The Emperor's Maid (END)

By jcrrvaa_

453K 38.5K 1.4K

Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kek... More

Author's note + P R O L O G
C H A P T E R 1 : Misi Untuk Helcia
C H A P T E R 2 : Ibukota Sylhip
C H A P T E R 3 : Tugas Pertama
C H A P T E R 4 : Melayani Kaisar
C H A P T E R 5 : Para Selir Kaisar
C H A P T E R 6 : Hukuman kecil
C H A P T E R 7 : Hukuman Kecil (2)
C H A P T E R 8 : Ayrha Selina
C H A P T E R 10 : Pelayan Tetaplah Pelayan
C H A P T E R 9 : Kecurigaan
C H A P T E R 12 : Hestia Victorin
C H A P T E R 13 : Amarah
C H A P T E R 11 : Pangeran Ancius Estev D'Ousía
C H A P T E R 15 : Godaan Kaisar
C H A P T E R 16 : Masalah Baru
C H A P T E R 17 : Harga Diri
C H A P T E R 18 : Hukuman yang Sebenarnya
C H A P T E R 14 : Fokus
C H A P T E R 20 : Ambisi
C H A P T E R 21 : Istana Marine
C H A P T E R 22 : Terjebak Sekali Lagi
C H A P T E R 23 : Cara Khusus Sepasang Kekasih
C H A P T E R 24 : Menarik Perhatian Kaisar
C H A P T E R 25 : Kedatangan Herios Victorin
C H A P T E R 26 : Paviliun
C H A P T E R 27 : Teman Rahasia
C H A P T E R 28 : Ingatan Buruk
VISUALISASI
C H A P T E R 29 : Syarat
C H A P T E R 30 : Putri Elea
C H A P T E R 31 : Rekan Dalam Kejahatan
C H A P T E R 32 : Pria Bernetra Abu-abu
C H A P T E R 33 : Perayaan Panen
C H A P T E R 34 : Ares
C H A P T E R 35 : Liontin Asing
C H A P T E R 36 : Festival
C H A P T E R 37 : Skenario
C H A P T E R 38 : Menyangkal
C H A P T E R 39 : Kabur
C H A P T E R 40 : Pandangan Pertama Laise
C H A P T E R 41 : Menuju Sidang
C H A P T E R 42 : Keputusan Kaisar
C H A P T E R 43 : Membawa Kabur Helcia
C H A P T E R 44 : Duel
C H A P T E R 45 : Pengkhianat
C H A P T E R 46 : Masa Lalu
C H A P T E R 47 : Masa Lalu (2)
C H A P T E R 48 : Tawaran
C H A P T E R 49 : Bertemu Kembali
INFO new story + Q&A

C H A P T E R 19 : Pelampiasan

9.4K 1K 73
By jcrrvaa_

Ada yang nunggu Helcia marah" sm Kaisar ga?🤣

•|•|•

Di dalam ruangan dengan nuansa putih yang mendominasi, semua pasang mata di sana tertuju pada seorang gadis yang terbaring dengan wajah pucatnya. Bau berbagai tanaman herbal tradisional yang khas tercium di seluruh penjuru ruangan. Ruangan begitu hening dengan seorang dokter yang terlihat sibuk mengobati leher pasiennya yang tergores.

Helcia, gadis itu terbaring lemas di atas ranjang yang berada di kediaman dokter Louise, salah satu dokter terbaik yang merawat dan mengatur kesehatan tiap anggota keluarga Kekaisaran Exousía. Dokter Louise dan dokter-dokter lainnya yang bertugas merawat anggota keluarga kekaisaran memiliki kediamannya sendiri yang berada di istana Sapphire. Sedangkan dokter yang bertugas untuk para pekerja di sini memiliki kediaman di istana Ruby.

Ignatius membawa Helcia pada dokter Louise karena kediamannya yang paling dekat dengan aula terbuka di istana Sapphire. Pria itu bahkan tak memikirkan apakah Kaisar Alcacio akan marah padanya karena membawa Helcia pada dokter yang khusus menangani keluarga kekaisaran. Begitu pun dengan Airos, entah kenapa pria itu sedari tadi hanya diam, namun matanya menatap tajam pada Helcia yang masih tak sadarkan diri.

Ada satu penghuni lain yang nampak menatap Helcia dengan raut wajah yang sulit diartikan. Dia adalah Pangeran Ancius yang tak sengaja berpapasan dengan Ignatius dan Airos yang sedang tergesa-gesa membawa Helcia pada dokter Louise. Melihat kondisi tubuh Helcia yang dilumuri darah membuatnya tanpa sadar mengikuti langkah mereka.

"Luka gores yang Nona ini alami cukup dalam namun untungnya tak mengenai pembuluh darahnya. Untuk sementara tolong jangan biarkan kepalanya banyak bergerak, saya akan memberikan obat untuk menambah darah karena darah yang keluar cukup banyak." Jelas dokter Louise pada Ignatius.

"Lalu untuk luka di tangannya tak terlalu dalam, bisa sembuh untuk beberapa hari ke depan. Perban harus rutin diganti dua kali sehari, untuk luka-luka kecil ini bisa diatasi dengan racikan daun dari pohon yodium, saya akan memberikannya untuk stok." Dokter Louise kembali menjelaskan setelah selesai mengobati semua luka yang berada pada tubuh Helcia. Ia juga menyiapkan semangkok racikan daun dari pohon yodium lalu memberikannya pada Ignatius.

"Saya mengerti."

Airos yang melihatnya hanya bisa tergelak, "kau sudah seperti ibunya."

"Di antara kalian tidak ada yang mau menjelaskan apa yang sudah terjadi pada Nona ini?" Pangeran Ancius mengangkat suara, bertanya pada dua orang yang sedari tadi hanya berdiri diam memperhatikan Helcia yang masih terbaring lemah.

"Ah.. itu, memangnya hal ini penting untuk Pangeran?" Airos bertanya balik.

"Semua yang berhubungan dengan kakakku itu juga penting untukku."

"Nona ini pelayan pribadi Kaisar yang baru, saya tidak tau kejadian pastinya bagaimana hingga Nona sampai seperti ini. Yang pasti Nona Helcia memiliki kesalahpahaman dengan Putri Illiana." Jelas Ignatius seadanya, memang benar dirinya dan Airos juga tak mengetahui permasalahan apa di antara Helcia dan Putri Illiana.

Pangeran Ancius mengangguk paham, "wanita jika cemburu memang merepotkan, ya."

"Cemburu?"

"Memangnya apa lagi selain itu? Ku tebak selir itu memiliki rasa cemburu hingga memiliki kesalahpahaman karena hanya Nona Helcia yang diangkat menjadi pelayan baru kakakku, apalagi dia seorang perempuan. Seharusnya selir itu tau batasan, apapun yang dilakukan kakakku tak semua bisa ikut campur."

"Pangeran sangat menyayangi Yang Mulia, ya?" Celetuk Airos.

"... Aku tak pernah berkata seperti itu."

"Maaf mengganggu pembicaraan Pangeran, saya ingin menggantikan pakaian Nona Helcia, apakah anda sekalian berkenan untuk keluar sebentar?" Tanya dokter Louise dengan sopannya.

"Oh, tentu. Kami akan menunggu di luar."

Tanpa basa-basi lagi, ketiga pria itu langsung keluar dari ruangan. Ignatius dan Airos berdiri tegap di depan pintu, dengan tangan Ignatius yang masih setia memegang semangkok racikan daun pohon yodium. Sedangkan Pangeran Ancius terus berjalan, berniat meninggalkan kediaman dokter Louise.

"Pangeran sudah mau pergi? Semoga hari anda menyenangkan."

"Harimu juga." Jawab Pangeran Ancius tanpa menatap balik Ignatius dan Airos. Dua orang kepercayaan Kaisar Alcacio itu terus menatap kepergian Pangeran Ancius hingga benar-benar tak terlihat.

"Natius, kau benar-benar sudah seperti ibunya, ya." Airos menglirik benda yang setia di genggaman Ignatius.

"Diam. Yang Mulia mempercayakan Nona Helcia padaku."

"Kau bahkan membawanya pada Dokter Louise, apa yang kau pikirkan, bodoh? Bagaimana jika Yang Mulia marah? Aku sih tidak peduli jika dia hanya memarahimu, asal jangan melibatkanku."

"Dokter di istana Ruby terlalu jauh, aku malas jika harus ke sana. Kalau kau terus mengeluh, kenapa bukan kau saja tadi yang membawa Nona Helcia?"

"Kau bilang Yang Mulia mempercayakan Nona Helcia padamu, kan? Kenapa juga aku harus ikut-ikutan."

"Kau kan juga orang kepercayaannya."

"Aku tidak peduli. Lagipula gadis itu bisa saja diperintahkan oleh kakaknya untuk memata-matai Kekaisaran. Bisa saja kan kerajaan Alumaticia ingin melakukan pemberontakan?"

"Kalau begitu bagaimana dengan Putri Hestia?"

"Tentu saja mereka bekerja sama, mereka bertiga kan kakak beradik, otakmu itu dimana?"

"Kau berkata yakin sekali, kerajaan mereka hanyalah kerajaan kecil, dan lagi perjanjian yang dibuat Yang Mulia juga cukup menguntungkan mereka, walau sedikit menekan. Mereka juga tak memiliki hubungan yang cukup dekat dengan kerajaan lain. Tindakan bunuh diri jika mereka berani memberontak. Otakmu itu dimana?"

"Kalau bukan lalu apa tujuan seorang putri raja rela berpura-pura menjadi pelayan? Menghidupi suaminya? Tidak mungkin, kan?"

"Aku tidak tau, aku bukan putri raja. Jangan tanyakan padaku."

"Ekhem."

Perdebatan panjang antara Airos dan Ignatius terhenti begitu saja kala mereka baru menyadari akan kehadiran sosok besar yang selama ini sangat mereka segani. Kaisar Alcacio, berdiri di hadapan mereka dengan raut wajah yang tak mengenakan, walau setengah wajahnya sudah tertutupi oleh topeng, Ignatius dan Airos dapat merasakan kekesalan pada raut wajah Kaisar.

"Salam hormat kami untuk Yang Mulia, semoga cahaya Exousía selalu menyinari hari anda!"

"Minggir."

"Dokter Louise sedang menggantikan pakaian Nona Helcia, jadi sebaiknya Yang Mulia menunggu sebentar."

"Minggir, Ignatius." Ucap Kaisar Alcacio sekali lagi, mata emasnya menatap tajam Ignatius yang masih setia berdiri di depan salah satu daun pintu.

Airos memberi isyarat pada Ignatius untuk menurut yang pada akhirnya dituruti Ignatius dengan terpaksa. Tak mau menunggu lama lagi, Kaisar Alcacio langsung saja membuka pintu besar itu lalu melangkahkan kakinya ke dalam.

"Bagaimana jika Dokter Louise belum selesai menggantikan pakaian Nona Helcia?" Gumam Ignatius pada Airos, namun pria itu hanya terkekeh pelan dan menatap geli pada Ignatius.

"Ini namanya mengambil kesempatan dalam kekuasaan." Celetuk Airos.

"Bukannya kesempatan dalam kesempitan?" Ignatius mengernyitkan dahinya.

"Yang Mulia kan tidak pernah mengalami kesulitan."

"Aku bisa mendengar kalian, jika kalian masih ingin membicarakanku, lebih baik kalian turun jabatan." Suara yang mengalun ringan itu tiba-tiba saja keluar dari balik celah pintu yang sedikit terbuka, membuat Airos dan Ignatius dibuat merinding seketika.

"Maafkan kami, Yang Mulia."

Setelah itu pintu benar-benar tertutup rapat. Kini perhatian Kaisar Alcacio tertuju pada Helcia yang masih terbaring lemah di atas kasur. Menyadari kehadiran sosok agung penguasa Kekaisaran Exousía, spontan Dokter Louise menutupi tubuh Helcia yang gaunnya sudah terbuka hingga batas pinggangnya.

"Salam hormat saya untuk Yang Mulia Kaisar. M-maaf sebelumnya, saya sedang menggantikan pakaian Nona Helcia. Jadi.."

"Keluarlah."

"Eh?"

"Jangan membuatku mengulangi perintahku."

"B-baik. Kalau begitu saya permisi, Yang Mulia." Dengan sedikit tergesa Dokter Louise berjalan keluar ruangan, tak mau berlama-lama berada di satu ruangan dengan Kaisar Alcacio. Entah mengapa aura yang dikeluarkan oleh Kaisar saat ini menurutnya sangat menyeramkan, maka dari itu dirinya tak mau membuat masalah lebih jauh.

Kaisar Alcacio berjalan menghampiri Helcia yang masih belum sadarkan diri, tubuh gadis itu ditutupi oleh selimut kecil. Kaisar dapat melihat bahu Helcia yang tak tertutupi selimut terlihat begitu polos dan rapuh. Tangannya terulur mengelus sisi wajah gadis itu lalu kemudian turun dan mengusap pelan perban yang menempel pada luka goresan di lehernya.

Gerakan tangannya terhenti saat telinganya mendengar gumaman kecil yang keluar dari labium gadis itu, dahinya terlihat mengkerut seakan bereaksi pada sentuhan yang Kaisar berikan. Pria itu kemudian mengambil tempat duduk di sisi ranjang Helcia, masih dengan tatapan yang terus tertuju pada gadis itu.

"Helcia.." Kaisar Alcacio berbisik pelan di samping telinga Helcia, ia membungkukkan sedikit tubuhnya dengan salah satu tangan yang bertumpu di samping wajah Helcia.

Gadis itu menggeliat pelan, dahinya semakin berkerut merasa terganggu dengan bisikan serta napas hangat yang meniup lembut telinganya. Helcia melenguh pelan, perlahan kedua kelopak matanya terbuka menampilkan manik  sweet violet yang terlihat begitu sayu.

"Akh-" Helcia meringis pelan kala ia menggerakkan kepalanya ke samping dengan kencang demi menghindari wajah Kaisar Alcacio yang begitu dekat dengannya.

"Masih sakit?"

Pikir saja sendiri! Ingin sekali Helcia mengeluarkan isi hatinya, namun yang keluar hanyalah gumaman kecil yang terdengar tak niat untuk diucapkan.

"Hm.."

"Helcia, kau marah padaku?" Kaisar kembali menegakkan tubuhnya, entah kenapa ia merasa geli melihat tingkah Helcia yang seakan ingin mengabaikannya, gadis itu bahkan terus mengalihkan pandangannya dan tak mau menatap wajahnya.

"Saya tidak marah."

"Bohong."

"Memangnya ini hal yang penting bagi Yang Mulia?" Gadis itu kini memutuskan untuk menatap Kaisar, ia memaksakan senyuman tipisnya, takut-takut Kaisar Alcacio tersinggung dengan sikapnya.

"Tentu saja, kau kan bermasalah dengan salah satu selirku." Pria itu terlihat menahan senyumnya, berusaha memancing percakapan yang bisa menyulut emosi gadis itu. Entah apa tujuannya.

"Bermasalah? Memangnya siapa yang pertama kali membuat masalah hingga saya bisa seperti ini?" Helcia menggigit pipi bagian dalamnya, berusaha untuk tak berteriak pada sosok besar di hadapannya.

"Jadi selirku yang memulai itu semua? Bukan dirimu?"

Mendengar pertanyaan itu membuat puncak emosi Helcia meledak begitu saja. Tanpa memikirkan kondisi tubuhnya lagi, Helcia beranjak dari posisi tidurnya, duduk berhadapan dengan Kaisar Alcacio dengan raut wajah kesalnya yang tak bisa ditutupi lagi.

"Menurut Yang Mulia? Memangnya saya terlihat bosan hidup hingga berani mencari masalah dengan selir-selir Yang Mulia? Putri Illiana menuduh saya dengan perkataan yang tidak-tidak, memberi hukuman yang bisa menjatuhkan harga diri saya. Itu karena Yang Mulia yang menyuruh saya menunggu di kamar anda! Padahal-"

"Padahal?"

Gadis itu menundukkan kepalanya, maafkan aku bibi, mungkin setelah ini aku akan menyusulmu.

"Padahal kan Yang Mulia yang seharusnya bertanggung jawab! Saya tidak memiliki kesalahan apapun, tapi kenapa saya yang harus dihukum? Kenapa Yang Mulia harus datang menyelamatkan saya? Jika tidak mungkin saya bisa mati tanpa menanggung rasa malu. Padahal kan.."

Helcia tak lagi melanjutkan kalimatnya, ia menggigit labium bawahnya berusaha menahan air mata yang hendak keluar. Namun tetap saja, Kaisar Alcacio dapat melihat manik gadis itu yang berkaca-kaca, menahan mati-matian kristal bening yang merembes keluar jika kelopak mata itu berkedip sekali saja.

"Kalau Yang Mulia membunuh saya sekarang pun, saya tidak akan menyesal. Lebih baik Yang Mulia benar-benar melakukannya, tapi sebelum itu biarkan saya melampiaskan kekesalan saya!"

Pria itu hanya terdiam mendengar perkataan Helcia yang terus terang, menunggu gadis itu menyelesaikan amarahnya. Bahkan Kaisar Alcacio hanya bisa menerima kala tangannya yang juga menjadi korban pelampiasan, gadis itu meremas-remas dengan kuat hingga membuat jubah lengannya menjadi kusut.

"Saya tidak peduli lagi dengan siapapun! Jadi lebih baik Yang Mulia membunuh saya sekarang! Saya juga tidak menyukai sikap mesum anda! Jangan menyentuh saya seenaknya! Jangan membuat seolah-olah saya yang selalu salah! Marah saja setelah ini karena sikap saya yang kurang ajar! Saya tidak peduli lagi, pokoknya setelah ini Yang Mulia harus membunuh saya!"

Kaisar Alcacio salut dengan keberanian Helcia mengungkapkan semua isi hatinya, walau gadis itu berbicara dengan air mata yang sudah mengalir keluar, juga dengan suara yang bergetar. Bukannya marah, justru pria itu tersenyum geli mendengar semua keluh kesah yang selama ini gadis itu pendam. Sedari awal Kaisar Alcacio memang sengaja memancing api agar Helcia mampu mengungkapkan isi hatinya, karena pria itu tau selama ini ia memendamnya sendiri tanpa adanya pelampiasan.

"Cerewet sekali." Kaisar mengecup pelan labium Helcia, mengangkat gadis itu dan membawanya ke atas pangkuannya.

"Sudah selesai marah-marahnya?"

Bukannya malah menjawab, Helcia kini membulatkan matanya terkejut. "Yang Mulia, kenapa gaun tidur saya terbuka seperti ini..?"

"Kau baru menyadarinya?" Kaisar Alcacio berusaha menahan tawanya. Sedari tadi manik matanya berusaha untuk tidak salah fokus pada tubuh atas Helcia yang hanya dibaluti dengan kain tipis yang membelit dada  gadis itu. Sedangkan gaun tidurnya turun hingga ke pinggang, menampilkan bahu dan perut gadis itu yang tak tertutupi apapun.

Sontak Helcia langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh atasnya, wajahnya merona begitu merah menyadari Kaisar Alcacio yang telah menatap tubuhnya sedari tadi, "kenapa akhir hidupku harus seburuk ini.."

Kaisar Alcacio terkekeh pelan, berbisik lembut di samping telinga Helcia, terdengar begitu seduktif.

"Marahnya sudah selesai, Sayang?"

•|TBC|•

Uwaw sayang ga tuh🤣 Helcia marah aja masih sopan ya..

See u-!!

Continue Reading

You'll Also Like

1M 102K 45
Bertahan dengan kehidupan yang yang ditakdirkan tersisa dua tahun saja, Chantarue selaku tokoh figuran dalam cerita mencoba melakukan segalanya untu...
385K 25.2K 62
Sebuah kalimat pertama yang diucapkan Esme Andreas begitu dia sadar adalah, "Mari bercerai, Jason." Esme Andreas telah kehilangan bayi dalam perutny...
35.2K 2.1K 45
Sekuel of The King Of Devils 19+ (Bijaklah dalam memilih bacaan!!!) Dia adalah putri dari pasangan iblis dan manusia. Dirinya mewarisi kecantikan da...
3.9M 42.3K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...