The Emperor's Maid (END)

By jcrrvaa_

453K 38.5K 1.4K

Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kek... More

Author's note + P R O L O G
C H A P T E R 1 : Misi Untuk Helcia
C H A P T E R 2 : Ibukota Sylhip
C H A P T E R 3 : Tugas Pertama
C H A P T E R 4 : Melayani Kaisar
C H A P T E R 5 : Para Selir Kaisar
C H A P T E R 6 : Hukuman kecil
C H A P T E R 7 : Hukuman Kecil (2)
C H A P T E R 8 : Ayrha Selina
C H A P T E R 10 : Pelayan Tetaplah Pelayan
C H A P T E R 9 : Kecurigaan
C H A P T E R 12 : Hestia Victorin
C H A P T E R 13 : Amarah
C H A P T E R 11 : Pangeran Ancius Estev D'Ousía
C H A P T E R 15 : Godaan Kaisar
C H A P T E R 16 : Masalah Baru
C H A P T E R 17 : Harga Diri
C H A P T E R 18 : Hukuman yang Sebenarnya
C H A P T E R 19 : Pelampiasan
C H A P T E R 14 : Fokus
C H A P T E R 20 : Ambisi
C H A P T E R 22 : Terjebak Sekali Lagi
C H A P T E R 23 : Cara Khusus Sepasang Kekasih
C H A P T E R 24 : Menarik Perhatian Kaisar
C H A P T E R 25 : Kedatangan Herios Victorin
C H A P T E R 26 : Paviliun
C H A P T E R 27 : Teman Rahasia
C H A P T E R 28 : Ingatan Buruk
VISUALISASI
C H A P T E R 29 : Syarat
C H A P T E R 30 : Putri Elea
C H A P T E R 31 : Rekan Dalam Kejahatan
C H A P T E R 32 : Pria Bernetra Abu-abu
C H A P T E R 33 : Perayaan Panen
C H A P T E R 34 : Ares
C H A P T E R 35 : Liontin Asing
C H A P T E R 36 : Festival
C H A P T E R 37 : Skenario
C H A P T E R 38 : Menyangkal
C H A P T E R 39 : Kabur
C H A P T E R 40 : Pandangan Pertama Laise
C H A P T E R 41 : Menuju Sidang
C H A P T E R 42 : Keputusan Kaisar
C H A P T E R 43 : Membawa Kabur Helcia
C H A P T E R 44 : Duel
C H A P T E R 45 : Pengkhianat
C H A P T E R 46 : Masa Lalu
C H A P T E R 47 : Masa Lalu (2)
C H A P T E R 48 : Tawaran
C H A P T E R 49 : Bertemu Kembali
INFO new story + Q&A

C H A P T E R 21 : Istana Marine

8K 812 13
By jcrrvaa_

Up di hari spesial, udh hampir seminggu ga up(个_个) besok moga bisa up lagi..

2000 kata guys, gtau knp akhir" ini suka nulis satu chap yg panjang.

Happy reading 💞

•|•|•

Manik sweet violet itu menatap dengan tak nyaman pada dua orang gadis yang berdiri di hadapannya. Helcia sesekali bergerak memperbaiki posisi duduknya, berusaha menghilangkan rasa gugupnya. Sedang otaknya berpikir keras memutar jawaban yang sekiranya pas untuk menjawab pertanyaan beruntun dari mereka.

"Sebelumnya, aku mewakili kakakku untuk meminta maaf padamu. Kau tau sendiri dia orangnya bagaimana, maka dari itu aku yang akan mewakilinya." Lady Zexius Alexi, berucap dengan wajah yang terlihat tidak enak pada Helcia. Gadis itu memberikan sebuket bunga aster berwarna putih untuk Helcia, yang langsung diterimanya dengan senang hati.

"Semoga cepat sembuh.."

"Terimakasih, Lady." Helcia tersenyum pada Lady Alexi.

"Besok aku akan kembali, jaga dirimu baik-baik."

Helcia mengangguk kecil, ia menarik napasnya pelan lalu menghembuskannya, "apa Lady juga melihatnya?"

Lady Alexi tersentak kecil mendengar pertanyaan Helcia, "aku melihatnya, karena saat itu juga di istana Sapphire."

Hati Helcia sedikit mencelos mendengarnya, tapi mau bagaimana lagi? Istana Sapphire merupakan istana yang dibangun untuk para tamu-tamu, dan Lady Alexi termasuk dalam tamu tersebut, sudah pasti dia menginap di istana Sapphire. Entah kenapa Helcia sedikit malu, ia merasa telah meninggalkan kesan buruk pada seseorang yang pernah membantunya, apalagi masalah itu terkait dengan kakak dari Lady Alexi, Illiana Zexius.

Jika dipikir-pikir lagi, apa Putri Illiana sengaja memilih istana Sapphire untuk mempermalukan dirinya? Alasannya mudah saja, daripada hanya mempermalukannya pada penghuni tetap di istana, kenapa tidak sekalian pada tamu-tamu Kaisar Alcacio yang secara adalah orang-orang luar? Dengan begitu gosip akan cepat menyebar karena masalah itu berkaitan dengan Kaisar Alcacio dan selirnya.

Jika itu benar terjadi, maka hidup Helcia benar-benar tak akan bisa tenang. Bahkan bisa saja gosip yang beredar akan berbeda jauh dari kejadian aslinya yang tentu saja mengarah pada keburukan mengenai dirinya.

"Saya tidak akan memberikan alasan apapun. Apa yang Lady lihat semuanya benar. Namun apa yang Lady dengar, belum tentu benar. Saya hanya berharap Lady tidak berpikiran buruk mengenai ini semua."

Lady Alexi terkesima sesaat, namun kemudian gadis itu memberikan senyumannya, "aku tidak akan bertanya apapun. Semoga cepat sembuh, Helcia."

Setelah mengucapkan dua kalimat itu, Lady Alexi langsung pergi meninggalkan ruangan, kini hanya tersisa Helcia dan seorang gadis lainnya yang sedari tadi hanya diam berdiri mendengarkan percakapan mereka. Gadis itu adalah Ayrha Selina, satu-satunya teman yang Helcia miliki di sini.

Tepat setelah pintu tertutup, Ayrha langsung menghamburkan dirinya pada Helcia. Tangannya memeluk gadis itu dengan erat, raut wajahnya penuh akan kekhawatiran.

"Aku sangat terkejut mendengar kau terluka parah karena menggores lehermu sendiri."

"Astaga, Ayrha.. aku sesak-"

"Oh, maaf. Hehe.." Dengan segera Ayrha melepaskan pelukan eratnya kala mengetahui Helcia sesak napas dibuatnya. Sejenak gadis itu lupa kalau temannya itu sedang terluka cukup parah.

"Tapi sekarang aku baik-baik saja, oke?" Helcia mencoba meyakinkan agar tidak membuat Ayrha khawatir, namun reaksi selanjutnya benar-benar di luar dugaannya. Bukannya tenang, Ayrha malah mengeluarkan ekspresi kesal yang sama sekali tak ia tutupi.

"Baik-baik saja kau bilang, huh? Aku punya mata, kau terluka parah! Jangan seenaknya menggores lehermu sendiri, kau mau mati, huh?"

"Twidak.. mwaaf.." Helcia mencoba mengeluarkan kalimatnya susah payah, pasalnya Ayrha mencubit kedua pipinya kuat lalu menggoyang-goyangkannya ke kanan dan ke kiri, tak lupa dengan kening yang berkerut kesal dan juga tatapan tajam untuknya.

"Tidak ada kata maaf jika kau melukai dirimu untuk yang kedua kalinya! Kau sadar tidak sih di sini kita tidak memiliki siapapun kecuali diri kita sendiri? Maka dari itu sayangi tubuhmu, apapun yang terjadi jangan pernah membunuh dirimu sendiri!"

"Iywa.."

"Iya atau tidak?"

"Iywaaa!!"

Dan akhirnya Ayrha melepaskan cubitannya membuat Helcia seketika bernapas lega. Tangannya mengelus pelan pipinya yang terasa lebih melar, Helcia bahkan yakin pipinya pasti memerah karena ini. Cubitan dari Ayrha memang tidak main-main.

Ayrha menghela napas pelan, "inilah yang aku khawatirkan jika kau dekat dengan Yang Mulia."

"Huh?"

"Aku tidak tau bagaimana kejadian pasti yang kau alami, tapi aku yakin kau bukan orang yang buruk, Helcia. Aku tidak tau bagaimana kedepannya lagi tapi, aku harap kau baik-baik saja."

"Terimakasih, aku akan baik-baik saja." Helcia tersenyum manis mendengar penuturan Ayrha, setidaknya gadis itu bersyukur masih ada orang lain yang normal di kerajaan ini. Dia masih memiliki teman untuk berbagi keluh kesah, Helcia tidak sendiri di sini.

"Kau sudah makan?" Ayrha kembali bertanya.

"Sudah, kok."

"Perbanmu sudah diganti?"

"Aku baru saja menggantinya tadi."

"Sudah mandi?"

"Aku mandi sebisaku."

"Minum obat?"

"Sudah."

"Bagus."

Helcia terkekeh pelan, "kau sudah seperti ibuku."

"Memangnya ibumu seperti ini juga kalau kau sakit?"

"Tidak, sih."

"Dasar."

Ketukan pintu menghentikan percakapan mereka, pandangan Helcia teralihkan daun pintu yang diketuk pelan oleh seseorang itu. Benaknya bertanya dalam hati, siapa yang berkunjung malam-malam seperti ini?

"Nona, ini saya."

Suara yang terdengar familiar membuat Helcia tersentak kecil, gadis itu lalu dengan cepat menjawabnya, "oh! Masuklah."

Sepasang daun pintu itu terbuka, menampilkan seorang pria dengan perawakan tinggi dibaluti baju khas seorang bangsawan berpangkat tinggi. Pria dengan surai pirang itu adalah Airos Helarium, seorang bangsawan dengan gelar Duke yang telah cukup lama menjabat sebagai tangan kanan Kaisar Alcacio. Pria itu memasuki ruangan, maniknya melirik sesaat pada kehadiran Ayrha, sedangkan gadis itu menundukkan sedikit tubuhnya memberi salam.

"Selamat malam, Tuan Airos."

"Selamat malam, Nona-nona sekalian. Saya datang untuk mengantarkan Nona Helcia."

"Mengantar?" Ayrha memiringkan kepalanya, tak paham dengan maksud Airos. Berbeda dengan Helcia yang tiba-tiba saja panik menyadari maksud dari kehadiran Airos, bagaimana gadis itu bisa lupa kalau Kaisar Alcacio memerintahkannya untuk tinggal di istana Marine?

"I-itu.."

"Benar, Nona. Dikarenakan kondisi Nona Helcia yang tidak memungkinkan untuk bekerja, maka dari itu Kaisar memberikan cuti sementara untuk Nona Helcia. Saya ditugaskan untuk mengantar Nona Helcia sampai kereta kuda, akan ada prajurit yang akan mengantarnya pulang ke desa asalnya." Airos tersenyum manis sembari menjelaskan apa maksud kedatangannya, yang tentu saja semua penjelasan yang ia berikan adalah sebuah kebohongan belaka untuk mengelabui Ayrha.

Mendengarnya membuat Helcia bernapas lega, gadis itu tidak perlu memberi kode pada Airos agar pria itu tutup mulut. Sepertinya hal ini sudah diwanti-wanti oleh Kaisar. Pilihan yang tepat karena Ayrha bisa saja menyebarkan informasi ini pada pelayan lainnya, rumor buruk mengenai dirinya tidak akan bertambah lebih buruk.

"Ah, saya mengerti. Saya sedikit terkesan karena Tuan Airos yang akan mengantar teman saya secara langsung."

"Itu karena Nona Helcia adalah pelayan pribadi Kaisar."

"Oh.. begitu."

"Mari, Nona. Barang-barang milikmu sudah siapkan."

Sontak Helcia beranjak dari posisi duduknya mendengar penuturan Airos, sebelum ia benar-benar melangkahkan kakinya, sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya. Ayrha menatap manik Helcia dengan sayu, "aku akan merindukanmu. Semoga cepat sembuh, aku akan menunggumu sampai kembali."

"Terimakasih, aku akan segera kembali."

"Kalau tidak sanggup berjalan, saya akan membantumu, Nona." Tawar Airos pada Helcia.

"Ah, tidak perlu. Saya bisa berjalan sendiri. Terimakasih."

Setelah Ayrha melepaskan cekalan tangannya, gadis itu langsung pamit dan pergi meninggalkan ruangan, menyisakan Airos dan Helcia yang masih berdiri saling berhadapan.

"Yang tadi itu anda berbohong, kan?" Helcia membuka percakapan.

"Tentu saja, Nona. Mana mungkin Yang Mulia mau melepaskanmu. Ayo, aku akan mengantarmu ke istana Marine." Airos tersenyum, mengulurkan tangannya pada Helcia. Sedangkan gadis itu tersenyum kikuk melihat Airos yang mengulurkan tangan dengan ringannya.

"Eh.. maafkan aku, Nona. Ekhem, ayo kita pergi." Setelah mengucapkan hal itu, Airos langsung pergi mendahului Helcia yang langsung diikuti oleh gadis itu.

Gadis itu menghela napas singkat. Bukan tanpa alasan ia tak menerima uluran tangan Airos, bukan karena dirinya tak mau, hanya saja itu bukanlah sesuatu yang pantas mengetahui status mereka yang berbeda jauh. Helcia harus terus mengingat statusnya di sini hanyalah seorang pelayan, bukan seorang Tuan Putri. Bahkan karena itu juga Helcia sempat melupakan status aslinya, juga tujuan sebenarnya mengapa dirinya menyamar menjadi seorang pelayan.

Sebagian besar karena Kaisar Alcacio, pikirannya terus terusik oleh pria itu. Setiap hari bertemu dengannya serta mendapat gangguan-gangguan kecil membuat Helcia sulit fokus pada tujuannya. Pria itu benar-benar ahli dalam mengalihkan pikirannya, dan kini, Helcia harus tinggal di istana Marine. Ia yakin hari-harinya akan jauh lebih suram, di bawah pengawasan pria itu apakah ia bisa mencapai tujuannya tanpa harus ketahuan?

Melamun sepanjang jalan membuat Helcia tak sadar kini mereka sudah memasuki wilayah istana Marine. Dibandingkan istana lainnya, istana Marine adalah istana yang paling sunyi, tak ada aktivitas apapun selain prajurit yang berjaga di sisi lorong. Mungkin karena Kaisar Alcacio adalah orang yang menyukai ketenangan, maka dari itu istana ini dibuat setenang mungkin agar tak mengganggu Sang Kaisar yang menetap di sini.

"Kita akan menemui Yang Mulia terlebih dahulu."

Ucapan Airos yang tiba-tiba membuat Helcia tersentak kecil, gadis itu lalu memperhatikan sekitar, kini matanya bergulir menatap situasi sekitar. Entah kenapa setiap manik matanya melihat para prajurit yang setia berdiri tegap membuat jantungnya berpacu lebih cepat. Ini bukanlah rasa familiar yang biasa ia rasakan kala bersama Kaisar Alcacio, namun rasa takut akan bayangan buruk yang baru saja ia alami tadi siang.

Tanpa sadar Helcia bergerak pelan mendekati Airos, bersembunyi di balik punggung pria itu, sedang dirinya berusaha menenangkan kembali pikirannya. Sekuat tenaga Helcia menepis pikiran buruknya, namun tetap saja bayangan saat seorang prajurit yang hendak merobek pakaiannya di depan umum dan dilihat oleh banyak orang terus-menerus berputar dalam kepalanya.

"Nona..?" Airos yang menyadari sebuah tangan menggenggam erat pakaian bagian belakangnya langsung membalikkan tubuh. Pria itu yang peka terhadap situasi tidak mengenakkan ini langsung saja membawa Helcia memasuki ruang kerja Kaisar Alcacio.

"Ayo, Yang Mulia sudah menunggu di dalam."

"Oh, m-maaf." Helcia menundukkan kepalanya merasa malu karena telah lancang mencengkeram pakaian Airos tanpa sadar. Langsung saja gadis itu mengikuti langkah kaki Airos yang sudah memasuki ruangan.

"Selamat malam, Yang Mulia. Saya sudah membawa Nona Helcia kemari." Airos memberikan salam hormatnya, diikuti dengan Helcia.

"Hn, sekarang kau boleh pergi." Usir Kaisar Alcacio secara halus. Tanpa dua kali diperintah, Airos langsung saja menuruti permintaan dari Kaisar.

Ruangan kini terasa sunyi kembali. Helcia berdiri kikuk di depan meja kerja Kaisar Alcacio, sedangkan pria itu hanya diam tanpa mau mengeluarkan suara mau pun pergerakan. Helcia meremas kedua sisi gaunnya dengan tak nyaman kala manik emas Kaisar Alcacio menelusuri penampilan Helcia dengan seriusnya. Matanya bergulir dari atas ke bawah, beberapa kali seperti itu hingga membuat Helcia rasanya ingin pergi saja.

Selang beberapa menit tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara, pergerakan Kaisar Alcacio yang berdiri tiba-tiba membuat Helcia sedikit terkejut. Pria itu berjalan pelan menghampirinya, hanya ada suara langkah kakinya yang menggema di dalam ruangan, entah kenapa membuat jantung Helcia kembali berpacu cepat.

Kini pria itu tepat berdiri di hadapannya, menjulang tinggi hingga harus membuat Helcia mendongakkan kepalanya. Helcia menelan salivanya yang terasa kering, Kaisar hanya berdiri diam menatapnya benar-benar membuat Helcia tidak nyaman.

"Emh, Yang Mulia..?"

"Temani aku malam ini."

"Temani?" Helcia memiringkan kepalanya, masih bingung dengan permintaan Kaisar Alcacio.

"Temani aku di kamarku."

"Memangnya ada yang perlu saya bantu?" Helcia bertanya dengan was-was. Kamar Kaisar Alcacio adalah teritori yang menurutnya paling berbahaya dari segala aspek, mulai dari ini dan itu, membuatnya selalu was-was jikalau Kaisar memintanya untuk ke kamar pria itu.

"Tidak, hanya temani aku saja. Kenapa kau begitu panik, Helcia?" Kaisar kini mengulum senyumnya, menatap geli pada Helcia yang terlihat waspada padanya.

"Saya tidak panik! Hanya saja.."

"Hanya saja apa? Kau takut aku melakukan sesuatu padamu?" Pria itu menaikkan sebelah alisnya, lagi-lagi menggoda Helcia agar gadis itu merasa kesal padanya. Entah kenapa sekarang ini Kaisar Alcacio memiliki hobi baru, berdebat dengan Helcia lalu membuat gadis itu kalah dan merasa kesal. Lalu yang paling disukainya adalah ketika wajah Helcia merona malu karena perbuatannya, di matanya Helcia terlihat sangat manis dengan pipi yang bersemu merah.

"Tidak, bukankah hal itu sudah biasa?" Helcia tidak tau lagi harus menjawab seperti apa, hanya kalimat itu yang dapat meluncur halus di lidahnya. Karena baginya, berdebat dengan Kaisar bukan hanya menguras tenaga lidahnya, namun juga menguras otak dan kesabarannya.

"Hn..? Sudah biasa? Memangnya hal apa yang 'sudah biasa' kulakukan padamu?" Walaupun tertutupi topeng, Helcia masih dapat melihat ekspresi Kaisar yang nampak berpikir, yang tentu saja itu adalah ekspresi yang dibuat-buat oleh pria itu. Entah kenapa nada yang keluar begitu terdengar menyebalkan di telinga Helcia.

"S-saya tidak tau." Helcia memalingkan wajahnya dengan sedikit rona merah di pipi, namun tetap saja ekspresi wajahnya terlihat kesal.

Pria itu terkekeh pelan, "imutnya.. apa kekasihku ini sedang merajuk?"

"Tidak!"

"Haha.."

•|TBC|•

Jujur aku g tau gmn caranya biar Kaisar bisa bikin baperಥ‿ಥ aku sendiri g sabar untuk kedepannya, karna ide cerita udh ada di otak🤧

See u~

Continue Reading

You'll Also Like

204K 17.2K 51
Gadis cacat adalah sebutan untuknya, dia tidak memiliki sihir seperti lainnya. Earwen Freya Laurels gadis yang lahir berbeda dengan putri Raja lainny...
35.2K 2.1K 45
Sekuel of The King Of Devils 19+ (Bijaklah dalam memilih bacaan!!!) Dia adalah putri dari pasangan iblis dan manusia. Dirinya mewarisi kecantikan da...
3.7M 54.2K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.9M 92.9K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...