Kimetsu No Yaiba : In Another...

By Harvest_Monarch

300K 40.6K 9.3K

°☆° [ END ] °☆° Asuka (Y/N) seorang gadis SMP kelas 3 yang berumur 14 tahun. Termasuk kaum Wibu, tapi akalny... More

Prolog + Pengenalan
Pernafasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jawab QnA
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
END
K. Yuuki Gaiden #Part1
K. Yuuki Gaiden #Part2

Epilog

2.1K 258 74
By Harvest_Monarch


Sayup-sayup kudengar kicauan burung diluar sana. Rasa silau seolah menembus ke dalam mata, meski mataku telah terpejam. Perlahan, kesadaranku mulai terkumpul. Namun, cukup lelah juga untuk membuka mata ini. Rasanya berat sekali.

Capek, lelah, semuanya bercampur menjadi satu. Aku tidak lagi merasa semangat seperti biasanya. Mungkin saja, aku syok dengan kepergian Shion juga Yuuki. Ditambah dengan kabar bahwa aku berubah menjadi iblis dan membunuh teman-temanku.

Mengingat kejadian itu saja, membuatku merasa kesal. Tangan terkepal kuat, berusaha untuk melupakan semuanya. Lagian, semuanya sudah baik-baik saja, pasti.

Akhirnya, kuputuskan untuk bangun dari ranjang, meski mata ini masih sayu. Benar saja, aku sudah tak lagi bertenaga.

Ruangan perawatan. Sepertinya aku berada di mansion kupu-kupu.

Mataku menatap ke arah kasur, lalu beralih pada jendela dengan gorden terbuka. Sehingga cahaya matahari pagi dapat masuk dan menerangi ruanganku.

Kulihat tanganku yg mati rasa. Lalu... Mataku membulat lebar.

Tanganku seolah-olah akan hilang. Transparan, seperti bayangan di riak air. Perlahan-lahan, mulai memudar.

Aku tersenyum getir.

" Sudah waktunya... yah... "

Peristiwa kemarin, aku memang memakai teknik ke-3 untuk menyembuhkan mereka. Namun, seperti kata Tanjiro, teknik itu merengut separuh dari nyawaku. Dan aku, telah menggunakannya dengan sangat berlebihan. Apalagi, sampai bisa menyatukan tubuh yg terbelah, dan mengembalikan nyawa mereka. Tentu, ada harga besar yg harus kuterima. Yaitu... Seluruh keberadaanku. Yang berarti, umur, tubuh, jiwa, akan direngut di dunia ini.

Dan inilah dia prosesnya.

Aku menghembuskan nafas. Tidak terasa sakit sama sekali. Hanya saja, aku tak lagi bisa merasakan lenganku. Apa ini yg dirasakan mereka ya?

Shion... Yuuki... Sialan kalian. Pergi seenaknya saja tanpa pamit. Meninggalkan ku sendirian disini.

Kalian itu... Sungguh curang...

Kuputuskan untuk berdiri, dan berjalan-jalan disekitar. Gaun putih yg kupakai melambai-lambai dikarnakan angin yg bertiup dengan lembut. Sungguh, hari ini cerah sekali. Seolah-olah, dunia juga lega karna parasit itu telah pergi ke neraka.

Langkahku terhenti kala kupingku mendengar gelak suara tawa yg membahana. Sekitar beberapa meter dari sini, terdapat sebuah ruangan lain yg di kelilingi banyak orang, termasuk para pilar, kakushi, penempa pedang, tentunya Zenitsu, Inosuke, dan gadis kupu-kupu. Meski dari jauh, aku dapat melihat dengan jelas mereka yg tertawa dengan gembira.

Tanjiro sudah benar-benar pulih, mukanya tak lagi hancur seperti yg kulihat kemarin. Sanemi juga sudah bisa berdiri. Yang lain pun begitu.

Tampaknya, mereka sedang merayakan karna semuanya sudah pulih. Aku ikut tersenyum.

Ingin rasanya aku berlari kencang, lalu berteriak untuk memanggil nama mereka. Ingin rasanya ku tertawa lagi bersama mereka, menikmati waktu bahagia, seperti yg kurasakan dulu.

Tapi, aku tidak boleh egois. Bukankah tujuan utamaku kesini hanya untuk menyelamatkan mereka? Lalu, itu sudah tertuntaskan. Sudah cukup.

Tentang aku sendiri, dan tentang mereka. Kenapa aku baru menyadarinya ya? Kalau jarak ku sejauh ini.

Sudah saatnya kembali, benar kan, Yuuki?

Aku berbalik. Berjalan menjauh dari mereka. Seperti kucing yg menjauhi tuannya, kala ia tahu bahwa ajal akan segera menjemput. Ia akan bersembunyi disuatu tempat, agar tak dapat diketahui siapapun.

.

.

.

Selama (Y/n) berjalan keluar dari mansion kupu-kupu. Ia tak menjumpai siapapun. Tidak ada lagi, kisatsutai yg bertugas untuk patroli. Ataupun burung gagak yg terbang berseliweran untuk mencari iblis.

Hingga akhirnya, ia terhenti.

Langkahnya terhenti tepat pada pohon sakura yg bermekaran dengan indah. Bunga-bunganya jatuh begitu angin menyentuh mereka.

Rambut (H/C) nya yg tergerai juga ikut melambai-lambai.

" Sejuknya... "

Gadis itu terkekeh.

" Sepertinya, ini tempat yg tepat untuk menunggu. "

Ia pun duduk bersandar pada pohon besar nan gagah tersebut. Badannya terasa lemas, ia juga mengantuk.

Tiba-tiba saja, sekelebat memori memasuki pikirannya.

" Kita akan kesini lagi. Kita akan pergi kesini bersama dengan semua orang! Tidak ada satupun yg teringgal! Kita bersama, tertawa, menikmati, pemandangan menakjubkan ini, dibawah pohon sakura yg indah. Tanpa perlu memikirkan hal lainnya. Hari itu akan datang, pasti! Tanpa perlu ada yg berkoban lagi... " 

Liquid bening jatuh begitu saja. Ia menggigit bibirnya.

" Maaf... Maaf Tanjiro... Maaf semuanya... Maaf, aku tak dapat menepatinya... Aku... hiks... "

Disaat gadis itu sibuk mengusap air matanya yg terus berjatuhan. Disitulah seseorang menampakkan dirinya dengan nafas yg tersenggal-senggal, seolah telah berlari jauh hanya demi mencari dirinya.

.

.

.

Sesaat sebelumnya.

Pemuda berambut merah yg tengah berbincang dengan adiknya itu tertawa kecil, kala Zenitsu yg terpesona dengan kecantikan Nezuko yg telah berubah menjadi manusia. 

" Syukurlah, semuanya baik-baik saja! Saat aku sampai di lokasi, para kakushi menangis tersedu-sedu. " Ujar Nezuko yg duduk di samping ranjang Tanjiro.

" Aku juga tidak begitu mengerti. Yang kutahu, saat itu aku seperti pingsan... " Balas Zenitsu.

" Dan mereka bilang seharusnya kita sudah mati! Kurang ajar banget! " Bocah berambut kuning itu mendengus.

" Tapi pada saat itu, memang harusnya kita sudah mati. Aku ingat betul, saat badan Sanemi-san terbe-- "

" STOP! AKU GAK MAU MENDENGARNYA! " Pekik Zenitsu seraya menutup telinganya.

Tak lama kemudian, Inosuke muncul dengan cara memecahkan jendela.

" NYAHAHAHA! INOSUKE-SAMA TELAH KEMBALI! "

Disusul dengan Aoi dan gadis kupu-kupu. Kanao pun ikut datang dengan balutan pada kedua tangannya.

" Kanao! Bagaimana kabarmu? " Tanya Tanjiro.

" Ya, aku sudah membaik. Tidak ada luka serius. " 

Tanjiro tersenyum, " Syukurlah! "

Tak lama kemudian, disusul kedatangan Giyuu, Uzui, hingga para seluruh pilar. Dengan beberapa kakushi dan penempa pedang yg ingin menjenguk Tanjiro.

" Tapi jujur saja, aku tak menyangka bahwa bocah itu berubah menjadi iblis. Tapi sebuah keberuntungan pula dia dapat berubah menjadi manusia. Seperti yg diharapkan dari ramuan Kochou! " Uzui tertawa penuh kemenangan.

" Tidak, pada saat itu, serum ku sama sekali tak berpengaruh... " 

" Eh? Yang benar? " Delik paman putih itu.

" Yuuki-san lah, yg memberikan sebuah serum padaku untuk digunakan pada (Y/n)... " Tanjiro akhirnya berucap.

" Pada saat itu, kondisinya sangat kritis. Tak tahu mengapa, tapi dia perlahan hancur... dan menjadi kepingan cahaya. Persis seperti Shion-san... " Lanjutnya.

" Memang benar bahwa kita selamat adalah suatu keajaiban luar biasa, tapi... Semua itu berkat (Y/n).  Fakta bahwa Oyakata-sama masih selamat saja, sebuah kabar yg mengejutkan. Dia bahkan tidak memberitahuku apa-apa soal ini... 

(Y/n) dengan serampangan mengatakan bahwa ia yg akan mengambil alih semuanya demi meminimalisir korban. Tapi pada akhirnya, dia tidak peduli dengan dirinya sendiri... Sampai akhirpun, aku tak dapat melakukan apa-apa untuknya... " Shinobu meremas haorinya. Ia merasa frustasi karna tak dapat melakukan apapun untuk gadis itu.

(Y/n) selalu melangkah maju tanpa melihat kebelakang. Ia tak peduli pada dirinya sendiri dan selalu mengutamakan orang lain. Terlebih lagi, hal yg paling menyebalkan adalah, dia selalu melakukan semuanya sendirian tanpa bergantung dengan teman-temannya.

Shinobu-- Tidak, semuanya. Merasakan hal tersebut.

" Dia itu memang gila. " Timpal Sanemi.

" Tapi aku penasaran dengannya. Terlebih lagi, dia memiliki teknik yg tidak biasa. Pernafasan darah dan teknik penyembuh. Dalam sejarah kisatsutai saja, teknik itu tidak pernah ada. " Obanai mengeluarkan pendapatnya.

" Kesampingkan soal tekniknya. Dia itu benar-benar misteri. " Ucap Giyuu.

" ...Sebaiknya hal ini Nee-san saja yg menjelaskan. Karna dia tak pernah mengatakan apapun soal dirinya. " 

Tanjiro mengangguk, " Muichiro-san benar. "

Sesaat setelah pembicaraan serius itu, Tanjiro terperanjat kala hidungnya mencium suatu bau yg benar-benar dikenalinya. Ia pun langsung beranjak dari ranjangnya dan berlari keluar.

" Nii-chan? " Nezuko terheran-heran.

Tanjiro berlari keruangan dimana (Y/n) dirawat. 

" Tidak ada... "

" Tanjiro! Ada apa?! " Pekik Zenitsu yg menyusulnya.

Tanjiro lantas kembali berlari untuk mencari gadis itu. Perlahan, baunya semakin mendekat. Hingga, ia sampai pada sebuah padang rumput yg ditumbuhi banyak bunga, dengan pohon sakura yg bermekaran dengan begitu indahnya. Dibawahnya, terdapat gadis tersebut yg juga kaget akan kedatangannya.

" Tan...Jiro... " Gadis itu berucap lemas dengan matanya yg berkaca-kaca.

(Y/n) mencoba berdiri, namun kakinya tidak bisa dipijakkan, sehingga membuat tubuhnya oleng.

" (Y/n)! "

Tanjiro dengan cepat berlari kearahnya dan menangkap tubuhnya yg hampir jatuh. Pemuda itupun menggunakan dirinya sebagai sandaran bagi gadis tersebut.

Tak lama kemudian, semua orang ikut menyusul ke tempat Tanjiro. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat (Y/n) yg terbaring lemas, dengan tangannya yg memudar.

" (Y/n)-chan! Kau baik-baik saja?! Aku akan mengambil obat-- "

" Tidak perlu, Shinobu... Tidak perlu... Ini memang, sudah waktunya... " 

" (Y/n)! Apa maksudmu?! " Ujar Tanjiro risau.

Gadis itu hanya tersenyum simpul.

" Kalian tahu itu... Sudah waktunya, aku pergi. "

Sontak, semua orang langsung terkejut. Mitsuri tak dapat menahan air matanya.

" Jangan begitu (Y/n)-chan! bagaimana bisa kau mengatakan hal sekejam itu... hiks... Aku tidak ingin kehilanganmu... "

Gadis itu tersenyum, " Dan aku lebih tidak ingin kehilangan kalian. "

Ia menarik nafasnya, lalu menghembuskan secara perlahan. Kelopak sakura yg berjatuhan, membuat dirinya semakin sedih.

" Nee-san... " Muichiro melangkah mendekat, tangannya meraih kedua tangan (Y/n) yg hampir tidak ada.

" Mui... Maaf ya, aku hanya dapat berharap, agar seterusnya, kau dapat hidup dengan baik. Aku kakak yg buruk ya? " 

Mui hanya dapat menggeleng, tak dapat menjawab perkataanya. Air mata jatuh dari manik mint itu.

Pandangan gadis itu terarah pada lelaki bersurai api. 

" Kyojuro-san, terima kasih atas seluruh semangat yg telah kau berikan kepadaku. Aku sangat senang. "

Kyojuro menggemgam telapak tangannya. Tak dapat membalas, bibirnya tampak digigit dengan kuat agar tak menangis. Itu membuat (Y/n) merasa bersalah karna harus membuatnya merasakan hal pahit ini.

" Giyuu-san, hiduplah dengan baik ya? Jangan sia-siakan harapan yg telah teman-teman berikan kepadamu. "

 Giyuu mengangguk, meski ia juga sedang menahan air mata.

" Shinobu-chan. Tempuhlah hidup baru, hiduplah seperti yg di inginkan kakakmu, jangan terlalu terpaku pada masa lalu. "

" (Y/n)...chan... " Tak seperti yg lain dapat menahan air mata, Shinobu tidak begitu. Air matanya benar-benar jatuh.

" Sanemi, kau harus jaga Genya. Karna hanya dia satu-saunya keluargamu sekarang. Jangan banyak marah-marah juga, haha... "

Sanemi berdecih, ia memalingkan wajahnya.

" Aku tahu itu, sialan... "

" Uzui-san. Jaga istri-istrimu, seperti mereka menjagamu. Jangan merepotkan mereka, jadilah suami yg baik. "

Uzui hanya terkekeh.

" Kau pikir aku siapa, hah? "  Meski pada akhirnya, dia terdiam karna juga menahan tangis.

" Obanai-san, masih belum terlambat loh. Buatlah Mitsuri-chan bahagia. Jangan terlalu lama disimpan perasaan itu, nanti Mitsuri-chan keburu disambar orang loh... "

" Huh, bisa-bisanya kau mengatakan hal itu saat ini. "

Gadis itu tertawa kecil.

" Dan Tanjiro... Selamat ya, Nezuko-chan telah kembali. Kau dapat terbebas sekarang. "

Pemuda itu menggeleng. Manik ruby-nya yg hangat tampak begitu mempesona kala ia menjatuhkan air matanya.

Sekarang ini. Dibawah langit yg biru, gadis itu benar-benar tersenyum dengan penuh kelegaan. Tidak ada lagi penyesalan. Meski dadanya terasa perih, tapi ia sama sekali tak menyesal. Dan ia sama sekali tak menyangka, bahwa ada banyak orang yg mencintai keberadaannya. Ada orang yg peduli padanya. 

Ketika ia menutup matanya, hari-hari membahagiakan itu datang silih-berganti. Mengisi kekosongan yg selalu menghantuinya, dan menjadi hal manis yg membuatnya tersenyum saat mengingatnya.

" Na, Tanjiro... Aku ini, sebenarnya bukan manusia dari dunia ini. Aku ini... Sejak dulu sangat mengetahui tentang kalian, sangat tahu. Bahkan aku mencintai kalian lebih dari apapun. Karna itu, aku ingin menyelamatkan kalian. Dan dengan itu, Yuuki dan Shion membantuku. Dengan segala kekuatan yg kudapatkan, aku akan membuat kalian hidup. Di dunia yg sangat jauh itu, aku sangat kesepian. Namun, kalian mengisi hari-hariku dengan kebahagiaan. Dan aku sangat bersyukur! "

Gadis itu kembali tertawa.

" Bukakah ini hal yg sama sekali tak masuk akal? Tapi memang itu faktanya. Ahh, aku harus minta maaf dengan Oyakata-sama karna tidak bisa menjelaskan semuanya... "

" Juga... Aku minta maaf, karna tidak menolong keluargamu. Pada saat itu, aku harusnya dapat menolong mereka... Tapi, aku tidak bisa... Maaf... Maaf... Maaf aku membiarkanmu merasakan penderitaan ini... " Isaknya tak tertahankan.

Pemuda itu menarik nafasnya.

" (Y/n). "

Gadis itu mengangkat pandangannya, menatap manik ruby yg sangat indah itu.

" Bukankah sebelumnya aku pernah bilang? Itu bukan salahmu. Kau tidak salah, jika ini takdir, maka ya sudah memang seperti itu. Dan, seperti dirimu yg mengharapkan agar kami terus hidup, aku juga berharap agar kau dapat terus hidup.... Bersama kami, menikmati kembang api dan pohon sakura... Seperti waktu itu... " 

Jiwanya, semangatnya, senyumnya. Segala semua hal tentangnya, Tanjiro tak dapat menolaknya. Tanjiro selalu ingin menggemgam tangannya, Tanjiro ingin selalu berada disampingnya. Ia ingin menyeka air matanya. Ia ingin membuatnya tersenyum. Seperti yg Shion katakan padanya.

" Jaga dia, buat dia tersenyum. "

(Y/n) selalu membantunya. Namun sampai akhir, ia tak dapat membantunya. 

" Kenapa ya? Kenapa...? Ini rasanya sakit sekali... Aku ingin menolongmu... Aku ingin agar kau selalu berada disini, aku tak ingin kau menghilang... (Y/n)... Kumohon, jangan pergi... Jangan... "

Separuh dari tubuh gadis itu telah benar-benar menghilang. Tangannya, kakinya, hingga merambat pada wajahnya. (Y/n) pun sudah tak dapat melihat mereka dengan benar. Semuanya kabur. 

" (Y/n)... Aku mencintaimu... " Lirih pemuda itu dengan linangan air mata.

Pernyatannya berhasil membuat (Y/n) membelalakkan matanya.

" Tanjiro... "

Sebelum dapat membalas, dirinya sudha mencapai batas. Pendengarannya semakin menghilang. Pandangannya menggelap. Hingga akhirnya ia benar-benar menghilang bagaikan angin. 

.

.

.

Sebuah tempat dengan nuansa bewarna putih memenuhi langit hingga daratan. Tidak, tidak ada daratan maupun langit. Semuanya hanya bewarna putih.

" Ini dimana? " 

Ia bertanya-tanya. 

" (Y/n). "

Sontak, ia menoleh. Matanya melebar kala ia mendapati sosok pria bertubuh jangkung dengan wajah arogan yg menyebalkan, namun juga merindukan.

" Yuuki... "

Gadis itu meneteskan air mata.

" Selamat, kau berhasil. "

" Hiks... Kenapa... Kenapa kau pergi dulu... Yuuki.... "

Yuuki tersenyum sendu.

" Maaf, lagian sejak awal, aku memang tidak hidup. Akulah yg harusnya tidak ada. "

" He? "

Yuuki menatapnya dengan tatapan yg tak dapat diartikan. Tangannya terulur untuk menghapus air matanya.

" Aku sudah mati, (Y/n). "

Gadis itu terperanjak.

" Maksudmu...? "

Dia hanya tersenyum, " Seperti yg kau pikirkan. Aku sudah mati, lalu dewa mengabulkan permintaanku. Dewa mengabulkan agar kau dapat pergi ke dunia dimana kau bisa tersenyum. "

" Permintaanmu... Kau... Melakukan semua ini hanya untukku? Kenapa... Kenapa kau, seegois ini... "

" Ya, aku memang egois. Aku begitu egois karna ingin melihatmu, aku begitu egois ingin melihat senyummu. Setidaknya untuk terakhir kalinya... "

 Pandangannya terarah pada cincin biru yg masih melingkar pada jari manis (Y/n).

" Saat kau kembali nanti, mungkin akan ada efek sampingnya. Jadi, sebelum kau melupakan semuanya. Pergilah ke taman Sakuranbo. Tak jauh dari sana, ada sebuah rumah tradisional dengan marga Kirihaya. Selebihnya, kau akan mengetahuinya. Karna akupun tak dapat berlama-lama disini. "

Yuuki berjalan perlahan dan mendekap tubuh kecil gadis itu. (Y/n) hanya bisa diam dan menangis. Gadis itu pun mencengram erat baju lelaki itu.

" Titip salam untuk ibuku ya. "

" Yu..ki... "

Ruangan itu perlahan menjadi kepingan cahaya yg terbang menjauh. Begitu pula dengan sosok Yuuki. Pemuda itu masih tetap berada di sana dengan wajah yg berseri-seri, setidaknya, dia tak lagi ada rasa penyesalan. Kali ini, dia akan pergi dengan tenang.

.

.

.

Perlahan, manik (E/C) itu mulai terbuka sedikit demi sedikit. Hingga seluruh kesadarannya telah terkumpul, ia pun bangkit dari kasurnya. Handphone-nya tergeletak pada samping kasur dengan menunjukkan pukul 09.32.

Ia memakai sweater bewarna cream dengan rok pendek bewarna pink. Itu adalah pakaian yg ia kenakan saat terakhir kali masuk ke dunia Kimetsu no Yaiba. Begitu ia menyadari dia telah kembali, (Y/n) tak dapat menahan tangisnya. 

" Aku telah kembali... Tapi, kok rasanya sesak banget... "

Teringat akan sesuatu, ia meraih handphone-nya dan menggungling anime Kimetsu no Yaiba. Hasil search menunjukkan tidak ada. 

" Hah? Kok? Gak ada? "

Ia pun menulis nama mangakanya. Tidak ada juga. Lalu, para karakter, hasil pencarian tidak ada. 

Tidak ada anime bernama Kimetsu no Yaiba. 

Maniknya membelalak tak percaya. Lalu, pandangannya jatuh pada cincin yg masih melingkar pada jarinya. Ia kembali menangis sembari memeluk cincin itu.

Rasa getir menjalar pada dadanya.

" Itu... Bukan mimpi... Mereka nyata... Yuuki, Shion, Tanjiro... Semuanya... "

" Benar! Yuuki! "

(Y/n) dengan cepat-cepat langsung pergi keluar dari kamarnya, menuju tempat yg Yuuki sebut sebelumnya.

" Ara, (Y/n) sudah bangun? Jangan banyak tiduran, nanti gemuk loh. " Ucap sang ibu yg tengah menyiapkan sarapan.

Namun, gadis itu tak mengidahkannya dan langsung pergi begitu saja.

" Chotto (tunggu), (Y/n)?! " Pekik ibunya yg heran dengan putrinya yg terburu-buru.

(Y/n) tetap berlari tanpa mengenakan alas kaki. Membuat orang terheran-heran akan dirinya yg berlari seolah dikejar sesuatu.

' Taman Sakuranbo. Taman yg biasanya ku kunjungi dengan Ayahku. '

Tak jauh dari rumahnya, dekat dengan perumahan yg hanya berjarak beberapa blok, ia telah sampai pada taman dengan penuh kenangan tersebut.

Sesampainya disana, matanya mencari kesegala arah untuk menemukan rumah berdesain tradisional.

" Ketemu! "

Beberapa meter dari sana, ia pun menemukannya. Dengan marga yg Yuuki sebut sebelumnya. Ia tersenyum sendu.

" Kirihaya... Yuuki... Jadi itu namamu ya? " 

(Y/n) memencet bel, lalu, keluarlah seorang wanita paruh baya dengan manik yg sama persis dengan lelaki itu. (Y/n) dipersilahkan masuk ke dalam.

" Anu, perkenalkan, saya Asuka (Y/n)... Etto, teman dari Yuuki... "

Mendengar perkataan tersebut, wanita itu langsung menangis, ia pun memeluk (Y/n).

" Eh? Oba-san? (bibi) "

" Yuuki... Selalu ingin bertemu denganmu... " isaknya.

" He? "

Bibi itu lantas melepas pelukannya dan pergi ke suatu ruangan. Saat kembali, ia membawa sebuah buku kecil dengan sampul bewarna kuning. Itu adalah buku diary nya.

" Yuuki, menitipkan ini padaku untukmu. Sebelum ia meninggal, dia pernah bilang kalau akan ada seorang gadis dengan tampang yg sangat berserakan seperti sadako hahaha. Jadi, dia ingin kau mengambil ini. "

(Y/n) terkekeh mendengarnya. Ia menatap wanita yg merupakan ibu dari pemandunya itu.

" ...Yuuki adalah orang yg baik. Meski dia nakal dan jahil. Dia akan melakukan apapun demi orang tercintanya. Dia benar-benar telah banyak membantuku selama ini. Oba-san, Yuuki sangat menyayangimu.  " Senyum lebar terukir pada wajahnya.

Wanita itu terharu, ikut tersenyum.

" Terima kasih banyak... Dia pasti senang memiliki teman seperti mu. "

" Ya... "

Setelah penyerahan diary itu, (Y/n) berdoa pada butsudan dengan foto Yuuki yg terpampang. Usai berdoa, (Y/n) pun pamit karna tak ingin merepotkan ibunya Yuuki lagi. 

Dalam perjalanan pulang, ia menyempatkan membaca buku itu. Lembar demi lembar ia lewati. Senyumnya masih terpampang dengan manis walau matanya ingin menangis.

5 Mei xxxx 

Aku berjumpa dengan seorang paman aneh dengan putrinya. Aneh sih, tapi mereka baik. Bahkan mereka memberiku es-krim, aku bersyukur karna paman itu bukan pedofil.

Langsung saja, guratan emosi terpampang pada pelipisnya. ' Kecil-kecil tapi gak tau sopan santun! '

14 Mei xxxx

Gadis itu menangis karna dia jatuh dari prosotan. Duh, cengeng sekali.

(Y/n) meringis kala membaca catatannya. ' Menyebalkan. ' Batinnya. Lalu, ia membuka lembar lagi.

Tapi dia imut...

Langsung saja, (Y/n) tertawa puas.

24 Mei xxxx

Sial, penyakitku kambuh lagi. Dokter bilang, aku tidak akan hidup sampai dewasa. Memangnya kau siapa sampai memutuskan aku akan hidup sampai kapan?!  Aku tidak ingin berada di rumah sakit sialan ini! Mereka hanya menyuntikku, mengambil darahku, kalau memang tidak bisa disembuh ya sudah! Jangan buang waktu kalian pada orang yg akan segera mati! Aku ingin bermain bersamanya lagi...

Lagi-lagi, eksperesi wajahnya berubah. Yuuki selama ini telah mengalami hal berat.

Sampai, ia telah berada di lembaran terakhir. (Y/n) kembali menitikkan air matanya.

Hoy, gadis pecicilan, kau sudah sampai disini? 

Gimana? Seru gak dengan perjalanannya? Yah, aku menulis ini sesaat akan meregang nyawa. Aku gak bisa mengatakan hal banyak. Namun, tetaplah hidup dengan bahagia. Tak apa jika kau melupakannya, tapi jangan lupa pada kebahagiaan dan berbagai macam hal indah yg pernah kau rasakan. 

Jangan jadi anak nolep lagi, sesekali pergilah keluar rumah. Carilah teman. Tak apa jika terkadang merepotkan, selama kau merasa baik-baik saja di dekatnya, jalankan saja. Para pilar dan Tanjiro orang yg baik kan? Jangan lupa pada kebaikan emreka. Pikullah rasa bahagia yg pernah kau dapat. 

Ada harga yg harus ditebus. Aku yakin kau tak menginginkan hal ini. Namun, (Y/n). Kau akan melupakan semuanya. Baik tentang aku, ataupun mereka. 

Sebuah kehormatan, aku dapat membantumu untuk yg terakhir kalinya.

Yuuki.

Kertas itu basah akan bintik-bintik dari deraian air mata. Semilir angin menghujam dirinya hingga rambutnya terbang kesana-kemari.

" Bagaimana bisa aku lupa? Bagaimana aku bisa melupakan kalian... Aku tak ingin melupakanmu, Shion, Hashira, Zenitsu, Inosuke... Tanjiro.  Kalian adalah... Orang yg berharga bagiku " Bisiknya pada udara.

Kejadian hari ini membuatnya sangat lelah. Hingga ia memutuskan untuk pulang dan kembali tertidur. 

Pada saat petang, ia kembali terbangun karna abangnya menggedor pintu kamarnya karna ingin meminta uang.

(Y/n) mengucek matanya yg sembab. Ia merasa terheran dengan kondisi dirinya yg acak-acakan.

" Eh? Aku tadi habis nangis? Lah? Eh... Tadi aku ngapain aja ya? " Bingungnya.

" (Y/N)! Nii-san mau ke kedai! Gak mau nitip, apa?! " Pekik abangnya dari luar.

" Mau dong! " Ia pun keluar dari kamarnya.

" NAH! Minta uang dulu! "

" Dih! Udah kerja masih aja minta uang! "

Abangnya--Riki mendelik, " Loh? Kok kau berantakan banget? Habis main bola? Tadi Kaa-san juga bilang, tadi pagi kau lari keluar kayak dikejar setan? "

" Dih, amit-amit. Gak tau juga sih, aku gak ingat. Emang tadi pagi aku ngapain ya? " 

" Ntah, tadi aku juga dengar kau manggil Yuuki ntah apa gitu. "

" Yuuki? Siapa? "

" Ya mana kutahu elah! Mana, pitihnya! "

" Dih! Sabar dong!"


.

.

.

.

E

N

D


H

UAHAHAHAHHAHAHAHA AKHIRNYA SELESAIIII

EITS! Jangan langsung menyimpulkan kalau ini sudah selesai :3

Emang udah epilog, tapi belum benar-benar END!

Ditunggu selengkapnya yah! End dari cerita inih! 😈


.


.

.

Stay Continued!

Continue Reading

You'll Also Like

277K 21.7K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
236K 31.4K 57
[Complete] + Ekstra Chap bercerita tentang Suzuki (y/n) dan suzuki Miyako yg tiba² saja terbangun dari tidur nya dan mendapati bahwa dirinya bukan l...
163K 19.4K 31
[ Revisi ] 𝙱𝚎𝚛𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚒𝚜𝚠𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚗𝚊𝚖𝚊 𝙽𝚘𝚖𝚞𝚛𝚊 𝚂𝚊𝚔𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚑𝚘𝚋𝚒 𝚖𝚎𝚗...
21.4K 1.7K 27
"Aku benar-benar harus masuk di semester seperti ini?" -Fukiko Umehara--you- "EEEEEHHHH,Murid baru?" 1-A Hero class Yuuei Imagine if you be a new st...