yang berjaga, membuatnya bisa lebih leluasa dalam menjalankan misinya.

Helcia mengeluarkan petanya, kesempatan baginya untuk kembali menelaah setiap sudut istana-istana di sini saat Kaisar Alcacio tak lagi memintanya untuk menemani. Jika diingat-ingat lagi mengenai kejadian tadi siang membuatnya kembali tersadar ternyata kejadian itu benar-benar memalukan. Seketika itu sekelebat ingatan mengenai bagaimana Kaisar Alcacio menciumnya muncul seketika, memenuhi isi pikiran Helcia.

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya kuat, "astaga, Helcia! Fokus!" Bergumam kecil, mengingatkan dirinya untuk tetap fokus pada pembahasan awal. Jangan sampai pria itu yang akan menjadi penghambatnya nanti, padahal ia juga yang telah memberikannya peluang emas.

Helcia kini kembali menatap peta kerajaan yang terbentang di atas ranjang empuknya. Ada lima istana yang ada di kerajaan ini, diantaranya istana Amethyst, istana Marine, istana Sapphire, istana Glory dan terakhir istana Ruby. Satu hal yang membuat Helcia penasaran, istana Marine adalah istana terbesar kedua setelah istana Amethyst. Di dalam istana Marine hanya terdapat kediaman Kaisar, Permaisuri, aula kecil dan juga taman. Dan Helcia hanya pernah memasuki kediaman Kaisar dan aula. Itu pun sekedar ke ruangan kerja, kamar Kaisar ataupun kamar yang saat ini ia tempati.

Ada dua taman yang berada di istana Marine, yang pertama berada di kediaman Permaisuri dan yang kedua ada di kediaman Kaisar itu sendiri. Satu hal yang membuat Helcia penasaran, dalam peta digambarkan taman di kediaman Kaisar sangatlah luas, berbeda dengan taman-taman di istana lain. Namun saat Helcia hendak memasuki area taman, entah kenapa gerbang menuju taman itu tertutup. Lalu gadis itu pun menyadari satu hal saat memasuki kamar Kaisar Alcacio, terdapat satu pintu kaca dengan daun pintu ganda yang selalu tertutupi tirai di sana.

Helcia tak pernah membuka tirai itu sebelumnya, saat itu ia hanya penasaran dan mengintip sedikit apa yang berada di balik tirai yang selalu terikat erat itu. Dan satu hal yang pasti, pintu kaca itu juga menghubungkan langsung dari kamar Kaisar Alcacio ke area taman. Banyak hal yang membuat Helcia ingin mencari tau, apa yang disembunyikan Kaisar Alcacio di dalam taman itu? Sebab ia yang selalu menutup pintu akses menuju taman di kediamannya sendiri, seakan tak ada satupun orang yang boleh memasuki taman itu. Juga dengan ia yang menutup pintu akses pribadinya sendiri, Helcia yakin ada satu hal yang membuat Kaisar Alcacio tak ingin lagi memasuki area taman itu.

Maka dari itu, Helcia memutuskan istana Marine yang akan menjadi istana pertama yang akan ia telusuri. Dan taman di kediaman Kaisar yang tersegel rapat entah sejak kapan, akan menjadi target utamanya. Bisa saja 'benda' itu Kaisar Alcacio sembunyikan di sana, kan?

•|•|•

Hestia menatap sepotong kue cokelat yang ia genggam dengan binar bahagia, wanita itu menyodorkan sepiring kue cokelat pada Kaisar Alcacio yang duduk di hadapannya. Perasaan senang tak dapat ia hindari, seakan ada ratusan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya kala Kaisar Alcacio mau menerima sepotong kue cokelat buatannya.

"Kau yang membuatnya sendiri, Putri?" Pria itu bertanya, menaikkan sebelah alisnya sedikit penasaran dengan kue cokelat buatan Hestia. Sebenarnya bukan penasaran akan rasa kue itu, namun penasaran kenapa seorang putri raja mau merepotkan dirinya sendiri dengan membuat kue cokelat demi mendapat perhatiannya?

Karena yang ia tau, kaum bangsawan tak akan mau repot-repot melakukan hal yang merepotkan diri mereka seperti ini. Untuk mandi saja mereka masih dibantu oleh pelayan, apalagi ini? Jika ada pelayan yang bisa melakukannya, kenapa pula harus mereka yang bekerja? Namun kali ini Hestia melakukannya, rela meluangkan tenaganya demi mendapat perhatian dan kesan yang baik untuk Kaisar Alcacio.

"Tentu saja, Yang Mulia. Anda tidak tau kan sebenarnya saya memiliki hobi memasak? Saya tidak terlalu menunjukkannya karena hanya saya yang memiliki hobi merepotkan seperti itu di kalangan kaum bangsawan." Hestia menjawab dengan dilebih-lebihkan, padahal nyatanya wanita itu baru belajar membuat kue kemarin siang dibantu dengan Ayrha.

Tanpa Hestia sadari sudut labium Kaisar Alcacio berkedut pelan, menahan tawa mengejek yang hendak keluar. Kaisar Alcacio tau, Hestia sedang berbohong. Namun bukannya mencela, pria itu malah tersenyum, mengambil sesendok kue cokelat itu dan menyuapkannya ke dalam mulutnya.

"Bagaimana rasanya, Yang Mulia?" Hestia menatap Kaisar Alcacio dengan penuh harap.

"Enak." Jawaban singkat itu berhasil membuat Hestia tersenyum lebar. Ia begitu senang akan respon positif dari Kaisar Alcacio. Wanita itu berjanji setelah ini ia akan memberikan Ayrha sebuah hadiah, karena nyatanya kue itu adalah hasil tangan dari Ayrha. Hestia hanya membantu menghiasnya. Sebelumnya ia sudah mencoba beberapa kali untuk membuat kue, namun karena terus-menerus gagal, akhirnya Hestia menyerah dan menyuruh Ayrha untuk membuatkan kue yang enak untuk diberikan pada Kaisar Alcacio atas namanya.

Wanita itu masih mengingat bagaimana peristiwa buruk yang ia alami saat membuat kue bersama Ayrha. Dimulai dari ia yang menumpahkan tepung, salah memasukkan bahan yang seharusnya gula, namun malah ia masukkan sesendok garam, belum lagi kuku palsunya yang patah dan kue yang beberapa kali gosong ataupun rasanya yang tidak enak. Cukup dengan semua itu, Hestia bahkan sempat menangis kecil karena kuku palsunya yang patah.

Untuk seterusnya, ia tak akan mau lagi untuk membuat kue. Membayangkan gaunnya harus kotor lagi karena adonan kue saja sudah membuatnya kembali merinding. Cukup kali ini dan itu demi Kaisar Alcacio.

Namun sayangnya, lagi-lagi Kaisar Alcacio tau apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana perjuangan Hestia untuk membuat kue cokelat yang berakhir dengan Ayrha yang membuat kue itu untuk diberikan padanya atas nama Hestia. Dengan tak tau malunya Hestia mengaku-ngaku kue cokelat itu adalah buatannya, belum lagi mengenai hobi memasak yang sudah ia tekuni lama. Kaisar Alcacio bahkan heran, mengapa semua selirnya tak ada yang benar? Semuanya rela melakukan apapun hanya demi mendapatkan sedikit perhatiannya.

Pria itu bahkan tak bisa membayangkan apa jadinya jika ia menyatakan surat perceraian untuk mereka semua, apa wanita-wanita itu akan rela merendahkan harga dirinya demi untuk tetap berada di sisinya? Yang lebih heran lagi, entah bagaimana dirinya bisa tahan dengan semua sikap palsu mereka. Walau sejujurnya ia sedikit menyesal, mengambil asal wanita bangsawan untuk dijadikan selirnya demi sebuah pencitraan, tanpa tau tabiat asli mereka bagaimana. Namun sekali lagi, Kaisar Alcacio tak peduli selagi mereka hanyalah selir, bukan Permaisurinya.

"Ada satu lagi yang ingin saya berikan pada Yang Mulia." Helcia mengambil sebuah kotak beludru berwarna merah, memberikan kotak itu pada Kaisar Alcacio.

"Ini?"

"Yang Mulia boleh membukanya." Hestia tersenyum manis.

Langsung saja pria itu membuka kotak beludru yang Hestia berikan. Tangannya mengelus lembut sebuah sapu tangan dengan sulaman bunga mawar merah dan emas. Terlihat begitu indah hasil sulaman Hestia, dan Kaisar Alcacio mengakuinya. Sapu tangan yang diberikan oleh seorang gadis untuk seorang pria, memiliki arti dan kesan yang kuat. Bisa diartikan sebagai bentuk kasih sayang, kepedulian dan harapan keselamatan pada pria yang diberikan. Apalagi jika ditambah dengan benang berwarna emas, sebagai doa agar sang pria selalu diberkahi kesejahteraan dan kebahagiaan.

"Apa Yang Mulia menyukainya? Saya menyulamnya sendiri untuk Yang Mulia."

"Bagus. Aku akan menyimpannya." Pria itu kembali tersenyum pada Hestia, lalu menutup kotak beludru itu. Jawaban itu sudah cukup membuat hati Hestia lagi-lagi dipenuhi kebahagiaan. Pujian kecil dari Kaisar Alcacio sungguh membuatnya ingin terbang rasanya.

"Hehe.. syukurlah kalau Yang Mulia menyukainya."

Kaisar Alcacio menyeduh pelan tehnya, sebelum kembali bertanya pada Hestia. "Putri, ada yang ingin aku tanyakan padamu."

"Saya akan menjawabnya sebisa saya." Jawab Hestia dengan senang hati.

"Herios Victorin dan Hestia Victorin, kalian memiliki seorang adik bernama Helcia Victorin, kemana saat ini putri bungsu dari keluarga Victorin berada? Apa benar dia melarikan diri?"

Pertanyaan yang keluar dari Kaisar Alcacio seketika membuat kesenangan Hestia runtuh. Mendengar nama Helcia disebut entah kenapa membuat perasaannya menjadi tak senang, apalagi itu keluar dari mulut Kaisar Alcacio sendiri, pria pujaan hatinya.

Namun dengan terpaksa Hestia tetap menjawab, "Yang Mulia benar, saya memiliki satu adik perempuan, Helcia Victorin. Dia memang kabur dari Kerajaan Alumaticia sejak kerajaan kami berada di naungan Kekaisaran Exousía."

"Apa kau tau saat ini dia berada dimana?" Kaisar Alcacio kembali bertanya, mencoba untuk memancing Hestia.

Sedangkan wanita itu sedikit gelagapan, namun dengan cepat kembali menormalkan ekspresinya. Menggeleng pelan, Hestia kembali menjawab, "tidak, Yang Mulia. Saya tidak tau. Sejak dulu kami selalu mencarinya. Saya sangat mengkhawatirkannya, apalagi dia adalah adik saya satu-satunya. Saya tidak tau bagaimana keadaannya sekarang, saya hanya berharap adik saya baik-baik saja."

Kaisar Alcacio menatap dengan datar pada Hestia yang menundukkan kepalanya, gadis itu terlihat seakan sedang menangis. Tanpa Hestia sadari Kaisar Alcacio tau saat ini ia sedang berakting sedih, Hestia tetap melanjutkan kalimatnya.

"Sejak dulu Helcia memang keras kepala. Gadis itu tak pernah mau berbaur dengan teman sebayanya, ia selalu mengurung diri di kamarnya. Apa Yang Mulia tau? Gadis itu kabur dari kerajaan karena tak mau keluarga Victorin berada di naungan Kekaisaran Exousía. Bahkan saat itu Helcia sempat mendesak ayah untuk berperang demi mempertahankan Alumaticia. Ayah sempat goyah sesaat, namun saya kembali meyakinkan ayah untuk tidak melakukan perang.

"Karena itu juga, saya dan Helcia sempat terlibat perkelahian kecil. Saya memilih untuk menyerahkan keluarga Victorin pada Kekaisaran Exousía, namun Helcia malah sebaliknya. Pada akhirnya, ayah setuju dengan usulan saya, begitu juga kakak yang sejak awal memang satu pendapat dengan saya. Karena itu juga, Helcia mungkin marah pada saya. Sejak dulu gadis itu selalu mendapat apa yang ia inginkan, mungkin karena pendapatnya tidak diterima, dia bertindak gegabah lalu meninggalkan kerajaan."

Kaisar Alcacio menyimak cerita Hestia dalam diam, netra emasnya terus menatap pada netra hijau milik Hestia. Seakan mencari kebenaran dalam binar matanya.

"Jadi dia orang yang seperti itu?"

Hestia menghela napas pelan, "mungkin saat itu saya juga tidak memikirkan perasaan Helcia. Jika saja saya bisa mengerti lebih dalam perasaannya, pasti sampai saat ini Helcia masih bisa tersenyum riang. Saya sangat merindukannya, walau Helcia sering membuat saya kesal dan terus mengalah, tak dapat dipungkiri saya masih menyayanginya."

"Putri sangat menyayanginya, ya? Bagaimana jika seandainya Putri Helcia terlibat dalam hal berbahaya yang juga bisa ikut membahayakan nyawamu, apa yang akan kau lakukan, Putri? Berkorban bersamanya atau malah meninggalkannya?"

"Tentu saja saya akan berkorban bersamanya, bahkan jika bisa saya saja yang akan berkorban. Helcia masih anak kecil bagi saya, dia tak perlu melakukan hal-hal berat yang dapat membebani pikirannya." Hestia menjawab dengan penuh keyakinan, bahkan jika orang awam yang melihat binar mata Hestia, pasti orang itu akan langsung percaya.

Pria itu tersenyum, "kakak yang baik. Tidak salah aku memilihmu sebagai selirku."

Perkataan itu sontak membuat pipi Hestia merona merah. Lagi-lagi ia berhasil menarik perhatian Kaisar Alcacio. Tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi, Hestia begitu yakin saat ini dirinya sudah sangat menarik di mata pria itu. Setidaknya itulah yang ia yakini. Jika Hestia pandai memainkan peran, maka Kaisar Alcacio lebih pandai dari itu.

Pria yang penuh dengan muslihat, mana bisa Hestia membohonginya?

•|TBC|•

Heleuh heleuh hestiaa..
Dhlh

See u in next chapter~

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 144K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
144K 14.8K 36
Jemima Hildegard anak dari mendiang Perdana Mentri yang meninggal karena melindungi Raja Darren De Voulos dari kerajaan Bloomsytch. Tepat diumur dia...
638K 41.8K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
16.8M 746K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...